Anda di halaman 1dari 8

KISI-KISI ILMU NEGARA

ILMU —> Secara etimologi, kata “Ilmu” berasal dari bahasa Arab yang berarti
mengetahui.
- Secara terminologi, ilmu dapat didefinisikan sebagai “Pengetahuan tentang
suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode-metode
tertentu yang dapat dipergunakan untuk menerangkan gejala-gejala
tertentu dalam bidang pengetahuan itu”
- Dalam perspektif filsafat, ilmu adalah pengetahuan yang didapat melalui
metode ilmiah. Metode ilmiah yang dimaksud diantaranya metode yang
bersifat rasional, sistematis, dan logis
- Suatu ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) Bersifat
objektif, maksudnya ilmu pengetahuan juga harus dapat mengejar
kebenaran yang dapat diterima secara umum; 2) Bersifat sistematis,
maksudnya pengertian-pengertian yang diperolehnya tidak boleh bercerai-
berai melainkan merupakan satu kesatuan yang erat dan utuh.
- syarat ilmu pengetahuan : logis, objektif, metodik, sistematis, universal,
eksperimentasi, berkembang dan tentatif (yang salah diganti yang
benar).

NEGARA —> Istilah Negara diterjemahkan dari kata-kata asing Staat (bahasa
Belanda dan Jerman); State (bahasa Inggris); Etat (bahasa perancis).
- Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan negara dalam dua
pengertian. Pertama, negara diartikan sebagai suatu “organisasi dalam
suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati
oleh rakyat”. Kedua, negara didefinisikan sebagai “kelompok sosial yang
menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah
lembaga politik, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak
menentukan tujuan nasionalnya”.
- Dua definisi ini menegaskan bahwa suatu Negara haruslah merupakan
suatu wilayah yang dikelola oleh suatu organisasi atau kelompok sosial
tertentu dan memiliki kedaulatan atau kekuasaan politik tertentu yang
ditaati oleh rakyat di wilayah tersebut
- Sementara itu, dalam ilmu politik, istilah negara adalah agency (alat) dari
masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-
hubungan manusia dalam masyarakat dan menerbitkan gejala-gejala
kekuasaan dalam masyarakat.
- Istilah “Ilmu Negara” diambil dari istilah bahasa Belanda Staatsleer yg
diambilnya dr istilah bahasa Jerman, Staatslehre. Dalam bahasa Inggris
disebut Theory of State atau The General Theory of State atau Political
Theory, sedang dalam bahasa Prancis dinamakan Theorie d’etat.
METODE
- Metode Perbandingan (komparatif) : Mendasarkan perbandingan antara 2
objek penyelidikan atau lebih. Tujuannya untuk menambah dan memperoleh
pengetahuan tentang obyek-objek yang diselidiki, baik mengenai persamaan
atau perbedaan yang ada. Contoh : Membandingkan pemikiran john locke
dan thomas hobbes mengenai teori perjanjian masyarakat.
- Metode sosiologis, yakni metode penyelidikan Ilmu Negara yang
menggunakan pendekatan sosiologi. Metode ini berfokus pada analisis
realitas sosial negara dan bertujuan untuk memahami fungsi dan peran
negara dalam masyarakat. Contoh penggunaan metode sosiologis dalam
Ilmu Negara adalah penelitian tentang hubungan antara negara dan
masyarakat, lembaga-lembaga negara, dan masalah-masalah sosial di
negara tersebut.
- Metode Sejarah : Didasarkan terhadap analisis dan kenyataan-kenyataan
sejarah baik pertumbuhan dan perkembangannya. Contoh : Membedah teori
asal mula negara berdasarkan sejarahnya.
- Metode hukum : mengkaji negara hanya dengan melalui pendekatan yuridis
semata. Metode ini merupakan metode yang paling normatif karena hanya
mengkaji dari aspek yuridis yang telah ada di dalam suatu negara Sebagai
contoh negara Indonesia, yang dengan metode ini dapat dilihat dengan
menggunakan instrumen seperti konstitusi atau Undang-Undang Dasar 1945
dan peraturan perundang-undangan di bawahnya. Jika melihat materi yang
terdapat dalam UUD 1945, maka akan diketahui asal mula negara Indonesia,
bentuk negara Indonesia, tujuan negara Indonesia, unsur negara Indonesia,
bentuk pemerintahan negara Indonesia, sistem pemerintahan negara
Indonesia dan lain-lain.

