Anda di halaman 1dari 8

Pegertian Ilmu Negara dan Objek Ilmu Negara Negara

Pengertian Ilmu Negara

Istilah Ilmu Negara berasal dari bahasa Belanda, Staatsleer yang diambil dari istilah bahasa
Jerman Staatslehre. Dalam bahasa Inggris disebut The General Theory of State atau Political Theory.

Istilah Ilmu Negara pertama kali diperkenalkan oleh George Jellinek yang disebut sebagai
Bapak Ilmu Negara. George Jellinek memandang ilmu negara sebagai suatu keseluruhan dan
membaginya ke dalam bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain.

Di Indonesia, universitas yang pertama kali menggunakan istilah Ilmu Negara adalah
Universitas Gadjah Mada – Yogyakarta.

Menurut Kranenburg, Ilmu Negara adalah ilmu tentang negara, dimana diadakan
penyelidikan tentang sifat hakekat, struktur, bentuk, asal mula, ciri-ciri serta seluruh persoalan di
sekitar negara. Selanjutnya, Kranenburg berpendapat bahwa Ilmu Negara merupakan cabang
penyelidikan ilmiah yang masih muda walaupun menurut sifat dan hakekatnya merupakan cabang
ilmu pengetahuan yang tua karena sebenarnya Ilmu Negara sudah dikenal sebagai suatu ilmu
pengetahuan sejak zaman Yunani Kuno.

Ilmu negara adalah ilmu yang menyelidiki pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi
pokok dari negara dan hukum negara pada umumnya. Pengertian menitik beratkan pada suatu
pengetahuan, sedangkan sendi menitik beratkan pada suatu asas atau kebenaran.

Ilmu negara mempelajari negara secara umum, mengenai asal-usulnya, wujudnya,


lenyapnya, perkembangannya dan jenis-jenisnya.

Selain itu, Prof. M. Nasroen, SH, menyatakan bahwa Ilmu Negara Umum adalah suatu ilmu
pengetahuan tertentu. Sebagai suatu ilmu pengetahuan, maka Ilmu Negara Umum akan mencari
dan menetapkan suatu ketentuan dan kebenaran terhadap pokok penyelidikannya, yaitu negara.
Jadi, Ilmu Negara Umum harus menjawab pertanyaan mengenai negara.

1. OBJEK ILMU NEGARA

Menurut Kranenburg, obyek penyelidikan Ilmu Negara adalah negara, dimana dalam ilmu negara
diselidiki asal mula, sifat, hakekat dan segala sesuatu yang berkaitan dengan negara. Ilmu Negara
menitikberatkan penyelidikannya kepada pengertian negara secara umum. Prof. M. Nasroen SH,
dalam hal ini sependapat dengan Kranenburg, menurutnya, sebab wujud dari Ilmu Negara Umum
adalah menyelidiki dan menetapkan asal mula, inti sari dan wujud negara pada umumnya.

Obyek penyelidikan ilmu negara adalah negara secara umum, sehingga ia sering disebut sebagai
ilmu negara umum. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup serta obyek penyelidikan Ilmu
Negara adalah negara dalam pengertian abstrak, terlepas dari waktu dan tempat, bukan suatu
negara tertentu yang secara positif ada pada suatu waktu dan tempat tertentu. Ilmu Negara
menyelidiki pengertian-pengertian pokok (grondbegrippen) dan sendi-sendi pokok (grondbeginselen)
dari negara yang berlaku untuk dan terdapat pada setiap negara.

https://masalahukum.wordpress.com/2013/09/28/pengantar-ilmu-negara/
5. Ilmu Negara

Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari persoalan-persoalan serta pengertian-pengertian


umum yang biasa terdapat pada setiap negara. Ilmu negara tidak membahas bagaimana
pelaksanaan hal-hal yang umum itu dalam suatu negara tetentu karena itu negara hanya
mempunyai nilai teoritis belaka.

Disamping istilah “ilmu Negara” kita juga mengenal istilah”Ilmu Tata Negara” ialah ilmu yang
mempelajari susunan atau tata suatu negara tetentu.

https://andruhk.blogspot.com/2016/10/ilmu-negara.html

OBJEK ILMU NEGARA


Objek Ilmu Negara adalah Negara. Artinya, yang dibahas, dikaji, atau dibicarakan dalam Ilmu
Negara adalah Negara. Berbicara mengenai “Negara”, kita bisa mengartikannya dalam 2 (dua) arti,
yaitu: (1) Negara dalam arti umum dan abstrak dan (2) Negara dalam arti tertentu dan konkrit.
Negara dalam arti umum dan abstrak merujuk pada Negara secara umum dan tidak menunjuk pada
Negara tertentu. Negara dalam arti tertentu dan konkrit, merujuk pada Negara tertentu dan eksis,
seperti Negara Indonesia, Inggris, Jepang, dan lain-lain.

