Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Materi Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Arief Syah Safrianto


Disusun Oleh
CINDYA SUSFINAL PUTRI
(2234021053)

FAKULTAS EKONOMI
PRODI S1 MANAJEMEN
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
Jalan Raya Jatiwaringin, RT. 03 / RW. 04, Jatiwaringin, Pondok Gede, RT.009/RW.005,
Jaticempaka, Kec. Pd. Gede, Kota Bks, Jawa Barat 13077
BAB 3
Pengertian, sifat dan fungsi Negara

A.Pengertian Negara
Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi oleh
pemerintah negara yang sah, yang umumnya memiliki kedaulatan. Negara juga merupakan
suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di
wilayah tersebut, dan berdiri secara independent. Syarat primer sebuah negara adalah memiliki
rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat
sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara lain. Ahli ilmu politik Miriam Budiardjo
dalam Dasar-dasar Ilmu Politik (2007) merangkum definisi- definisi negara sebagai berikut:
Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang
berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya
melalui penguasaan (kontrol) monopolistis terhadap kekuasaan yang sah. Dalam An
Introduction to Politics (1951), Roger H. Soltau menyebutkan negara adalah agen atau
kewenangan yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama
masyarakat. Sementara menurut Harod J. Laski dalam The State in Theory and Practice (1947),
negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang
bersifat memaksa. Negara secara sah lebih berkuasa daripada individu atau kelompok yang
merupakan bagian masyarakat. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan
bekerja sama untuk memenuhi terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama. Masyarakat
menjadi negara ketika cara hidup yang harus ditaati, baik oleh individu maupun oleh asosiasi-
asosiasi, ditentukan oleh suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat.
Secara umum, pengertian Negara dapat ditinjau dari empat sudut, yaitu:
 Negara sebagai organisasi kekuasaan Negara adalah alat masyarakat yang mempunyai
kekuasaan untuk mengatur hubungan antara manusia dalam masyarakat tersebut. Pengertian
ini dikemukakan oleh Logemann dan Harold J. Laski. Logemann menyatakan bahwa negara
adalah organisasi kekuasaan yang bertujuan mengatur masyarakatnya dengan kekuasaannya
itu. Negara sebagai organisasi kekuasaan pada hakekatnya merupakan suatu tata kerja sama
untuk membuat suatu kelompok manusia berbuat atau bersikap sesuai dengan kehendak
negara itu.
 Negara sebagai organisasi politik Negara adalah asosiasi yang berfungsi memelihara
ketertiban dalam masyarakat berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu
pemerintah yang diberi kekuasaan memaksa. Dari sudut organisasi politik, negara merupakan
integrasi dari kekuasaan politik atau merupakan organisasi pokok dari kekuasaan politik.
Sebagai organisasi politik negara Bidang Tata Negara berfungsi sebagai alat dari masyarakat
yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antar manusia dan sekaligus
menertibkan serta mengendalikan gejala–gejala kekuasaan yang muncul dalam masyarakat.
Pandangan tersebut nampak dalam pendapat Roger H. Soltou dan Robert M Mac Iver. Dalam
bukunya The Modern State, Robert M Mac Iver menyatakan: Negara ialah persekutuan
manusia (asosiasi) yang menyelenggarakan penertiban suatu masyarakat dalam suatu wilayah
berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh pemerintah yang dilengkapi kekuasaan
memaksa. Menurut RM Mac Iver, walaupun negara merupakan persekutuan manusia, akan
tetapi mempunyai ciri khas yang dapat digunakan untuk membedakan antara negara dengan
persekutuan manusia yang lainnya. Ciri khas tersebut adalah: kedualatan dan keanggotaan
negara bersifat mengikat dan memaksa.
 Negara sebagai organisasi kesusilaan Negara merupakan penjelmaan dari keseluruhan
individu. Menurut Friedrich Hegel: Negara adalah suatu organisasi kesusilaan yang timbul
sebagai sintesa antara kemerdekaan universal dengan kemerdekaan individu. Negara adalah
organisme dimana setiap individu menjelmakan dirinya, karena merupakan penjelmaan
seluruh individu maka negara memiliki kekuasaan tertinggi sehingga tidak ada kekuasaan lain
yang lebih tinggi dari negara. Berdasarkan pemikirannya, Hegel tidak menyetujui adanya
pemisahan kekuasaan karena pemisahan kekuasaan akan menyebabkan lenyapnya negara.
Pemilihan umum karena negara bukan merupakan penjelmaan kehendak mayoritas rakyat
secara perseorangan melainkan kehendak kesusilaan. Dengan memperhatikan pendapat
Hegel tersebut, maka ditinjau dari organisasi kesusilaan, negara dipandang sebagai organisasi
yang berhak mengatur tata tertib dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sementara
manusia sebagai penghuninya tidak dapat berbuat semaunya sendiri.
 Negara sebagai integrasi antara pemerintah dan rakyat Negara sebagai kesatuan bangsa,
individu dianggap sebagai bagian integral negara yang memiliki kedudukan dan fungsi untuk
menjalankan negara. Menurut Prof. Soepomo, ada 3 teori tentang pengertian negara: Pertama,
Teori Perseorangan (Individualistik) yang menyatakan bahwa negara adalah merupakan suatu
masyarakat hukum yang disusun berdasarkan perjanjian antar individu yang menjadi anggota
masyarakat. Kegiatan negara diarahkan untuk mewujudkan kepentingan dan kebebasan
pribadi. Penganjur teori ini antara lain Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jacques Rousseau,
Herbert Spencer, Harold J. Laski. Kedua, Teori Golongan (Kelas) yang menyatakan bahwa
negara merupakan alat dari suatu golongan (kelas) yang mempunyai kedudukan ekonomi
yang paling kuat untuk menindas golongan lain yang kedudukan ekonominya lebih lemah.
Teori golongan diajarkan oleh Karl Marx, Frederich Engels, dan Lenin. Ketiga, Teori
Intergralistik (Persatuan) yang menyatakan bahwa negara adalah susunan masyarakat yang
integral, yang erat antara semua golongan, semua bagian dari seluruh anggota masyarakat
merupakan persatuan masyarakat yang organis. Negara integralistik merupakan negara yang
hendak mengatasi paham perseorangan dan paham golongan dan negara mengutamakan
kepentingan umum sebagai satu kesatuan. Teori persatuan diajarkan oleh Bendictus de
Spinosa, F. Hegel, Adam Muller.

B.Sifat Negara
Sifat negara merupakan suatu keadaan dimana hal tersebut dimiliki agar dapat
menjadikannya suatu negara yang bertujuan. Sifat-sifat tersebut umumnya mengikat bagi
setiap warga negaranya dan menjadi suatu identitas bagi negara tersebut. Sifat suatu negara
terkadang tidaklah sama dengan negara lainnya, ini tergantung pada landasan ideologi negara
masingmasing. Namun ada juga beberapa sifat negara yang bersifat umum dan dimiliki oleh
semua Negara, yaitu:

 Sifat memaksa Negara


merupakan suatu badan yang mempunyai kekuasaan terhadap warga negaranya, hal
ini bersifat mutlak dan memaksa.
 Sifat monopoli Negara
dengan kekuasaannya tersebut mempunyai hak atas kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya, hal ini menjadi sesuatu yang menjadi landasan untuk menguasai
sepenuhnya kekayaan alam yang terkandung di dalam wilayah Negara tersebut.
 Sifat mencakup semua Kekuasaan Negara
merupakan kekuasaan yang mengikat bagi seluruh warga negaranya. Tidak ada satu
orang pun yang menjadi pengecualian di hadapan suatu Negara. Tidak hanya
mengikat suatu golongan atau suatu adat budaya saja, tetapi mengikat secara
keseluruhan masyarakat yang termasuk kedalam warga negaranya.
 Sifat menentukan Negara
memiliki kekuasaan untuk menentukan sikap-sikap untuk menjaga stabilitas Negara
itu. Sifat menentukan juga membuat Negara dapat menentukan secara unilateral dan
dapat pula menuntut bahwa semua orang yang ada di dalam wilayah suatu Negara
(kecuali orang asing) menjadi anggota politik Negara.

