Anda di halaman 1dari 15

UTS MATA KULIAH ILMU NEGARA

DOSEN : Rina Artiningsih, S.H., M.H.

MUHAMAD ALIF FAJAR

2024609

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM “SUNAN GIRI”

MALANG
UJIAN TENGAH SEMESTER ILMU NEGARA

1. Jelaskan Ciri-ciri pokok Pengertian ilmu yang bersifat sebagai berikut;


a. Bersifat Rasional
b. Bersifat Empiris
c. Bersifat Umum
d. Bersifat Akumulatif
2. Apakah yang dimaksud dengan Metode Ilmu, jelaskan!
3. Jelakan Pengertian, apa yang dimaksud dengan Negara menurut pendapat
saudara.
4. Jelaskan apa yang dimaksud ilmu kenegaraan (staatwissenschaf) dalam arti
luas?
5. Jelaskan yang dimaksud dengan ilmu negara umum (allgemeinestaatlehre)?
6. Dari Segi Materi Ilmu Negara menyelidiki tentang hal apa saja?
7. Jelaskan Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik dan Ilmu Hukum Tata
Negara
8. Jelaskan Sifat Hakekat Negara dari segi sosiologis.
9. Keberadaan negara (existence) dapat dibenarkan berdasarkan sumber-sumber
kekuasaan, sebutkan dan jelaskan!
10.Teori pembenaran Hukum Negara ( Rechtsvaardiging Theorieen) membahas
dasar-dasar yang dijadikan alasan-alasan sehingga tindakan penguasa negara
dapat dibenarkan, sebutkan 4 Macam teori yang anda ketahui tentang
pembenaran Hukum Negara.
11.Dalam “Cyclus Theori” ada beberapa macam bentuk negara, jelaskan masing
masing.
12.Jelaskan apa yang dimaksud dengan Kodifikasi Institutiones, pandecta, codex
dan Novellen
JAWABAN

1. Jelaskan Ciri-ciri pokok Pengertian ilmu yang bersifat sebagai berikut !


a) Bersifat Rasional, bukan perasaan subyektif, khayalan, atau imajinasi
belakah. karena hasil dari proses berpikir dengan menggunakan akal (rasio).
b) Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh
panca indera.mengandung pengertian bahwa pengetahuan yang diperoleh
tersebut adalah berdasarkan pengamatan atau eksperimentasi.
c) Bersifat umum, hasil ilmu dapat dipergunakan oleh manusia tanpa terkecuali.
d) Bersifat akumulatif, hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek
penelitian selanjutnya.
2. Apakah yang dimaksud dengan Metode Ilmu, jelaskan!
Metode ilmu atau metode keilmuan adalah suatu cara di dalam memperoleh ilmu
atau pengetahuan baru. Metode keilmuan, dalam hal tertentu, dipandang pula
sebagai sebuah teori pengetahuan yang dipergunakan untuk memperoleh
jawaban-jawaban tertentu mengenai suatu permasalahan atau pernyataan. Hal
metode keilmuan, karenanya, lebih merupakan prosedur keilmuan yang
mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, tata langkah, dan cara atau
teknik untuk mengembangkan pengetahuan yang ada guna mencapai
pengetahuan baru yang disebut ilmu. Asumsinya, lewat pengorganisasian
kegiatan keilmuan yang bersifat sistematis dan pengujian pengamatan serta
penalaran-penalaran logis atasnya maka manusia mampu mengumpulkan
pengetahuan secara kumulatif, walaupaun hal itu terus-menerus bertumbuh
dalam kritik, koreksi, serta penyempurnaan. Jadi, metode ilmu lebih merupakan
prosedur keilmuan yang digunakan oleh ilmuwan dalam pencarian sistematis
terhadap pengetahuan baru dan meninjau kembali pengetahuan yang telah ada.
3. Jelakan Pengertian, apa yang dimaksud dengan Negara menurut pendapat
saudara.
Negara adalah suatu wilayah memiliki sistem ataupun aturan yang diberlakukan
kepada orang yang berada dibawah naungannya, Dikelola seorang pemimpin
yang diakui oleh bawahannya sebagai pemilik kedaulatan dan sebagai
pendukung memiliki sususun dari Rakyat, Wilayah, Pemerintah, dan Kedaulatan.
4. Jelaskan apa yang dimaksud ilmu kenegaraan (staatwissenschaf) dalam
arti luas!
ilmu pengetahuan mengenai suatu negara. Istilah staatssenwischaft ini dapat
dipakai dalam pengertian tunggal maupun dalam pengertian jamak (plural) dan
staatswissenschaft dalam arti luas meliputi staatswissenschaft dalam arti sempit
dan rechtswissenschaft (ilmu pengetahuan hukum). Staatswissenschaft dalam
arti sempit adalah ilmu pengetahuan mengenai negara yang menekankan pada
negara sebagai objeknya,sedangkan rechtswissenschaft adalah ilmu
pengetahuan mengenai negara yang menekankan pada segi hukum. George
Jellinek mula-mula menghimpun semua ilmu pengetahuan mengenai negara
(staatswissenschaft dalam arti luas).kemudian ia memisahmisahkan atau meng-
golongkan ke dalam:
1. golongan ilmu pengetahuan negara yang menekankan pada negara
sebagai objeknya (staatswissenchaft dalam arti sempit), yaitu: Hukum
Tata Negara, Hukum Administrasi Negara dan Hukum Antarnegara;
2. golongan ilmu pengetahuan negara yang menekankan pada segi
hukumnya (rechtswissenchaft), yaitu Hukum Perdata, Hukum Pidana dan
Hukum Acara Perdata/Pidana. Dalam sistematika Jellinek,
staatswissenschaft dalam arti dibagi lagi dalam 3 golongan ilmu
pengetahuan, yaitu sebagai berikut.
a. Beschreibende Staatswissenschaft atau Statenkunde
b. Theoritische Staatswissenschaft atau staaslehre
c. Praktische Staatswissenschaft
Ilmu pengetahuan ini hanya melukiskan tentang unsur-unsur negara,
aspekaspek negara, dan segala bahan yang menggambarkan suatu negara
tertentu atau negara pada umumnya yang sering disebut dengan Statenkunde.
Dari bahan yang diperoleh statenkunde ini kemudian di cari inti persamaannya di
bidang hukum guna menyusun perumusanperumusan yang berlaku bagi semua
bahan-bahan tersebut.

