Anda di halaman 1dari 7

Presiden

Fungsi dan peran Presiden


Fungsi dan peran Presiden sebagai simbol negara
Dalam fungsi dan perannya sebagai simbol negara dijelaskan, “Presiden memberi gelar, tanda
jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan undang-undang” (Pasal 15 UUD
1945).’Selain itu, presiden juga yang memiliki fungsi melantik lembaga tinggi negara seperti
Badan Pemeriksa Keuangan, sebagaimana dinyatakan, “Anggota Badan Pemeriksa Keuangan
dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden” (Pasal 23F (1) UUD 1945).

Begitu juga dengan menetapkan hakim agung (Pasal 24A (3) UUD 1945), serta mengangkat
dan memberhentikan anggota komisi yudisial dengan persetujuan DPR (Pasal 24B (3) UUD
1945).

Fungsi dan peran Presiden sebagai Jenderal tertinggi militer

Dalam fungsi dan perannya sebagai jenderal tertinggi militer dijelaskan, “Presiden
memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan
Udara” (Pasal 10 UUD 1945).

Fungsi dan peran Presiden sebagai

Terkait fungsi dan perannya sebagai diplomat tertinggi, atau hubungan diplomasinya dengan
negara negara lain, dijelaskan bahwa: Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain (Pasal
11 (1) UUD 1945). Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang
menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan
beban keuangan negara, dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-
undang harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 11 (2) UUD 1945).

Fungsi dan peran Presiden sebagai Kepala Negara


Ditegaskan bahwa presiden adalah pemegang kekuasaan pemerintah, “Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar” (Pasal 4
UUD 1945).  Terkait kekuasaan tersebut disebutkan, “Presiden berhak mengajukan
rancangan undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat” (Pasal 5 (1) UUD 1945), serta
“Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana
mestinya (Pasal 5 (2) UUD 1945)”.
Tugas Presiden
Tugas Presiden sebagai Kepala Negara
1. Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan
Udara (Pasal 10)
2. Presiden mengangkat duta dan konsul (Pasal 13 ayat 1)
3. Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 13 ayat 3)
Tugas Presiden sebagai Kepala Pemerintahan

1. Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang


Dasar (Pasal 4 ayat 1).
2. Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan Undang-Undang
sebagaimana mestinya (Pasal 5 ayat 2).
3. Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden (Pasal 17 ayat 2).
4. Presiden mengesahkan rancangan UU yang telah disetujui bersama untuk menjadi Undang-
Undang (Pasal 20 ayat 4).
5. Rancangan UU anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk
dibahas bersama DPR dengan memperhatikan perimbangan DPD (Pasal 23 ayat 2).
6. Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan
oleh Presiden (Pasal 23F ayat 1).
7. Calon Hakim Agung diusulkan Komisi Yudisial pada DPR untuk mendapatkan persetujuan dan
ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden (Pasal 24A ayat 3).
8. Anggota Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR (Pasal
24B ayat 3).
9. MK punya sembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang
diajukan masing-masing tiga orang oleh MA, 3 orang oleh DPR, dan 3 orang oleh Presiden
(Pasal 24C ayat 3).

Wewenang Presiden

Wewenang Presiden sebagai Kepala Negara

1. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angakatan Laut, dan
Angkatan Udara (Pasal 10).
2. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
dengan persetujuan DPR (Pasal 11 Ayat 1).
3. Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR (Pasal 11 Ayat 2).
4. Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12).
5. Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan
pertimbangan DPR (Pasal 13 Ayat 1 dan 2).
6. Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung
(Pasal 14 Ayat 1).
7. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 4
ayat 2).
8. Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan
undang-undang (Pasal 15).

Wewenang Presiden sebagai Kepala Pemerintahan

1. Memegang kekuasaan pemerintahan (Pasal 4 Ayat 1).


2. Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada DPR (Pasal 5 Ayat 1).
3. Menetapkan Peraturan Pemerintah (Pasal 5 Ayat 2).
4. Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada presiden (Pasal 16).
5. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri (Pasal 17 Ayat 2).
6. Membahas dan memberi persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan
RUU (Pasal 20 Ayat 2 dan 4).
7. Mengajukan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD (Pasal 23 Ayat 2).
8. Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan Komisi Yudisial dan disetujui
DPR (Pasal 24A Ayat 3).
9. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR
(Pasal 24B Ayat 3)
10. Mengajukan tiga orang calon hakim konstitusi dan menetapkan sembilan orang
hakim konstitusi (Pasal 24C Ayat 3).

Sebagai kepala pemerintahan, Presiden juga memiliki hak untuk


mengajukan rancangan APBN yang kemudian dibahas bersama dengan
DPR. Berikut bunyinya: “Rancangan undang-undang anggaran pendapatan
dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan
Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Daerah” (Pasal 23 (2) UUD 1945).

BPK

Badan Pemeriksa Keuangan merupakan institusi yang dibentuk untuk memeriksa pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara yang dibentuk berdasarkan Perubahan Ketiga Undang-
Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 23E menyebutkan bahwa
untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan
Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
Untuk menunjang tugasnya, BPK RI didukung dengan seperangkat Undang-Undang di bidang
Keuangan Negara, yaitu;
1. UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
2. UU No.1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
3. UU No.15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara

Pasal 1 ayat (1) UU No 15 tahun 2006


BPK adalah lembaga negara yang bertugas memeriksa pengelolaan dan bertanggung
jawab atas keuangan Negara sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945”

Pasal 2 UU No 15 tahun 2006


BPK adalah lembaga negera yang bebas dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan
dan bertanggung jawab atas keuangan negara dengan tidak melanggar ketentuan
peraturan dalam Undang-Undang yang berlaku.”