Secara umum, hakikat Negara dibagi menjadi dua aspek, yakni sosiologis dan yuridis.
Berikut adalah penjelasannya: Sifat hakikat negara berkaitan erat dengan dasar-dasar atau
unsurunsur terbentuknya negara. Berikut ini diuraikan sifat dari hakikat negara yang ditinjau
dari berbagai segi seperti yang telah disebutkan oleh Geoege Jellinek, adapaun penjelasannya
seperti yang diuraikan di bawah ini meliputi:
 Sifat dari Hakikat Negara Ditinjau dari Segi Sosiologis
Sifat dari hakikat negara dari segi sosiologis merupakan peninjauan negara yang
didasarkan pada anggota masyarakatnya (zoon politicon). Berikut beberapa pendapat
ahli yang mendukung sifat dari hakikat negara dari segi sosiologis.
Aristoteles – Menurut pakar satu ini, sifat dari hakikat negara merupakan suatu alat
yang semata-mata digunakan untuk memaksakan sekelompok manusia agar tunduk
terhadap tata tertib yang baik dalam masyarakat.
McDougal – Inti dari pernyataan McDougal negara adalah sekelompok manusia yang
merasa senasip dan memiliki tujuan yang sama. Dalam hal ini pengelompokan dapat
terjadi secara alamiah, disengaja, atau campuran keduanya serta bisa juga dibentuk
secara genologis.
Kranenburg – Kranenburg nemiliki pendapat yang sama dengan McDougal tentang
sifat dari hakikat negara. Adapun pengelompokan manusia dapat dibagi menjadi 4
(emapat) ukuran yaitu pada suatu tempat tertentu dan teratur; pada suatu tempat
tertentu dan tidak teratur; tidak berada pada suatu tempat tetapi teratur; atau tidak
berada pada suatu tempat dan tidak teratur.
 Sifat dari Hakikat Negara Ditinjau dari Segi Yuridis
Sifat dari hakikat negara dari segi yuridis berarti suatu negara dilihat dari peraturan
atau ketetapan yang membentuk suatu negara, dalam hal ini ada beberapa pendapat
yakni:
Objek Hukum – Suatu negara dijadikan sebagai objek hukum oleh para penguasa
untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian negara dijadikan manusia sebagai alat
untuk mencapai tujuan tertentu.
Subjek Hukum – Sebagai subjek hukum, negara bertindak dalam membentuk hukum
dan undangundang. Hukum dan undang-undang ini nantinya harus ditaati oleh
kelompok manusia yang tinggal di negara tersebut.
Penghalusan Hukum – Dalam hal ini penghalusan hukum dimaksudkan bahwa
negara merupakan perwujudan dari perjanjian oleh orang-orang tertentu yang
kemudian membentu sebuah lembaga bernama negara.

C.Fungsi Negara
Setiap negara selain mempunyai tujuan juga memiliki fungsiyang harus dipahami oleh setiap
warga negaranya.Apakah yang menjadi fungsi dari suatu negara? Untuk mengetahui tentang
fungsi suatu negara, Perlu kiranya mengetahui pengertian fungsi negara terlebih dahulu.Fungsi
negara adalah pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapai,menunjukan gerak dalam dunia
nyata. Negara yang baik adalah negara yang dapat menggerakkan roda pemerintahan secara
efektif, Jika demikian maka berfungsi atau tidaknya sebuah negara dapat dilihat dari berjalan
atau tidaknya roda pemerintahan. Menurut Robert Mac Iver, fungsi negara dapat dibedakan
menjadi; fungsi negara tetap dilaksanakan oleh semua negara yakni fungsi di bidang
kebudayaan dan perekonomian.Fungsi kebudayaan dari negara terletak dalam aktivitas rakyat
sendiri. Dalam hal ini, negara hanya memajukan dan melengkapi serta mengidentifikasi usaha
– usaha rakyat. Fungsi kesejahteraan umun, berarti semua aktivitas negara yang secara
langsung ditunjukan pada perbaikan keadaann kehidupan rakyat. Ini berarti negara secara aktif
turut campur tangan dalam bidang perekonomian agar dapat memberi kehidupan yang layak
bagi semua warga negaranya.Sedangkan menurut Charles E. Merriam, negara mempunyai lima
macam fungsi yaitu: Keamanan ekstern, ketertiban intern,keadilan,kesejahteraan, dan
kebebasan.
Tiga fungsi negara menurut Montesquieu adalah :
1. Fungsi legislatif, Membuat Undang – undang
2. Fungsi Eksekutif, Melaksankan Undang – undang, dan
3. Fungsi Yudikatif, Untuk mengawasii agar semua peraturan ditaati (fungsi mengadili)
d.Fungsi Negara menurut Van Vollenhoven
Fungsi negara menurut Van Vollenhoven yaitu terdiri dari 4 fungsi yang dikenal dengan
istilah catur praja. Keempat fungsi yang dimaksud adalah:
1. Fungsi menyelenggarakan pemerintahan, bestuur.
2. Fungsi mengadili, rechtsprak.
3. Fungsi membuat peraturan, regeling.
4. Fungsi ketertiban dan keamanan, politie.

Menurut Miriam Budiardjo, setiap negara memiliki kemampuan yang minim.


Implementasi kontrol untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah konflik dalam
masyarakat.
Untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,
Memfasilitasi aspek pertahanan dan keamanan untuk mempertahankan diri dari serangan
eksternal dan internal.
Keadilan bagi seluruh warga negara melalui lembaga peradilan dan konstitusi negara yang
ada.

Untuk mewujudkan tujuan negara, negara kesatuan republik Indonesia mempunyai fungsi
mempertahankan negara, keamanan dan ketertiban, kesejahteraan dan Kemakmuran, serta
fungsi keadilan. Fungsi pertahanan negara merupakan segala usaha untuk mempertahankan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara kesatuan republik Indonesia dan keselamatan
segenap bangsa dari segala macam ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan
negara. Fungsi pertahanan dijalankan oleh tentara nasional Indonesia TNI. Fungsi keamanan
dan ketertiban masyarakat. Ditugaskan kepada kepolisian negara republik Indonesia. Agar
dalam masyarakat tidak timbul adanya kesenjangan sosial, pemerintah kewajiban untuk
mewujudkan kesejahteraan dan Kemakmuran masyarakat, dan pemerintah berusaha untuk
menegakkan keadilan dalam segala aspek kehidupanBaik politik, ekonomi, sosial, budaya,
dan hukum