Dikaitkan dengan Ilmu Negara, yang menjadi objek Ilmu Negara adalah Negara dalam arti
Umum dan abstrak, dan oleh karena itu bahasan, kajian, atau pembicaraan mengenai Ilmu Negara
tidak menyangkut Negara tertentu, melainkan menyangkut Negara secara umum dan tidak eksis.
Sebab, apabila yang dibahas itu adalah Negara tertentu dan eksis, maka kita sudah memasuki objek
dari ilmu lain, yaitu Hukum tata Negara , Hukum Administrasi Negara, Hukum Tata Pemerintahan,
atau Hukum Tata Usaha Negara. Obyek penyelidikan ilmu negara adalah negara secara umum,
sehingga ia sering disebut sebagai ilmu negara umum.

http://objekilmunegara.blogspot.com/

PERBEDAAN ILMU NEGARA dan HUKUM TATA NEGARA:

Ilmu Negara

Aspek/Objek yang dipelajari = Negara secara umum, asal-usul, unsur-unsur, timbul dan
lenyapnya, tujuannya dan jenis-jenis atau bentuk negara secara umum

Sifat = Teoritis/Abstrak

Ketentuan Umum Negara = Pelaksanaannya tidak diuraikan

Definisi = Ilmu yang mempelajari asal-usul, perkembangan wujud dan lenyapnya suatu
Negara

Ilmu Hukum Tata Negara

Aspek/Objek yang dipelajari = Negara tertentu, bagaimana pemerintahan dalam negara itu
disusun dan dijalankan mulai dari pemerintah pusat hingga daerah dalam wilayah kekuasaannya
Sifat = Praktis/ Nyata

Ketentuan Umum Negara = Pelaksanaannya diuraikan secara khusus

Definisi = Ilmu yang mempelajari sistem pemerintahan suatu Negara

https://ensiklopegue.wordpress.com/2010/12/04/persamaan-dan-perbedaan-ilmu-negara-
dan-hukum-tata-negara/

Perbedaan ilmu politik dan ilmu negara :

1. Ilmu negara merupakan ilmu yang bersifat teoritis, oleh karena itu bersifat bebas nilai.

2. Sedangkan ilmu politik bersifat praktis mengadakan penilain-penilain erhadap


onjeknya.

3. Objek ilmu politik adalah negara dan kekuasaannya.

4. Pemahaman ilmu politik adalah kekuasaan.

5. Ilmu negara membahas unsur-unsur statika dari negara sedangkan ilmu politik
membahas unsur dinamika.

6. Statika lahir dari sifat teoritis sedangkan dinamika lahir dari aplikasi terapan teori, seni
dan strategi kekuasaan.

7. Ilmu negara melukiskan dan menerangkan lembaga-lembaga kenegaraan, sedangkan


ilmu politik mengadakan analisis dari pada aktifitas-aktifitas yang mempengaruhi tindakan-tindakan
kenegaraan(political action).

https://andruhk.blogspot.com/2016/10/ilmu-negara.html

MATERI ILMU NEGARA SEBAGAI DISIPLIN KEILMUAN

Hubungan Ilmu Negara Dengan Ilmu Lain

A. Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Sosial Lainnya

1. Hubungan secara Umum

Ilmu tidak dapat dipisah-pisahkan dalam kotak-kota yang terpaku mati. Oleh karena itu,
tidak mungkin ilmu tersebut berdiri sendiri terpisah satu sama lainnya tanpa adanya pengaruh dan
hubungaan. Dalam hal ini, ilmu negara sebagai salah satu cabang dari ilmu pengetahuan sosial
sebagaimana halnya dengan ilmu hokum, politik, ekonomi, kebudayaan,psikologi,dan lain
sebagainya, merupakan cabang dari ilmu pengetahuan sosial yang khusus. Semua ilmu-ilmu sosial
khusus ini secara bersama-sama akan membentuk suatu ilmu sosial umum yang akan tersalur ke
dalam ilmu induknya.
Oleh karena itu, ilmu negara sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial umum,
harus bekerja sama dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial lainnya, karena dapat memberi
dan menerima pengaruhnya dan bantuan jasanya satu sama lain yang saling memerlukan, sehingga
dapat saling mengisi dan saling melengkapi, sehingga terwujud hubungan komplementer. Juga
terdapat hubungan secara interdependen diantara cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial itu
dengan yang lainnya, dikarenakan metode dan teknik yang sama. Metode dan teknik ilmu
pengetahuan sosial pada umumnya dipergunakan pula oleh hamper semua cabang-cabang ilmu
pengetahuan sosial pada khususnya, seperti ilmu negara,ilmu hukum, ilmu poltik, dan lain
sebagainya.

