demokrasi era_reformasi
4
/
bend_palasarijesika
Mei 11
Sejak berakhirnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden
Soeharto, maka indonesia memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai
hasil dari kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir seluruh aspek kehidupan
masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini diawali dengan
di amandemennya UUD 1945 (bagian Batangtubuhnya) sebab dinilai sebagai sumber
utama kegagalan tatanan kehidupan kenegaraan di masa Orde Baru.
Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan negara, khususnya
perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan aspek sifat hubungan antar
lembaga-lembaga negara, akibat amandemen tersebut sehingga dengan sendirinya terjadi
perubahan terhadap model demokrasi yang dilaksana-kan dibandingkan dengan model
Demokrasi Pancasila di era Orde Baru. Saat masa pemerintahan Habibie mulai nampak
beberapa indicator kedemokrasian di Indonesia. Pertama, diberikannya ruang kebebasan
pers sebagai ruang publik untuk berpartisipasi dalam kebangsaan dan kenegaraan. Kedua,
diberlakunya system multi partai dalam pemilu tahun 1999.
Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah Demokresi
Pancasila, tentu saja dengan karakteristik yang berbeda dengan Demokresi Pancasila yang
diterapkan pada masa orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun
1950-1959.
Perbaikan ke arah positif Perkembangan Demokrasi pada masa Reformasi ini dapat
tercermin dalam beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut:
Pemilu yang dilaksanakan tahun 1999 jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya serta
pelaksanaan pemilu setelah tahun 1999 juga berjalan demokratis dan lebih baik daripada
pelaksanaan pemilu sebelum 1999.
Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat.
Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
Rotasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampai pada tingkat desa.
Perkembangan demokrasi masa reformasi yang menuju ke arah positif dapat terlihat dari
pengakuan Freedom House pada Tahun 2006 yang memasukkan negara Republik
Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga setelah Amerika dan India. Pujian-
pujian atas perkembangan demokrasi juga terus mengalir dari berbagai kalangan.
Kondisi ini dikuatkan dengan pernyataan Jusuf Kalla (mantan Wapres) yang mengatakan
bahwa demokrasi cuma cara, alat atau proses, dan bukan tujuan. Demokrasi boleh di
nomor duakan di bawah tujuan utama peningkatan dan pencapaian kesejahteraan rakyat.
Oleh karenanya di tengah eforia demokrasi, kita semua harus berhati-hati akan
kepentingan sempit yang sangat mungkin menjadi penumpang gelap. selain itu sinkronisasi
antara demokrasi dengan pembangunan nasional haruslah sejalan bukan malah sebaliknya
demokrasi yang ditegakkan hanya untuk pemenuhan kepentingan partai dan kelompok
tertentu saja. Jadi, demokrasi yang kita terapkan sekarang haruslah mengacu pada sendi-
sendi bangsa Indonesia yang berdasarkan filsafah bangsa yaitu Pancasila dan UUD 1945
serta bertujuan untuk mensejahterakan kehidupan bangsa indonesia secara umum.
MARKIJAR.Com 18
Perkembangan Demokrasi di Indonesia dari Orde Lama, Orde Baru Hingga
Reformasi...
Demokrasi adalah suatu istilah dalam wacana politik yang banyak dibicarakan oleh para
politisi dan aktivis. Demokrasi dapat diartikan sebag...
5 BULAN KEMUDIAN
Okt 8
Pada masa reformasi, peran partai politik kembali menonjol sehingga demokrasi dapat
berkembang. Pelaksanaan demokrasi setelah Pemilu banyak kebijakan yang tidak
mendasarkan pada kepentingan rakyat, melainkan lebih ke arah pembagian kekuasaan
antara presiden dan partai politik dalam DPR. Dengan kata lain, model demokrasi era
reformasi dewasa ini kurang mendasarkan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Ada satu hal yang membuat indonesia dianggap Negara demokrasi oleh dunia
Internasional walaupun Negara ini masih jauh dikatakan lebih baik dari Negara maju lainnya
adalah Pemilihan Langsung Presiden maupun Kepala Daerah yang dilakukan secara
langsung. Mungkin rakyat indonesia masih menunggu hasil dari demokrasi yang yang
membawa masyarakat adil dan makmur secara keseluruhan.
Runtuhnya rezim otoriter Orde Baru telah membawa harapan baru bagi tumbuhnya
demokrasi di Indonesia. Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut
menandakan tahap awal bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan
fase krusial yang kritis, karena dalam fase ini akan ditentukan kemana arah demokrasi yang
akan dibangun. Selain itu dalam fase ini pula bias saja pembalikan arah perjalanan bangsa
dan Negara yang akan menghantar Indonesia kembali memasuki masa otoriter
sebagaimana yang terjadi pada periode orde lama dan orde baru.
Sukses atau gagalnya suatu transisi demokrasi sangat bergantung pada empat faktor kunci
yakni :
Keempat faktor tersebut harus berjalan sinergis sebagai modal untuk mengonsolidasikan
demokrasi.Karena itu seperti yang dikemukakan oleh Azyumardi Azra langkah yang harus
dilakukan adalah dalam transisi Indonesia menuju demokrasi sekurang-kurangnya
mencakup reformasi dalam tiga bidang besar, yaitu :
Dalam kerangka itu upaya membangun demokrasi (Indonesia) dapat terwujud dalam
tatanan Negara pemerintahan Indonesia bila tersedia delapan faktor pendukung yakni :
1. Pemilihan Umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan
adil setiap lima tahun sekali.
2. Pemilihan Umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
3. Peserta Pemilihan Umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Partai Politik.
4. Peserta Pemilihan Umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
adalah perseorangan.
5. Pemilihan Umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat
nasional, tetap dan mandiri.
6. Ketentuan lebih lanjut tentang Pemilu diatur dengan Undang-Undang.
Tujuan diselenggaraknnya Pemilu adalah untuk memilih wakil rakyat dan wakil daerah serta
untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan memperoleh dukungan rakyat
dalam rangka mencapai tujuan nasional sesuai dengan UUD 1945.
Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam NKRI yang berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945. Peserta pemilu adalah parpol untuk calon anggota legislatif dan
perseorangan untuk calon anggota DPD yang telah memenuhi persyaratan sesuai dengan
UU No.12 Tahun 2003.
Secara umum, pemilu yang diselenggarakan pada masa Orde Baru dianggap oleh
kebanyakan masyarakat tidak berlangsung secara demokratis. Berbagai strategi dihalalkan
oleh sebuah partai yang berkuasa pada saat itu untuk terus memenangkan pemilu.
Runtuhnya Orde Baru yang ditandai dengan turunnya Soeharto dari jabatan Presiden,
memberikan angin segar di tengah masyarakat yang sedang haus akan pendidikan politik
dan berhasrat untuk belajar berdemokrasi.
Pemilu 1999 merupakan pemilu pertama di indonesia yang dianggap dunia internasional
sebagai yang paling demokratis. Dengan menambahkan asas jujur dan adil di belakang
langsung, umum, bebas, rahasia, pemilu 1999 untuk pertama kalinya diselenggarakan oleh
lembaga independen bernama KPU. Pelaksanaannyapun sangat terbuka di bawah
pengawasan dari berbagai lembaga pengawas independen, baik lokal maupun
asing.Perubahan positif juga terjadi pada susunan dan kedudukan lembaga legislatif dan
eksekutif.Kini, presiden tidak lagi menjadi mandataris MPR karena Presiden beserta
wakilnya dipilih langsung oleh rakyat sehingga peran lembaga legislatif hanya sebagai
pengawas terhadap pelaksanaan pemerintahan.
Pemilu 2004 dan 2009 menggunakan sisitem yang sama dengan pemilu sebelumnya yaitu
multipartai. Hanya bedanya, pada pemilu 2004 dan 2009 menggunakan dua sisitem
sekaligus yaitu sistem distrik untuk anggota DPD dan sisitem proporsional untuk pemilihan
anggota DPR.
Referensi :
M. Rusli Karim, ”Peluang dan Hambatan Demokrasi,” dalam Jurnal CSIS, (Jakarta: 1998).
Azyumardi Azra, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Masyarakat Madani.
A. Rahman H.I, Sistem Politik Indonesia(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007).
Okt 9
Namun karena kondisi kesejarahan bangsa dalam berdemokrasi itu sangat melelahkan,
dan dengan jurang legitimasi politik yang menganga lebar itu, momen ini kurang mendapat
sambutan dengan yang sebenarnya. Euforia politik tampak sangat mempengaruhi alam
demokrasi secara berlebihan. Namun begitu, presiden di awal reformasi ini telah secara
baik meletakkan berbagai lembaga dan prosedur demokrasi di negeri ini.
Pertama , format sistem pemilu harus seperti apa? Haruskah Sistem Proporsional yang
digunakan oleh Orde Baru, yang juga digunakan dalam pemilu demokratis pada 1955,
dipertahankan atau diganti dengan Sistem Distrik atau sistem lainnya?
Kedua , apakah pembagian kekuasaan yang membingungkan antara presiden dan
lembaga perwakilan, sebagaimana yang tencantum dalam UUD 1945 dipertahankan, atau
diubah dan dipentegas menjadi sistem presidensil murni atau sistem parlementer murni.
Ketiga , bagaimana pemerintah harus menyusun kembali hubungan pusat- daerah?
Otoritas pemerintah pusat telah dikurangi oleh undang-undang. Walaupun mungkin malah
menimbulkan lebih banyak kekhawatiran baru daripada menyelesaikan masalah, misalnya
undang-undang otonomi daerah, jika tidak dibatasi, barangkali akan memunculkan raja-raja
kecil di daerah, dan mungkin akan mengancam keutuhan NKRI.
Karena itu, di era reformasi dewasa ini nilai-nilai demokrasi telah diterapkan hampir di
semua sistem dan lembaga-lembaga demokrasi di negeri ini. Dan yang terpenting dan
semua sistem demokrasi itu adalah mencegah datangnya kembali seorang tokoh kuat dan
penguasa tunggal untuk selamanya berkuasa. Kita pernah belajar bagaimana demokrasi
terpimpin di zaman Orde Lama, yang sesungguhnya menghancurkan nilai-nilai demokrasi
itu sendiri. Demikian pula, atas nama Demokrasi Pancasila, seorang Presiden mampu
menghitamputihkan bangsa ini dengan sedemikian lamanya.
Tentu pengalaman-pengalaman itu kita jadikan pelajaran yang sangat berharga untuk ke
depan dalam mempraktikkan demokrasi yang lebih sempurna. Kunci kesempurnaan dalam
berdemokrasi itu adalah adanya keterlibatan masyarakat dalam proses-proses menentukan
kehidupan bersama, terutama di dalam bidang politik atau sistem kekuasaan yang
mengatur masyarakat itu. Dan itulah yang dimaksud dengan kedaulatan berada di tangan
rakyat. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Nurcholish Madjid, yang menyatakan bahwa
yang dimaksud dengan kedaulatan rakyat itu adalah hak dan kewajiban manusia Indonesia,
baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat, untuk berpartisipasi dan mengambil
bagian dalam proses-proses menentukan kehidupan bersama, terutama di dalam bidang
politik atau sistem kekuasaan yang mengatur masyarakat itu. Dalam konteks kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia, partisipasi masyarakat dapat mengantarkan kepada
perwujudan seluruh cita-cita kemasyarakatan dan kenegaraan, sebagaimana dinyatakan di
dalam nilai-nilai kesepakatan luhur dalam Mukaddimah UUD 1945.
