Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dari segi waktu di bagi dalam 4 periode yaitu :
1. Periode 1945-1959
2. Periode 1959-1965
3. Periode 1965-1998
4. Periode 1998- sekarang
7. . Bersamaan dengan itu, dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Badan ini
bertujuan untuk membantu tugas Presiden. Hasilnya antara lain : 1) Terbentuknya 12 departemen
kenegaraan dalam pemerintahan yang baru. 2) Pembagian wilayah pemerintahan RI menjadi 8
provinsiyang masing-masing terdiri dari beberapa karesidenan.
8. .Namun, kebebasandan kemerdekaan berdemokrasi di dalam KNIP justru mengusung
pemerintah RI kepada sistem parlementer untuk menghindari kekuasaan Presiden yang terpusat. .
7 Oktober 1945 lahir memorandum yang ditandatangani oleh 50 orang dari 150 orang anggota
KNIP. Isinya antara lain :
9. Mendesak Presiden untuk segera membentuk MPR. Meminta kepada Presiden agar
anggota-anggota KNIP turut berwenang melakukan fungsi dan tugas MPR, sebelum badan
tersebut terbentuk. . 16 Oktober 1945 keluar Maklumat Wakil Presiden No. X tahun 1945 yang
isinya :
10. “ Bahwa komite nasional pusat, sebelum terbentuk MPR dan DPR diserahi kekuasaan
legislatif dan ikut menetapkan GBHN, serta menyetujui bahwa pekerjaan komite-komite pusat
sehari-hari berhubung dengan gentingnya keadaan dijalankan oleh sebuah badan pekerja yang
dipilih di antara mereka dan bertanggung jawab kepada komite nasional pusat.”
11. . 3 November 1945, keluar maklumat untuk kebebasan membentuk banyak partai atau
multipartai sebagai persiapan pemilu yang akan diselenggarakan bulan Juni 1946. . 14 November
1945 terbentuk susunan kabinet berdasarkan sistem parlementer ( Demokrasi Liberal ). . Sejak
berlakunya UUDS1950 pada 17 Agustus 1950 dengan sistem demokrasi liberal selama 9 tahun
tidak menunjukkan adanya hasil yang sesuai harapan rakyat.
12. Bahkan, muncul disintegrasi bangsa. Antara lain : Pemberontakan PRRI, Permesta, atau
DI/TII yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Konstituante tidak berhasil menetapkan UUD
sehingga negara benar-benar dalam keadaan darurat. Untuk mengatasi hal tsb dikeluarkan Dekrit
Presiden 5 Juli 1959.
13. Hal ini menandakan bahwa Sistem demokrasi liberal tidak berhasil dilaksanakan di
Indonesia, karena tidak sesuai dengan pandangan hidup dan kepribadian bangsa Indonesia.
14. Demokrasi Terpimpin
15. b. Demokrasi Terpimpin (1959-1966) . Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli
1959, maka demokrasi liberaldiganti dengan demokrasi terpimpin . . Situasi politik pada masa
demokrasi terpimpin diwarnai tiga kekuatan politik utama yaitu Soekarno, PKI, dan angkatan
darat.
16. Ketiga kekuatan tersebut saling merangkul satu sama lain. Terutama PKI membutuhkan
Soekarno untuk menghadapi angkatan darat yang menyainginya dan meminta perlindungan.
Begitu juga angkatan darat, membutuhkan Soekarno untuk legitimasi keterlibatannya di dunia
politik.
17. Dalam demokrasi terpimpin, apabila tidak terjadi mufakat dl sidang legislatif, maka
permasalahan itu diserahkan kepada presiden sebagai pemimpin besar revolusi untuk dapat
diputuskan dalam hal anggota DPR tidak mencapai mufakat (sesuai Peraturan Tata Tertib
Peraturan Presiden). Jadi, rakyat maupun wakil rakyat tidak memiliki peranan penting dalam
Demokrasi Terpimpin.