D. Bentuk Negara, Sifat Negara serta Fungsi Negara yang Ideal untuk
Indonesia

A. Bentuk Negara Pada Zaman Yunani Kuno


Pada masa yunani kuno dahulu hanya dikenal adanya 3 bentuk pokok dari negara.
Pada waktu itu pengertian dari negara, pemerintahan dan masyarakat masih belum
dibedakan, hal ini disebabkan karena susunan negara masih sangat sederhana
sekali, bila dibandingkan dengan luas daerah negara dan julah penduduknya belu
sebesar asa sekarang ini. Negara hanya seluas kota saja oleh karena itu pada
hakikatnya hanya merupakan negara-kota saja. Negara-kota ini ada istilahnya
yaitu “polis”. Selain itu sifat dari urusan negara masih sangat sederhana sekali.
Dalam pandangan masyarakat dan para ahli negara, belu ada perbedaan antara
pengertian negara, pengertian masyarakat dan pengertian pemerintahan. Adapun
tiga bentuk pokok daripada negara pada masa yunani kuno tersebut ialah:
Monarchi, Oligarchi, dan Demokrasi. Dipergunakan sebagai ukuran untuk
membedakan bentuk-bentuk tersebut diatas yaitu:
jumlah dari pemegang kekuasaan. Jika yang memegang kekuasaan itu satu oarang
aka bentuk negaranya Monarchi (bahasa Yunani “monos” berarti “satu”
sedangkan “archien” berarti “memerintah”). Jika memegang pemeritahan itu
beberapa orang maka bentuk negaranya itu Oligarchi (bahasa Yunani “oligai”
berarti “beberapa”). Jika yang emegang pemerintahan rakyat maka bentuk negara
nya disebut Demokrasi (bahasa Yunani “Demos” bararti “rakyat”).
B. Bentuk Negara pada Masa Modern Sekarang. Menurut teori-teori modern
sekarang ini, bentuk negara yang terpenting ialah: negara kesatuan(Unitarianisme)
dan negara serikat (Federasi)
1. Negara Kesatuan Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka
dan berdaulat, dengan satu pemerintahan pusat yang berkuasa dan mengatur
seluruh daerah. Namun dalam pelaksanaannya, negara kesatuan ini terbagi
kedalam
2. Macam sistem pemerintahan yaitu: Sentral dan Otonomi.
a. Negara kesatuan dengan sisitem sentralisasi adalah pemerintahan yang
langsung dipimpin oleh pemerintahan pusat, sementara pemerintahan daerah
di bawahnya melaksanakan kebijakan pemerintahan pusat. Model
pemerintahan Orde Baru di bawah pemerintahan presiden Soeharto adalah
salah satu contoh sistem pemerintahan model ini.
b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi adalah kepala daerah
diberikan kesempatan dan kewenangan untuk memgurus urusan pemerintahan
diwilayah sendiri. Sisitem ini dikenal dengan istilah otonomi daerah atau
swatantra. Sistem pemerintahan negara Malaysia dan pemerintahan paske
Orde Baru di Indonesia dengan sistem otonomi khusus dapat dimasukan
kedalam model ini. Negara serikat Negara serikat atau Federasi merupakan
bentuk negara gabungan yang terdiri dari beberapa negara bagian dari sebuah
negara serikat. Pada mulanya negara-negara bagian tersebut merupakan
negara yang merdeka, berdaulat dan berdiri sendiri. Setelah
memnggabungkan dengan negara serikat, dengan sendirinya negara tersebut
melepaskan sebagian dari kekuasaannya dan menyerahkannya kepada Negara
Serikat. Penyerahan kekuasaan dari negara-negara bagian kepada nagara
serikat tersebut dikenal dengan istilah limitatif (satu demui satu) dimana
hanya kekuasaan yang diberikan oleh negara-negara bagian saja (delagated
powers) yang menjadi kekuasaan Negara Serikat. Namun pada perkembangan
selanjutnya, negara serikat mengatur hal yang bersifat strategis seperti
kebijakan politik luar negeri, keamanan dan pertahanan negara. Adakalanya
dalam pembagian kekuasaan antara pemerintahan federasi dan peerintahan
negara-negara bagian yang disebut adalah urusan-urusan yang
diselenggarakan oleh pemerintah negara-negara bagian, yang berarti bahwa
bidang kegiatan federal adalah urusan-urusan kenegaraan selebihnya
(reseduary powers).
Disamping 2 bentuk diatas, dari sisi pelaksana dan mekanisme pemilihannya,
bentuk Negara dapat digolongkan ketiga kelompok yaitu: Monarki, Oligarki,
dan Demokrasi.
A. Monarki Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang
dikepalai oleh raja atau ratu. Dalam prakteknya, monarki ada dua jenis yaitu:
Monarki absolut dan monarki konstutional.
a). Monarki absolut adalah model pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di
tangan satu orang raja atu ratu. Termasuk dalam kategori ini adalah negara
Arab saudi, Brunae, Swazilan, bhutan, dll.
b). Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan
kepala negaranya (perdana mentri) dibatasi oleh ketentuan-ketentuan kostitusi
nagara. Praktek monarki konstitusional ini adalah yang paling banyak
dipraktekan di beberapa negara, seperti Thailand, Jepang, Inggris, jordania
dan lan-lain.
c). Monarki parlamenter adalah bentuk pemerintahan yang bertanggung jawab
atas kebijaksanaan pemerintahannya adalah mentri, Termasuk dalam kategori
ini adalah negara Inggris, Belanda, dan Malaysia. Dengan demikian
pengertian negara yang berbentuk monarki adalah negara dimana cara
penunjukan kepala negaranya berdasarkan keturunan dari raja yang
sebelumya.
B. Oligarki Model
pemerintahan oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa
orang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.
C. Demokrasi Pemerintahan model demikrasi adalah pemerintahan yang
bersandarkan pada kedaulatan rakyat atau bendasarkan kekuasaannya pada
pilihan atau kehendak rakyat malalui mekanisme pemulihan Umum (pemilu)
yang berlangsung secara jujur, bebasan, dan adil. Dalam teori Ilmu Negara
pengertian tentang teori bentuk Negara sejak dahulu kala dibagi menjadi dua
yaitu: monarchie dan republik. Untuk menentukan suatu Negara itu berbentuk
monarchie dan republik, dalam Ilmu Negara banyak macam ukuran yang
dipakai. Antara lain Jellinek dalam bukunya yang berjudul Allgemene
Staatslehre memakai sebagai kriteria bagaimana caranya kehendak negara itu
dinayatakan. Jika kehendak Negara itu ditentukan oleh satu orang saja, maka
bentuk Negara itu monarchie dan jika kehendak Negara itu ditentukan oleh
orang banyak yang merupakan suatu majelis, maka bentuk negaranya adalah
republik. Pendapat Jellinek ini tidak banyak penganutnya karena banyak
mengandung kelemahan. Faham Duguit lebih lazim dipakai, yang
menggunakan sebagai kriteria bagaimana caranya kepala Negara itu diangkat.
Dalam bukunya yang berjudul Traite de Droit Contitutionel jilid 2, diutarakan
jika seorang kepala negara diangkat berdasarkan hak waris atau keturunan
maka bentuk negaranya disebut monarchie dan Kepala Negaranya disebut raja
atau ratu. Jika kepala negara dipilih melalui suatu pemilihan umum untuk
masa jabatan yang ditentukan, maka bentuk negaranya disebut republik dan
Kepala Negaranya adalah seorang Presiden. Sama hal nya monarki republik
itu dapat dibagi menjadi:
1). Republik mutlak (absolute)
2). Republik konstitusi
3). Repulik parlemen Menurut ketentuan yang telah dijelaskan di atas maka
negara Indonesia mempunyai bentuk negara sebagai republik. Hal ini
didasarkan atas cara pemilihan presiden, bahkan bukan hanya oleh majelis
melainkan langsung dipilih oleh Rakyat. Dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 1
dinyatakan bahwa negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang bebentuk
Republik. Selanjutnya bagaimana dengan susunan negaranya apakah negara
kesatuan atau federal Perbedaan negera federal dan negara kesatuan dapat
ditunjukan sebagai berikut:
Negara Federal Negara Kesatuan · Bagian-bagian negara disebut negara
bagian · Bagian-bagian Negara bukan merupakan negara bagian, lazimnya
disebut provinsi · Negara-negara bagian memiliki wewenang untuk memebuat
UUD sendiri dan dapat menentukan bentuk-bentuk organisasinya masing-
masing yang tidak bertentangan dengan konstitusi · Organisasi bagian-bagian
negara secaragaris besar ditentukan oleh pembuat undangundang di pusat
danmerupakan pelaksanaan sistim desentralisasi. · Wewenang pembuat UU
pemerintah pusat ditentukan secara terperinci dan wewenang lainnya ada pada
negara bagian · Wewenag secara tereperinci terdapat pada propinsi-propinsi
dan residu powernya ada pada pemerintah pusat Maka dari perbedaan di atas
dapat kita simpulkan bahwa negara Indonesia merupakan negara kesatuan
yang berbentuk republik.
C. Betuk Kenegaraan Adapun bentuk kenegaraan meliputi bentuk-bentuk
Negara yang pernah ada antara lain sebagai berikut:
a). Serikat Negara (konfedarasi): Adalah perserikatan beberapa negara yang
merdeka dan berdaulat penuh baik kedalam maupun keluar. Pada umumnya
Konfederasi dibentuk berdasarkan perjanjian untuk mengadakan kerjasama
dalam bidang tertentu, misalnya penyelenggaraan politik luar negeri,
pertahanan keamanan bersama. Konfederasi bukanlah merupakan negara
dalam pengertian hukum internasional, karena negara–negara anggotanya
secara masing–masing tetap mempertahankan kedudukan nya secara
internasional. Contoh konfederasi: Persekutuan Amerika Utara (1776 – 1787).
b). Negara Domonion: Bentuk seamacam ini khusus terdapat dalam
lingkungan negara kerajaan inggris. Negara domonion ini ialah suatu negara
yang tadinya daerah jajahan Inggris, yang telah merdeka dan berdaulat, yang
mengakui raja Inggris sebagai rajanya, sebagai lambang persatuan mereka.
c). Negara Protektorat: suatu negara yang berada dibawah lindungan negara
lain. Biasanya soal hubungan luar negeri dan pertahanan dari negara
protektorat itu dengan persetujuan diserahkan kepada negara pelindung.
Contoh negara protektorat; Mesir, protektorat dari Turki (1917) Zanzibar,
protektorat dari Inggris (1890) Albania, protektorat dari Italia (1936)]
d). Negaran Trustee (Perwalian): bentuk negara yang pemerintahannya berada
di bawah pengawasan Dewan Perwalian PBB. Munculnya Trustee merupakan
hasil perjanjian San Francisco sesudah perang dunia II. Menurut Piagam PBB,
perwalian meliputi : Daerah–daerah mandat dahulu. Daerah–daerah yang
dipisahkan dari negara–negara yang kalah dalam perang dunia II. Daerah–
daerah yang secara sukarela menyerahkan urusan pemerin-tahannya kepada
Dewan Perwalian PBB. Tujuan Perwalian adalah untuk meningkatkan
kemajuan rakyat daerah trustee dibidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan
serta perkembangan hak asasi manusia menuju pemerintahan sendiri. Contoh
Daerah Perwalian: Tanzania menjadi perwalian PBB sejak tahun 1945 dan
merdeka tahun 1962. Dan Namibia menjadi perwalian PBB sejak tahun 1967
dan merdeka 1990.
e). Negara Koloni atau jajahan: bentuk negara yang berada di bawah
kekuasaan negara lain. Contoh: Indonesia sebelum 17 Agustus 1945.
f). Negara mandat: bentuk negara bekas jajahan negara–negara yang kalah
dalam Perang Dunia I, yang diletakkan dalam pemerintahan mandat dari
negara–negara yang menang perang di bawah pengawasan Dewan Mandat
Liga Bangsa–Bangsa. Contoh : Kamerun bekas jajahan Jerman menjadi
Mandat Perancis.
g). Negara Uni: bentuk gabungan dua negara atau lebih yang dikepalai
seorang raja. Ada 2 (dua) macam uni : Uni Personil: Uni yang terjadi apabila
dua negara yang tergabung secara kebetulan mempunyai kepala negara yang
sama. Contoh : Uni Belanda – Luxemburg (1839 – 1890), Uni Inggris –
Skotlandia (1603 – 1707). Uni Riil: Uni yang terjadi apabila negara–negara
yang tergabung memiliki kelengkapan Negara yang sama untuk
menyelenggarakan kepentingan bersama, yang dibentuk melalui perjanjian.
SIMPULAN
Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu
dengan mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.
Bentuk negara yang terpenting dan banyak dianut berbagai negara di dunia ialah:
negara kesatuan(Unitarianisme) dan negara serikat (Federasi). Disamping 2 bentuk
itu, dari sisi pelaksana dan mekanisme pemilihannya, bentuk Negara dapat
digolongkan ketiga kelompok yaitu: Monarki, Oligarki, dan Demokrasi. Dan monarki
terbagi menjadi tiga yaitu: Monarki absolute, Monarki konstitusional, dan Monarki
parlamenter.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. I Putu Ari Astawa, S. M. (2017). pengertian negara. Retrieved from
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/2f0542d649a363d3f0
4d06edb24599a0.pdf
DR. MARGIYANTO, M. (2020, 15 April Rabu). sifat negara dan konstitusi.
Retrieved from https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/IGI-
MATERI-PKN-PERT.VI-2020.doc
Simorangkir, J.C.T., dan B. Mang Rengsay, Undang-Undang Dasar 1945,
(Jakarta:Jembatan, 1982).
Jellinek, Allgemene Staatslehre ,1914.
Joeniarto, Demokrasi dan Sistem Pemerintahan Negara, Jakarta: PT Bina Aksara,
1984
SOAL :

1. Pengertian negara adalah?


2. Fungsi federatif ialah
3. Contoh dari sifat negara memaksa!
4. Sebutkan Teori John Locke!
5. Sebutkan kelebihan sistem pemerintahan parlementer!

Jawab :

1. Negara merupakaan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam


kehidupan masyarakat. Pada prinsipnya setiaap warga mayaraka
menjadi anggota dari suatu negara dan harus tunduk pada kekuasaan
negara. Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintah yang ada di
dalamnya, masarakat ingin mewujutkan tujuan tujuan tertentu
sepertti teerwujudnya kertentaraman, ketertiban, dan kesejahteraan
masyrakat.
2. fungsi untuk mengurusi urusan luar negeri dan urusan perang dan
damai. Pandangan John Locke yang dielaborasi oleh Soetomo di atas,
menegaskan bahwa fungsi mengadili merupakan bagian dari tugas
eksekutif.
3. Contohnya, setiap warga negara harus membayar pajak. Orang yang
menghindari kewajiban ini dapat dikenakan denda atau harta miliknya
disita, bahkan dapat dikenakan hukuman kurungan.
4. fungsi Legislasi, membuat undang-undang.
fungsi Eksekutif, melaksanakan undang-undang dan
fungsi Yudikatif, untuk mengawasi agar semua peraturan ditaati
(fungsi mengadili), yang lebih populer dengan teori trias politika.
5. Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi
penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena
kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi
partai. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan
kebijakan publik jelas. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen
terhadap kabinet sehingga cabinet menjadi berhati-hati dalam
menjalankan pemerintahan. Pembuatan keputusan memakan waktu
yang cepat.

Anda mungkin juga menyukai