Obyek penyelidikan ilmu-ilmu sosial, diselidiki pula selaku obyek oleh cabang-cabang ilmu
pengetahuan khusus lainnya. Sehingga tidak terdapat monopoli obyek oleh ilmu sosial khusus itu
sendiri. Tentu tekanan, intensitas, luas dan sempitnya lapangan penyelidikan serta peranan
personalianya,dapat dibedakan cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial itu satau dengan yang
lainnya. Namun demikian, tidaklah berarti ilmu-ilmu tersaebut selalu terpisah-pisah menjadi bagian
yang terputus-putus dalam kotak-kotak yang terpaku mati, melainkan selalu terdapat hubungan
yang timbal balik dan saling tergantung serta saling mempergunakanhasil satu sama lain.

2.Hubungan secara Khusus

A. Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik

Kalau diperhatikan pendapat Georg Jellinek dalam bukunya”ALgemeine Staatslehre”, ilmu


Negara sebagai theoritische staatswissenschaft atau staatslehre merupakan hasi penyelidikan
dari staten kunde. Bahan-bahan tersebut di bahas, dianalisis, dan di perbandingkan satu sama
lain,sehinnga terdapat persamaan-persamaan diantara berbagai sifat dari organisasi-organisasi
negara itu.

Dari fakta yang bermacam-macam itu di cari sifat-sifat dan unsur-unsur pokoknya yang
bersifat umum seakan-akan intisari unsur-unsur itu merupakan”pembagi persekutuan terbesar”
dalam ilmu hitung atau grootste gemene deler-nya dari keadaan yang berbeda-beda itu.dan jika
pekerjaan tersebut dijalankan atau diterapkan di dalam peraktek untuk mencapai tujuan tertentu,
tugas itu diserahkan kepada angewandte staatswissenschaft atau ilmu politik. Jadi ilmu negara
sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat teoretis,segala hasil penyelidikannya di peraktekkan
oleh ilmu politik sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat peraktis. Dengan demikian, jelaslah, bahwa
ilmu politik itu tidaklah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang berdiri sendiri.

Ilmu negara lebih menitikberatkan kepada sifat-sifat teoretis, sehingga kurang dinamis. Hal
ini berarti bahwa lebih banyak memerhatikan unsur-unsur statis dari negara yang mempunyai tugas
utama untuk melengkapi dengan memberikan pengertian-pengertian pokok yang jelas. Yang
mendasari konsepsi-konsepsi ilmu politik lebih menitikberatkan kepada faktor-faktor yang konkrit,
terutama sekali berpusat kepada gejala-gejala kekuasaan, baik yang mengenai organisasi Negara
maupun yang memengaruhi pelaksanaan tugas-tugas Negara. Oleh karena itu, lebih dinamis.
Sehubung dengan hal tersebut, berkatalah H.R. Hoetink dalam kata pengantar buku J.Barents”De
wetenschap der Politiek meteen terrain verkenning”, bahwa ilmu politik merupakan sociologie van
de staat(sosiologi negara) atau bet vless er om been (atau daging yang meliputi sekitarnya), atau
dalam bahasanya J.Barents adalah bet vless om bet geraantevan de staat(daging yang meliputi
sekitar kerangka bangunan negara). Maka dalam hubungan ini jelaslah ada sifat-sifat komplementer.
Karena itu, ilmu negara merupakan salah satu bardcore (teras inti) dari ilmu politik.

B. Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Hukum Tata Negara dan Ilmu Hukum Administrasi negara

Ilmu hukum tata negara dan ilmu hukum administrasi negara mempunyai hubungan yang
erat dengan ilmu negara karena ilmu-ilmu tersebut mempunyai obyek yang sama dengan ilmu
negara, yaitu negara. Perbedaannya ilmu hukum tata Negara dan ilmu hokum administrasi negara
memandang negara dari sifatnya atau pengertiannya yang konkrit. Obyek dari ilmu hukum tata
negara dan ilmu hokum administrasi negara adalah negara yang sudah terikat pada tempat,
keadaan, dan waktu. Jadi telah mempunyai ajektif tertentu,misalnya Negara republic Indonesia.
Kemudian negara dalam pengertiannya yang konkrit itu di selidiki lebih lanjut mengenai susunannya,
alat-alat perlengkapannya, wewenang, dan kewajibawan alat-alat perlengkapannya. Kedua cabang
ilmu pengetahuaan tersebut adalah hukum positif, dan di dalam sistematika Georg Jellinek, kedua
cabang ilmu tersebut termasuk dalam kategori recbtswissenscbaft.

Antara ilmu hukum tata Negara dan ilmu hukuk administrasi negara terdapat hubungan yang
sangat erat pula. Bahkan di negeri belanda, dua lapangan hukum tersebut pernah disebut bersama-
sama, yaitu staats en administratief recbt, bahkan selalu di ajarkan oleh seorang guru besar.
Meskipun demikian, tidaklah berarti bahwa kedua cabang imu tersebut adalah sama.

Oppenheimer menyebutkan bahwa peraturan-peraturan hukum tata negara adalah


peraturan mengenai de staat in rust (Negara yang sedang beristirahat, atau negara dalam keadaan
tak bergerak). Sebaliknya, mengenai peraturan-peraturan hukum administrasi negara adalah
peraturan mengenai de staat in beweging atau negara yang sedang bergerak. Berdasarkan rumusan-
rumusan tersebut, maka ilmu hukum tata negara dan ilmu hukum administrasi Negara sudah jelas
lapangan penyelidikannya hanya terdapat Negara-negara tertentu (hukum positif), sedangkan ilmi
negara tidak mengenai Negara-negara tertentu, melainkan negara-negara di dunia ini pada
umumnya. Dengan demikian, ilmu hukum tata negara dan ilmu hukum administrasi negara di satu
pihak dengan ilmu negara di pihak lain mempunyai hubungan aling memengaruhi dan saling
menjelaskan. Oleh karena itu, dalam buku-buku tentang ilmu hukum tata negara dan hukum
administrasi negara, hal dari imu negara dapat di pakai sebagai batu loncatan untuk sampai kepada
kedua cabang hukum tersebut. Sebaliknya, buku-buku tentang ilmu negara, hal-hal mengenai ilmu
hukum tata negara dan ilmu hukum administrasi negara dapat di pakai sebagai contoh dari apa yang
diuraiakan di dalam ilmu negara.

Kranenburg dalam bukunya “ALgemene Staatsleer” menguraiakan bahwa bagi orang yang
mempelajari hukum tata negara positif Negeri belanda, pengetahuan teori negara umum atau ilmu
negara sangat perlu. Akan tetapi, dengan mengingat tingkat ilmu pengetahuan sekarang ini, serta
melihat organisasi perguruan tinggi hukum yang sekarang ada untuk sebagian besar di tentukan oleh
kebutuhan-kebutauhan peraktik yang segera, maka pengetahuan teoretis untuk kebanyakan ahli
hukum hanya terbatas kepada apa yabg mereka pelajari sebagai pengantar hukum tata Negara
positif. Akan tetapi, hal yang bagi ilmu hukum tata negara positif merupakan suatu pengantar, satu
syarat mutlak untuk pekerjaan selanjutnya, bagi ilmu negara merupakan tujuan sesungguhnya dari
penyelidikan-penyelidikan yang di lakukannya. Oleh ilmu negara masalah-masalah umum yang
terdapat pada negara organisasinya di jadikan pusat penyelidikannya serta di coba untuk di
pecahkannya. Maka dengan demikian, jelaslah bahwa ilmu negara yang merupakan ilmu
pengetahuan yang menyelidiki pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi pokok negara dapat
memberikan dasar-dasar teoretis yang bersifat umum untuk hukum tata negara. Oleh karena itu,
agar dapat mengerti dengan sebaik-baiknnya dan sedalam-dalamnya system hukum ketatanegaraan
dan administrasi negara sesuatu negara tertentu, sudah sewajarnyalah kita harus terlebih dahulu
memiliki pengetahuan segala hal ikhwalnya secara umum tentang negara yang di dapat dalam ilmu
Negara.

C. Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Perbandingan Hukum Tata Negara

Ilmu perbandingan hukum tata negara ini di kenal dengan sebutan vergelijkende
staatsrecbtswetenscbap atau comparative government, dan M. Nasroen menamakannya “Ilmu
Perbandingan Pemerintahan”, sebagaimana judul bukunya.

Keranenburg menyatakan bahwa dari ilmu pengetahuan dan diferensiasi itu, di hasilkan ilmu
perbandingan tata negara. Kemudian yang menjadi obyek penyelididkan ilmu perbandingan hukum
tata negara ialah bahwa: dalam peninjauan lebih lanjut, mungkin ternyata manfaat mengadakan
perbandingan secara metodis dab sistematis terhadap”bentuk”yang bermacam-macam dari sifat-
sifat dan ketentuan-ketentuan umum dari genus”negara”. Dan sekali lagi, jikalau penyelidikan itu
berkembang dapatlah di capai suatu tingkatan yang menghendaki agar penyelidikan dan kumpulan-
kumpulan masalahnya di jadikan satu kesatuan yang baru sekali dan sekali lagi timbullah suatu
cabang ilmu pengetahuan, yaitu ilmu perbandingan hukum tata negara.

Jadi jelaslah, bahwa ilmu hukum perbandingan tata Negara bertugas menganalisis secara
teratur, menetapkan secara sistematis, sifat-sifat apakah yang melekat padanya, sebab-sebab apa
yang menimbulkannya mengubah dan menghilangkan atau menyebabkan yang satu memasuki yang
lain terhadap bentuk-bentuk negara itu.

Maka dalam hubungan ini, Keranenburg menyatakan bahwa dalam menunaikan tugasnya,
ilmu perbandingan hukum tata negara itu haruslah mempergunakan hasil yang diperoleh ilmu
negara. Karena itu, perkembangan ilmu negara dan ilmu hukum merupakan syarat mutlak bagi
kesuburan tubuhnya ilmu perbandingan hukum tata negara untuk menjadi ilmu yang member
keterangan dan perbandingan.

Dan untuk itu, ditegaskan pula oleh M. Nasroen bahwa cara ilmu perbandingan
pemerintahan itu mempergunakan Negara-negara itu sebagai alat, ialah dengan mempergunakan
hasil yang diperoleh ilmu negara umum dalam hal asal mula, sari, dan wujud negara itu. Selanjutnya
di katakan pula bahwa dari hasil yang diperoleh dari ketentuan-ketentuan yang di berikan oleh ilmu
negara umum, maka ilmu perbandingan pemerintahan akan memakainya untuk menentukan derajat
dan sifat kepada tugas mengadakan perbandingan.

D. Rangkaian Hubungan antara Ilmu Negara, Ilmu Politik, Ilmu Hukum Tata Negara,dan Ilmu
Perbandingan Hukum Tata Negara

Sjachran Basah mengemukakan tentang rangkaian hubungan antara ilmu negara,ilmu politik,
ilmu hukum tata negara, dan ilmu perbandingan tata negara. Ilmu negara yang bersifat teoretis dan
umum itu di dalam penyelidikan terhadap obyeknya lebih menitikberatkan kepada bangunan-
bangunan atau lembaga-lembaga formal yang di batasi oleh hukum yang berlaku. Ilmu politik dalam
penyelidikannya lebih menitikberatkan kepada gejala sosio-politik dalam masyarakat sebagai
gelanggang pertarungan factor kekuasaan yang nyata, dan memperhatikan pula bagaimanakah
pelaksanaan serta kegiatan-kegiatan lembaga tersebut di dalam peraktek kenyataanya, maka sifat
ilmu politik itu dinamis

Factor teoretis umum dan factor peraktis dinamis itu saling melangkapi satu sama lainnya,
saling membutuhkan dan melengkapi untuk menjadi dasar bahan-bahan yang akan diterapkan oleh
ilmu hukum tata Negara dalam obyek penyelidikannya terhadap”satu”Negara tertentu, untuk
menyelidiki”dapatlah di capai tujuan-tujaun sosial yang di kejar Negara”. Hal itu senada dengan
istilah hans kelsen : politik als ethik dan”upaya” alat-alat apa saja kah yang dapat di pakai untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut itu”, atau pun menerapkan istilah pengertian hans kelsen politik als
technik.