GEORGE JELLINEK (SISTEMATIKA ILMU NEGARA)


- Ilmu negara sebagai suatu pengetahuan telah dikenal sejak zaman Yunani
Purba., namun baru pada permulaan abad ke-20 disusun sebagai suatu ilmu
pengetahuan secara sistematis oleh George Jellinek.
- George Jellinek dalam Allgemeine Staatslehre membagi konsepsi ilmu
negara menjadi sistematis, lengkap, dan teratur untuk menjelaskan ilmu
tentang negara dengan menggunakan metode van systematesering (metode
sistematika) dengan cara mengumpulkan semua bahan tentang ilmu negara
yang ada mulai zaman kebudayaan Yunani sampai pada masanya sendiri.
- Menurut Jellinek, Negara adalah organisasi yang mendapatkan kekuasaan
dari masyarakat dan telah mempunyai wilayah tertentu, dan Ilmu Negara
adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki asas-asas pokok dan pengertian-
pengertian pokok tentang Negara dan Hukum Tata Negara.
- George Jellinek awalnya menghimpun semua ilmu pengetahuan mengenai
negara (staatswissenschaft dalam arti luas), kemudian ia membaginya
menjadi lebih komprehensif sebagai berikut:
a. Golongan ilmu pengetahuan yang menekankan pada negara sebagai
objeknya (staatswissenschaft dalam arti sempit), yaitu hukum tata
negara, hukum administrasi negara dan hukum antar negara
b. Golongan ilmu pengetahuan negara yang menekankan pada segi
hukumnya (rechtswissenschaft), yaitu hukum perdata, hukum pidana,
dan hukum acara perdata/pidana. Dalam sistematika Jellinek,
staatswissenschaft dalam arti dibagi lagi dalam 3 golongan ilmu
pengetahuan, yaitu sebagai berikut.
(1) Beschreibende Staatswissenschaft atau Staatenkunde.
(2) Theoretische Staatswissenschaft atau staatslehre.
(3) Praktische Staatswissenschaft.

HUBUNGAN ILMU NEGARA DENGAN ILMU LAIN


- Hubungan ilmu negara dengan keilmuan lainnya yang berobjek negara
adalah hubungan saling melengkapi dan saling berjenjang. Dalam
pelaksanaan negara keempat keilmuan tersebut saling berjalan beriringan,
saling memberi makna dan kadang saling berbenturan. Jika diibaratkan
suatu organisme dalam tubuh manusia. Ilmu negara adalah tubuh
manusia itu sendiri, sedangkan hukum tata negara adalah kerangka
beserta fungsinya, sedangkan hukum administrasi sebagai gerakan dari
kerangka tersebut, dan ilmu politik adalah sebagai daging yang
membalut kerangka tersebut.

TEORI PEMBENARAN NEGARA (legitimasi kekuasaan negara)


Permasalahan : dari mana kekuasaan negara itu diperoleh, atau darimana
sumber kekuasaan berasal, atau apa yang menjadi dasar hukum untuk pembenaran
bagi kekuasaan negara

1. Teori Teokrasi (ketuhanan)


- Kekuasaan negara bersumber pada kekuasaan tuhan, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
- Teori ini menampak dalam upaya para raja/penguasa negara untuk
mengidentifikasikan dirinya sebagai Tuhan, anak tuhan/dewa, ataupun
wakil tuhan didunia.
- Teori Teokrasi sering dibedakan dalam ‘Teori Teokrasi Langsung’ dan
‘Teori Teokrasi Tidak Langsung’, yang didasarkan atas sifat
langsung/tidaknya kekuasaan Tuhan itu menjelma dalam kekuasaan
negara. Di Eropa pada Abad Menengah dikenal ‘Teori Matahari-
Rembulan’, dan ‘Teori Dua Pedang’ yang menggambarkan kedua
macam teori Teokrasi tersebut.
- Augustinus: yang terkenal dengan TEORI MATAHARI DAN
REMBULAN, artinya kedudukan gereja yang dipimpin oleh paus lebih
tinggi daripada kedudukan negara yang dipimpin oleh raja, sebab yang
penting adalah terciptanya suatu negara seperti yang dicita-citakan
oleh agama, yaitu kerajaan Tuhan.
- Thomas Aquinas: terkenal dengan teori DUA PEDANG, menurutnya
antara negara dengan gereja mempunyai kedudukan yang sama, disini
ada kerjasama antara negara dan gereja, hanya lapangannya saja
yang berbeda.
2. Teori Kekuatan
- Teori ini memberikan legitimasi bagi kekuasaan negara atas dasar
kekuatan-kekuatan tertentu.
- Kekuatan tersebut misalnya ;
i. kekuatan jasmani/fisik (purba), kalau masa kini persenjataan
modern;
ii. kekuatan materi/finansial/ekonomi;
iii. kekuatan rohani/kepandaian(kesaktian), kalau masa kini ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Teori perjanjian (yuridis)
- Suatu perjanjian telah menjadikan negara memiliki legitimasinya, baik
perjanjian yang didasarkan hukum perdata (dua pihak) maupun
perjanjian yang bersifat hukum publik (kemasyarakatan).
- Teori perjanjian perdata melahirkan asas pentaatan pada kekuasaan
negara atas asas “pacta sunt servanda”, yakni setiap janji harus
ditepati.
- Sedangkan teori perjanjian kemasyarakatan melahirkan keberadaan
negara didasarkan atas konsensus, yaitu pemerintahan didasarkan
atas kesepakatan atau kehendak rakyat, yang saat ini pada umumnya
melalui pemilihan umum yang bebas secara periodik untuk memberi
legitimasi kepada kekuasaan negara untuk memerintah rakyatnya.