5. Jelaskan yang dimaksud dengan ilmu negara umum


(allgemeinestaatlehre)?
Ilmu negara yang mengarahkan penyelidikannya kepada negara dalam arti
umum, yakni negara sebagai suatu gejala kehidupan bermasyarakat, negara
sebagai phenomen sosial. Jadi disini istilah negara dipakai dalam suatu
pengertian “genus”. Ilmu negara berusaha mencari hal-hal yang bersifat umum
dalam bentuk kehidupan bersama yang berupa negara itu. Karena itu yang
diselidiki ilmu negara, bukanlah suatu negara yang secara positif ada, melainkan
negara sebagai suatu pengertian abstrak, dalam arti bahwa penyelidikan dan
pembahasan yang dilakukan ilmu negara itu tidaklah ditujukan kepada suatu
negara secara kongkrit ada pada sesuatu waktu dan tempat tertentu, melainkan
negara terlepas baik dari waktu maupun dari tempat ruang lingkupnya, tidak
terbatas kepada pelajaran kenegaraan mengenai negara yang ada pada waktu
sekarang saja, akan tetapi juga mengenai pelajaran kenegaraan pada masa
yang akan datang, bahkan kadang-kadang juga membicarakan negara-negara
yang hanya ada dalam konsepsi idiil seorang ahli pikir saja.
6. Dari Segi Materi Ilmu Negara menyelidiki tentang hal apa saja?
Dari segi meteri ilmu negara menyelidiki :
1. Pengertian pokok dan sendi-sendi pokok negara.
2. Hakikat atau sifat negara.
3. Asal mula negara.
4. Wujud negara dll.
7. Jelaskan Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik dan Ilmu Hukum Tata
Negara!
 Hubungan ilmu Negara dengan ilmu politik
Ilmu negara lebih menitikberatkan kepada sifat-sifat teoretis, sehingga
kurang dinamis. Hal ini berarti bahwa lebih banyak memerhatikan unsur-
unsur statis dari negara yang mempunyai tugas utama untuk melengkapi
dengan memberikan pengertian-pengertian pokok yang jelas. Yang
mendasari konsepsi-konsepsi ilmu politik lebih menitikberatkan kepada
faktor-faktor yang konkrit, terutama sekali berpusat kepada gejala-gejala
kekuasaan, baik yang mengenai organisasi Negara maupun yang
memengaruhi pelaksanaan tugas-tugas Negara. Oleh karena itu, lebih
dinamis. Sehubung dengan hal tersebut, berkatalah H.R. Hoetink dalam
kata pengantar buku J.Barents”De wetenschap der Politiek meteen terrain
verkenning”, bahwa ilmu politik merupakan sociologie van
de staat(sosiologi negara) atau bet vless er om been (atau daging yang
meliputi sekitarnya), atau dalam bahasanya J.Barents adalah bet vless
om bet geraantevan de staat(daging yang meliputi sekitar kerangka
bangunan negara). Maka dalam hubungan ini jelaslah ada sifat-sifat
komplementer. Karena itu, ilmu negara merupakan salah
satu bardcore (teras inti) dari ilmu politik.
 Hubungan ilmu Negara dengan ilmu hukum
Antara ilmu hukum tata Negara dan ilmu hukuk administrasi negara
terdapat hubungan yang sangat erat pula. Bahkan di negeri belanda, dua
lapangan hukum tersebut pernah disebut bersama-sama, yaitu staats en
administratief recbt, bahkan selalu di ajarkan oleh seorang guru besar.
Meskipun demikian, tidaklah berarti bahwa kedua cabang imu tersebut
adalah sama.Oppenheimer menyebutkan bahwa peraturan-peraturan
hukum tata negara adalah peraturan mengenai de staat in rust (Negara
yang sedang beristirahat, atau negara dalam keadaan tak bergerak).
Sebaliknya, mengenai peraturan-peraturan hukum administrasi negara
adalah peraturan mengenai de staat in beweging atau negara yang
sedang bergerak. Berdasarkan rumusan-rumusan tersebut, maka ilmu
hukum tata negara dan ilmu hukum administrasi Negara sudah jelas
lapangan penyelidikannya hanya terdapat Negara-negara tertentu (hukum
positif), sedangkan ilmi negara tidak mengenai Negara-negara tertentu,
melainkan negara-negara di dunia ini pada umumnya. Dengan demikian,
ilmu hukum tata negara dan ilmu hukum administrasi negara di satu pihak
dengan ilmu negara di pihak lain mempunyai hubungan aling
memengaruhi dan saling menjelaskan. Oleh karena itu, dalam buku-buku
tentang ilmu hukum tata negara dan hukum administrasi negara, hal dari
imu negara dapat di pakai sebagai batu loncatan untuk sampai kepada
kedua cabang hukum tersebut. Sebaliknya, buku-buku tentang ilmu
negara, hal-hal mengenai ilmu hukum tata negara dan ilmu hukum
administrasi negara dapat di pakai sebagai contoh dari apa yang
diuraiakan di dalam ilmu negara.
8. Jelaskan Sifat Hakekat Negara dari segi sosiologis!
Jika dilihat dari sisi sosiologis maka negara dapat dipahami sebagai anggota
masyarakat atau zoon politicon. Negara merupakan wadah bagi suatu bangsa
untuk menggambarkan cita-cita kehidupan bangsanya. Secara historis,
peninjuan masalah sifat hakikat negara dapat dilihat dari perkembangan istilah
’negara’ itu sendiri.Berdasarkan perkembangan sejarah mengenai istilah negara,
terdapat beberapa istilah yang sering dijadikan padanan kata ’negara’ yang
masing-masing memiliki karakter tersendiri, antara lain :
1. Polis (city state)
2. Country (country state)
3. Civitas/civiteit
4. Land (mis : England, Deutschland)
Secara sosiologis, hakikat suatu negara dapat dilihat sebagai :
1. ikatan suatu bangsa Maksudnya adalah suatu komunitas sosiologis yang
hidup bersama dalam suatu wilayah, senasib sepenanggungan dalam
menjalankan hidupnya.
2. Organisasi kewibawaan, Negara sebagai organisasi yang memiliki wibawa
untuk memutuskan hal-hal yang penting bagi kehidupan bersama.
Kewibawaan ini ditunjukkan dengan adanya kepatuhan komunitas untuk
melaksanakan putusan bersama tersebut.
3. Organisasi jabatan (ambten organisatie), Negara terbagi dalam jabatan-
jabatan yang menjalankan fungsi-fungsi tertentu. Organisasi ini muncul
karena organisasi kewibawaan mengasumsikan adanya jabatan-jabatan
untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut secara bersama.
4. Organisasi kekuasaan (dwang organisatie), Negara merupakan alat untuk
menjalankan kekuasaan dalam arti luas. Kekuasaan ini dapat memaksakan
kehendak orang yang berkuasa. Oleh sebab itu banyak orang yang ingin
menjadi pejabat negara untuk memperoleh kekuasaan.
9. Keberadaan negara (existence) dapat dibenarkan berdasarkan sumber-
sumber kekuasaan, sebutkan dan jelaskan
1. Kewenangan langsung atau tidak langsung dari Tuhan yang diterapkan
dalam bentuk konstitutif dan kepercayaan yang diformalkan dalam
ketentuan negara (Teori Teokrasi).
2. Kekuatan jasmani dan rohani serta materi (finansial) yang diefektifkan
sebagai alat berkuasa. Dalam bentuk yang modern seperti kekuatan
militer yang represif, kharisma para rohaniawan yang berpolitik atau
dalam bentuk money politics (Teori Kekuatan).
Adanya perjanjian, baik perjanjian perdata maupun publik serta adanya
pandangan dari perspektif hukum kekeluargaan dan hukum benda (Teori
Yuridis).
Secara rasional, suatu pemerintahan tidak mungkin lagi menyandarkan
wewenang dan kekuasaannya atas dasar kekuatan fisik angkatan perang
(militer) yang represif, mitos-mitos feodalistik maupun teokratik. Hal-hal
yang bersifat irrasional dan dipaksakan semakin lama semakin
ditinggalkan sejalan dengan perkembangan pemikiran filsafat dan politik
serta teknologi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tanpa ada legitimasi yang
rasional maka suatu negara tidak mungkin akan berjalan secara efektif.
Legitimasi atas suatu negara memegang peranan yang penting karena
walaupun memiliki kekuasaan namun suatu pemerintahan negara tidak
mungkin berjalan efektif tanpa adanya legitimasi yang penuh.
Pemerintahan negara dan alat-alat perlengkapannya sebagai instrumen
penataan masyarakat yang memegang kekuasaan politik utama harus
memiliki pembenaran atau pendasaran yang sah (legitimasi) atas
kekuasaan yang dijalankan agar ia dapat melaksanakan fungsinya
secara efektif.

