Anda di halaman 1dari 10

FILSAFAT SOSIAL

ARISTOTELES

Aminah Azzharo 18/429602/FI/04513


Ali Rohmat 18/426758/FI/04463
Andika Pranata 17/408864/FI/04297
Pengertian Filsafat Sosial

 Filsafat sosial adalah salah satu cabang filsafat yang membicarakan tentang
hakikat kehidupan manusia bersama dengan manusia lainnya. Dengan
demikian filsafat sosial sangat berkaitan erat dengan filsafat manusia serta
etik umum sebagai norma-norma kesusilaan dalam kehidupan individu
bersama masyarakat.
Hubungan Individu dengan Masyarakat

 ubungan individu dengan masyarakat, devinisi masyarakat menurut


Aristotels, yaitu pada kodratnya manusia adalah makhluk sosial, masyarakat
adalah suatu tempat penyempurnaan manusia sebagai manusia. Negara
adalah lembaga tertinggi bagi masyarakat.
Ajaran Filsafat Sosial Aristotels
 1.  Ajaran Tentang Asal mula Masyarakat

Ada dua bentuk asosiasi manusia yang bersifat dasar dan essensial, yaitu
asosiasi antara laki-laki dan wanita untuk mendapatkan keturunan, dan asosiasi
antara penguasa dan yang dikuasai. Kedua asosiasi ini bersifat naturalistic (tidak
disengaja) yang maksudnya jika asosiasi tersebut terjadi secara alami
berdasarkan kodrat dan naluri dimikili oleh setiap individu. Negara berasal dari
perkumpulan kampung/dusun, sedangkan dusun berasal dari kumpulan keluarga
yang terbentuk secara alamiah. Ciri-ciri negara : merdeka penuh (full
independent), memenuhi kebutuhan sendiri (self sufficiency) dan memiliki
pemerintahan sendiri (self government). Negara adalah suatu ‘natural group’,
dan manusia adalah makhluk sosial (zoon politicon). Masyarakat manusia
memiliki dasar kultur dan dasarnya yang alamiah.
  2. Ajaran Tentang Organisasi Sosial

Aristoteles membagi ilmu tentang keluarga kedalam empat bagian :


1.      Tentang hubungan antara tuan dengan budaknya.
2.      Tentang hubungan antara suami dengan istri.
3.      Tentang hubungan antara orangtua dengan anaknya.
4.      Tentang ilmu atau seni keuangan.
 3.   Ajaran Tentang Organisasi Politik

Aristoteles mengemukakan pembagian fungsi pemerintahan kedalam


fungsi legislatif, eksekutif, dan judikatif, dengan maksud agar terdapat
pengawasan satu sama lain. Ada enam bentuk fundamental daripada negara,
yaitu : pemerintahan oleh seseorang disebut ‘Monarki’ apabila baik dan
‘Tyrani’ apabila buruk. Pemerintahan oleh sejumlah orang disebut
‘Aristokrasi’ apabila baik dan ‘Oligarkhi’ apabila buruk, pemerintahan oleh
banyak orang disebut ‘Demokrasi’ dalam bentuk baik maupun korup.
  Ajaran Tentang Sosial Development

Aristoteles mengemukakan bahwa monarki adalah merupakan bentuk


pemerintahan yang paling tua dan primitif, yang bersumber langsung dari
kekuasaan laki-laki dalam keluarga patriarchal. Aristokrasi adalah bentuk
pemerintahan yang dipimpin oleh kaum bangsawan yang memerintah untuk
orang banyak. Dalam pikiran Aristoteles sebab-sebab daripada revolusi
adalah bersifat psikologis dan karenanya dapat dicegah.
 Aristoteles dan Demokras
Pemerintahan oleh satu orang, jika diabdikan untuk kepentingan umum disebut
Monarki, sedangkan jika diabdikan untuk kepentingan pribadi disebut Tirani.
Pemerintahan oleh sekelompok atau beberapa orang, jika mengabdi untuk
kepentingan masyarakat umum disebut Aristokrasi. Sebaliknya disebut Oligarki
jika mengabdi untuk kepentingan kelompok saja. Pemerintahan oleh banyak
orang, jika diabdikan untuk kepentingan bersama bagi banyak orang (termasuk
yang diwakili aspirasinya, karena tidak langsung duduk dalam pemerintah)
disebut Demokrasi, sedangkan dalam bentuk yang buruk (negatif) dari
pemerintahan oleh banyak orang, yaitu jika keikutsertaan banyak orang itu
digunakan untuk berkelahi disebut Mobokrasi. Mobokrasi, sebagai bentuk lawan
dari demokrasi ini, menurut istilah asli dari Aristoteles disebut “polity”.
 Contoh penerapan pemikiran Aristoteles yang diterapkan di Indonesia
1. Penerapan sistem legislatif, eksekutif, yudikatif dalam pemerintah di
Indonesia.
2. Pemikiran Aristoteles digunakan oleh Notonegoro dalam Filsafat Pancasila
tentang hakikat manusia, hakikat rakyat dan sebagainya.
 Ajaran Tentang Etika Sosial

Aristoteles menyatakan bahwa negara adalah suatu asosiasi yang tidak semata-mata bertujuan
untuk menyelenggarakan perlindungan bersama atau mengusahakan kemakmuran komersial. Ada tiga
kesejahteraan atau kehidupan individu yang bahagia menurut Aristoteles, yaitu :

5.      External goods, or wealth (kekayaan).


6.      Good of the body, or health (kesejahteraan).
7.      Goods of the soul, or intelligence and character (kecerdasan atau karakter).

Sistem sosial yang baik menurut Aristoteles adalah suatu sistem dimana setiap orang dapat berbuat
sebaik-baiknya dan hidup bahagia. Dengan demikian idealisme Aristoteles tentang masyarakat adalah
merupakan idealisme seimbang antara kemakmuran material, kesehatan fisik, kecerdasan yang tersebar,
dan karakter yang merata.

Anda mungkin juga menyukai