Oleh :
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Kegiatan 3
DAFTAR PUSTAKA 9
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui teori state of nature.
1.3.2 Untuk mengetahui perbedaan teori state of nature menurut John
Locke dan Thomas Hobbes.
3
1.3.3 Dapat berpikir kritis mengenai hubungan pembentukan Negara
Indonesia dengan teori state of nature.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Pengertian
2.1.1 Teori adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan
penemuan, didukung oleh data dan argumen. (KBBI V)
2.1.2 Negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau
daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan
pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat
sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. (KBBI V)
2. 2 Pembahasan Materi
Pada zaman praaksara kehidupan manusia dibagi menjadi beberapa
zaman. Pertama, zaman batu tua atau Paleolitikum, pada zaman ini manusia
sudah mengenal hidup berkelompok dengan jumlah anggota mulai dari 10
hingga 15 orang dan hidup berpindah-pindah dari satu tepat ke tempat
lainnya (nomaden). Dari zaman Paleolitikum, kehidupan manusia
berkembang ke zaman batu tengah (Mesolitikum), pada zaman ini manusia
sudah mengenal sistem kehidupan bermasyarkat sehingga mereka tidak lagi
berkelompok. Selain itu, tempat tinggal manusia pada zaman Mesolitikum
juga sudah menetap atau tidak lagi hidup berpindah-pindah tempat. Dalam
perkembangan selanjutnya zaman Mesolitikum digantikan oleh zaman batu
muda (Neolitikum). Pada zaman ini, kehidupan manusia sudah mulai
berkembang pesat, manusia sudah mulai berevolusi dengan mulai
mengembangkan bercocok tanam, beternak dan kegiatan lainnya . Zaman
batu Megalithikum merupakan masa berakhirnya zaman batu. Di zaman ini
terdapat banyak perkembangan yang dilalui oleh manusia, terutama
dibidang keagamaan. Sehingga di zaman ini tidak hanya menghasilkan alat
namun juga menghasilkan berbagai upacara keagamaan serta kepercayaan.
Dari penjelasan terkait perkembangan manusia di zaman praaksara
tersebut, dapat diketahui bahwa kehidupan manusia senantiasa bekembang
dari masa ke masa. Pada zaman praaksara ini, manusia belum mengenal
5
adanya Negara. Dengan demikian, pada zaman tersebut manusia berada
dalam keadaan tak bernegara. Keadaan tak bernegara disebut keadaan
alamiah (state of nature, atau status naturalis); individu hidup tanpa
organisasi dan pimpinan ( dalam Ari, 1999). Situasi pra Negara ini
digambarkan sebagai keadaan tanpa hukum, tanpa Negara dan pemerintah
yang mengatur hidup bersama.
Menurut Thomas Hobbes, ketika belum perjanjian sosial belum ada,
manusia diandaikan hidup dalam keadaan pra masyarakat atau state of
nature, kondisi di mana terdapat kebebasan mutlak dari setiap individu
(absolute freedom). Manusia berada dalam kedudukan yang sama, dan
melakukan berbagai cara untuk membela haknya. Mereka berada dalam
situasi persaingan. Akibatnya individu-individu saling curiga mencurigai
dan bersikap bagaikan serigala terhadap manusia lainnya (homo homini
lupus).
Sedangkan menurut John Locke manusia pada situasi state of nature
secara alamiah adalah baik dan bebas untuk menentukan dirinya dan
menggunakan miliknya dengan tidak tergantung pada hak orang lain. Ia
percaya bahwa dalam absolute freedom tersebut tidak ada absolute chaos,
dan state of war ala Hobbes tidak sama dengan state of nature. Locke
berpendapat bahwa manusia adalah makhluk sosial, digerakkan oleh ration
bukan nafsu. Manusia punya kalkulasi dengan tidak sembarang membunuh,
dan merugikan orang lain. Ada hukum alam, di mana orang tidak boleh
mengambil lebih dari pada apa yang dibutuhkannya.
Dengan demikian, (seperti dalam Ari, 1999) dalam menggambarkan
keadaan alamiah ini (state of nature) timbul perbedaan di antara pemikir-
pemikir politik di barat. Menurut Thomas Hobbes, keadaan alamiah itu
merupakan keadaan sosial yang kacau balau, ganas, kejam, dan tidak
mengenal keadilan. Berbeda dengan Thomas Hobbes, John Locke
menggambarkan keadaan ilmiah sebagai taman firdaus di dunia, tempat
manusia hidup bebas dan sederajat menurut kehendak hati mereka sendiri.