18. Akhirnya, Pemerintahan Orde Lama beserta Demokrasi terpimpinnya jatuh setelah
terjadinya Peristiwa G30S / PKI pada tahun 1965 dengan diikuti krisis ekonomi yang cukup
parah hingga dikeluarkannya Supersemar (Surat perintah sebelas Maret).
19. 2. Demokrasi Pancasila Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dijiwai oleh sila
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang
berKetuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia
dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
20. Orde Baru
21. a. Orde Baru (1966-1998) Berdasarkan pengalaman Orde Lama, pemerintahan Orde Baru
berupaya menciptakan stabilitas politik dan keamanan untuk menjalankan pemerintahannya.
Namun kenyataannya justru mengekang kelompok-kelompok kepentingan dan parpol lain yang
menginginkan perubahan demokrasi dg merangkul AD sbg kekuatan birokrasi dl proses politik.
22. Media massa dan rakyat dibayang-bayangi ketakutan apabila ingin membeberkan berita,
kritik, ungkapan realistis di masyarakat kecuali mendapat izin dari pemerintah. Akibatnya,
pembangunan mental bangsa semakin merosot. Dengan timbulnya KKN (Korupsi, Kolusi,
Nepotisme), kepercayaan rakyat terhadap pemerintah hilang, unjuk rasa yang dipelopori oleh
mahasiswa, pelajar, dosen, praktisi, LSM dan para politisi.
23. Terlebih dengan krisis ekonomi yang hampir terjadi di seluruh dunia. Pada masa Orde
Baru, krisis ekonomi yang melanda Indonesia mulai terasa pada pertengahan 1977. Hal ini
menyebabkan : Menurunkan legitimasi pemerintahan Orde Baru. Mendorong meluasnya gerakan
massa untuk menuntut perubahan tata pemerintahan.
24. Akibat adanya tuntutan massa untuk diadakan reformasi di dalam segala bidang, rezim
Orde Baru tidak mampu mempertahankan kekuasaannya. Dan terpaksa Soeharto mundur dari
kekuasaannya dan kekuasaannya dilimpahkan kepada B. J. Habibie.
25. Masa Reformasi (1998-sekarang)
26. Pada masa ini, Kepemimpinan rezim B. J. Habibie tidak ada legitimasi dan tida mendapat
dukungan sosial politik dari sebagian besar masyarakat. Akibatnya B. J. Habibie tidak mampu
mempertahankan kekuasaannya. Kemudian, melalui pemilu presiden yang ke-4 K. H.
Abdurrahman Wahid terpilih secara demokratis di parlemen sebagai Presiden RI.
27. Akan tetapi, karena K. H. Abdurrahman Wahid membuat beberapa kebijakan yang kurang
sejalan dengan proses demokratisasi itu sendiri, maka pemerintahan sipil K. H. Abdurrahman
Wahid terpaksa tersingkir dengan melalui proses yang cukup panjang serta melelahkan di
parlemen. Transisi menuju demokratisasi beralih dari K. H. Abdurrahman Wahid ke Megawati
Soekarnoputri melalui pemilihan secara demokratis di parlemen.
28. Proses pemerintahan demokrasi pada masa Megawati Soekarnoputri masih cukup sulit
untuk dievaluasi dan diketahui secara optimal. Akibatnya, ketidakpuasaan akan pelaksanaan
pemerintahan dirasakan kembali oleh rakyat dan hampir terjadi krisis kepemimpinan. Rakyat
merasa bahwa siapa yang berkuasa di pemerintahan hanya ingin mencari keuntungan semata,
bukan untuk kepentingan rakyat.
29. Pada kepemimpinan Soesilo Bambang Yudhoyono, pemerintahan diuji kembali.
menggrogoti stabilitas demokrasi dalam jangka panjang.
Bisa aj dengan memilih desain internasional seperti desain struktural,kultural, dan kebangaan
yang dapat menghantarkan pada demokrasi. Tetapi hasilnya tergantung kontek tertentu.
Ketegangan etnik atau lainnya. Berbagai pro dan kontra memperngaruhi demokrasi, tetapi itu
tidak dapat menentukan hasil akhirnya apakah berhasil atau gagal sehingga tetap bergantung
pada pilihan dan prilaku para pemimpin dan elite poitik.
