Anda di halaman 1dari 6

LECTURE NOTES

MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


SESI PERKULIAHAN : PERTEMUAN SESI 4
TOPIC : DEMOKRASI PRESIDENSIAL
SEMESTER : 1 (GANJIL)
DOSEN PENGAMPU : Dr. MARJUKI

Sistem demokrasi presidensial menekankan pentingnya pemilihan presiden secara langsung


sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat secara langsung dari rakyat. Dalam sistem ini,
kekuasaan eksekutif (kekuasaan menjalankan pemerintahan) sepenuhnya berada di tangan
presiden. Oleh karena itu, presiden merupakan kepala eksekutif (head of government) dan
sekaligus menjadi kepala negara (head of state). Presiden adalah penguasa sekaligus sebagai
simbol kepemimpinan negara. Sistem demokrasi ini sebagaimana diterapkan di Amerika dan
Indonesia.

Demokrasi Indonesia sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 beserta penjelasannya


mengandung suatu pengertian bahwa rakyat adalah sebagai unsur sentral dan oleh karena itu
pembinaan dan pengembangan harus ditunjang oleh adanya orientasi, baik pada nilai-nilai yang
universal, yakni rasionalisasi hukum dan perundang-undangan juga harus ditunjang norma-
norma kemasyarakatan, yaitu tuntunan dan kehendak yang berkembang dalam masyarakat.

Sistem demokrasi Indonesia sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 yang hanya memuat
dasar-dasarnya saja memungkinkan untuk senantiasa dilakukan reformasi sesuai dengan
perkembangan aspirasi rakyat karena rakyat adalah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di
Indonesia. Berdasarkan ketentuan tersebut, konsep pengawasan menurut demokrasi Indonesia
sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 pada dasarnya adalah sebagai berikut:
1. Dilakukan oleh seluruh warga negara, karena kekuasaan di dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia adalah di tangan rakyat;
2. Secara formal ketatanegaraan, pengawasan berada pada DPR.

Dalam penerapannya, demokrasi sudah berjalan walau masih terdapat banyak kekurangan.
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap sama, yaitu demokrasi
LECTURE NOTES

Pancasila. Perbedaannya terletak pada aturan pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan. Berikut
ini adalah ciri-ciri dari demokrasi presidensial yang terdapat di Republik Indonesia.
1. Negara dikepalai presiden.
2. Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih dari dan oleh
masyarakat.
3. Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri.
4. Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR.

Demokrasi yang dianut Indonesia, yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila yang masih dalam
taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinya terdapat berbagai tafsiran serta
pandangan. Akan tetapi, yang tidak dapat disangkal ialah bahwa beberapa nilai pokok dari
demokrasi konstitusional cukup jelas tersirat di dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang belum
diamandemen. Selain itu, Undang-Undang Dasar 1945 menyebut secara eksplisit dua prinsip
yang menjiwai naskah itu dan yang dicantumkan dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945
mengenai sistem pemerintahan negara, yaitu:
1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan
kekuasaan belaka (machtsstaat).
2. Sistem konstitusional. Pemerintah berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar), tidak
bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Berdasarkan dua istilah rechtsstaat dan sistem konstitusi, jelaslah bahwa demokrasi yang menjadi
dasar dari Undang-Undang Dasar 1945 yang belum diamandemen ialah demokrasi
konstitusional. Selain itu, corak khas demokrasi Indonesia, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dimuat dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945.

Sesudah G-30S/PKI pada tahun 1965, sudah jelas bahwa yang dicita-citakan bangsa Indonesia
adalah demokrasi konstitusional. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa dalam masa demokrasi
terpimpin, Indonesia sedikit banyak telah terpengaruh beberapa konsep komunis berkat kelihaian
PKI untuk menyusupkan konsep-konsep dari alam pikiran komunisme ke dalam kehidupan
politik Indonesia pada masa pra G-30S/PKI. Maka dari itu, perlu kiranya kita menjernihkan
pikiran kita sendiri dan meneropong dua aliran pikiran utama yang sangat berbeda, bahkan sering
bertentangan serta berkonfrontasi satu sama lain, yaitu demokrasi konstitusional dan demokrasi
LECTURE NOTES

yang berdasarkan Marxisme-Leninisme. Perbedaan fundamental ialah bahwa demokrasi


konstitusional mencita-citakan pemerintah yang terbatas kekuasaannya, suatu negara hukum
(rechsstaat) yang tunduk kepada rule of law. Sebaliknya, demokrasi yang mendasarkan dirinya
atas komunisme mencita-citakan pemerintah yang tidak boleh dibatasi kekuasaannya
(machsstaat), dan yang bersifat totaliter.

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam empat periode:


1. Periode 1945—1959, masa demokrasi parlementer yang menonjolkan peranan parlemen
serta partai-partai. Pada masa ini, kelemahan demokrasi parlementer memberi peluang untuk
mendominasi partai-partai politik dan DPR. Akibatnya, persatuan yang digalang selama
perjuangan melawan musuh bersama menjadi kendor dan tidak dapat dibina menjadi
kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan.
2. Periode 1959—1965, masa demokrasi terpimpin yang dalam banyak aspek telah
menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan beberapa aspek dari
demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran partai
politik, perkembangan pengaruh komunis, dan peran ABRI (saat ini TNI) sebagai unsur
sosial politik yang semakin luas.
3. Periode 1966—1988, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru yang merupakan demokrasi
konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial. Landasan formal periode ini adalah
Pancasila, UUD 1945, dan ketetapan MPR dalam rangka untuk meluruskan kembali
penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi di masa demokrasi terpimpin. Namun,
dalam perkembangannya, peran presiden semakin dominan terhadap lembaga-lembaga
negara yang lain. Melihat praktik demokrasi pada masa ini, nama Pancasila hanya digunakan
sebagai legitimasi politis penguasa saat itu, sebab kenyataannya yang dilaksanakan tidak
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
4. Periode 1999—sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi dengan berakar pada
kekuatan antar lembaga negara, antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pada masa ini,
peran partai politik kembali menonjol sehingga iklim demokrasi memperoleh napas baru.
Jika esensi demokrasi adalah kekuasaan di tangan rakyat, praktik demokrasi saat Pemilu
memang demikian, tetapi dalam pelaksanaannya setelah pemilu banyak kebijakan tidak
mendasarkan pada kepentingan rakyat, tetapi lebih ke arah pembagian kekuasaan antara
presiden dan partai politik dalam DPR. Dengan kata lain, perkataan model demokrasi era
LECTURE NOTES

reformasi dewasa ini kurang mendasarkan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia (welfare state). Selain itu, terdapat beberapa perubahan yang terjadi, antara lain:
1. Pemilihan umum lebih demokratis.
2. Partai politik lebih mandiri.
3. Pengaturan Hak Asasi Manusia (HAM).
4. Lembaga demokrasi lebih berfungsi.
5. Konsep trias politica (tiga pilar kekuasaan negara) masing-masing bersifat otonom
penuh.

Selain itu, realisasi demokrasi Indonesia sangat ditentukan oleh otentisitas tafsir pasal-pasal
UUD 1945. Atas musyawarah untuk mufakat yang oleh pendiri negara diistilahkan dengan
asas kebersamaan kekeluargaan, bukan disalahtafsirkan sebagai “praktik nepotisme”
sebagaimana dilakukan oleh pemerintahan sebelum era reformasi. Kata kunci asas
kekeluargaan adalah kedaulatan rakyat. Jadi, sumber norma dan sumber nilai demokrasi
Indonesia adalah kerakyatan sebagai dasar filosofisnya.
LECTURE NOTES

PENUTUP

Demokrasi mempunyai arti yang penting bagi masyarakat yang menggunakannya, sebab dengan
demokrasi hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi negara dijamin.
Hampir semua pengertian yang diberikan untuk istilah demokrasi ini selalu memberikan posisi
penting bagi rakyat meskipun secara operasional implikasinya di berbagai negara tidak selalu
sama. Sekadar untuk menunjukkan betapa rakyat diletakkan pada posisi penting dalam asas
demokrasi.

Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara memberi pengertian bahwa pada tingkat terakhir
rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah pokok mengenai kehidupannya, termasuk
dalam menilai kebijakan negara karena kebijakan tersebut menentukan kehidupan rakyat. Jadi,
negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan
rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasinya, demokrasi berarti suatu pengorganisasian
negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau asas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada
di tangan rakyat.
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. (1995). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Held, David. (1995). Democracy and the Global Order: From the Modern State to Cosmopolitan
Governance. London: Polity Press.
Kaelan dan Achmad Zubaidi. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma.
Mahfud, Moh. MD. (1999). Hukum dan Pilar-Pilar Demokrasi. Yogyakarta: Gama Media.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dengan Penjelasannya. (2014).
Surabaya: Pustaka Agung Harapan.

Anda mungkin juga menyukai