Anda di halaman 1dari 27

RESUME

ILMU NEGARA

Disusun Oleh :

Joko Prasetyo
18.1.03.4.1.031
Kelas B

Dosen Mata Kuliah Ilmu Negara :

Dr. Muh. Akbar, S.H. , M.H.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah


Ilmu Negara ialah Ilmu yang menyelidiki atau membicarakan Negara, ini
telah nyata ditunjukkan sendiri oleh namanya. Tetapi sebetulnya Ilmu yang
membicarakan negara itu bukanlah hanya Ilmu Negara saja, oleh karena di
samping Ilmu Negara itu masih ada Ilmu-ilmu lainnya yang juga membicarakan
negara.
Ilmu negara sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial umumnya
harus bekerja sama dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial lainnya karena
dapat memberi dan menerima pengaruhnya dan bantuan jasanya satu sama lain
yang saling memerlukan sehingga dapat saling mengisi dan lengkap melengkapi,
sehingga terwujud hubungan komplementer. Karenanya akan lebih bermanfaat
bila memahami objek yang diselidikinyapun terdapat hubungan secara
interdependen di antara cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial itu dengan yang
lainnya, dikarenakan mempergunakan metode dan teknik yang sama.

Metode dan teknik ilmu pengetahuan sosial pada umumnya dipergunakan


pula oleh hampir semua cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial pada khususnya,
seperti ilmu negara, ilmu hukum, ilmu politik dan lain sebagainya.Dalam
hubungan secara khusus antara ilmu negara dengan cabang-cabang
ilmu pengetahuan sosial tertentu, dimaksudkan adanya hubungan yang pada
pokoknya dititik beratkan dan digolongkan kepada objek penyelidikan yang sama
yaitu;negara. Hal ini terutama nampak dengan jelas hubungan khusus antara ilmu
Negara dengan ilmu politik, ilmu hukum tata negara dalam arti luas dan
ilmu perbandingan hukum tata negara.

1.2. Rumusan masalah


Dalam penyusunan resume ini, terdapat rumusan masalah :

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 1
1. istilah dan pengertian Negara
2. Sifat dan hakikat Negara
3. Batasan ilmu Negara
4. Hubungan ilmu Negara dengan ilmu lainnya
5. Metode penyelidikan ilmu Negara
6. Unsur-unsur Negara
7. Teori-teori tentang hadirnya Negara.
8. Tujuan ilmu Negara
9. Bentuk Negara dan pemerintahan
10. Tipe-tipe Negara
11. konstitusi

1.3. Tujuan penulisan


Resume ini disusun sebagai tugas kuliah pertama pada mata kuliah ilmu
negara semester ganjil. Dengan penyusunan resume inin diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan telaah pada materi kuliah Ilmu Negara.

BAB II

PEMBAHASAN

Sebelum kita membahas topik tentang “Apakah itu negara ?‟, dibawah ini
disajikan beberapa rumusan mengenai negara itu sendiri.

Menurut Roger H. Soltau :

Negara adalah agen (agency) atau kewewenangan (authority) yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat (The state is
an agency or authority managing or controlling these (common) affairs on behalf
of and in the name of the community).

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 2
Menurut Harold J. Laski :

Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai


wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih berkuasa daripada
individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat. Masyarakat
adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama untuk memenuhi
terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama. Masyarakat merupakan negara
kalau cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu maupun oleh asosiasi-
asosiasi ditentukan oleh suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat
(The state is a society wich is integrated by possesing a coercive authority legally
supreme over any individual ot group wich is part of the society. A society is a
group of human beings living together and working together for the satisfaction of
their mutual wants. Such a society is a state when theway of live to wich both
individuals and associations must conform is defined by a coercive authority
binding upon them all).

Menurut Max Weber :

Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam


penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam sesuatu wilayah (The state is a
human society that (succesfully) claims the monopoli of the legitimate use of
physical force within a given territory.

Menurut Robert M. Maclver :

Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu


masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi
kekuasaan memaksa (The state is an association which, acting through law as
pormulgalted by a government endowed to this end with coercive power,
maintains within a community territorially demarcated the universal external
conditions of social orders).

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 3
II.1 Pengertian Negara

Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, negara adalah organisasi


pokok dari kekuasaan politik. Negara adalah alat (agency) dari masyarakat yang
mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam
masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Manusia
hidup dalam suasana kerja sama, sekaligus suasana antagonis dan penuh
pertentangan. Negara adalah organisasi yang dalam sesuatu wilayah dapat
memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan
lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidpan bersama itu.
Negara menetapkan cara-cara dan batas-batas sampai di mana kekuasaan dapat
digunakan dalam kehidupan bersama, baik oleh individu, golongan atau asosiasi,
maupu oleh negara sendiri. Dengan demikian negara dapat mengintegrasikan dan
membimbing kegiatan-kegiatan sosial dari penduduknya ke arah tujuan bersama.
Dalam rangka ini boleh dikatakan bahwa negara mempunyai dua tugas :

1. Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial, yakni


yang bertentangan satu sama lain, supaya tidak menjadi antagonis yang
membahayakan ;

2. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-


golongan ke arah tercapainya tujuan-tujuan dari masyrakat seluruhnya.
Negara menentukan bagaimana kegiatan-kegiatan asosiasi-asosiasi
kemasyarakatan disesuaikan satu sama lain dan diarahkan kepada tujuan
nasional. Pengendalian ini dilakukan berdasarkan sistem hukum dan
dengan perantaraan pemerintah beserta segala alat perlengkapannya.
Kekuasaan negara mempunyai organisasi yang paling kuat dan teratur,
maka dari itu, semua golongan atau asosiasi yang memperjuangkan
kekuasaan harus dapat menempatkan diri dalam rangka ini.