TEORI ASAL MULA DAN TERJADINYA NEGARA


Secara garis besar teori tentang asal mula negara dapat dikelompokkan
dalam dua kelompok :
➔ Teori yang bersifat spekulasi, yang terdiri dari teori Ketuhanan, Teori
Kekuatan, dan Teori Yuridis
➔ Teori yang bersifat Historis sosiologis, disebut juga sebagai teori evolusi.
1) Teori Ketuhanan (teokrasi)
- teori yang menganggap bahwa asal mula negara dan kekuasaan
seorang penguasa adalah semata-mata berasal dari Tuhan. Pelopor
teori ini antara lain Agustinus, Thomas Aquino, dan Friedrick Julius
Sthal

- Teori Ketuhanan (teokrasi) pada prinsipnya mengandung 3 pokok


masalah :
★ Negara itu dibentuk di bawah kuasa Tuhan;
★ Kekuasaan seorang Raja adalah atas pemberian Tuhan;
★ Mereka menganggap bahwa tidak ada kedaulatan selain
kedaulatan Tuhan
2) Teori Kekuatan
- Maksudnya, kekuatan menjadi sumber dan pencipta negara, negara
dilahirkan karena pertarungan kekuatan dimana yang paling kuat yang
akan merupakan pemenang dan sekaligus pembentuk negara. Faktor
kekuatan itu juga dapat berupa kekuatan ekonomi dan kekuatan otak.
- Tokoh dari teori kekuatan antara lain : Ludwig guna lowitz, Karl Marx,
H.j.Laski, dan Machiavelli.
- Beberapa pandangan dari teori kekuatan diantaranya :
- Negara adalah suatu organisasi dari kekuasaan yang kuat
untuk menindak organisasi yang lemah
- Negara adalah alat kaum kapitalis yang menguasai alat-alat
produksi
- Negara adalah organisasi pemaksa
3) Teori yuridis
- Teori juridis di bagi dalam beberapa teori, yakni teori patrialchal, teori
matrialchal, teori patrimonial, dan teori perjanjian masyarakat.
- Teori patrialchal maksudnya, bahwa pemimpin pertama dari manusia
itu adalah semula dari seorang bapak yang merupakan kepala
keluarga kecil, yang kemudian akan menjadi keluarga yang lebih besar
yang akhirnya membentuk suatu masyarakat, dan masyarakat
membentuk suatu negara dengan garis bapak sebagai pimpinan
- Sedangkan teori matrialchal hampir sama dengan teori patrialchal,
hanya garis ibu yang menentukan
- Sedangkan teori patrimonial juga hampir sama dengan teori diatas,
namun yang menentukan adalah garis ibu dan bapak.

