Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 2 – ILMU NEGARA

FITRAH BAYU RAMADHANI (049389383)

Soal 1 dan 2

Demokrasi Pancasila: Pengertian dan Keunggulannya

KOMPAS.com - Sejak lahirnya Orde Baru (Orba) pada 1966, kehidupan demokrasi di Indonesia mulai
kembali. Di mana lembaga-lembaga demokrasi mulai berfungsi, seperti adanya pemilu, sidang-sidang
DPR baik pusat dan daerah, MPR menjalankan fungsinya dengan nyata. Kondisi itu tidak lepas karena
bangsa Indonesia menjalankan demokrasi Pancasila. Di mana demokrasi yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Dalam sejarah, Indonesia sudah menyelenggaran pemilihan
presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat lewat Pemilihan Umum (Pemilu). Arti
Demokrasi Pancasila Dilansir, Encylopaedia Britannica (2015), demokrasi berasal dari bahasa Yunani
yang diambil dari kata "demos" (rakyat) dan "kratos" (pemerintahan). Sebagai bentuk pemerintahan,
demokrasi bertolak belakang dengan monarki (diperintah oleh raja, ratu, atau kaisar), oligarki
(diperintah oleh beberapa orang), aristokrasi (diperintah oleh kelas istimewa), dan despotisme
(pemerintahan absolut oleh satu orang). Baca juga: Karakter Utama Demokrasi Pancasila Orang Yunani
kuno adalah orang pertama yang mempraktikkan demokrasi dalam komunitas sebesar kota. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan sila
Pancasila yang dilihat sebagai suatu keseluruhan yang utuh. Dalam demokrasi tersebut musyawarah
untuk mufakat sangat diharapkan. Karena setiap keputusan dapat dicapai dengan mufakat. Tapi jika
tidak tercapai mufakat, maka keputusan dapat ditempuh melalui pemunguta suara. Dalam buku
Pancasila (2012) karya Suparman, dalam bentuk negara modern, kekuasaan politik dapat dijalankan
secara baik manakala di dalam penyelenggaraan pemerintahan menggunakan prinsip dan sistem
demokrasi. Penggunaan sistem demokrasi dalam penyelenggaraan kekuasaan negara adalah mutlak.
Untuk itu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) telah menggunakan sistem demokrasi yang sangat
tepat bagi bangsa Indonesia yang pluralisme adalah Demokrasi Pancasila.

Hal ini sesuai dengan sila keempat, yakni Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Pancasila adalah sumber kejiwaan masyarakat dan negara Indonesia.
Maka rakyat Indonesia menjadikan pengalaman Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan
kemasyarakatan dan kenegaraan. Oleh karena itu untuk pengamalannya harus dimulai dari setiap warga
negara Indonesia, setiap penyelanggara negara. Dalam rangka pelaksanaan Demokrasi Pancasila, kita
mementingkan musyawarah. Musyawarah itu tidak didasarkan atas kekuasaan mayoritas atau
minoritas, tapi yang dihasilkan musyawarah itu sendiri. Demokrasi liberal, demokrasi kapitalis, dan
demokrasi terpimpin yang pernah diberlakukan Indonesia pada zaman dulu tidak sesuai dan
bertentangan dengan demokrasi Pancasila.

Keunggulan Demokrasi Pancasila

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), demokrasi Indonesia yang
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 memiliki keunggulan tertentu. Berikut keunggulan Demokrasi
Pancasila: Mengutamakan pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat dalam semangat
kekeluargaan. Mengutamakan keselaran dan keseimbangan antara hak dan kewajiban, antara
kepentingan pribadi dan sosial. Lebih mengutamakan kepentingan dan keselamatan bangsa di atas
kepentingan pribadi dan golongan.

(Sumber: https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/03/121500469/demokrasi-pancasila--
pengertian-dan-keunggulannya?page=all#page2)

Pertanyaan

1. Simpulkan ciri khas kedaulatan yang ada di Indonesia seperti kasus di atas menggunakan konsep
analisis dari Jean Bodin!

JAWABAN :

Jean Bodin adalah seorang filsuf politik Prancis yang dikenal dengan kontribusinya dalam teori
kedaulatan negara. Analisis kedaulatan negara oleh Jean Bodin tidak secara khusus berlaku untuk kasus
tertentu di Indonesia atau mencakup ciri khas kedaulatan yang ada di Indonesia. Jean Bodin
mengembangkan teori kedaulatan negara yang lebih bersifat umum, tanpa merujuk secara spesifik pada
negara-negara tertentu. Dalam kasus kedaulatan di Indonesia, berikut adalah simpulan mengenai ciri
khas kedaulatan yang dapat dianalisis dengan konsep Bodin:

 Kedaulatan Absolut:

Jean Bodin menekankan pentingnya kekuasaan tunggal dan absolut yang dimiliki oleh negara.
Dalam konteks Indonesia, ciri khas kedaulatan yang tercermin adalah adanya kekuasaan
tertinggi yang dipegang oleh negara sebagai lembaga yang mewakili kehendak rakyat.
Kekuasaan negara di Indonesia bersifat absolut dalam hal mengatur, melindungi, dan menjaga
kepentingan nasional serta melaksanakan kebijakan publik.