10. Teori pembenaran Hukum Negara ( Rechtsvaardiging Theorieen)


membahas dasar-dasar yang dijadikan alasan-alasan sehingga tindakan
penguasa negara dapat dibenarkan, sebutkan 4 Macam teori yang anda
ketahui tentang pembenaran Hukum Negara
1. Pembenaran Negara Dari Sudut Ketuhanan (Theo Cratische Theorien)

Teori ini beranggapan tindakan penguasa / negara selalu benar, sebab negara
diciptakan oleh Tuhan, ada yang secara langsung / tidak langsung.

• Negara secara langsung adalah dimana penguasa wahyu dari Tuhan

• Negara secara tidak langsung adalah dimana penguasa berkuasa


mendapat kodrat dari Tuhan

Menurut Agustinus ada 2 macam negara :

a. Negara yang dipimpin oleh Tuhan

b. Negara Duniawi, merupakan negara buatan setan, karena hanya mengejar


kekuasaan dunia yang akhirnya membawa keruntuhan

Preidrich Julius Stahl mengatakan negara itu timbul dari takdir Illahi. Preidrich
Hegel, mengatakan negara adalah lau Tuhan di dunia.

2. Pembenaran Negara Dari Sudut Kekuatan

Menurut teori ini, siapa yang berkemampuan maka akan mendapat kekuasaan
dan memegang tampuk kekuasaan atau pemerintahan. Kekuatan yang
meliputi jasmani, rohani, materi dan politik.

Menurut Leon Dugut, yang memaksakan kehendak pada orang lain maka
ialah yang paling kuat. Baik kekuatan dari segi fisik, intelegensi, ekonomi dan
agama.
Menurut Pranz Oppenheimer bahwa negara merupakan susunan masyarakat
dimana golongan yang menang memaksakan kehendak pada golongan yang
ditaklukan, dengan maksud mengatur kekuasaan dan melindungi ancaman
dari pihak lain.

3. Pembenaran Negara Dari Sudut Hukum

Teori ini membagi hukum 3 bagian :

a. Hukum kekeluargaan (Patriarchal)

Yang diangkat sebagai kepala keluarga adalah orang yang kuat, berjasa,
bijaksana (primus interparis).

b. Hukum kebendaan (Patrimonial)

Ialah hak milik, raja memiliki hak terhadap daerahnya, rakyat tunduk
padanya.

c. Hukum perjanjian

Perjanjian masyarakat :

• Thomas Hobbes (Pactum Uniones)

Manusia hidup dalam kekuatan karena takut diserang manusia lainnya


yang lebih kuat keadaan jasmaninya. Sehingga diadakan perjanjian
masyarakat. Dalam perjanjian ini hanya rakyat dan rakyat.

• Jhone Locke (Pactum Subjektiones)

Raja berkuasa dapat melindungi hak-hak rakyatnya, apabila raja


sewenang-wenang maka rakyat dapat meminta pertanggung jawaban
dalam perjanjian ini antara raja dan rakyat.

• Jean Jecques Rousseau

Menurutnya kedaulatan rakyat dan kekuasaan tidak pernah diserahkan


pada raja-raja yang hanya sebagai mandataris. Dalam perjanjian ini
menyerahkan kekuasaan antara rakyat dengan raja.
4. Pembenaran Negara dari Sudut Lain

a. Teori Ethis/Teori Etika

Berdasarkan teori ini, suatu negara ada karena adanya suatu keharusan
susila, maka ada 3 pendapat dari para ahli ilmu negara, yaitu :

1) Plato dan Aristoteles

Menurut Plato dan Aristoteles, manusia tidak akan berarti bila belum
bernegara. Negara merupakan sesuatu hal yang mutlak, tanpa negara
maka tidak ada manusia. Oleh karena itu seluruh tindakan negara
dapat dibenarkan.

2) Immanuel Kant

Menurut Immanuel Kant, tanpa adanya negara maka manusia tidak


dapat tunduk pada hukum yang dikeluarkan. Negara adalah ikatan
manusia yang tunduk pada hukum, akibatnya tindakan negara
dibenarkan.

3) Wolft

Wolft berpendapat bahwa keharusan untuk membentuk negara


merupakan keharusan moral yang tertinggi.

b. Teori Absoulut dari Hegel

Menurut Hegel, tujuan manusia adalah kembali pada citacita yang abolut.
Penjelmaan cita-cita yang absolut dari manusia adalah negara. Tindakan
negara dibenarkan karena negara adalah sesuatu yang dicita-citakan oleh
manusia.

c. Teori Psychologis

Teori ini menyatakan bahwa alasan pembenaran negara didasarkan pada


unsur psychologis manusia, seperti rasa takut, rasa sayang dll sehingga
segala tindakan negara dapat dibenarkan.
11. Dalam “Cyclus Theori” ada beberapa macam bentuk negara, jelaskan
masing masing!

1) Monarki

pemerintahan oleh satu orang (seorang raja) guna kepentingan seluruh


rakyat. Cita-cita akan keadilan dan kesusilaan telah menyebabkan orang
pada mulanya sangat menghargai bentuk monarki. Dalam monarki,
kekuasaan Negara dipegang oleh satu orang tunggal yang berkuasa,
berbakat dan mempunyai sifat-sifat yang lebih unggul. Contoh yang sudah
terjadi Indonesia yang berpegangan pada bentuk negara Monarki yaitu
pada zaman kerajaan, seperti zaman kerajaan Majapahit. Lama
kelamaan keturunan raja itu tidak lagi menjalankan pemerintahan untuk
kepentingan umum, melainkan hanya untuk kepentingan pribadi, mulai
memerintah dengan sewenang-wenang, kepentingannya tidak
mendapatkan perhatian sama sekali. Maka menjadi pemerintahan tunggal
yang sifatnya jelek. Terbentuklah bentuk Negara Tirani

2) Tirani

pemerintahan oleh satu orang untuk kepentingannya sendiri dan bersifat


sewenang-wenang. Contoh yang sudah terjadi di Indonesia yang
berpegangan pada sistem pemerintahan Tirani yaitu pada masa
keruntuhan kerajaan Majapahit setelah kekuasaan Hayam Wuruk, dimana
keruntuhan tersebut diakibatkan karena perebutan tahta kekuasaan untuk
kepentingan pribadi, bukan untuk rakyat. maka munculah beberapa orang
yang berani dan mempunyai sifat-sifat baik kaum cendekiawan. Setelah
kekuasaan beralih di tangan mereka. Mereka menjalankan pemerintahan
dengan sangat memperhatikan kepentingan umum, ini menyebabkan
bentuk negara berubah dari tirani menjadi aristokrasi.

