Anda di halaman 1dari 17

TEORI-TEORI

NEGARA
KELOMPOK 2
Anggota
kelompok
Aldi eka nugraha
Gledis Glesela Arnelia
Johanes Fabio
Muhammad Jiuu Zaidan
Nursaadah
Satriya Arga Wilis
Sellamita Azahra
Virda Aleyda
PEMBAHASAN
TEORI-TEORI NEGARA

TEORI HUBUNGAN

ANTAR NEGARA

TEORI ASAL MULA

NEGARA (PANDANGAN

PEMIKIR ISLAM)
TEORI NEGRA FORMAL
Teori ini memandang bahwa negara sebagai sebuah lambang
formal dengan sudut pandang normatif dan yuridis (hukum).
Negara dikaji dengan memperhatikan konstitusi /aturan
yang ada di dalamnya dengan struktur kelembagaan yang
berpola secara formal. Negara lebih dipandang sebagai
sebuah struktur statis daripada sebagai refleksi peroses
politik dalam dinamika masyarakat.negara dipandang
sebagai perwujuda seperangkat aturan normatif atau
negara dipandang dari sudut kesejahteraannya secara
deskriptif. Negara di pandang dari sudut ideal apa yang
seharusnya dilakukan oleh negara. Menurut teori formal,
fungsi negara sebagai peniaga keterlibatan masyarakat.
Negara dituntut untuk memenuhi yang menjadi kesepakatan
antara negara dan warga negaranya.

ILMU NEGARA
Dr. Putera Astomo,S.H., M.H.
Teori Negara Kapitasil Klasik

teori ini memandang bahwa negara sebagai organ


kemasyarakan dengan peran yang kecil. Negara di pandang
sebagai lembaga untuk memberikan pelayanan social (social
service). Negara-negara penganut konsep negara kapitalis
memiliki bentuk lembaga kekuasan politik yang mengandung
empat unsur yang meliputi sebagai berikut.
·Kekuasaan politik dilarang mengatur proses produksi
menurut kriterianya sendiri.

ILMU NEGARA
Dr. Putera Astomo,S.H., M.H.
Kekuasaan politik dilarang mengatur proses
produksi menurut kriterianya sendiri.
Kekuasaan politik secara tidak langsung melalui
mekanisme pemakaian dan ketergantungan pada
pasar kapital dan tergantung pada kehendak
pribadi.
Setiap orang yang meduduki posisi kekuasaan
pada dasarnya berkeinginan memajukan kondisi
yang kondusif. Hal ini di sebabkan karena
negara tergantung pada proses yang berada di
luar kemampuannya sendiri untuk melakukan
penaatan.
Dalam rezim politik yang demokoratis setiap
kelompok atau partai dapat berkuasa sepanjang
memenangkan pemilihan umum
Teori Negara Marxis Klasik
Karl Marx memandang bahwa negara sebagai badan yang
tidak independen. Negara hanya berfungsi sebagai panitia
(committee) yang bertugas melayani kepentingan kaum
borjuis yang merupakan kaum dominan dalam negara.
Negara hanya berperan sebagai pelengkap untuk memenuhi
keinginan kaum pemilik modal.

ILMU NEGARA
Dr. Putera Astomo,S.H., M.H.
Teori Negara Bonapartis
Teori Negara ini merupakan versi lain dari teori negara Marx,yang dihasilkan dari
studinya di perancis di bawah Louis Bonaparte. Dalam teori ini,negara tidak hanya
dipandang sebagai alat yang berkuasa dan tak sekedar pengelola kepentingan kaum
borjouis. Negara mempunyai kemandirian ralatif sehubungan untuk mempertahankan
sistem kapitalisme.
Perubahan pandangan ini dipicu adanya pertentangan antara golongan pemilik modal
dengan kaum buruh. Para kaum buruh menuntut perbaikan kesejahteraan,termasuk
upah dan hak untuk mogok yang di tolak kalangan pemilik modal karena akan
mengurangi akumulasi keuntungan. Dalam kondisi ini, negara menyadari tidak di
penuhinya tuntutan itu akan berpengaruh terhadap tujuan jangka Panjang negara
dan hanya akan melanggengkan kapitalisme. Oleh sebab itu tekanan kelas borjuis
ditolak oleh negara dan negara bertindak sendiri. Negara tidak lagi menjadi alat
pribadi dari kelas borjuis, melainkan menjadi alat sistem kapitalisme. Ada suatu
spekulasi bahwa negara bonapartes ini tercipta dalam keadaan dimana kelas borjuis
sudah dikalahkan dan kelas buruh sudah cukup kuat untuk menguasai negara
ILMU NEGARA
Dr.Isharyanto, S.H.,M.HUM.
Teori Negara Pluralis
Teori ini melihat negara sebagai alat yang netral dari aktor-aktor
sosial politik yang menguasai atau mempengaruhi negara. Paham
ini menekankan peran penting dari heterogenitas masyarakat.
Masyarakat terdiri dari beragam kelompok kekuatan sosian politik
yang saling berinteraksi. Menuturut paham ini, tidaklah mungkin
ada satu kelompok secara eksklusif mengendalikan negara, yang
mungkin terjadi adanya kelompok tertentu yang lebih dominan di
bandingkan dengan kelompok yang lain.
Negara, menrut paham ini,mencerminkan pluralisme yang ada
dalam masyarakat dengan jalan menjadikan dirinya cermin
pluralitas, serta dengan melaksanakan kebijakan sejalan dengan
keragaman kepentingan masyarakat. Semua kelompok,golongan
atau kepentingan,Bersama-sama mempengaruhi dan mengendalikan
negara sebagai alat yang netral