 Legitimasi Demokratis:

Meskipun kedaulatan absolut menekankan pada kekuasaan yang kuat dan sentralistik, dalam
konteks Indonesia, kedaulatan juga berakar pada legitimasi demokratis. Proses pemilihan umum
dan pengambilan keputusan politik melalui mekanisme demokrasi memberikan legitimasi
kepada pemerintahan dan institusi negara, sehingga kekuasaan yang absolut tidak berarti
sewenang-wenang, tetapi mewakili suara dan kehendak rakyat.

 Pemisahan Kekuasaan:

Konsep pemisahan kekuasaan juga relevan dalam analisis kedaulatan di Indonesia. Dalam sistem
pemerintahan Indonesia, kekuasaan dibagi antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pemisahan
kekuasaan ini bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan menjamin
keseimbangan antara kekuatan negara.
2. Analisis demokrasi pancasila seperti kasus di atas berdasarkan bentuk legitimasi eliter pada subjek
wewenang!

JAWABAN :

Berikut adalah analisis mengenai demokrasi Pancasila berdasarkan bentuk legitimasi eliter pada subjek
wewenang:

 Pemilihan Umum:

Pemilihan umum merupakan mekanisme sentral dalam demokrasi Pancasila untuk memberikan
legitimasi pada elit politik. Pemilihan umum yang bebas, adil, dan transparan memberikan
kesempatan bagi rakyat untuk memilih wakil-wakil mereka di lembaga-lembaga pemerintahan.
Dalam proses pemilihan umum, elit politik yang mendapatkan dukungan dan suara mayoritas
rakyat akan mendapatkan legitimasi untuk memegang jabatan dan mengambil keputusan
politik.

 Partisipasi Politik:

Demokrasi Pancasila mendorong partisipasi politik yang luas dari rakyat. Partisipasi politik yang
aktif dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk masyarakat biasa, kelompok masyarakat, dan
elit politik, merupakan elemen penting dalam memberikan legitimasi pada sistem politik.
Partisipasi politik yang melibatkan beragam elemen masyarakat memberikan kesempatan bagi
warga negara untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan dan memberikan suara
mereka, sehingga memberikan legitimasi pada keputusan politik yang diambil oleh elit politik.

 Struktur Kelembagaan:

Sistem politik Indonesia memiliki struktur kelembagaan yang diatur dalam konstitusi dan hukum
negara. Kelembagaan, seperti lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif, serta lembaga-
lembaga pemerintah daerah, menjadi wadah bagi elit politik untuk memegang dan menjalankan
wewenang politik. Struktur kelembagaan ini memberikan legitimasi pada elit politik yang
mengisi posisi-posisi tersebut sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang ditetapkan. Dalam
konteks demokrasi Pancasila, bentuk legitimasi eliter pada subjek wewenang juga dapat
dianalisis melalui hubungan antara elit politik dan masyarakat dalam menjalankan fungsi-fungsi
pemerintahan.

Soal 3

Beberapa teori mengenai klasifikasi negara modern bermunculan. Hal tersebut karena klasifikasi negara
secara sudah jarang diterapkan lagi sesuai perkembangan zaman. Masa modern, mengakibatkan negara-
negara di dunia tidak bisa menggunakan satu saja klasifikasi, tetapi lebih kompleks/perpaduan. Dari
situlah muncul istilah lain untuk menggambarkan klasifikasi suatu negara.

Pertanyaan

3. Bagaimana klasifikasi negara Inggris menurut pemahaman anda berdasarkan analisis dari konsep teori
Leon Duguit!
JAWABAN :

Menurut pemahaman saya berdasarkan analisis dari konsep teori Leon Duguit, klasifikasi negara Inggris
dapat dijelaskan sebagai negara dengan karakteristik campuran antara negara hukum (rule of law) dan
negara sosial (social state).

Leon Duguit adalah seorang ahli hukum Prancis yang mengembangkan teori tentang negara hukum dan
negara sosial pada awal abad ke-20. Menurut Duguit, negara hukum adalah negara yang berfokus pada
perlindungan hak-hak individu, menjaga supremasi hukum, dan menegakkan keadilan. Sementara itu,
negara sosial adalah negara yang memiliki tanggung jawab sosial terhadap kesejahteraan masyarakat
dan memperhatikan redistribusi kekayaan. Dalam konteks Inggris, klasifikasi ini dapat diterapkan karena
negara tersebut memiliki prinsip-prinsip negara hukum yang kuat dengan sistem hukum umum yang
terkenal di dunia, yaitu common law.

Inggris juga menghargai hak-hak individu dan menjaga supremasi hukum dalam praktek
pemerintahannya. Namun demikian, Inggris juga memiliki elemen negara sosial yang terlihat melalui
sistem kesejahteraan yang kuat dan peran pemerintah dalam memberikan layanan publik dan
perlindungan sosial kepada warganya.

Contohnya adalah National Health Service (NHS) yang menyediakan pelayanan kesehatan gratis bagi
seluruh penduduk Inggris.

Selain itu, konsep teori Leon Duguit juga menekankan pentingnya tanggung jawab negara terhadap
kepentingan umum dan keadilan sosial.

Dalam konteks Inggris, ini dapat terlihat melalui kebijakan publik yang bertujuan untuk mengurangi
kesenjangan sosial, mendorong inklusi sosial, dan memberikan perlindungan bagi kelompok yang
rentan.

Contohnya, pemerintah Inggris telah mengadopsi kebijakan kesejahteraan sosial yang melibatkan
pemberian tunjangan sosial, subsidi perumahan, serta program-program bantuan lainnya bagi individu
dan keluarga yang membutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai