Anda di halaman 1dari 9

THOMAS

HOBBES
oleh :
1. Dimitri Antika 15/379379/FI/04050
2. Dwicahyo Kamandanu 18/429608/FI/04519
3. Fadly Al Lutfi Jaslin Dano 17/411974/FI/04345
 
Biografi Hobbes
Hobbes sebagai salah satu filsuf penting abad 17,
telah memberikan gagasan atau idenya yang cukup
komprehensif kepada khazanah filsafat ilmu sosial dan
politik, terlepas apakah konsep atau teori yang dia
bangun memiliki sisi buruk. Selain itu, cara
pendekatan yang ia pakai juga berbeda, tidak sama
dengan filsuf-filsuf semadzab; sezamannya: Locke,
Berkeley, dan Hume. Pendekatan yang ia pakai adalah
pendekatan yang ditekankan pada rasionalitas, bahwa
dalam tubuh sosial, fenomena-fenomenanya dapat
dita pahami tanpa perlu mengalaminya: melalui
metode matematis.
PEMIKIRAN HOBBES TENTANG
FILSAFAT SOSIAL DAN POLITIK
Sifat alami manusia (Human Nature)
 Hobbes berpendapat bahwa untuk memahami bagaimana dan mengapa
pemerintahan atau negara diperlukan dengan berangkat dari sifat alami
manusia. Melalui pemahaman kita terhadap sifat alami manusia, maka
menjadi logis kenapa pemerintahan atau negara itu diperlukan. Hobbes
memberikan dua kunci memahami sifat alami manusia: pengetahuan
terhadap diri sendiri (self-knowledge) dan pengetahuan terhadap prinsip
fisis ( knowledge of principle physics). Yang pertama mengindikasikan
kepada kita untuk memahami bahwa manusia terdiri dari beragam
pemikiran, harapan, dan ketakutan yang berbeda-beda. Sedangkan
yang terakhir mengindikasikan untuk memahami individu dalam tubuh
sosial (Wolff, 1996:9) . Hal ini berangkat dari latar belakang Hobbes
sebagai materialis, bahwa untuk mengenal bagaimana dinamika sosial,
harus berangkat dari pemahaman yg fisis; yang nyata. Ini yang
kemudian digunakan Hobbes untuk menganalogikan Kondisi Alamiah.
Kondisi Alamiah (State of Nature)
 Dalam Kondisi alamiah tidak ada keadilan maupun
ketidakadilan; benar maupun salah. Tidak ada nilai moral
yang dapat diterapkan (Wolff, 1996:10). Hobbes menyebutnya
sebagai kebenaran alamiah dari kebebasan (Nature Right of
Liberty). Seperti halnya John Locke, sebagai seorang
materialis, Hobbes mengandaikan bahwa ketika negara atau
sebuah pemerintahan tidak ada, maka akan mengarahkan
kepada kerusuhan dan brutalitas akan terjadi dimana-mana,
yang merupakan implikasi dari Kondisi alamiah dari
kebebasan. Inti dari sudut pandang kondisi alamiah Hobbes
adalah ketiadaan pemerintahan (atau negara), sifat
alami manusia pasti akan membawa kita ke dalam
konflik yang parah (Wollf, 1996:9)
Konservasi Gerak (Conservation of Motion)
 Inti dari teori ini adalah, segala sesuatu selalu bergerak tak
pernah beristirahat atau berhenti. Hobbes menggambarkan
bahwa dalam dinamika sosial, konservasi gerak adalah suatu
kondisi logis, karena masyarakat selalu berusaha mencari
objek diluar dirinya untuk dijadikan tempat berlindung dari
ancaman kematian atau mengatasi ketakutan dan
membatasi hasrat yag berlebihan pada tiap individu. Pada
akhirnya dengan lantang Hobbes mengatakan, ketakutan
kita akan kematian, membawa kita untuk menciptakan
sebuah negara. Ketika kondisi ini diandaikan tanpa sebuah
negara, maka asumsi (dalam kondisi alamiah) All Against
All akan terjadi (Wollf, 1996: 10).
Hukum alamiah (The Laws of Nature)
 Hukum Alamiah telah ada dalam Kondisi Alamiah. Hobbes mengatakan
bahwa ada tiga hukum fundamental dalam Hukum Alamiah. Pertama,
setiap orang harus mengusahakan Perdamaian, sejauh dia memiliki
harapan untuk mendapatkannya; dan ketika dia tidak dapat
memperolehnya, maka dia dapat mencari, menggunakan semua
bantuan, dan keuntungan dari Perang. Kedua, menginstruksikan
kita untuk melepaskan hak kita pada semua hal, asalkan orang lain
juga mau melakukannya, dan masing-masing harus puas dengan
kebebasan sebanyak-banyaknya terhadap orang lain; karena dia akan
membiarkan orang lain melawan dirinya sendiri. Ketiga, yang
khususnya penting bagi argumen teori Kontrak Sosial Hobbes di
kemudian hari bagi negara, adalah untuk membatalkan perjanjian
atau kesepakatan apa pun yang masyarkat buat. (wolff, 1996:14-
15) Poin terakhir digunakan Hobbes untuk membuat konsep Leviathan.
Teori kontrak sosial
 Ini adalah pemikiran pokok Filsafat Sosial Hobbes. Teori kontrak
sosial dapat diartikan, bahwa manusia atau individu secara suka
rela menyerahkan hak-haknya serta kebebasannya pada
penguasa (pemerintahan atau negara) . Dalam kontrak sosial,
diatur bagaimana mereka harus hidup dan mematuhi undang-
undang. Namun terdapat satu hak yang tak diberikan kepada
inividu: hak untuk mempertahankan diri. Lebih jauh, kontrak sosial
tersebut hanya berlaku di antara individu dengan individu, bukan
individu dengan Negara. Hal ini berarti bahwa Negara bebas
dari keterikatan janji; berkehendak bebas. Jadi, bisa diketahui
bahwa bentuk Negara dalam doktrin Hobbes ini tiada lain adalah
pemerintahan despotik dengan kepatuhan total sebagai
esensi utama Negara kekuasaan tersebut.
Leviathan
 Dalam mitologi Timur Tengah, Leviathan adalah sejenis monster
(mahluk raksasa) yang paling kuat dan ditakuti oleh mahluk-mahluk
lainnya. Dengan demikian, ia pun berkuasa mutlak atas mereka yang
lemah. Kekuatan seperti inilah yang diinginkan Hobbes pada Negara.
Hobbes berpendapat bahwa dalam tubuh sosial kenapa selalu terjadi
konflik, itu disebabkan karena Negara lemah. Hobbes mengatakan
bahwa hal tersebut dapat dicegah dengan membuat kekuasaan
Negara menjadi mutlak dan sentral. Sebab menurut dia, jika
kekuasaan itu terbagi-bagi atau dalam artian demokrasi; otonom,
maka konflik akan mudah lahir. Dengan kata lain, pemerintahan atau
Negara yang diinginkan oleh Hobbes adalah Monarki Absolut, yang
dipimpin oleh penguasa yang tegas dan bermental despotik. Ini
membuat Hobbes menolak dengan lantang sistem demokrasi,
karena hanya membuat Negara tampak lemah.
Sekian Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai