Anda di halaman 1dari 5

Ilmu Negara

(Tugas 2)

Mata Kuliah : Ilmu Negara


Dosen Pengampu : DEWI ROYANI,SH,MH.

DISUSUN OLEH :

Muhammad Nurwan Disurya (048337107)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
1. Simpulkan ciri khas kedaulatan yang ada di Indonesia seperti kasus
di atas menggunakan konsep analisis dari Jean Bodin!
Jean Bodin adalah seorang filsuf politik Prancis yang dikenal dengan
kontribusinya dalam pemikiran tentang kedaulatan negara. Berdasarkan konsep
analisis Bodin, berikut adalah simpulan ciri khas kedaulatan yang ada di Indonesia
berdasarkan kasus di atas:
a. Kedaulatan negara: Dalam kasus tersebut, terlihat bahwa Indonesia sebagai
negara memiliki kedaulatan yang berfungsi sebagai landasan bagi kehidupan
demokrasi di negara tersebut. Kedaulatan negara Indonesia tercermin dalam
keberadaan lembaga-lembaga demokrasi, seperti pemilu, sidang-sidang DPR,
dan MPR, yang menjalankan fungsinya secara nyata.
b. Kedaulatan berdasarkan konstitusi: Indonesia mengadopsi Undang-Undang
Dasar 1945 sebagai konstitusi tertinggi negara. Konstitusi ini menjadi landasan
bagi pelaksanaan demokrasi Pancasila dan memberikan kerangka hukum untuk
pengaturan kehidupan politik dan pemerintahan negara.
c. Kedaulatan rakyat: Konsep kedaulatan rakyat tercermin dalam praktik
demokrasi di Indonesia, di mana rakyat memiliki kekuasaan untuk memilih
pemimpin dan wakilnya melalui pemilihan umum. Rakyat juga diwakili oleh
perwakilan mereka dalam sidang-sidang DPR dan MPR.
d. Kedaulatan terbatas oleh nilai-nilai Pancasila: Demokrasi di Indonesia, yang
didasarkan pada Pancasila, menunjukkan adanya batasan pada kedaulatan
negara. Nilai-nilai Pancasila, seperti musyawarah untuk mufakat, keselarasan,
keseimbangan, dan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, menjadi
pedoman dalam pengambilan keputusan dan pembentukan kebijakan negara.
e. Pemisahan Kekuasaan. Konsep pemisahan kekuasaan juga relevan dalam
analisis kedaulatan di Indonesia. Dalam sistem pemerintahan Indonesia,
kekuasaan dibagi antara eksekutif, legislative dan yudikatif. Pemisah
kekuasaan ini bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan
menjamin keseimbangan untuk antara kekuatan negara.
Dengan demikian, ciri khas kedaulatan yang ada di Indonesia, seperti yang
terlihat dalam kasus tersebut, mencakup kedaulatan negara, kedaulatan berdasarkan
konstitusi, kedaulatan rakyat, dan kedaulatan yang terbatas oleh nilai-nilai
Pancasila
Sumber : - BMP HKUM 4209 modul 3 | 3.8-3.20
- Riyanto, S. (2012). Kedaulatan Negara Dalam Kerangka Hukum
Internasional Kontemporer. Yustisia Jurnal Hukum, 1(3).

2. Analisis demokrasi pancasila seperti kasus di atas berdasarkan bentuk


legitimasi eliter pada subjek wewenang!
Dalam analisis demokrasi Pancasila berdasarkan bentuk legitimasi eliter pada
subjek wewenang, kita dapat melihat beberapa aspek sebagai berikut berdasarkan
kasus di atas:
a. Legitimasi Eliter: Dalam konteks demokrasi Pancasila di Indonesia, legitimasi
elit terkait dengan keberadaan lembaga-lembaga demokrasi seperti DPR
(Dewan Perwakilan Rakyat), MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat), dan
pemilihan presiden dan wakil presiden. Elit politik yang terpilih melalui
pemilihan umum memperoleh legitimasi untuk mewakili rakyat dan
mengambil keputusan yang mempengaruhi kehidupan publik.
b. Subjek Wewenang: Subjek wewenang dalam konteks demokrasi Pancasila
adalah para anggota lembaga-lembaga demokrasi, terutama DPR, MPR, dan
presiden. Mereka memiliki kewenangan untuk membuat undang-undang,
mengambil keputusan politik, dan menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan.
c. Partisipasi Rakyat: Meskipun elit politik memegang peranan penting dalam
proses pengambilan keputusan, partisipasi rakyat juga menjadi faktor penting
dalam demokrasi Pancasila. Rakyat memiliki hak pilih dalam pemilihan umum
untuk memilih perwakilan mereka di lembaga-lembaga demokrasi. Partisipasi
aktif dan pemilihan yang adil memberikan legitimasi pada elit politik yang
terpilih.
d. Keterkaitan dengan Nilai-nilai Pancasila: Legitimasi elit dalam demokrasi
Pancasila juga terkait dengan sejauh mana keputusan dan tindakan mereka
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Demokrasi Pancasila menekankan
pentingnya musyawarah untuk mufakat, keselarasan, dan kepentingan bangsa
di atas kepentingan pribadi. Legitimasi elit tergantung pada sejauh mana
tindakan mereka menghormati dan mewujudkan nilai-nilai Pancasila.
Dalam demokrasi Pancasila, legitimasi elit politik didasarkan pada pemilihan
umum yang melibatkan partisipasi rakyat. Keputusan yang diambil oleh elit politik
haruslah didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan mempertimbangkan kepentingan
dan aspirasi rakyat. Dengan demikian, legitimasi elit dalam demokrasi Pancasila
terkait dengan keterkaitannya dengan nilai-nilai dan partisipasi rakyat.

3. Bagaimana klasifikasi negara Inggris menurut pemahaman anda


berdasarkan analisis dari konsep teori Leon Duguit!
Dalam teori Duguit, negara fungsional didefinisikan sebagai entitas yang
menjalankan fungsi-fungsi khusus dalam masyarakat, seperti mempertahankan
keamanan, menjaga ketertiban umum, dan mengatur hubungan antara individu-
individu di dalam masyarakat. Fokus utama Duguit adalah pada peran dan tanggung
jawab negara dalam melindungi hak-hak individu dan menjaga keadilan sosial.
Jika kita menerapkan konsep ini pada negara Inggris, dapat dikatakan bahwa
Inggris adalah negara fungsional yang memiliki sistem politik demokratis dan
menghormati hak asasi manusia. Negara ini berfungsi sebagai penjaga keamanan
dan ketertiban masyarakat, serta mengatur hubungan antara individu-individu
melalui lembaga-lembaga seperti parlemen, sistem peradilan, dan birokrasi.
Inggris juga termasuk dalam kategori negara demokratis konstitusional, di
mana kekuasaan pemerintah terbatas oleh hukum dasar (konstitusi) dan berbagi
kekuasaan antara lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Negara ini juga
termasuk dalam klasifikasi negara berbasis hukum (rule of law) di mana hukum
dianggap sebagai otoritas tertinggi dan setiap individu, termasuk pemerintah,
tunduk pada hukum yang sama. Konsep teori Leon Duguit juga menekankan
pentingnya tanggung jawab negara terhadap kepentingan umum dan keadilan
sosial.
Dalam konteks Inggris, ini dapat terlihat melalui kebijakan publik yang
bertujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial, mendorong inklusi sosial, dan
memberikan perlindungan bagi kelompok yang rentan.
Contohnya, pemerintah Inggris telah mengadopsi kebijakan kesejahteraan
sosial yang melibatkan pemberian tunjangan sosial, subsidi perumahan, serta
program-program bantuan lainnya bagi individu dan keluarga yang membutuhkan.
Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menciptakan kesetaraan sosial dan
memastikan bahwa semua warga negara mendapatkan akses yang adil terhadap
kebutuhan dasar. Namun, perlu dicatat bahwa klasifikasi negara Inggris sebagai
perpaduan antara negara hukum dan negara sosial tidaklah mutlak.
Pengklasifikasian negara sering kali rumit dan tergantung pada banyak faktor
seperti perkembangan politik, ekonomi, dan sosial dalam suatu negara.

Sumber : - Diantha, I. M. P., & Sh, M. S. (2016). Metodologi penelitian hukum


normatif dalam justifikasi teori hukum. Prenada Media.
- Sari, E. (2015). Ilmu Negara. BieNaEdukasi.

Anda mungkin juga menyukai