3) Aristokrasi

pemerintahan oleh sekelompok orang yaitu para cendekiwan guna


kepentingan seluruh rakyat. Contoh yang sudah terjadi di Indonesia yang
berpegangan pada sistem pemerintahan Aristokrasi yaitu pada masa
penjajahan Jepang. pada awalnya baik-baik saja, tapi lama-kelamaan,
mungkin karena keturunan mereka yang kemudian memegang
pemerintahan itu tidak lagi menjalankan pemerintahan yang berkeadilan
dan untuk kepentingan rakyat. Tetapi yang diperhatikan adalah
kepentingan pribadi. Maka pemerintahan itu dipegang oleh beberapa
orang yang sifat pemerintahannya sangat buruk , ini menyebabkan bentuk
negara yang berubah dari bentuk aristokrasi menjadi oligarki.

4) Oligarki

pemerintahan oleh sekelompok orang guna kepentingan kelompoknya


sendiri. Contoh kasus yang sudah terjadi Indonesia yaitu pada masa
pemerintahan Soeharto. Pada masa kepemimpinan Soeharto, Indonesia
mengalami berbagai kemajuan di berbagi bidang, khususnya ekonomi.
Tetapi seiring berjalannya waktu, perekonomian Indonesia semakin
terpuruk. Soeharto mencari keuntungan dari perusahaan yang ia pegang,
dan ia mengharapkan tidak ada yang dapat menyaingi kekayaan dan
kejayaannya selain keluarganya sendiri. Hal ini menimbulkan kontra bagi
masyarakat yang miskin. Dimana yang miskin akan semakin menderita,
dan yang kaya semakin berkuasa.Akhirnya rakyat memberontak dan
munculah Negara dimana pemerintahannya dijalankan oleh rakyat yang
tujuannya untuk kepentingan rakyat, maka terbentuklah Negara
Demokrasi

5) Demokrasi

pemerintahan dari orang-orang (rakyat) yang tidak tahu sama sekali


tentang soal-soal pemerintahan. Contoh kasus yang sudah terjadi di
Indonesia pada system pemerintahan Demokrasi yaitu demokrasi yang
sudah melewati batas, dimana rakyat cenderung tidak memiliki etika
dalam menyuarakan pendapatnya, seperti demonstrasi masal mahasiswa
untuk menurunkan pemerintah SBY-Boediono. Pada awalnya
pemerintahan yang dilaksanakan oleh rakyat memang baik, karena
sangat memperhatikan kepentingan rakyat, dan sangat menghargai
persamaan serta kebebasan. Tetapi kemudian lama-kelamaan,
kebebasan itu tidak dihargai karena menganggap bahwa kebebasan itu
merupakan suatu hal yang biasa, malahan mereka ingin bebas sama
sekali dari peraturan-peraturan yang ada. Akibatnya lalu timbul
kekacauan, kebobrokan, korupsi marajela dimana-mana, sehingga
peraturan hukum tidak menjadi kekuatan yang mengikat, bahkan mereka
bebas berbuat sesuka hatinya, masing-masing orang ingin mengatur dan
memerintah. Maka bentuklah Negara yang demokrasi tadi menjadi
okhlokrasi.

6) Okhlokrasi

pemerintahan sesuka hati/sewenang-wenang oleh orang-orang (rakyat)


yang tidak tahu sama sekali tentang pemerintahan dan mementingkan
kepentingan golongannya saja. Karena adanya kekacauan yang ada,
korupsi merajalela, dll maka munculah seseorang bertangan besi untuk
memimpin Negara tersebut. Oleh karena itu, bentuk Negara kembali lagi
ke monarki.

12. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Kodifikasi Institutiones, pandecta,


codex dan Novellen!
Corpus Iuris Civilis yang terdiri atas 4 bagian :
1) Institutiones
Merupakan buku pelajaran atas lembaga-lembaga hukum Romawi dan
berlaku sebagai himpunan undang-undang.
2) Pandectae
Merupakan himpunan karangan yang memuat pendapat para ahli hukum
Romawi. Jika hakim ragu-ragu mengenai putusan atas suatu hal maka
putusannya harus didasarkan pada pandectae/digesta.
3) Codex
Merupakan kumpulan undang-undang yang dibuat dan ditetapkan oleh
raja-raja Romawi.
4) Novallaen
Merupakan himpunan undang-undang sebagai tambahan pada ke-3
bagian tersebut diatas.

Anda mungkin juga menyukai