Hal-hal tersebut di atas di perlukan sebagai bahan-bahan lebih lanjut dalam proses
perkembangan dan diferensiasinya oleh ilmu perbandingan hkum tata negara. Tujuannya untuk
mengadakan penyelidikan berdasarkan perbandingan yang akan menberikan pengetahuan lebih
banyak jika di tinjau secara berdampingan terhadap bermacam-macam bentuk negara dan
pemerintahan atau beranekaragam badan-badan perlengkapan kenegaraan, sebagai bagian tertentu
dari suatu system yang di pergunakan untuk mencapai wujud pemerintahan yang sama dengan
demikian, dari penggambaram dan keterangan itu akan di hasilkan oleh suatu nilai, yaitu apakah
yang di wujudkan dengan kesadaran bernegara itu merupakan keadilan, kemakmuran, dan
kebahagiaan untuk sebagian tertentu aatu beberapa golongan saja, atau kah untuk seluruh rakyat?.

Ilmu negara, selaku bahan-bahan yang besrsifat teoretis umum, kiranya akan mendapatkan
tempat sebagai bahan-bahan nyata dalm ilmu hukum tata negara dan ilmu perbandingan hukum
tata negara. Meskipun terdapat hubungan berangkai yang eratantara ilmu negara, ilmu politik, ilmu
hukum tata negara, dan ilmu pebandingan tata negara, yang secara saling melengkapi satu sama
lainnya, dan di golongkan ke dalam ilmu pengetahuan sosial khusus yang berobjekkan sama yaitu
Negara pada pokok hahikatnya, namun harus di akui dan di sadari ucapan P.J. Bouman, menyatakan
tidaklah mungkin untuk mengolong-golongkan ilmu pengetahuan semata-mata menurut objeknya
dalam ilmu-ilmu pengetahuan yang lebih memegang peranan adalah persoalnnya lebih dari pada
benda yang menjadi pokoknya.

Sehubungan dengan hal tersebut jikalau dilihat, ilmu negara itu teoretis karena itu
menunjukkan sifat umum, abstrak, dan bebas niali (valuafres atau werd frei), yang di pelajari demi
ilmu itu sendiri dan pengetahuan yang diperolehnya. Sedangkan ilmu politik bersifat peraktis.

Mengenai persoalan ilmu negara dan ilmu politik, meskipun persoalan pokoknya adalah
negara, akan tetapi cara melakukan pendekatan,peninjauan, dan pembahasannya berlain-lainan,
juga terdapat batas-batas pada lapangan penyelidikan.

Bahwa ilmu politik akan membatasi lapangan penyelidikannya, justru memang kepada
rangka yang bersifat umum hukum, atau bahwa ilmu politik tidak akan pula merupakan suatau ilmu
tentang negara-negara. Hal ini berarti mempertahankan istilah”ilmu politik” dari herman heller yang
mengemukakan dengan tepat bahwa batas-batas pokok antara ilmu negara dengan ilmu politik lebih
tajam dari pada perbedaannya dalan peraktek, sehingga yang pertama untuk sebagian terbesar di
tuntut oleh para ahli hukum, dan yang penghabisan oleh alhi sosiologi.
Sedangkan ilmu negara dan ilmu hukum tata negara itu mempersoalkan Negara, namun ilmu hukum
tata negara menyelidiki satu negara dengan system ketatanegaraannya yang tertentu, karena itu
merupakan hal yang spesies, konkrit dan bersifat praktis.

Demikian pula halnya ilmu negara terhadap ilmu perbandingan hukum tata negara.
Meskipun obyeknya adalah negara, namun ilmu perbandingan hukum tata negara itu, berhubunagan
dengan tidak terdapatnya communis opinion doctrum tentang negara dalam ilmu negara, maka
kranenburg menitikberatkan kepada ilmu perbandingan hukum tat negara itu, memperbandingkan
satu sama lain bermacam-macam bentuk negara, dan bukanlah negara itu sendiri.

Maka jelaslah, meskipun terdapat hubungan berangkai yang sangat erat antara ilmu negara,
ilmu politik, ilmu hukum tata negara, dan ilmu perbandingan hukum tata negara, dan di golongkan
bahwa objek sama, namun terdapat persoalan-persoalan yang di hadapi oleh ilmu-ilmu tersebut
berlain-lain.

http://alakazam123.blogspot.com/2013/10/hubungan-ilmu-negara-dengan-ilmu-lain.html

Anda mungkin juga menyukai