Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Kadek Krisna Indrayana

NIM/Absen : 2314101184/17

Prodi/Kelas : Ilmu Hukum/1E

Ujian Tengah Semester Ilmu Negara

Soal

1. Apa yang anda ketahui dan pahami tentang algemeine staatsleer, dan khusus besondere
staatsleer. Jelaskan.
2. Terdapat berbagai teori tentang hakekat Negara, antara lain :
a. Teori Sosiologis
b. Teori Organis
c. Teori Ikatan Golongan
d. Teori Hukum Murni
e. Teori Dua Sisi

Teori manakah menurut anda memberikan gambaran/diskripsi yang yang paling sesuai
dengan realita tentang negara yang ada. Berikan argument atas jawaban anda!!

3. Apa yang anda ketahui dan pahami tentang Cyclus theory..? berikan penjelasan secara
menyeluruh tentang hal tersebut!
4. Jelaskan persamaan dan perbedaan teori tujuan negara menurut Lord Shang dengan teori
tujuan negara menurut Niccolo Machiavelli!
5. A. Apa yang anda ketahui tentang Legitimasi kekuasaan, jelaskan pendapat anda..?
B. Menurut anda, apakah ada hubungan antara legitimasi kekuasaan dengan bentuk negara
dan bentuk pemerintahan ? jelaskan !

Jawaban

1. - Allgemeine Staatsleer (umum)


Allgemeine Staatslehre terdapat suatu ajaran dari Jellinek yang disebut dengan zweiseiten
theorie, yaitu suatu teori yang meninjau negara dari dua sudut, dari pandangan sosiologis dan
pandangan yuridis. Timbulnya teori ini karena suatu negara itu merupakan bangunan hukum
yang juga merupakan bangunan masyarakat. Sebagai bangunan hukum ditinjau secara yuridis,
sedangkan sebagai bangunan masyarakat ditinjau dari segi sosiologis. Dari teori tersebut
maka dalam allgeimeine staatslehre timbul dua ilmu, yaitu:
a. Allgemeine Soziale Staatsleer

Ilmu negara yang melihat negara sebagai gejala sosial (hakikat negara,terjadinya hukum
negara, tujuan negara,asalmula negara, dan tipe negara)

b. Allgemeine staatsrechtlehre
Ilmu negara yang melihat negara dari segi yuridis (teori bentuk negara dan pemerintahan,
fungsi negara, kedaulatan, legitimasi kekuasaan, dan teori konstitusi)

- Besondere Staatslehre (khusus)

yaitu ilmu negara yang membahas teori tentang negara namun teori tersebut hanya berlaku

pada negara tertentu (positif)

a. Individuelle staatslehre
Ilmu negara yang mengkaji tentang Negara tertentu (positif). Ini penyelidikannya
ditujukan kepada suatu negara yang tertentu, yang konkret, jadi misalnya Negara
Indonesia, Negara Inggris, dan sebagainya. Kemudian dari negara yang tertentu ini yang
dipelajari lebih lanjut ialah lembaga-lembaga kenegaraannya, misalnya mempelajari:
Badan Perwakilannya, Badang Pengadilannya, Kepala Negaranya, dan sebagainya.
b. Spezielle staatslehre
Ilmu negara yang mengkaji negara secara umum, kemudian menyelidiki lembaga
kenegaraan khusus seperti pengkajian mengenai lembaga perwakilan Indonesia, lembaga
kekuasaan kehakiman Indonesia. Ini penyelidikannya ditujukan kepada negara dalam
pengertian umum, dan kemudian dari negara dalam pengertian yang umum ini yang
dipelajari lebih lanjut ialah suatu lembaga kenegaraan yang khusus, spesial, misalnya
mempelajari badan perwakilannya.
2. Menurut saya Teori Sosiologis, Karena Teori Sosiologis menekankan peran masyarakat
dalam membentuk Negara, teori Sosiologis juga memberikan gambaran yang lebih holistic,
mempertimbangkan peran masyarakat dalam hubungan antar kelompok dalam membentuk
struktur dan fungsi Negara. Teori Sosiologis ini tidak lain ialah suatu himpunan kehendak
masyarakat yang tidak berubah dan mengadakan integrasi-integrasi agar dapat bersatu.
Pandangan dari Rudolf Smend mengantarkan pada hakikat negara yang berawal dari
persamaan nasib dan kemudian menyatu untuk mewujudkan tujuan bersama. Tujuan bersama
tersebut merupakan kehendak yang dicita-citakan oleh masyarakat dan tetap dijaga secara
konsisten oleh masyarakat yang ada di negara tersebut. Jadi menurut pandangan saya bahwa
Negara tidak dapat dipisahkan dari masyarakatnya dan bahwa interaksi social memainkan
peran kunci dalam dinamika suatu Negara.
3. Menurut pandangan saya tentang cyclus theory ini adalah teori ini menjelaskan tentang siklus
pemerintahan antara penguasa dengan rakyat dari masa ke masa, menurut Siklus Polybius
antara lain yaitu :
1. Monarki
Monarki adalah suatu sistem pemerintahan dimana Raja yang menobatkan dirinya sebagai
penguasa tunggal, dan menggunakan kekuasaan semata-mata untuk rakyatnya.
2. Tirani
Tirani merupakan perubahan sistem pemerintahan, di mana raja yang sebelumnya
merakyat tiba-tiba berkuasa semena-mena dan melakukan penyelewengan wewenang
sehingga rakyat menjadi tertindas. Sistem ini sama dengan komunisme, fasisme, totaliter,
dan kediktatoran.
3. Aristokrasi
Aristokrat atau golongan bangsawan mulai peduli terhadap rakyat yang tertindas oleh
kebijakan penguasa yang semena-mena.
4. Oligarki
Oligarki adalah perubahan sistem pemerintahan di mana kaum bangsawan, elit politik,
dan kalangan atas juga ikut menindas rakyat bersama raja sehingga muncul sikap
etnosentrisme dan feodalisme.
Dalam Cyclus Theory Polybios, demokrasi muncul sebagai perlawanan terhadap oligarki.
Teori ini hampir terbantahkan karena dalam demokrasi tumbuh oligarki.

4. Teori tujuan negara menurut Lord Shang dan Niccolò Machiavelli memiliki beberapa
persamaan tetapi juga perbedaan yang mencolok. Keduanya memandang politik melalui lensa
realis, menempatkan kekuasaan sebagai tujuan utama negara. Lord Shang, dalam karyanya "Shang
Jun Shu," menegaskan perlunya penggunaan kekuatan dan tindakan tegas oleh pemerintah untuk
mencapai stabilitas dan keamanan negara. Ia mendukung pendekatan otoriter yang mengutamakan
kedisiplinan masyarakat. Di sisi lain, Niccolò Machiavelli, melalui karya terkenalnya "The Prince,"
memberikan penekanan pada seni politik dan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan politik.
Meskipun tetap realistis, Machiavelli mempertimbangkan pentingnya mendapatkan dukungan
rakyat dan mempertahankan popularitas sebagai elemen vital untuk stabilitas negara. Perbedaan
signifikan muncul dalam metode mencapai tujuan negara. Lord Shang menganjurkan tindakan tegas
dan otoriter, sementara Machiavelli lebih menekankan pada kebijaksanaan politik dan fleksibilitas.
Selain itu, Machiavelli menyentuh aspek moralitas dan etika, mengakui bahwa pemimpin harus
bersedia menggunakan taktik amoral untuk mempertahankan kekuasaan. Meskipun keduanya
mengakui realitas kejam politik, perbedaan dalam pendekatan mereka mencerminkan konteks
budaya dan historis masing-masing. Sementara Lord Shang cenderung menuju otoritarianisme
tanpa banyak memperhatikan moralitas, Machiavelli lebih kompleks dalam menggabungkan
kebijaksanaan politik dengan pertimbangan etik

5. a. Menurut pandangan saya yaitu Legitimasi kekuasaan merupakan konsep esensial dalam
konteks politik, mencerminkan penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap hak suatu
pemerintah untuk memerintah. Pendapat saya adalah bahwa legitimasi membentuk dasar
kesejahteraan dan stabilitas dalam suatu negara. Saat kekuasaan dilihat sebagai sah dan sesuai
dengan nilai-nilai masyarakat, kepercayaan rakyat terhadap pemerintah meningkat. Legitimasi
menciptakan dasar moral bagi otoritas dan dapat mengurangi konflik serta ketidakstabilan. Namun,
pendapat ini bersifat kontekstual, karena faktor budaya, sejarah, dan norma-nilai masyarakat sangat
mempengaruhi bagaimana legitimasi diartikan dan diukur. Oleh karena itu, upaya pemimpin untuk
memelihara dan memperoleh legitimasi melibatkan dialog dan respons terhadap kebutuhan
masyarakat, menciptakan hubungan timbal balik yang mendasarinya.

b. Terdapat hubungan erat antara legitimasi kekuasaan, bentuk negara, dan bentuk
pemerintahan dalam suatu sistem politik. Legitimasi, sebagai dasar moral untuk kekuasaan, dapat
memberikan fondasi kuat atau rapuh tergantung pada sejauh mana bentuk negara dan pemerintahan
memenuhi ekspektasi dan nilai-nilai masyarakat. Sebagai contoh, dalam sistem demokratis, di mana
kekuasaan berasal dari rakyat, legitimasi sering kali terkait dengan partisipasi publik dan
kesepakatan umum terhadap proses politik. Di sisi lain, dalam bentuk negara otoriter, legitimasi
sering kali tergantung pada efektivitas pemerintah dalam menjaga stabilitas dan memberikan
keamanan. Bentuk pemerintahan juga memainkan peran penting. Pemerintahan yang transparan,
responsif, dan sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan cenderung lebih mudah memperoleh dan
mempertahankan legitimasi. Sebaliknya, ketika kekuasaan dijalankan secara otoriter atau tidak
sesuai dengan aspirasi masyarakat, legitimasi dapat terancam. Oleh karena itu, pemahaman dan
penerapan legitimasi kekuasaan berkaitan erat dengan bagaimana suatu negara diorganisir (bentuk
negara) dan bagaimana kekuasaan dijalankan (bentuk pemerintahan). Dengan menjaga keselarasan
ini, sebuah sistem politik dapat membangun dasar yang kuat untuk stabilitas jangka panjang dan
kepercayaan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai