PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN
Dalam perjalanan sejarah, Demokrasi Pancasila tidak luput dari pengaruh ideologi
dunia dan bahkan selalu ada dalam pusaran ideologi dunia. Seperti halnya pada masa-masa
awal pengisian kemerdekaan kaum nasionalis, sosialis dan agama sering terjadi perdebatan
dalam menentukan dasar dan bentuk negara. Perdebatan ini berlanjut setelah kemerdekaan.
Kemudian ada penerapan demokrasi yang bervariasi dari satu periode ke periode lainnya.
Dalam kehidupan negara hak asasi manusia setiap warga negara dijamin penuh oleh
negara. Jaminan semacam itu perlu ada karena jaminan hak asasi manusia merupakan bentuk
pemerintahan yang demokratis. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama dan
terjamin hukum. Peradilan yang tidak memihak, dan terlepas dari intervensi pemerintah atau
siapa pun, akan memastikan terwujudnya penegakan hukum yang tegas dan adil. Pengadilan
dari mana saja tekanan akan mampu mewujudkan keadilan yang adil bagi semua orang.
Kondisi tersebut harus benar-benar diwujudkan karena setiap individu masyarakat
menginginkan keadilan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Kebebasan berserikat
/ berorganisasi dan berpendapat.
Dalam demokrasi Pancasila, ada dua cara pengambilan keputusan: musyawarah dan
pemungutan suara. Musyawarah mufakat adalah pengambilan keputusan yang disetujui oleh
semua rakyat. Pemungutan suara adalah pengambilan keputusan dengan cara suara terbanyak.
Pemungutan suara dilakukan apabila dalam musyawarah tidak memenuhi kesepakatan.
Namun dalam musyawarah harus diusahakan terlebih dahulu untuk mencapai kesepakatan.
Oleh karena itu, pemerintah harus menjamin hak sebagai bentuk pemerintahan yang
demokratis. Kebebasan Pers/Media Massa, melalui kebebasan pers, orang dapat menyuarakan
hati dan pikirannya kepada publik melalui massa media. Mengekang kebebasan pers berarti
mengekang hak rakyat untuk menyuarakan aspirasi. Penilaian juga berlaku untuk cara kerja
pemerintah. Pemerintah yang tidak mendengarkan dan menginginkan rakyat aspirasi
bukanlah pemerintahan yang demokratis.
3. Penilaian.
Menurut saya, tampilan info grafis yang saya buat mungkin kurang menarik. Namun
kendati demikian, saya hanya berusaha untuk menyampaikan kepada pembaca secara
sederhana inti sari dari sistem pemerintahan demokrasi yang kita miliki di Indonesia. Saya
ingin pembaca memahami bahwa sistem pemerintahan demokrasi harus terlaksana dari kedua
belah pihak yakni pemerintah yang menjadi wakil rakyat dan juga dari pihak rakyat sendiri.
Intinya, pembaca dengan melihat info grafis saya dapat memahami secara sederhana
mengenai sistem pemerintahan demokrasi Pancasila. Saya telah menyampaikan poin-poin
sederhana tentang bagaimana sistem pemerintahan demokrasi Pancasila itu mestinya
dijalankan.