Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rita Eliza

Nim : 045346043

Prodi : Ilmu Hukum

TUGAS 2 ILMU NEGARA

1. Simpulkan ciri khas kedaulatan yang ada di Indonesia seperti kasus di atas
menggunakan konsep analisis dari Jean Bodin!

Jawab :

Jean Bodin ialah seorang filsuf politik yang terkenal dengan konsep kedaulatan
negara. Menurutnya kedaulatan negara merupakan kekuasaan tertinggi yang tidak
terbatas dan tidak dapat dipertanyakan oleh pihak manapun di dalam suatu negara.

Sifat atau ciri khas dari kedaulatan menurut Jean Bodin :

1)Tunggal
Ini berarti bahwa negaralah yang memiliki segalanya. Jadi, dalam negara tidak
adalah kekuasaan lainnya yang berhak menentukan atau membuat undang-undang
atau hukum.

2)Asli
Mengandung arti bahwa kekuasaan itu tidak berasal dari kekuasaan lain. Jadi, tidak
diturunkan atau diberikan kepada kekuasaan lain.
3)Abadi
Mengandung maksud bahwa negara mempunyai kekuasaan tertinggi atau
kedaulatan itu adalah negara, yang menurut pendapat Jean Bodin negara itu adalah
abadi.

4)Tidak dapat dibagi-bagi


Mengandung arti bahwa kedaulatan itu dapat diserahkan kepada orang atau badan
lain, baik sebagian atau seluruhnya.

Dalam konteks demokrasi Pancasila di Indonesia, ciri khas kedaulatan dapat dilihat
dari beberapa aspek, antara lain :

1. Kedaulatan rakyat
Dalam demokrasi Pancasila, kedaulatan negara berada pada rakyat sebagai
pemegang kekuasaan tertunggi. Rakyat memiliki hak suara untuk memilih
pemimpin dan wakil rakyat yang akan mewakili mereka dalam pemerintahan.
Dengan demikian, keputusan-keputusan yang diambil oleh pemerintah berasal dari
suara mayoritas rakyat.
2. Pengakuan hak asasi manusia
Pancasila juga mengakui hak asasi sebagai nilai dasar yang harus dijunjung tinggi
dalam pemrintahan. Dalam demokrasi Pancasila, kekuasaan negara tidak boleh
digunakan untuk merugikan hak asasi manusia, seperti hak atas kebebasan
berpendapat, berkumpul, dan beragama.
3. Keseimbangan kekuasaan
Dalam demokrasi Pancasila, kekuasaan negara dibagi menjadi tiga canag, yaitu
eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Setiap cabang memiliki fungsi dan
kewenangannya masing-masing, sehingga tidak ada satu cabang pun yang bisa
menguasai seluruh kekuasaan negara.
Keunggulan dari demokrasi Pancasila ini adalah mampu menciptakan kestabilan
politik dan meminimalisir konflik di dalam masyarakat. Dengan demokrasi Pancasila,
rakyat memiliki hak suara dan keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan
politik, sehingga kepentingan masyarakat leboh terakomodasi. Selain itu, pengakuan
hak asasi manusia dan keseimbangan kekuasaan juga memastikan bahwa pemerintah
tidak berkuasa secara absolut dan tidak merugikan hak-hak rakyat. Dalam hal ini,
dapat dilihat bahwa ciri khas kedaulatan yang ada di Indonesia pada demokrasi
Pancasila adalah terletak pada kedaulatan rakyat, pengakuan hak asasi manusia, dan
keseimbangan kekuasaan, yang dimana hal ini sudah sesuai dengan konsep analisis
kedaulatan negara dari Jean Bodin.

Referensi :

BMP HKUM4209
Bodin, Jean. (1576). Six Livres da la Republique. Paris:Chez Jacques du Puys.

2. Legitimasi eliter mendasarkan hak untuk memerintah pada kecakapan khusus


suatu golongan untuk memerintah. Paham legitimasi itu berdasarkan anggapan bahwa
untuk memerintah masyarakat diperlukan kualifikasi khusus yang tidak dimiliki oleh
seluruh rakyat. Mereka yang memilikinya merupakan elite masyarakat dan dengan
sendirinya berhak untuk memegang kekuasaan. Legitimasi eliter dapat dibedakan
sekurang-kurangnya menjadi empat macam. Hal yang tertua adalah legitimasi
aristokrasi; secara tradisional satu golongan, kasta, atau kelas dalam masyarakat
dianggap lebih unggul dari masyarakat lain dalam kemampuan untuk memimpin,
biasanya juga dalam keadaan kepandaian untuk berperang.