“Primus inter pares”


- “Primus inter pares” adalah frasa Latin yang berarti “pertama di
antara yang sejajar”. Konsep “Primus Inter Pares” pertama kali
muncul dalam budaya romawi kuno. Konsep ini merujuk pada
seseorang yang memiliki pengaruh lebih besar daripada yang lain.
Dalam teori ilmu negara, primus inter pares sering dikaitkan dengan
konsep kedaulatan. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi yang
dimiliki oleh negara untuk mengatur dan mengurus kepentingan umum
rakyatnya. Kedaulatan ini biasanya dipegang oleh kepala negara,
seperti presiden, raja, atau kaisar. Dalam konsep kenegaraan, primus
inter pares bisa dijadikan sebagai sistem pemilihan seorang pemimpin
atau seseorang yang akan berkuasa dalam roda pemerintahan. Saat
ini “Primus Inter Pares” menjadi salah satu konsep yang penting dalam
politik modern, semua negara pasti memiliki dan menerapkan
konsepnya. Contohnya, dalam sistem pemerintahan presidensial,
presiden memiliki kekuasaan tertinggi dalam negara. Namun, presiden
harus menghormati hukum dan konstitusi, serta tidak boleh bertindak
sewenang-wenang.

Caesarismus terdapat semboyan Solus publica suprema lex


- Dalam Caesarismus terdapat semboyan Salus publica suprema lex yang
artinya kepentingan umum mengatasi undang-undang dan bermakna
keselamatan rakyat merupakan hukum yang tertinggi. Prinsip ini
menekankan bahwa tindakan pemerintah haruslah bertujuan untuk
kepentingan umum atau keselamatan masyarakat. Prinsip ini juga
menekankan bahwa pemerintah harus tunduk pada hukum dan tidak boleh
bertindak sewenang-wenang, menekankan pentingnya supremasi hukum dan
kesejahteraan masyarakat dalam menjalankan pemerintahan
- Caesarismus terdapat semboyan “Solus publica suprema lex” yang berarti
kepentingan umum di atas Undang-Undang yang mengatur. Akan tetapi,
pada realitanya kembali pada konsep “Princepes legibus solutus est” majalah
yang menentukan kepentingan umum tersebut.

Negara Hukum/Rechtstaat
- Konsep Negara Hukum, di sisi lain, berpusat pada hukum. Dalam konsep ini,
negara harus tunduk pada hukum. Rakyat memiliki hak untuk menuntut
pertanggungjawaban negara atas tindakannya. Konsep Negara Hukum lahir
sebagai respon terhadap penyalahgunaan kekuasaan oleh negara dalam
konsep Negara Kekuasaan. Di masa lampau, negara sering kali
menggunakan kekuasaannya untuk menindas rakyat. Hal ini
menimbulkan ketidakpuasan dari rakyat dan mendorong lahirnya konsep
Negara Hukum.

1) Rechtsstaat Menurut Immanuel Kant, Negara Hukum atau Rechtsstaat adalah


Negara Hukum Formal dimana negara berada dalam keadaan statis atau
hanya formalitas yang biasa disebut dengan Negara Penjaga
Malam/Nachtwakerstaat. Julius Stahl, yang mengistilahkan negara hukum
sebagai rechtsstaat, memberikan empat konsep negara hukum. Empat
konsep negara hukum
menurut Julius Stahl adalah:
1) Perlindungan dan pengakuan terhadap hak asasi manusia
2) Negara yang didasarkan pada teori trias politica ;
3) Pemerintahan diselenggarakan berdasarkan undang-undang
(wetmatigbestuur)
4) Adanya peradilan administrasi negara

2) Rule of Law Rule of law = merupakan konsep negara hukum yang berarti
hukum memegang kedudukan tertinggi dalam penyelenggaraan suatu
negara hukum.
- A. V. Dicey mendasarkan konsep negara hukum pada tradisi Anglo
Saxon. Konsep negara Rule of Law yang dikemukakan oleh Dicey
berisi tiga elemen penting yaitu:
1. Supermasi aturan-aturan hukum (Supremacy of the law), yaitu
tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang (Absence of
arbitrary power), dalam arti bahwa seseorang hanya boleh
dihukum kalau melanggar hukum
2. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (Equality
before the law), Dalil ini berlaku baik untuk orang biasa maupun
untuk pejabat
3. Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang (di Negara
lain dengan Undang-Undang Dasar) serta keputusan-keputusan
pengadilan..
3) NEGARA ISLAM
- Negara hukum Islam atau Nomokrasi adalah negara yang
dijalankan berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah.
- Ibnu Khaldun berpendapat, bahwa dalam mulk siyasi ada dua macam
bentuk negara hukum, yaitu (1) siyasah diniyah dan (2) siyasah
‘aqliyah. Nomokrasi Islam adalah suatu negara hukum yg memiliki
prinsip-prinsip umum bahwa kekuasaan sbg: (1) Amanah; (2)
Musyawarah; (3) Keadilan; (4) Persamaan; (5) Pengakuan dan
perlindungan HAM; (6) Peradilan bebas; (7) Perdamaian; (8)
Kesejahteraan; (9) Ketaatan Rakyat
4) NEGARA TOTALITER
- Konsep totalitarianisme pada umumnya mengacu pada sistem politik
kekuasaan yang bersifat absolut atau disebut sebagai ‘total state’
- (Mussolini, Ridgewell 1970:2) Totalitarianisme adalah bentuk
representasi kondisi sosial yang di mana segala aspek kehidupan
masyarakat ditentukan oleh negara, yakni aspek moral dan spiritual.
- Karakteristik
- Kekuasaan yang terpusat.
- Terjadi pada negara yang menganut monarki absolut dan negara
yang menganut sistem politik fasisme.
- Menggunakan metode teror untuk mengendalikan masyarakat.