ILMU NEGARA
Dr.Isharyanto, S.H.,M.HUM
Teori Negara Korporasi
Menurut Kevin Passmore, gagasan korporatifme secara sederhana di
artikan sebagai sebuah proses pengambilan putusan atau kebijakan
yang dilakukan oleh lembaga badan yang terorganisir. Lembaga yang
ada itu mencerminkan kepentingan-kepentingan yang ada, seperti
serikat buruh, organisasi pengusaha, kelompok keluarga dan petani,
dan sebagainya. Dan itu tidak termasuk pemerintah atau parlemen.
dalam pandangan Passmore, korporatisme itu mempunyai motif
politik untuk mencitptakan proses politik yang tergonarisir. Jalan
yang di tempuh adalah mengikat setiap asosiasi yang ada sehingga
tunduk kepada kemauan negara, untuk menciptakan suatu patriotism
alamiah dari setiap kelas masyarakat. Gagasan ini telah berkembang
jauh ketika Platomenulis karya yang berjudul Republic, bahkan
secara praktis sudah dilaksanakan pada masa pemikiran abad
pertengahan Berjaya dalam wujud konkritnya yaitu pandangan
fungsional tentang masyarakat ILMU NEGARA
Dr.Isharyanto, S.H.,M.HUM
Teori Negara Strukturalis
Teori ini memperlihatkan bahwa negara memiliki
kemandirian secara relatif yang biasa disebut otonomi
relatif negara. Kemandirian negara dianggap lahir karena
terjadi konfigurasi struktural dari kekuatan-kekuatan yang
ada dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian,
kemandirian negara yang bersifat relatif itu muncul dari
perubahan social dan bukan negara yang memformasinya.
Dengan demikian, kemandirian negara tidak merupakan
inisiatif negara, mekainkan produk konfigurasi struktural
masyarakat
ILMU NEGARA
Dr.Isharyanto, S.H.,M.HUM
Teori Negara Organis
Teori ini memperlihatkan bahwa negara memiliki
kemandirian yang besar. Negara bukanlah cermin dari
tuntunan dalam masyarakat. Negara berperan aktif dalam
mengambil kebijakan non-demokratis sehingga negara tidak
melayanikepentingan umum Yang terjadi dalam sistem
totalirianisme yaitu suatu keadaan di mana akhirnya elit
negara berloba-lomba berkuasa guna memenuhi ambisi
kekayaan pribadi.

ILMU NEGARA
Dr.Isharyanto, S.H.,M.HUM
TEORI HUBUNGAN ANTAR NEGARA
Secara alamiah posisi manusia memiliki kaitan dan ketergantungan dengan manusia
lainnya. Hal tersebut tidak terkecuali pada posisi hubungan antar negara. Dalam
teori Manusia, manusia itu demikian pendapat Thomas Aquinas yang dalam hal ini
pengaruh Aristoteles terasa sekali, menurut kodratnya adalah makhluk sosial, makhluk
kemasyarakatan, oleh karena itu ia harus hidup bersama- sama dengan orang lain
dalam suatu masyarakat, untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya. Untuk itu
diperlukan penggunaan akal, pikirannya, yang telah diberikan kepadanya oleh kodrat
alam.
Sebab akalnya itu memungkinkan baginya mengetahui apa yang berguna dan apa yang
merugikan. Dan prinsip umum ini ia dapat memper- oleh pengetahuan tentang hal-hal
yang khusus. Tidak setiap orang dapat memiliki pengetahuan itu, pengetahuan itu
hanya dapat diper- olehnya dalam hidup bermasyarakat, maka dari itu hidup
bermasya- rakat merupakan suatu keharusan (Soehino, 1996; 58).Oleh karena prinsip
adanya hubungan antar bangsa dan atau negara dapat dipastikan ada dalam dunia
ini. Jika dikemukakan pola hubungan maka terdapat suatu bentuk teori hubungan
negara berdasarkan masyarakat atau kehidupan sosial yang sesung- guhnya
merupakan himpunan dari berbagai macam hubungan antara para anggotanya.
Hubungan-hubungan inilah yang pada akhirnya membentuk kehidupan sosial itu.
Pound mengembangkan suatu daftar kepentingan-kepentingan yang dilindungi oleh hukum, yang
dibaginya dalam tiga golongan, yaitu kepentingan- kepentingan umum, sosial dan perorangan. Dalam
kepentingan umum termasuk:
1) kepentingan terhadap negara sebagal suatu badan yuridis;
2) kepentingan terhadap negara sebagai penjaga dari kepentingan social (Sadjipto Rahardjo, 1982;
266-267).
Pada tahap lain kepentingan umum berbeda dengan kepen-
tingan perorangan. Kepentingan perorangan terdiri :
a) pribadi (fisik, kebebasan kemauan, kehormatan, privacy dan
kepercayaan serta pendapat).
b) hubungan-hubungandomestik(orangtua,anak,suami-isteri).
c) kepentingan substansial (milik, kontrak dan berusaha, keuntungan,
pekerjaan, hubungan dengan orang lain) (Sadjipto Rahardjo, 1982; 266- 267).
Sedangkan pada posisi kepentingan sosial misi yang dibawa meliputi sebagai berikut:
1) Keamanan umum;
2) Keamanan dan institusi-institusi sosial;
3) Moral umum;
4) Pengamanan sumber-sumber daya sosial
5) Kemajuan sosial dan
6) Kehidupan individu (pernyataan diri kesempatan kondisi kehidupan (Sadjipto Rahardjo, 1982; 266-
267).
Sebenarnya apa yang dibangun dalam pola hubungan antara
negara tidak terlepas dari nilai kepentingan-kepentingan umum, sosial dan perorangan. Tentunya
dapat ditegaskan dalam hal ini semakin tegas bentuk jalinan hubungan tersebut dijaga dengan baik,
maka semakin banyak pula manfaat dari hubungan yang dilakukan oleh antar negara

ILMU NEGARA
Muhammad Junaidi
TEORI ASAL MULA NEGARA
(PANDANGAN PEMIKIR ISLAM)
Ibnu Abi Rabi’, bahwa manusia tidak mungkin dapat mencukupi kebutuhan
alaminya sendiri tanpa bantuan yang lain, sehingga saling memerlukan, hal
itu mendorong mereka saling membantu dan berkumpul serta menetap di
satu tempat, dari proses ini maka tumbuh kota-kota,
Al-Farabi, manusia adalah mahluk sosial, yang mempunyai kecenderungan
alami untuk bermasyarakat, karena tidak mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri tanpa bantuan pihak lain, sedangkan tujuan bermasyarakat adalah
untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Al Mawardi, antara rakyat dan imam atau kepala negara terdapat suatu
kontrak atau perjanjian secara suka rela yang melahirkan adanya hak dan
kewajiban. Imam selain berhak untuk ditaati dan menuntut loyalitas, ia juga
mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi terhadap rakyatnya kontrak ini
dikemukakan pada abad ke XI. Di Eropa baru pada abad ke XVI.
Imam Ghazali, bahwa manusia adalah mahluk social, yang tidak dapat
hidup sendirian, yang disebabkan oleh dua factor: pertama, kebutuhan
keturunan untuk kelangsungan hidup; kedua, saling membantu dalam
penyediaan kebutuhan pokok.
ILMU NEGARA
Dr. Sri Kusriyah,S.H.,M.Hum.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa Teori-
Teori Negara Secara garis besar teori negara dibagi menjadi delapan
bagian yaitu, Teori Negara Formal, Teori Negara Kalpitalis Klasik,
Teori Negara Marxis Klasik, Teori Negara Bonapartis, Teori Negara
Pluralis, Teori Negara Korporasi, Teori Negara Strukturalis, dan Teori
Negara Organis. Adapun pengertian dari beberapa teori tersebut
salah satunya teori bonapartis Teori Negara ini merupakan versi lain
dari teori negara Marx,yang dihasilkan dari studinya di perancis di
bawah Louis Bonaparte.
Adapun Teori Hubungan Antar Negara yaitu karena prinsip adanya
hubungan antar negara dapat”. Tujuan social engineering adalah untuk
membangun suatu struktur masyarakat sedemikian rupa, sehingga
secara maksimum dicapai kepuasan akan kebutuhan- kebutuhan,
dengan seminimum mungkin benturan dan pemborosan. dipastikan ada
dalam dunia ini.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai