FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TERBUKA 2023 1. Simpulkan ciri khas kedaulatan yang ada di Indonesia seperti kasus di atas menggunakan konsep analisis dari Jean Bodin! Jean Bodin adalah seorang filsuf politik Prancis yang dikenal dengan kontribusinya dalam pemikiran tentang kedaulatan negara. Berdasarkan konsep analisis Bodin, berikut adalah simpulan ciri khas kedaulatan yang ada di Indonesia berdasarkan kasus di atas: a. Kedaulatan negara: Dalam kasus tersebut, terlihat bahwa Indonesia sebagai negara memiliki kedaulatan yang berfungsi sebagai landasan bagi kehidupan demokrasi di negara tersebut. Kedaulatan negara Indonesia tercermin dalam keberadaan lembaga-lembaga demokrasi, seperti pemilu, sidang-sidang DPR, dan MPR, yang menjalankan fungsinya secara nyata. b. Kedaulatan berdasarkan konstitusi: Indonesia mengadopsi Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi tertinggi negara. Konstitusi ini menjadi landasan bagi pelaksanaan demokrasi Pancasila dan memberikan kerangka hukum untuk pengaturan kehidupan politik dan pemerintahan negara. c. Kedaulatan rakyat: Konsep kedaulatan rakyat tercermin dalam praktik demokrasi di Indonesia, di mana rakyat memiliki kekuasaan untuk memilih pemimpin dan wakilnya melalui pemilihan umum. Rakyat juga diwakili oleh perwakilan mereka dalam sidang-sidang DPR dan MPR. d. Kedaulatan terbatas oleh nilai-nilai Pancasila: Demokrasi di Indonesia, yang didasarkan pada Pancasila, menunjukkan adanya batasan pada kedaulatan negara. Nilai-nilai Pancasila, seperti musyawarah untuk mufakat, keselarasan, keseimbangan, dan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan dan pembentukan kebijakan negara. e. Pemisahan Kekuasaan. Konsep pemisahan kekuasaan juga relevan dalam analisis kedaulatan di Indonesia. Dalam sistem pemerintahan Indonesia, kekuasaan dibagi antara eksekutif, legislative dan yudikatif. Pemisah kekuasaan ini bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan menjamin keseimbangan untuk antara kekuatan negara. Dengan demikian, ciri khas kedaulatan yang ada di Indonesia, seperti yang terlihat dalam kasus tersebut, mencakup kedaulatan negara, kedaulatan berdasarkan konstitusi, kedaulatan rakyat, dan kedaulatan yang terbatas oleh nilai-nilai Pancasila Sumber : - BMP HKUM 4209 modul 3 | 3.8-3.20 - Riyanto, S. (2012). Kedaulatan Negara Dalam Kerangka Hukum Internasional Kontemporer. Yustisia Jurnal Hukum, 1(3).
2. Analisis demokrasi pancasila seperti kasus di atas berdasarkan bentuk
legitimasi eliter pada subjek wewenang! Dalam analisis demokrasi Pancasila berdasarkan bentuk legitimasi eliter pada subjek wewenang, kita dapat melihat beberapa aspek sebagai berikut berdasarkan kasus di atas: a. Legitimasi Eliter: Dalam konteks demokrasi Pancasila di Indonesia, legitimasi elit terkait dengan keberadaan lembaga-lembaga demokrasi seperti DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat), dan pemilihan presiden dan wakil presiden. Elit politik yang terpilih melalui pemilihan umum memperoleh legitimasi untuk mewakili rakyat dan mengambil keputusan yang mempengaruhi kehidupan publik. b. Subjek Wewenang: Subjek wewenang dalam konteks demokrasi Pancasila adalah para anggota lembaga-lembaga demokrasi, terutama DPR, MPR, dan presiden. Mereka memiliki kewenangan untuk membuat undang-undang, mengambil keputusan politik, dan menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan. c. Partisipasi Rakyat: Meskipun elit politik memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan, partisipasi rakyat juga menjadi faktor penting dalam demokrasi Pancasila. Rakyat memiliki hak pilih dalam pemilihan umum untuk memilih perwakilan mereka di lembaga-lembaga demokrasi. Partisipasi aktif dan pemilihan yang adil memberikan legitimasi pada elit politik yang terpilih. d. Keterkaitan dengan Nilai-nilai Pancasila: Legitimasi elit dalam demokrasi Pancasila juga terkait dengan sejauh mana keputusan dan tindakan mereka sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Demokrasi Pancasila menekankan pentingnya musyawarah untuk mufakat, keselarasan, dan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi. Legitimasi elit tergantung pada sejauh mana tindakan mereka menghormati dan mewujudkan nilai-nilai Pancasila. Dalam demokrasi Pancasila, legitimasi elit politik didasarkan pada pemilihan umum yang melibatkan partisipasi rakyat. Keputusan yang diambil oleh elit politik haruslah didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan mempertimbangkan kepentingan dan aspirasi rakyat. Dengan demikian, legitimasi elit dalam demokrasi Pancasila terkait dengan keterkaitannya dengan nilai-nilai dan partisipasi rakyat.
3. Bagaimana klasifikasi negara Inggris menurut pemahaman anda
berdasarkan analisis dari konsep teori Leon Duguit! Dalam teori Duguit, negara fungsional didefinisikan sebagai entitas yang menjalankan fungsi-fungsi khusus dalam masyarakat, seperti mempertahankan keamanan, menjaga ketertiban umum, dan mengatur hubungan antara individu- individu di dalam masyarakat. Fokus utama Duguit adalah pada peran dan tanggung jawab negara dalam melindungi hak-hak individu dan menjaga keadilan sosial. Jika kita menerapkan konsep ini pada negara Inggris, dapat dikatakan bahwa Inggris adalah negara fungsional yang memiliki sistem politik demokratis dan menghormati hak asasi manusia. Negara ini berfungsi sebagai penjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, serta mengatur hubungan antara individu-individu melalui lembaga-lembaga seperti parlemen, sistem peradilan, dan birokrasi. Inggris juga termasuk dalam kategori negara demokratis konstitusional, di mana kekuasaan pemerintah terbatas oleh hukum dasar (konstitusi) dan berbagi kekuasaan antara lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Negara ini juga termasuk dalam klasifikasi negara berbasis hukum (rule of law) di mana hukum dianggap sebagai otoritas tertinggi dan setiap individu, termasuk pemerintah, tunduk pada hukum yang sama. Konsep teori Leon Duguit juga menekankan pentingnya tanggung jawab negara terhadap kepentingan umum dan keadilan sosial. Dalam konteks Inggris, ini dapat terlihat melalui kebijakan publik yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial, mendorong inklusi sosial, dan memberikan perlindungan bagi kelompok yang rentan. Contohnya, pemerintah Inggris telah mengadopsi kebijakan kesejahteraan sosial yang melibatkan pemberian tunjangan sosial, subsidi perumahan, serta program-program bantuan lainnya bagi individu dan keluarga yang membutuhkan. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menciptakan kesetaraan sosial dan memastikan bahwa semua warga negara mendapatkan akses yang adil terhadap kebutuhan dasar. Namun, perlu dicatat bahwa klasifikasi negara Inggris sebagai perpaduan antara negara hukum dan negara sosial tidaklah mutlak. Pengklasifikasian negara sering kali rumit dan tergantung pada banyak faktor seperti perkembangan politik, ekonomi, dan sosial dalam suatu negara.
Sumber : - Diantha, I. M. P., & Sh, M. S. (2016). Metodologi penelitian hukum
normatif dalam justifikasi teori hukum. Prenada Media. - Sari, E. (2015). Ilmu Negara. BieNaEdukasi.