Fungsi BPK
Dalam mengemban tugasnya dalam pengelolaan keuangan negara, menurut Bintan R.
Saragih serta Moh. Kusnardi, BPK ternyata memiliki 3 fungsi utama, diantaranya:

 Fungsi Yudikatif – Fungsi yudikatif BPK sangat berbeda dengan tugas lembaga


yudikatif. Dalam hal ini BPK berhak meminta tuntutan ganti rugi kepada
bendahara atau pegawai negeri yang bukan bendahara terkait perbuatannya
yang melanggar hukum atau lalai dalam melaksanakan tugasnya sehingga
berdampak pada kerugian negara.
 Fungsi Operatif – Fungsi disini adalah fungsi secara umum BPK seperti
pemeriksaan, pengawasan serta melakukan penyelidikan atas kuasa,
pengelolaan serta pengurusan keuangan negara. Dalam hal ini BPK juga tidak
boleh terpengaruh oleh kelompok internal ataupun eksternal dalam menjalankan
tugasnya.
 Fungsi Rekomendatif – BPK dapat memberikan rekomendasi pertimbangan
kepada pemerintah pusat dalam proses pengurusan serta pengelolaan keuangan
negara dengan tujuan agar pemakaiannya lebih efisien.

Selanjutnya tugas dan wewenang BPK diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan BAB III tentang Tugas dan
Wewenang.

Tugas

Tugas Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berdasarkan UU Nomor 15 Tahun 2006, BAB III
Bagian Pertama antara lain adalah sebagai berikut:
1. BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang
dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank
Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik
Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.
2. Pelaksanaan pemeriksaan BPK tersebut dilakukan atas dasar Undang-Undang tentang
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
3. Pemeriksaan yang dilakukan BPK mencakup pemeriksaan kinerja, keuangan, dan
pemeriksaan dengan adanya maksud tertentu.
4. Dalam melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara,
BPK melakukan pembahasan atas temuan pemeriksaan dengan objek yang diperiksa
sesuai dengan standar pemeriksaan keuangan negara.
5. Dalam hal pemeriksaan dilaksanakan oleh akuntan publik berdasarkan ketentuan undang-
undang, laporan hasil pemeriksaan tersebut wajib disampaikan kepada BPK dan
dipublikasikan.
6. Hasil pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diserahkan kepada DPD,
DPR, dan DPRD. Dan juga menyerahkan hasil pemeriksaan secara tertulis kepada Presiden,
Gubernur, dan Bupati/Walikota.
7. Untuk keperluan tindak lanjut hasil pemeriksaan, BPK menyerahkan pula hasil
pemeriksaan secara tertulis kepada Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangannya.                            

8. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK melaporkan hal tersebut kepada
instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan paling lama 1
(satu) bulan sejak diketahui adanya unsur pidana tersebut.

Wewenang

Wewenang Badan Pemeriksa Keuangan berdasarkan UU Nomor 15 Tahun 2006, BAB III
bagian kedua adalah sebagai berikut:
1. Dalam menjalankan tugasnya, BPK memiliki wewenang untuk menentukan objek
pemeriksaan, merencanakan serta melaksanakan pemeriksaan. Penentuan waktu dan
metode pemeriksaan serta menyusun maupun menyajikan laporan juga menjadi
wewenang dari BPK tersebut.
2. meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang, unit
organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank
Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik
Daerah dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara;
3. melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik negara, di tempat
pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap
perhitungan-perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening koran,
pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan
negara
4. menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara yang wajib disampaikan kepada BPK
5. menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi dengan Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan dalam pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara;
6. menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
7. menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang bekerja untuk dan atas
nama BPK;
8. membina jabatan fungsional pemeriksa;
9. memberi pertimbangan atas standar akuntansi pemerintahan; dan
10. memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan oleh Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah

Hak BPK

Dalam menjalankan tugasnya untuk mengelola keuangan negara, BPK memiliki


beberapa hak istimewa yang diberikan oleh pemerintah pusat. Hak dan kewajiban BPK
diantaranya terdiri atas:

 Hak Meminta Keterangan Dokumen


Dalam melaksanakan tugas dan fungsi BPK, BPK memiliki hak untuk meminta
keterangan dokumen kepada perseorangan, lembaga ataupun suatu organisasi untuk
keterangan dokumen keuangan. Dokumen tersebut diwajibkan asli dan tidak dibuat-
buat, karena nantinya akan dilakukan pemeriksaan dalam pengelolaan serta laporan
keuangan negara.
 Hak Keterangan Wajib
BPK berhak meminta keterangan wajib dari perseorangan, lembaga negara ataupun
organisasi swasta sesuai dengan Undang-Undang yang diberlakukan.

 Hak Standar
Hak standar yang dimaksudkan disini adalah menetapkan kode etik bagi anggota BPK
dalam menjalankan tugasnya. Kode etik dibuat agar anggotanya dapat menjalankan
sesuai dengan aturan yang berlaku dalam Undang-Undang tanpa campur tangan orang
lain

 Menetapkan Kerugian Negara


Sebagai lembaga yang memeriksa, mengelola dan mengatur keuangan negara, BPK
juga memiliki hak untuk menetapkan kerugian negara. Laporan kerugian negara ini
bertujuan agar negara dapat meminimalisir pengeluaran serta hutang untuk membangun
pemerintahan yang lebih baik.

 Berhak melakukan perencanaan Keuangan

Kewajiban BPK
 Melakukan Pemeriksaan APBN
 Melakukan Pemeriksaan Keuangan Negara
 Menjalankan Wewenang sesuai Undang-Undang

Anda mungkin juga menyukai