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 4
II.2 Sifat dan hakikat ilmu Negara

Negara mempunyai sifat khusus yang merupaka manifesti dari kedaulatan yang
dimilikinya dan yang hanya terdapat pada negara saja dan tidak terdapat pada
asosiasi atau organisasi lainnya. Umumnya dianggap bahwa setiap negara
mempunyai sifat memaksa, sifat monopoli, dan sifat mencakup semua.
Sifat memaksa. Agar peraturan perundangan-undangan ditaati dan dengan
demikian dan dengan demikian penertiban dalam masyarakat tercapai serta
timbulnya anarki dicegah, maka negara memiliki sifat memaksa, dalam
arti mempunyai kekuasaan untuk memakai
kekerasan fisik secara legal. Sarana untuk itu adalah polisi, tentara, dan
sebagainya. Organisasi dan asosiasi yang lain dari negara juga mempunyai
aturan, akan tetapi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh negara lebih
mengikat.

Di dalam masyarakat yang bersifat homogen dan ada konsensus nasional


yang kuat mengenai tujuan-tujuan bersama, biasanya sifat paksaan ini tidak begitu
menonjol ; akan tetapi di negara-negara baru yang kebanyakan belum homogen
dan konsensus nasionalnya kurang kuat, seringkali sifat paksaaan ini akan lebih
tampak. Dalam hal demikian di negara demokratis tetap disadari bahwa paksaan
hendaknya dipakai seminimal mungkin dan sedapat-dapatnya dipakai persuasi
(meyakinkan). Lagi pula pemakaian pemaksaan secara ketat , selain memerlukan
organisasi yang ketat, juga memerlukan biaya yang tinggi.
Unsur paksa dapat dilihat misalnya pada ketentuan tentang pajak. Setiap
warga negara harus membayar pajak dan orang yang menghindari kewajiban ini
dapat dikenakan denda, atau disita miliknya, atau di beberapa negara malahan
dapat dikenakan hukuman kurungan.

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 5
1. Sifat monopoli. Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan
tujuan bersama dalam masyarakat. Dalam rangka ini negara dapat
menyatakan bahwa suatu aliran kepercayaan atau aliran politik
tertentu dilarang hidup dan disebarluaskan, oleh karena dianggap
bertentangan dengan tujuan masyarakat.

2. Sifat mencakup semua (all-encompassing, all-embracing). Semua


peraturan perundang-undangan (misalnya keharusan membayar pajak)
berlaku untuk semua orang tanpa kecuali. Keadaan demikian memang
perlu, sebab kalau seseorang dibiarkan berada di luar ruang lingkup
aktivitas negara, maka usaha negara ke arah tercapainya masyarakat
yang dicita-citakan akan gagal. Lagi pula, menjadi warga negara tidak
berdasarkan kemauan sendiri (involuntary membership) dan hal ini
berbeda dengan asosiasi lain di mana keanggotaan bersifat sukarela.

II.3 Batasan ilmu Negara

I. Batasan Institusional
Mempelajari lembaga-lembaga politik, Negara merupakan lembaga-lembaga pra-
exellence, maka negaralah yang menjadi pusat perhatian. Karena itu pembatasan
dimulai dengan asal mula negara, hakikat negara, sejarah serta tujuan dan bentuk-
bentuk negara yang akhirnya sampai kepada penyusunan deduksi tentang
pertumbuhan dan perkembangan negara.
Atas batasan tersebut di atas timbullah kritik dari Thomas I Cook dalam bukunya
The Methods of Political Science. Pada pokoknya kritik tersebut didasarkan atas
tiga hal, yaitu:
1. bahwa negara itu terbatas dalam waktu,
2. bahwa negara itu bersifat partikularistis, dan
3. bahwa ilmu politik yang memusatkan penyelidikan pada negara tidak
dapat menghasilkan analisis-analisis yang sesuai dengan kenyataan.

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 6
II. Batasan secara fungsional (pragmatis atau teologis)

Sesuai dengan fungsi dan aktivitasnya, maka terjadilah pergeseran titik-berat


penyelidikan ilmu politik, yaitu dari statika ke dinamika politik. Akibatnya harus
pula diperhatikan faktor-faktor nonpolitik yang mempengaruhi pelaksanaan fungsi
dan aktivitas lembaga-lembaga politik seperti: faktor demografis, psikologis,
kultural, dan ekonomis.

III. Batasan secara hakikat politik (power interpretation of politik)

Yang menjadi hakikat politik ialah kekuasaan (macht atau power), maka karena
itu politik merupakan ”perjuangan untuk memperoleh kekuasaan” atau ”teknik
menjalankan kekuasaan-kekuasaan” atau ”masalah pelaksaan dan kontrol
kekuasaan” atau ”pembentukan dan penggunaan kekuasaan”.
Selanjutnya jika diperhatikan batasan tersebut di atas dapat dibagi menjadi tiga
golongan, yakni:

· Postulational approach (pendekatan postulasional)


Golongan ini diwakili oleh George Catlin, yang menggunakan istilah
control untuk kekuasaan, dan ilmu politik dirumuskan sebagai a study of
the act of control, or is the act of human or social control.