HUBUNGAN HUKUM DAN DEMOKRASI


Negara hukum dan demokrasi menghendaki penyelenggaraan
pemerintah berdasarkan hukum yang bersumber dari keinginan rakyat,
aspirasi rakyat dan untuk rakyat. Terdapat korelasi yang jelas antara negara
hukum yang bertumpu pada konstitusi dan peraturan perundang-undangan,
dengan kedaulatan rakyat yang dijalankan melalui sistem demokrasi. Pada
dasarnya, Hubungan antara negara hukum dengan demokrasi tidak dapat
dipisahkan. Sistem demokrasi menjadi mekanisme sistem pemerintahan
suatu negara dalam mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga
negara) atas negara. Dalam negara hukum yang menerapkan sistem
demokrasi, hukum dipergunakan untuk melegitimasi kekuasaan, agar
kekuasaan tersebut bisa diakui. Sebaliknya, hukum dipergunakan untuk
mengontrol kekuasaan agar tidak bertentangan dengan demokrasi. Penguasa
tidak dapat menggunakan kekuasaannya dengan semena-mena tanpa dasar
hukum atau atas nama demokrasi. Bangunan dasar hukum dalam sistem
politik yang demokratis artinya hukum lebih bertujuan agar hukum lebih
tanggap terhadap kebutuhan terbuka pada pengaruh dan lebih efektif dalam
menanggapi masalah masalah sosial.
SIKLUS POLYBIUS
Teori siklus menurut polybios merupakan sebuah teori atau konsep yang
mengajarkan bahwa semua bentuk negara dan bentuk pemerintahan itu
memiliki hubungan kausalitas atau sebab-akibat. Artinya, bentuk negara dan
pemerintahan yang satu merupakan sebab munculnya bentuk yang lain, demikian
pula seterusnya. Kemudian teori ini disebut sebagai siklus karena setelah melalui
beberapa fase tertentu perubahan bentuk tersebut akan kembali lagi ke bentuk yang
semula.

Pada mulanya negara berformasi monarki yang kekuasaan dilaksanakan


oleh raja secara turun temurun. Namun kemudian, raja itu bertindak sewenang-
wenang dan tidak memikirkan rakyatnya. Dengan demikian, pemerintah berubah
menjadi tirani yang dikendalikan oleh seorang diktator. Tirani mendapatkan
tentangan dari cendekiawan dan bangsawan yang menjatuhkan diktator, lalu
pemerintahan berubah formasi ke aristokrat. Dalam perkembangannya, beberapa
aristokrat tadi tidak lagi memikirkan kepentingan rakyat sehingga formasi
pemerintahan menjadi oligarki, yang menyebabkan rakyat mandiri. Dengan
penderitaan rakyat itu, maka kemudian terjadi pembangkangan sipil yang kemudian
menempatkan rakyat sebagai aktor utama pengambil keputusan kenegaraan dan
dalam hal ini pemerintahan berubah menjadi demokrasi, yang antara lain
memberikan kebebasan bertindak. Akibat kebebasan yang tidak dikelola dengan
baik, maka terjadi kekacauan sehingga pemerintahan berubah menjad okhlokrasi.
Dalam keadaan kacau itu muncul orang kuat untuk mengendalikan keadaan dan
merubah formasi pemerintahan menjadi monarki kembali

perbedaan sistem pemerintahan presidensial dan parlementer


1. STRUKTUR KEKUASAAN

Anda mungkin juga menyukai