Berdasarkan analisis saya, Demokrasi Pancasila semdiri memiliki keunggulan dalam


bentuk legitimasi eliter pada subjek wewenang karena didasarkan pada prinsip-prinsip
Pancasila yang mendasarinya. Hal ini dapat dilihat dengan jelas dimana Pancasila
yang merupakan ideologi negara Indonesia menempatkan manusia sebagai subjek
utama dari segala kebijakan dan tindakan negara. Oleh karenanya kekuasaan dalam
demokrasi Pancasila berada di tangan rakyat dan diwujudkan melalui mekanisme
pemilihan umum yang bebas dan adil.

Mengenai bentuk legitimasi eliter pada subjek wewenang, demokrasi Pancasila


memberikan kesempatan yang sama kepada semua warga negara untuk terlibat dalam
pengambilan keputusan politik. Setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk
memilih dan dipilih sebagai pemimpin, baik di tingkat lokal maupun nasional. Dalam
demokrasi Pancasila, elit politik harus memenangkan dukungan dari mayoritas rakyat
melalui pemilihan umum agar dapat memimpin.

Keunggulan lain dari demokrasi Pancasila adalah adanya sistem pengawasan dan
pengimbangan kekuasaan yang kuat. Hal ini terwujud melalui sistem trias politica
yang mengatur pembagian kekuasaan secara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Setiap
kekuasaan saling mengontrol dan mengimbangi satu sama lain, sehingga tidak ada
satu pihak pun yang dapat menguasai seluruh kekuasaan negara.
Referensi :

BMP HKUM4209 kegiataj belajar 3


Mardani, D. (2017). Demokrasi Pancasila dalam Perspektif Sejarah dan Kebijakan
Publik. Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik, 21(1), 1-14.
Budiman, Arif. (2015). Demokrasi Pancasila: Memahami Ideologi dan Praktiknya.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

3. Leon Duguit ialah seprang filsuf dan ahli hukum Prancis yang mempunyai
pandangan kritis terhadap negara sebagai entitas yang mempunyai kekuasaan absolut.
Menurutnya, negara seharusnya tidak hanya berfungsi sebagai pengatur dan pemberi
keputusan, melainkan harus memperhatikan kepentingan bersama dan mendorong
masyarakat untuk saling membantu satu sama lain. Dengan demikian, negara harus
memperkuat aspek sosial dalam fungsi pemerintahannya. Konsep teori Leon Duguit
adalah teori tentang hak asasi manusia dan kewajiban sosial negara. Beliau
berpendapat bahwa negara harus bertanggung jawab atas kesejahteraan dan
kebahagiaan seluruh rakyatnya, dan bahwa hak individu harus disesuaikan dengan
kepentingan umum.

Dalam konteks klasifikasi negara Inggris, pandangan beliau dapat dimaknai sebagai
suatu bentuk negara yang memperhatikan aspek sosial dan kepentingan bersama.
Inggris dikenal sebagai negara yang menganut sistem parlementer dengan raja/ratu
sebagai kepala negara, namun seiring perkembangan zaman, Inggris juga memperkuat
aspek sosial dalam sistem pemerintahannya. Contohnya adalah kebijakan kesehatan
dan pendidikan yang dianggap sebagai kebutuhan dasar masyarakat dan dijamin oleh
negara.

Dalam pandangan Duguit, negara harus mendorong masyarakat untuk saling


membantu satu sama lain. Hal tersebut dapat dilihat dalam konteks Inggris dengan
adanya kebijakan kesejahteraan (welfare state) yang menjamin kebutuhan dasar
masyarakat seperti kesehatan, pendidikan, dan penghasilan gang layak. Kebijakan
ini menunjukkan bahwa negara Inggris mempehatikan kepentingan bersama dan
memperkuat aspek sosial dalam fungsi pemerintahannya.

Dengan dasar tersebut, dapat dikatakan bahwa klasifikasi negara Inggris menurut
pemahaman saya berdasarkan analisis dari konsep teori Leon Duguit adalah sebagai
negara yang memperhatikan aspek sosial dan kepentingan bersama, dan mendorong
masyarakat untuk saling membantu satu sama lain.
Referensi :

BMP HKUM4209
Jones, G. W., & Keane, J. (Eds). (2014). The Oxford Handbook of the History of
Nationalism.
Oxford: Oxford University Press.
Duguit, L.(1911). The Law in the Modern State. New jersey: Martino Publishing.
https://jdih.situbondokab.go.id/barang/buku/Sistem%20Pemerintahan%20Indonesia%
20(Dr,.%20Rahman%20Mulyawan)%20(z-lib.org).pdf

Anda mungkin juga menyukai