· Psychological approach (pendekatan psikologis)


Golongan ini diwakili oleh Harold D. Lasswell dan F. Schuman, yang
menganalisis latar belakang psikologis dari kehausan akan kekuasaan, jadi
motif-motif dan hasrat-hasrat manusia yang berusaha memperoleh dan
menggunakan kekuasaan.

· Sosiological approach (pendekatan sosiologis)


Golongan ini diwakili oleh Charles Merriam dan Lord Russel, yang
menganalisis kekuasaan sebagai gejala sosial yang terdapat dalam

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 7
masyarakat, dipergunakan sebagai alat untuk menjelaskan keadaan
masyarakat di mana kekuasaan itu berlaku.

II.4. Hubungan ilmu negara dengan ilmu lainnya.

A. Hubungan secara umum


Ilmu negara sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial umumnya harus
bekerja sama dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial lainnya karena dapat
memberi dan menerima pengaruhnya dan bantuan jasanya satu sama lain yang
saling memerlukan sehingga dapat saling mengisi dan lengkap melengkapi,
sehingga terwujud hubungan komplementer.

B. Hubungan secara khusus

· Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik


Dalam hubungan ini jelaslah ada sifat-sifat komplementer, karena itu ilmu negara
merupakan salah satu hardcore (teras inti) daripada ilmu politik.

· Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Hukum Tata Negara dalam Arti Luas
Ilmu negara yang merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki pengertian-
pengertian pokok dan sendi-sendi pokok negara dapat memberikan dasar-dasar
teoretis yang bersifat umum untuk hukum tata negara. Oleh karena itu agar dapat
mengerti dengan sebaik-baiknya dan sedalam-dalamnya sistem hukum
ketatanegaraan sesuatu negara tertentu, sudah sewajarnyalah kita terlebih dahulu
kita harus memiliki pengetahuan segala hal ikhwalnya sevara umum tentang
negara yang didapat dalam ilmu negara.

· Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu perbandingan Hukum Tata Negara


Ilmu perbandingan hukum tata negara bertugas menganalisis secara teratur,
menetapkan secara sistematis, sifat-sifat apakah yang melekat padanya, sebab-

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 8
sebab apa yang menimbulkannya, mengubah dan menghilangkan atau
menyebabkan yang satu memasuki yang lain terhadap bentuk negara itu.

II.5. Metode penyelidikan ilmu negara.


Perumusan ringkas dari ilmu, adalah suatu pengetahuan yang teratur dengan
syarat. Ia harus memperhatikan hukum sebab-akibat dalam suatu golongan
masalah yang sama tabiatnya, maupun kedudukannya yang tampak dari luar,
maupun menurut bangunannya dari dalam.
Metode merupakan cara penyelidikan untuk memperoleh pengertian ilmiah
terhadap sesuatu objek sehingga dapat dicapai kebenaran objektif.
Pemberian corak objektif kepada kehidupan yang terbagi atas 3 (tiga) bagian,
yaitu:

· Organisation der Gesellschaft


Yaitu masyarakat disusun secara formasi-formasi kelompok atau
groepsformatie, seperti halnya keluarga, gereja, dan lain sebagainya.

· Kultursysteme
Yaitu masyarakat tempat pergaulan hidup memiliki rangka dan di dalam
rangka itu terdapat: agama, moral, ilmu pengetahuan, kesenian dan lain
sebagainya yang secara bersama-sama merupakan suatu tata (systimatisch
geheel) dalam kebudayaan; dan
· Recht:
Yaitu hukum yang dalam hal ini dapat dilihat hakikat hukum.

Macam-macam metode penyelidikan ilmu negara :


Dalam proses penyelidikannya, metode-metode penyelidikan yang sering
dipakai oleh ilmu negara dan para ahli di lapangan kenegaraan antara lain:

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 9
· Metode Deduksi :
Yaitu suatu metode penyelidikan atas dasar-dasar yang bersifat umum yang
dipergunakan untuk menerangkan peristiwa-peristiwa khusus (tertentu) atau
penjelasan-penjelasan teoretis yang bersifat umum terhadap fakta-fakta yang
bersifat konkret.
· Metode Induksi :
Yaitu suatu metode yang merupakan kesimpulan-kesimpulan umum yang
diperoleh berdasarkan proses pemikiran setelah mempelajari peristiwa-peristiwa
khusus atau peristiwa-peristiwa yang konkret.
· Metode Dealektis (dialectische methode):
Yaitu suatu metode ”tanya jawab” atau ”dialog”, proses penyelidikan dilakukan
dengan cara tanya jawab untuk mencoba mencari pengertian-pengertian tertentu.
· Metode Filosofi
Yaitu suatu metode yang dalam proses penyelidikannya meninjau serta membahas
objek penyelidikannya serta abstrak-idiil. Ide abstrak itu sifatnya khayal dan lepas
atau melampaui kenyataan (transcendental).
· Metode Perbandingan (methode van vergelijking)
Yaitu suatu metode dengan mengadakan perbandingan di antara kedua objek
penyelidikan atau lebih, untuk menambah dan memperdalam pengetahuan tentang
objek-objek yang diselidiki.
· Metode Sejarah (methode van historische beschouwing)
Yaitu suatu metode yang didasarkan terhadap analisis dari kenyataan-kenyataan
sejarah, yaitu ditinjau pertumbuhan dan perkembangannya, sebab akibatnya
sebagaimana terwujud dalam sejarah dan penyelidikan disusun asas-asas umum
yang dapat dipergunakan.
Jikalau negara diselidiki secara metode sejarah, maka penyelidikannya ditujukan
kepada asal mula negara atau genetika negara pertumbuhan dan perkembangannya
dan dihabisi dengan pembahasan keadaan negara saat ini.sebagaimana telah
dijelaskan terdahulu,bahwa Historische ontwikkeling der hedendaagse
staatsintellingen als inleidend vak voor het positief staatsrecht mendapatkan
pengaruh dari paham Historische School van het recht yang dipimpin

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 10
oleh Friedrich Carl Savigny. Maka paham tersebut melukis perkembangan hukum
dengan 3(tiga) macam faktor:
· gesteldheid (keadaan);
· verloop (kelangsungan); dan
· regelmaat (keajekan).

