(a) manusia dan sifatnya. Perbedaan : - Menurut Locke, tentang pemahaman manusia, tidak mungkin ada pengetahuan yang murni dari bawaan sejak lahir: sebaliknya, semua yang kita tahu, harus berasal dari pengalaman, melalui tindakan dunia fisik pada organ indera kita. Ini adalah pandangan yang sekarang dikenal sebagai empirisme, pandangan yang masih sentral. Sedangkan menurut Hobbes, ia menekankan bahwa manusia dan sifatnya adalah berasal secara alamiah. Ia juga menerapkan aturan hukum kodrat (alamiah) ke dalam ranah politik. (b) konsep tentang kontrak sosial. Perbedaan : - Menurut Hobbes, Kontrak sosial didasarkan pada kekuatan naturalistik (alamiah) yang mendorong manusia. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau Hobbes ternyata jadilah seorang materialis, untuk siapa segala sesuatu di alam semesta ini jasmani, mengesampingkan keberadaan hal-hal seperti roh atau jiwa yang tidak berwujud. Berbeda dengan Locke yang memandang bahwa manusia lahir untuk megikuti pengalaman yang membentuk perilaku mereka. Persamaan : - Hobbes dan Locke mengambil contoh kecil kontrak sosial dari keluarga inti. Mereka melihat bahwa setiap anak harus mematuhi apa yang diperintahkan oleh orang yang mengasuhnya. Oleh karena itu, orang yang membesarkannya memiliki wewenang atas anak tersebut. Intinya mereka berdua memiliki satu tujuan pada saat mencetuskan teori Kontrak Sosial ini, yaitu memberikan solusi pada pergolakan masyarakat Inggris kala itu, mereka menganggap bahwa kesepakatan bersama dianggap sebagai kunci peredam konflik. (c) pembagian kekuasaan negara. Persamaan : - Menurut Locke, selain pendapatnya tentang pemisahan kekuasaan yang terbagi ke dalam tiga lembaga, Locke juga menekankan fungsi negara untuk menjamin kehidupan masyarakat di dalamnya. Bahwa dalam keberadaannya, sebuah lembaga tidak bebas begitu saja dari pengawasan masyarakat. Pendapat Hobbes yang serupa bahwa setiap anggota masyarakat saling membuat kesepakatan untuk melepaskan hak-hak mereka dan kemudian disalurkan ke beberapa lembaga negara untuk dapat dijalankan dengan baik karena kekuasaan yang tertib dan kuat adalah kekuasaan yang berada di bawah sebuah lembaga yang diberikan kedaulatan oleh rakyatnya. Perbedaan : - Locke berpendapat tentang pembagian kekuasaan yang menekankan pemikirannya kepada separation of power atau dikenal dengan pemisahan kekuasaan. Sedangkan Hobbes lebih menekankan kepada tindakan manusia yang bebas akan memiliki kehendak sesuka hatinya dan pasti akan timbul konflik dalam masyarakat untuk mempertahankan kebebasannya. Masyarakat akan mempertahankan kehendaknya yang akan menjadi peperangan kekuatan dan penipuan untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing. Intinya Hobbes sangat mendorong kekuasaan yang mutlak sedangkan Locke mendorong adanya pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislatif dan federatif. (d) Gagasan yang dianggap cocok untuk kondisi Indonesia saat ini adalah pendapat John Locke bahwa semua yang diketahui oleh manusia adalah berdasarkan pengalaman hidupnya, maka mengapa orang Indonesia selalu bilang “makanya dengerin apa kata orang tua” karena orang yang lebih tua lebih memiliki banyak pengalamannya. Sumber : - Philosophy of Information by Pieter Adriaans - Philosophy: 100 Essential Thinkers – The Philosophy Book: Big Ideas Simply Explained
Abraham Maslow, dari hierarki kebutuhan hingga pemenuhan diri: Sebuah perjalanan dalam psikologi humanistik melalui hierarki kebutuhan, motivasi, dan pencapaian potensi manusia sepenuhnya