Bagi Locke, keadaan alamiah ini sudah bersifat sosial, karena manusia
hidup rukun dan tentram sesuai dengan hukum akal (law of reason) yang
6
mengajarkan pada manusia tidak boleh mengganggu hidup, kesehatan,
kebebasan dan milik sesamanya. Sejalan dengan John Locke, J.J Rousseau
juga melukiskan keadaan alamiah sebagai keadaan sebelum manusia
melakukan dosa, atau suatu keadaan aman dan bahagia.
Meskipun John Locke dan J.J Rousseau berbeda pendapat dengan
Thomas Hobbes mengenai kondisi pada keadaan pra Negara, tetapi
keduanya sejalan dalam hal pemikiran bahwasanya keadaan alamiah tidak
dapat seterusnya berlangsung. Dengan berakhirnya zaman sebelum manusia
mengenal Negara (pra Negara), maka manusia memasuki zaman sesudah
manusia memasuki kehidupan bernegara. Peralihan keadaan pra Negara
(state of nature) menjadi keadaan bernegara (civil state, status civilis) terjadi
melalui perjanjian yang dibuat secara sengaja atau tidak sengaja oleh semua
manusia yang pada waktu itu mendiami suatu wilayah tertentu.
Selanjutnya mengenai masalah asal-mula Negara, terdapat salah
satu teori tertua dan terpenting menganai hal tersebut yakni teori kontrak
sosial. Teori kontrak sosial menganggap perjanjian (kontrak) sebagai dasar
dari hubungan Negara dan masyarakat. Teori kontrak sosial dapat
ditemukan dalam tulisan-tulisan sepanjang sejarah, mulai dari pemikiran
politik klasik India Arthasastra gubahan Kautilya, rasionalisme dalam
tulisan-tulisan filosof Yunani kuno hingga teori-teori Thomas Hobbes, John
Lock dan J.J Rousseau.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Keadaan tak bernegara disebut keadaan alamiah (state of nature, atau
status naturalis) merupakan keadaan dimana individu hidup tanpa
adanya organisasi dan pimpinan. Teori state of nature merupakan teori
yang menggambarkan kondisi pada saat keadaan pra Negara.
3.1.2 Dalam menggambarkan keadaan alamiah (state of nature) timbul
perbedaan di antara pemikir-pemikir politik di barat. Menurut Thomas
Hobbes, keadaan alamiah itu merupakan keadaan sosial yang kacau
balau, ganas, kejam, dan tidak mengenal keadilan. Berbeda dengan
Thomas Hobbes, John Locke menggambarkan keadaan ilmiah sebagai
tempat manusia hidup bebas dan sederajat menurut kehendak hati mereka
sendiri. Bagi Locke, keadaan alamiah ini sudah bersifat sosial, karena
manusia hidup rukun dan tentram sesuai dengan hukum akal (law of
reason) yang mengajarkan pada manusia tidak boleh mengganggu hidup,
kesehatan, kebebasan dan milik sesamanya.
3.1.3 Terbentuknya negara secara teoritis adalah anggapan para ahli pada
wilayah hukum dan tata negara tentang terbentuknya negara, bukan
murni berdasarkan keadaan faktual yang terjadi di lapangan, tetapi hasil
pemikiran tentang bagaimana asal mula terbentuknya negara. Terdapat
tiga teori terjadinya negara yaitu hukum alam, teori ketuhanan dan teori
perjanjian masyarakat. Salah satunya pada teori perjanjian masyarakat
dipelopori oleh ahli-ahli seperti Thomas Hobbes, John Locke, dan J.J
Rousseau. Menurut Thomas Hobbes (1588-1679) syarat membentuk
negara adalah dengan mengadakan perjanjian bersama individu-individu
yang tadinya dalam keadaan alamiah (state of nature) berjanji akan
menyerahkan semua hak-hak kodrat yang dimilikinya kepada seseorang
atau sebuah badan (Goyena & Fallis, 2019). Jadi memang benar
pembentukan negara Indonesia termasuk dalam teori state of nature
8
karena memang pembentukanya bukan murni keadaan faktual, tetapi
berdasarkan perjanjian-perjanjian ataupun hasil pemikiran dan
perjuangan para pejuang bangsa Indonesia.
9
DAFTAR PUSTAKA
10