Perkembangan demokrasi di Indonesia masih tersendat-sendat. Ada dua corak yaitu : sistem
feodal dan birokratis. Dua coarak itu ditandai oleh pemusatan kekuasan. Oleh karena itu peluang
untuk berkembang suburya demokrasi kecil sekali. Dengan kata lain harapan Indonesia
terwujudnya demokrasi pada era reformasi masih hrus dibuktikan.
Proses suksesi kepresidenan dengan jelas menandai berlansungnya proses trasisi ke arah
demokrasi, setelah demokrasi terpenjarakan sekitar 32 tahun pad rezim Soeharto
dengandemokrasi pancasilanya dan 10 tahun pada masa seoharo dengan demokrasi terpimpinya
dengan demikian secara empitik demokrasi yang sesunguhnya di indonesia belum dapat
terwujud kerena itu demokrasi pekerjaan rumah dan agenda yang sangat berat bagi pemerintah.
Menurut ruslikarim dapat terwujudnya tatanan negara pemerintahan Indonesia apa bila tersedia
faktor pendukung:
1. Keterbukaan
2. Budaya politik partisipasif egalitarian
3. Kepemimpinan politik yang berorientasi kerakyatan
4. Rakyat yang terdidik cerdas dan peduli
5. Partai politik yang tumbuh dari dari bawah
6. Penghargaan terhadap hukum
7. Masyarakat sipil yeng tanggap dan bertanggung jawab
8. Dukungan dari pihak asing dan pemihakan pada segolongan mayoritas .
Sementara menutut Azyumrdi ada 4 syarat untuk pertumbuhan demokrasi pertama meningkatkan
ekonomi rakyat secara keseluruhan. Kedua pemberdayaan dan pengembagan kelompok
masyarakat yang favourabel bagi pertumbuhan demokrasi seperti kles menengah, LSM, para
pekerja dan sebagainya. Ketiga hubungan internasional yang lebih adil dan seimbang. Keempat
sosialisai pendidikan kewarganegaraan. Karena melalui sosialisai pendidikan kewarganegraan
dapat dihasilkan kewarganegaraan yang demokratis yang pada giliranya menjadi tulang
punggung bagi Indonesia yang benar – benar demokratis
Demokrasi di Indonesia tiga tahun terahir merupakan proses yang sangat lama dan kompleks
karena melibakan beberapa tahap pertama tahap persiapan yang di tandai denan pergulatan unsur
penegak demokrasi dibagun dan di kembangkan. Ketiga konsolidasi, dimana demokrasi baru di
kembangkan lebih lanjut sehingga pratek demokrasi menjadi bagian yang mapan dan budaya
politik. Dalam kaianya dengan trasisi demokratis. Indonesia sat ini tegah berada dalam fase
kedua dan ketiga
Indikasi kearah terwujudnya kehidupan demokratis dalam era transisi di Indonesia antara lain
adanya reposisi dan redefenisi TNI dalam kaitanya dengan keberadannya pada sebuah negara
yang demokrasi. Di amandemennya pasal-pasal dalam konstitusi RI (amandemen I-IV) adanya
kebebasan pers, dijadikannya kebijakan otonomi daerah dan sebagainya. Akan tetapi sampai saat
ini pun masih dijumpai indikasi kembali kekerasan status yang ingin memudarkan arah
demokrasi Indonesia kembali keperiode sebelum orde refornasi oleh karena itu kondisi transisi
demokrasi Indonesia untuk saat ini masih berada di persimpanganjlan yang belum jelas kemana
arah pelabuhanya, perubahan sistem politik melalui paket amandemen konstitusi (amandemen I-
IV) dan pebuatan paket perundang – undangan politik ( UU partai politik, UU pemilu, UU
pemilihan presiden dan wakil presiden, UU susunan dan kedudukan DPR,DPRD dan
DPD)mampu mengawal menuju demokrasi, masih menjadi pertanyaan besar.