· Metode Sistematik (methode van systematisering)


Yaitu suatu metode yang berdasarkan secara menghimpun bahan-bahan yang
sudah tersedia, terhadap bahan-bahan itu dilakukan pelukisan, penguraian dan
penilaian kemudian dilakukan klasifikasi atau rubricering ke dalam golongan-
golongan di dalam suatu sistematik.
Oleh karena itu penyelidik atas suatu negara memungkinkan menyelidiki negara
sebagai objek sebagai berikut:
1. Sebagai Ganzeit (keseluruhan):
Yaitu negara selaku objek penyelidikan dilihat dari kuar. Dan jika
diperbandingkan satu dengan yang lainnya, akan diperoleh hasil Allgemeine
Soziale Staatslehre, maka dengan demikian Allgemeine Soziale Ganzheit di
seluruh dunia.
b. Dalam struktur, organisasi atau ordeningnya:
Yaitu terhadap bangunan-bangunan atau lembaga-lembaga negara
(staatsinstellingen), seperti: Kepala Negara, Kabinet, DPR (Dewan Perwakilan
Rakyat), dan lain sebagainya.
· Metode Hukum (Juridische atau Legalistische Methode) :
Yaitu suatu metode yang di dalam proses penyelidikan meninjau serta membahas
objek penyelidikan dengan menitikberatkan kepada segi-segi yuridis, sehingga
faktor-faktor yang bersifat nonyuridis dikesampingkan. Dalam hal ini negara
selaku objek penyelidikan dianggap dan dititikberatkan kepada kepribadian
hukumnya, yaitu selaku badan hukum (rechtspersoon) di lapangan hukum publik
atau selaku susunan tata hukum.
· Metode Sinkretis (syscretisme atau Syncretismus)

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 11
Yaitu suatu metode yang di dalam proses penyelidikannya meninjau serta
membahas objek penyelidikannya dengan cara menggabungkan faktor-faktor baik
yang bersifat yuridis maupun nonyuridis.
· Metode Fungsional (Funktionele Methode)
Yaitu suatu metode yang dalam proses penyelidikanya meninjau serta membahas
objek penyelidikannya dengan menggandengkan dengan baik gejala-gejala dalam
dunia ini masing-masing tidak terlepas satu sama lainnya, melainkan terdapat
hubungan yang timbal balik atau interdependent. Sehingga dengan demikian
negara selaku objek dapat mempengaruhi masyarakat, juga sebaliknya masyarakat
itu dapat mempengaruhi negara.

II.6. Unsur-unsur Negara


Negara terdiri atas beberapa unsur yang dapat diperinci sebagai berikut :
· Wilayah. Setiap negara menduduki tempat tertentu di muka bumi dan
mempunyai perbatasan tertentu. Kekuasaan negara mencakup seluruh
wilayah, tidak hanya tanah,tetapi juga laut disekelilingnya dan angkasa
diatasnya. Karena kemajuan teknologi dewasa ini masalah wilayah lebih
rumit daripada di masa lampau. Sebagai contoh, jika pada masa lampau
laut sejauh 3 mil dari pantai (sesuai dengan jarak tembak meriam)
dianggap sebagai perairan teritorial yang dikuasai sepenuhnya oleh negara
itu, maka peluru-peluru missile sekarang membuat 3 mil tidak ada artinya.
Oleh karena itu, beberapa negara (termasuk Indonesia) mengusulkan agar
perairan teritorial diperlebar menjadi 12 mil. Di samping itu kemajuan
teknologi yang memungkinkan penambangan minyak serta mineral lain di
lepas pantai, atau yang dinamakan landas benua (continental self) telah
mendorong sejumlah besar negara untuk menuntut penguasaan atas
wilayah yang lebih luas. Wilayah ini diusulkan selebar 200 mil sebagai
economic zone agar juga mencakup hak menangkap ikan dan kegiatan
ekonomis lainnya.

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 12
Dalam mempelajari wilayah suatu negara perlu diperhatikan beberapa variabel,
antara lain besar kecilnya suatu negara. Menurut hukum internasional,
berdasarkan prinsip the sovereign equality of nations, semua negara sama
martabatnya. Tetapi dalam kenyataan sendiri negara kecil sering mengalami
kesukaran untuk mempertahankan kedaulatannya, apalagi kalau tetangganya
negara besar. Di lain pihak, negara yang luas wilayahnya menghadapi bermacam-
macam masalah, apalagi kalau mencakup berbagai suku bangsa, ras, dan agama.
Juga faktor geografis, seperti iklim dan sumber daya alam merupakan variabel
yang perlu diperhitungkan. Juga perbatasan merupakan permasalahan ; misalnya
apakah perbatasan merupakan perbatasan alamiah (laut, sungai,gunung), apakah
negara itu tidak mempunyai hubungan dengan laut sama sekali (land-locked), atau
apakah negara itu merupakan benua atau nusantara.

· Penduduk. setiap negara mempunyai penduduk, dan kekuasaan negara


menjangkau semua penduduk di dalam wilayahnya. Dalam mempelajari
soal penduduk ini, perludiperhatikan faktor-faktor seperti kepadatan
penduduk, tingkat pembangunan, tingkat kecerdasan, homogenitas, dan
masalah nasionalisme. Dalam hubungan antara dua Negara yang kira-kira
sama tingkat industrinya, negara yang sedikit penduduknya sering lebih
lemah kedudukannya daripada negara yang banyak penduduknya. (Prancis
terhadap Jerman dalam Perang Dunia II). Sebaliknya, negara yang padat
penduduknya (India, China) menghadapi persoalan bagaimana
menyediakan fasilitas yang cukup sehingga rakyatnya dapat hidup secara
layak. Di masa lampau ada negara yang mempunyai kecerendungan untuk
memperluas negaranya melalui ekspansi. Dewasa ini cara yang dianggap
lebih layak adalah meningkatkan produksi atau menyelenggarakan
program keluarga berencana untuk membatasi pertambahan penduduk.
Dalam memecahkan persoalan semacam ini faktor-faktor seperti tinggi-
rendahnya tingkat pendidikan, kebudayaan, dan teknologi dengan
sendirinya memainkan peran yang sangat penting.

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 13
· Pemerintah. Setiap negara mempunyai organisasi yang berwenang untuk
merumuskan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi
seluruh penduduk di dalam wilayahnya. Keputusan-keputusan ini antara
lain berbentuk undang-undang dan peraturan-peraturan lain. Dalam hal ini
pemerintah bertindak atas nama negara dan menyelenggarakan kekuasaan
dari negara. Bermacam-macam kebijaksanaan ke arah tercapainya tujuan-
tujuan masyarakat dilaksanakannya sambil menertibkan hubungan-
hubungan manusia dalam masyarakat. Negara mencakup semua
penduduk, sedangkan pemerintah hanya mencakup sebagian kecil
daripadanya. Pemerintah sering berubah, sedangkan negara terus bertahan
(kecuali kalau ada pengaruh dari negara lain). Kekuasaan pemerintah
biasanya dibagi atas kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

· Kedaulatan. Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat


undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara (termasuk
paksaan) yang tersedia. Negara mempunyai kekuasaan yang tertinggi ini
untuk memaksa semua penduduknya agar menaati undang-undang serta
peraturan-peraturannya (kedaulatan ke dalam-internal sovereignty). Di
samping itu negara mempertahankan kemerdekaannya terhadap serangan-
serangan dari negara lain dan mempertahankan kedaulatan ke luar
(external sovereignty). Untuk itu negara menuntut loyalitas yang mutlak
dari warga negaranya.
Kedaulatan merupakan suatu konsep yuridis, dan konsep kedaulatan ini tidak
terlalu sama dengan komposisi dan letak dari kekuasaan politik. Kedaulatan yang
bersifat mutlak sebenarnya tidak ada, sebab pemimpin kenegaraan (raja atau
diktator) selalu terpengaruh oleh tekanan-tekanan dan faktor-faktor yang
membatasi penyelenggaraan kekuasaan secara mutlak. Apalagi kalau menghadapi
masalah dalam hubungan internasional ; perjanjian-perjanjian internasionalpada
dasarnya membatasi kedaulatan suatu negara. Kedaulatan umumnya tidak dapat
dibagi-bagi, tetapi dalam negara federal sebenarnya kekuasaan dibagi antara
negara dan negara-negara bagian.

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 14
II.7. Teori-teori tentang hadirnya Negara.
· Teori Kenyataan
Timbulnya suatu negara merupakan soal kenyataan. Apabila pada suatu
ketika unsur-unsur negara (wilayah, rakyat, pemerintah yang berdaulat)
terpenuhi, maka pada saat itu pula negara itu menjadi suatu kenyataan.
· Teori Ketuhanan
Timbulnya negara itu adalah atas kehendak Tuhan. Segala sesuatu tidak
akan terjadi tanpa kehendak-Nya. Teori Perjanjian Masyarakat
Teori ini disusun berdasarkan anggapan bahwa sebelum ada negara,
manusia hidup sendiri-sendiri dan berpindah-pindah. Pada waktu itu
belum ada masyarakat dan peraturan yang mengaturnya sehingga
kekacauan mudah terjadi di mana pun dan kapan pun. Tanpa peraturan,
kehidupan manusia tidak berbeda dengan cara hidup binatang buas
· Teori Kekuasaan
Teori Kekuasaan menyatakan bahwa negara terbentuk berdasarkan
kekuasaan. Orang kuatlah yang pertama-tama mendirikan negara, karena
dengan kekuatannya itu ia berkuasa memaksakan kehendaknya terhadap
orang lain
· Teori Hukum Alam
Para penganut teori hukum alam menganggap adanya hukum yang berlaku
abadi dan universal (tidak berubah, berlaku di setiap waktu dan tempat).
Hukum alam bukan buatan negara, melainkan hukum yang berlaku
menurut kehendak alam.
· Teori Hukum Murni
Menurut Hans Kelsen, negara adalah suatu kesatuan tata hukum yang
bersifat memaksa. Setiap orang harus taat dan tunduk. Kehendak negara
adalah kehendak hukum. Negara identik dengan hukum.

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 15
· Teori Modern
Teori modern menitikberatkan fakta dan sudut pandangan tertentu untuk
memeroleh kesimpulan tentang asal mula, hakikat dan bentuk Negara.

II. 8. Tujuan negara


Tujuan Negara Secara Umum

Berdirinya suatu negara tentu memiliki tujuan. Pada hakikatnya, tujuan setiap
negara berbeda antara negara satu dengan negara lainnya. Hal ini disesuaikan
dengan pandangan hidup rakyat yang bersumber dari nilai-nilai luhur bangsa.
Tujuan masing-masing negara dipengaruhi oleh tempat, sejarah pembentukan, dan
pengaruh dari penguasa negara yang bersangkutan.

Adapun tujuan negara secara umum adalah menyelenggarakan kesejahteraan dan


kebahagiaan rakyat.

Tujuan negara merupakan pedoman dalam menyusun dan mengendalikan alat


perlengkapan negara serta mengatur kehidupan rakyatnya. Dengan mengetahui
tujuan negara, kita juga dapat mengetahui sifat organisasi negara dan legitimasi
kekuasaan negara.

Tujuan Negara Menurut Para Ahli

Berikut ini merupakan pendapat beberapa tokoh/ahli mengenai tujuan negara,


antara lain sebagai berikut:
Plato : tujuan negara adalah untuk memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai
makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial.

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 16
Roger H. Soltau : tujuan negara adalah untuk memungkinkan rakyatnya
berkembang serta mengungkapkan/menyelenggarakan daya cipta yang sebebas-
bebasnya.
Harold J. Laski : tujuan negara adalah menciptakan keadaan yang didalamnya
rakyat dapat mencapai keinginan-keinginannya secara maksimal.
John Locke : tujuan negara adalah untuk memelihara dan menjamin
terlaksananya hak-hak asasi manusia yang tertuang dalam perjanjian masyarakat.
Niccolo Machiavelli : tujuan negara adalah untuk mengusahakan
terselenggaranya ketertiban, keamanan, dan ketentraman.
Benedictus Spinoza : tujuan negara adalah menyelenggarakan perdamaian,
ketentraman, dan menghilangkan ketakutan.
Thomas Aquinas & Augustinus : tujuan negara adalah untuk mencapai
kehidupan dan penghidupan yang aman dan tentram dengan taat dibawah
pimpinan Tuhan. Pemimpin negara menjalankan kekuasaan hanyalah berdasarkan
kekuasaan Tuhan yang diberikan kepadanya.

Tujuan Negara Menurut Teori


Tujuan negara juga dapat ditinjau dari berbagai teori atau ajaran sebagai berikut:
· Teori Negara Kesejahteraan : tujuan negara adalah mewujudkan
kesejahteraan warga negaranya. Teori ini dikembangkan oleh Kranenburg.
· Teori Perdamaian Dunia : tujuan negara adalah untuk mencapai
perdamaian dunia sehingga perlu dibentuk satu negara dibawah satu
imperium. Teori ini dikembangkan oleh ahli kenegaraan Italia, Dante
Alleghieri.
· Teori Kedaulatan Hukum : tujuan negara adalah menyelenggarakan
ketertiban hukum, dengan berdasarkan dan berpedoman pada hukum.
Dalam negara hukum, hanya hukum yang berkuasa didalam negara,
dimana hak-hak negara dijamin sepenuhnya oleh negara dan sebaliknya,
warga negara berkewajiban mematuhi seluruh peraturan yang ada dalam
negara yang bersangkutan. Teori ini dikemukakan oleh Krabbe.

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 17
· Teori Kekuasaan Negara : tujuan negara adalah untuk mengumpulkan
kekuasaan yang sebesar-besarnya. Teori ini dikemukakan oleh Lord Shang
Yang, seorang ahli filsafat politik China.
· Teori Jaminan atas Hak dan Kebebasan : tujuan negara adalah
membentuk dan mempertahankan hukum supaya hak dan kemerdekaan
warga negara terpelihara. Peranan negara hanya sebagai penjaga ketertiban
hukum dan pelindungan hak serta kebebasan warganya. Penganut teori ini
adalah Immanuel Kant, seorang filsuf dari Jerman.

Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Berdasar pada Pancasila dan UUD NRI 1945, NKRI bercita-cita mewujudkan
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Tujuan NKRI sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan UUD RI 1945 alinea IV adalah “…melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluru tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.

II.9 Bentuk Negara dan pemerintahan


Menurut Niccolo Machiavelli Bentuk Negara bila tidak republik maka lainnya
yaitu monarki.
§ Republik : Negara dengan pemerintahan rakyat yang dikepalai oleh
Presiden sebagai kepala negara yang dipilih dari dan oleh rakyat untuk
masa jabatan tertentu
§ Monarki : Suatu negara yang diperintah oleh suatu dinasti, dimana kepala
negara diangkat berdasarkan keturunan.

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 18
Menurut Leon Duguit Ia berpendapat bahwa untuk menentukan apakah suatu
negara berbentuk republik atau monarki adalah dengan menggunakan cara
penunjukkan/pengangkatan kepala negara.
Menurut Otto Koellreuter Ada 3 bentuk Negara yaitu monarki, republik, dan
autoritaren fuhrerstaat.
Autoritaren Furerstaat : Kepala negara tidak diangkat berdasarkan keturunan
dinasti, melainkan atas dasar pikiran yang dapat berkuasa.
Menurut Aristoteles
BENTUK IDEAL BENTUK PEMEROSOTANNYA

- Monarki - Diktator / Tirani

- Aristokrasi - Oligharchie / Plutokrasi

- Politea Demokrasi - Demokrasi

Aristokrasi : Beberapa orang untuk banyak orang.


Politea Demokrasi : Seluruh orang untuk seluruh orang.
Diktator : Memerintah berdasarkan kepentingan sendiri. -> Oliharchie : Beberapa
orang memerintah untuk golongannya sendiri.
Demokrasi : Dari, oleh, dan untuk rakyat.
Menurut Polybios

BENTUK IDEAL BENTUK PEMEROSOTANNYA

- Monarki - Diktator / tirani


- Aristokrasi - Oligharchie / Plutokrasi
- Demokrasi - Ochlocratie / Mobocratie

Oligharchie : Beberapa orang memerintah untuk golongannya sendiri.


Ochlocratie : Dipimpin oleh rakyat jelata yang tidak tahu seluk beluk
pemerintahan.
Bentuk pemeritahan atau sistem pemerintahan ada 3, yaitu:
1. Adanya hubungan yang erat antara eksekutif dan parlemen.

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 19
2. Adanya pemisahan yang tegas antara badan legislatif atau parlemen dengan
eksekutif dan juga dengan yudikatif.
3. Adanya pengawasan langsung oleh rakyat terhadap badan legislatif.

II.10 Tipe-tipe Negara


1. Tipe negara timur kuno
n Ciri pokok: teokrasi dan absolut
n Teokrasi: negara yang didasarkan pada suatu paham keagamaan.
n Absolut:pemerintahan oleh raja-raja yang berkuasa mutlak dan sewenang-
wenang

2. Tipe negara Yunani kuno


n Ciri utama:
¨ Negara Kota/City State/Polis &
¨ Demokrasi Langsung, dapat terjadi karena:
n Yunani masih merupakan polis;
n Persoalan negara belum terlalu kompleks
n Dalam hidup bermasyarakat ada 2 istilah:
¨ Staatsgemeinschaft, sebagai masyarakat negara wajib memenuhi tugas
kenegaraan; yang diutamakan adalah status activus yaitu aktif terlibat dalam
urusan kenegaraan
¨ Kultgemeinschaft, sebagai warga keagamaan wajib menjalankan tugas-tugas
keagamaan

3. Tipe Negara Romawi kuno


n Empat fase sejarah romawi kuno
¨ Fase kerajaan
¨ Fase Republik
¨ Fase Principat
¨ Fase Dominan

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 20
n Terdapat kodifikasi hukum, yaitu
¨ Corpus iuris civilis
¨ Corpus iuris conici

4. Tipe Negara abad pertengahan


n Ciri-ciri:
¨ Dualisme, adanya perlawanan antara penguasa (rex=hak raja) & yg
dikuasai (regnum=hak rakyat)
¨ Feodalisme, penguasa berdasarkan hak milik
¨ Perlawanan antara gereja & negara, sehingga lahir teori teokratis & teori
secularisme, yaitu pemerintahan yang meliputi urusan keagamaan &
urusan kenegaraan
¨ Standenstaats, sifat negara berdasarkan lapisan-lapisan yang ada dalam
masyarakat
¨
4. Tipe Negara abad modern
n Sifat pokok:
¨ Tipe negara hukum & tipe negara demokrasi
¨ negara hukum yg demokratis
n Ciri negara demokrasi yg berdasarkan hukum:
¨ Kekuasaan tertinggi bersumber dari rakyat (kedaulatan rakyat), yg
menimbulkan pemerintahan oleh rakyat
¨ Negara Demokrasi
¨ Sistem & Lembaga Perwakilan

II.11 Konstitusi
Konstitusi pada dasarnya memiliki pengertian luas, yaitu keseluruhan peraturan
baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat mengenai cara
penyelenggaraan suatu pemerintahan.

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 21
Dari segi bahasa istilah konstitusi berasal dari kata constituer (Prancis) yang
berarti membentuk. Maksudnya yaitu membentuk, menata, dan menyusun suatu
negara. Demikian pula dalam bahasa Inggris kata constitute dapat berarti
mengangkat, mendirikan atau menyusun. Dalam bahasa Belanda, istilah konstitusi
dikenal dengan sebutan gronwet yang berarti undang-undang dasar.
Selain itu, beberapa ahli juga mengemukakan pengertian konstitusi sebagai
berikut.

1. E.C. Wade
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan
tersebut.

2. K.C. Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa
kumpulan peraturan yang membentuk an mengatur pemerintahan negara.

3. Herman Heller
Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, yaitu:
· Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang
mencerminkan kehidupan politik masyarakat.
· Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan kaidah
yang hidup di dalam mayarakat.
· Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam suatu
naskah sebagai undang-undang.

4. C.F. Strong
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang didasarkan pada
kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta hubungan-hubungan antara
keduanya yang diatur.

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 22
5. Sri Soemantri
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan negara dan sendi-
sendi sistem pemerintahan negara.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada dua
pengertian konstitusi, yaitu
· Dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar
(hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak
tertulis yang mengatur mengenai suatu pemerintahan yang
diselenggarakan di dalam suatu negara;
· Dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu dokumen
yang berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari
ketatanegaran suatu negara.

Kedudukan Konstitusi

Kedudukan konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan pada suatu negara sangat


penting karena menjadi ukuran kehidupan dalam bernegara dan berbangsa untuk
mengetahui aturan-aturan pokok yang ditujukan baik kepada penyelenggara
negara maupun masyarakat dalam ketatanegaraan. Kedudukan tersebut adalah
sebagai berikut.
ü Sebagai hukum dasar
Dalam hal ini, konstitusi memuat aturanaturan pokok mengenai
penyelengara negara, yaitu badan-badan/lembaga-lembaga pemerintahan
dan memberikan kekuasaan serta prosedur penggunaan kekuasaan tersebut
kepada badan-badan pemerintahan.

ü Sebagai hukum tertinggi


Dalam hal ini, konstitusi memiliki kedudukan yang lebih tinggi terhadap
peraturan-peraturan yang lain dalam tata hukum pada suatu negara.

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 23
Dengan demikian, aturan-aturan di bawah konstitusi tidak bertentangan
dan harus sesuai dengan aturan-aturan yang terdapat pada konstitusi.

Jenis-jenis Konstitusi
Konstitusi dapat dibedakan dalam dua macam.
- Konstitusi tertulis, yaitu suatu naskah yang menjabarkan (menjelaskan)
kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan serta
menentukan cara kerja dari badan-badan pemerintahan tersebut. Konstitusi
tertulis ini dikenal dengan sebutan undang-undang dasar.
- Konstitusi tidak tertulis, merupakan suatu aturan yang tidak tertulis yang
ada dan dipelihara dalam praktik penyelenggaraan negara di suatu negara.
Konstitusi tidak tertulis ini dikenal dengan sebutan konvensi.

Unsur-unsur Konstitusi
Unsur-unsur yang harus dimuat di dalam konstitusi menurut pendapat Lohman
adalah:
· Konstitusi sebagai perwujudan kontak sosial, yaitu merupakan perjanjian
dari kesepakatan antara warga negara dengan pemerintah;
· Konstitusi sebagai penjamin hak asasi manusia, yaitu merupakan penentu
hak dan kewajiban warga negara dan badan-badan pemerintah;
· Konstitusi sebagai forma regiments, yaitu merupakan kerangka
pembangunan pemerintah.

Sifat Konstitusi
Menurut pendapat dari C.F. Strong (dalam Miriam Budiardjo: 1985), suatu
konstitusi dapat bersifat kaku atau bisa juga supel tergantung pada apakah
prosedur untuk mengubah konstitusi itu sudah sama dengan prosedur membuat
undang-undang di negara yang bersangkutan atau belum. Dengan demikian, sifat
dari konstitusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 24
· Konstitusi yang bersifat kaku (rigid), hanya dapat diubah melalui prosedur
yang berbeda dengan prosedur membuat undang-undang pada negara yang
bersangkutan;
· Konstitusi yang bersifat supel (flexible), sifat supel disini diartikan bahwa
konstitusi dapat diubah melalui prosedur yang sama dengan prosedur
membuat undang-undang pada negara yang bersangkutan.

Tujuan Konstitusi
Pada umumnya, konstitusi mempunyai tujuan untuk membatasi kekuasaan
penyelenggara negara agar tidak dapat berbuat sewenang-wenang serta dapat
menjamin hak-hak warga negara. Tujuan konstitusi ini merupakan suatu gagasan
yang dinamakan dengan konstitusionalisme. Maksud dari konstitusionalisme
adalah suatu gagasan yang memandang pemerintah (penyelenggara pemerintahan)
sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat.

Fungsi Konstitusi
Fungsi konstitusi bagi suatu negara sebagai berikut.
· Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam
menjalankan kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya.
· Memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang
dicita-citakan dalam tahap berikutnya.
· Sebagai landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem
ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga
negaranya, baik penguasa maupun rakyat (sebagai landasan struktural).

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 25
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ilmu Negara merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial yang
sudah dikenal cukup tua. Ilmu Negara ini sebagai suatu ilmu yang
memahami manusia dalam kehidupan sosial berbangsa dan bernegara.
Negara dalam arti luas merupakan kesatuan sosial yang diatur secara
konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama.
Objek kajian Ilmu Negara itu sendiri adalah Negara dalam
pengertian yang abstrak, umum dan universal. Ilmu Negara mempelajari
bahan-bahan mengenai kenegaraan yang tidak ditujukan kepada negara-
negara tertentu, namun lebih ditujukan kepada bentuk, dan hakikat negara
pada umumnya. Metode dalam penyelidikan Ilmu Negara pun meliputi,
metode deduksi, induksi, dialektis, filosofis, perbandingan, sejarah,
sistematik, sinkretis, fungsional dan hukum.
3.2 Saran
1. Diharapkan agar kita dapat memehami konsep mengenai Ilmu Negara.
2. Untuk dapat bisa menerapkan apa yang dipelajari dalam konsep Ilmu
Negara, di dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian kesimpulan dan saran-saran yang kami sampaikan,
semoga hal tersebut menjadi bahan masukan bagi kita semua. Tidak
lupa kami pun ingin menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat
hal-hal yang kurang berkenan, baik dalam sikap maupun dalam tutur
kata. Hal ini dikarenakan kami masih dalam taraf belajar. Semoga
segala yang telah kami lakukan akan memperoleh balasan yang
setimpal dari Allah SWT, serta tercatat sebagai satu amal kebajikan.
Amin.

Resume Ilmu Negara


Joko Prasetyo/18.1.03.4.1.031 26

Anda mungkin juga menyukai