DEMOKRASI REFORMASI 1998 SAMPAI SEKARANG DI INDONESIA
Demokrasi pada dasarnya adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi juga
mencakup seperangkat praktek dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang dan kadang
berliku-liku. Suatu hal yang umum di masyarakat tentang demokrasi adalah kekuasaan oleh
rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Seperti yang kita ketahui bahwa demokrasi adalah suatu
bentuk sistem pemerintahan yang digunakan oleh suatu negara sebagai upaya mewujudkan
kedaulatan rakyat atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Demokrasi
pada masa reformasi, peran partai politik kembali menonjol sehingga demokrasi dapat
berkembang. Pelaksanaan demokrasi setelah Pemilu banyak kebijakan yang tidak
mendasarkan pada kepentingan rakyat, melainkan lebih ke arah pembagian kekuasaan
antara presiden dan partai politik dalam DPR. Dengan kata lain, model demokrasi era
reformasi dewasa ini kurang mendasarkan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah Demokresi
Pancasila, tentu saja dengan karakteristik yang berbeda dengan Demokresi Pancasila yang
diterapkan pada masa orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun
1950-1959.
Perbaikan ke arah positif Perkembangan Demokrasi pada masa Reformasi ini dapat
tercermin dalam beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut:
Pemilu yang dilaksanakan tahun 1999 jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya serta
pelaksanaan pemilu setelah tahun 1999 juga berjalan demokratis dan lebih baik daripada
pelaksanaan pemilu sebelum 1999.
Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat.
Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
Rotasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampai pada tingkat desa.
Perkembangan demokrasi masa reformasi yang menuju ke arah positif dapat terlihat dari
pengakuan Freedom House pada Tahun 2006 yang memasukkan negara Republik
Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga setelah Amerika dan India. Pujian-
pujian atas perkembangan demokrasi juga terus mengalir dari berbagai kalangan.
Kondisi ini dikuatkan dengan pernyataan Jusuf Kalla (mantan Wapres) yang mengatakan
bahwa demokrasi cuma cara, alat atau proses, dan bukan tujuan. Demokrasi boleh di
nomor duakan di bawah tujuan utama peningkatan dan pencapaian kesejahteraan rakyat.
Oleh karenanya di tengah eforia demokrasi, kita semua harus berhati-hati akan
kepentingan sempit yang sangat mungkin menjadi penumpang gelap. selain itu sinkronisasi
antara demokrasi dengan pembangunan nasional haruslah sejalan bukan malah sebaliknya
demokrasi yang ditegakkan hanya untuk pemenuhan kepentingan partai dan kelompok
tertentu saja. Jadi, demokrasi yang kita terapkan sekarang haruslah mengacu pada sendi-
sendi bangsa Indonesia yang berdasarkan filsafah bangsa yaitu Pancasila dan UUD 1945
serta bertujuan untuk mensejahterakan kehidupan bangsa indonesia secara umum.
Karena itu, di era reformasi dewasa ini nilai-nilai demokrasi telah diterapkan hampir di
semua sistem dan lembaga-lembaga demokrasi di negeri ini. Dan yang terpenting dan
semua sistem demokrasi itu adalah mencegah datangnya kembali seorang tokoh kuat dan
penguasa tunggal untuk selamanya berkuasa
Reformasi yang merupakan salah satu peristiwa bersejarah di Indonesia ini diharapkan menjadi
suatu momentum agar bangsa ini dapat mengubah keadaannya di segala bidang. Apabila
stabilitas politik suatu negara dapat terjaga, maka segala sektor akan mengalami imbas menjadi
menguat begitu pula sebaliknya. Maka dari itu dalam menciptakan suatu stabilitas politik
diperlukan pemerintah yang demokratis, karena sistem demokratis adalah sistem yang berasal
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Jika demokrasi dapat berlangsung sebagaimana
mestinya, maka kedaulatan rakyat akan terbentuk.
Sejauh ini pelaksanaan demokrasi di era Reformasi dirasa sudah cukup bagus dibanding demokrasi
yang sebelumnya karena kebebasan dalam mengutaraakan pendapat sebagaimana diamanatkan
oleh UUD 1945 pasal 28 sudah terjamin. Namun demikian, apabila kebebasan ini tidak terkontrol
maka yang aakan terjadi adalah suatu kebablasan dalam berpendapat, dan bukan kebebasan.