Kelompok 1
Bab 1 Pendahuluan
Istilah dari kata negara diterjemahkan dari kata-kata Staat (Bahasa Belanda dan Jerman),
State (Bahasa Inggris), Etat (Bahasa Prancis). Kata “Negara” mempunyai dua arti. Pertama
Negara adalah masyarakat atau wilayah yang merupakan satu Kesatuan Politis. Kedua, Negara
adalah Lembaga pusat yang menjamin kesatuan Politis itu. Istilah “Negara” adalah agency (alat)
dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengantur hubungan-hubungan manusia
dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat.
Dan Istilah dari kata “Ilmu Negara” diambil dari tiga Negara yaitu dari istilah Bahasa
Belanda Staatsleer yang diambilnya dari istilah Bahasa jerman, Staatslehre. Di dalam Bahasa
Inggris disebut Theory Of State atau The General Theory Of State atau Politicial Theory,
Sedangkan dalam Bahasa Prancis dinamakan Theorie d’etat. Munculnya Ilmu Negara sebagai
Ilmu Pengetahuan yang berdiri sendiri adalah berkat jasa Georgr Jellinek. Ia membagi Ilmu
Negara menjadi dua Yaitu : Yang pertama Ilmu Negara dalam arti Sempit
(staatswissenschaften). Dan yang kedua Ilmu Pengetahuan Hukum (rechtwissenschaften). Ilmu
Kenegaraan dalam arti sempit mempunyai tiga bagian, Yaitu: Beschreibende Staatswissenschaft,
Theoretische Staatswissenschaft, Dan Praktische Staatswissenschaft.
Perbedaan antara Ilmu Negara dengan Ilmu politik ialah bahwa Ilmu Negara
menitikberatkan pada sifat-sifat teoretis tentang asas-asas pokok dan pengertian-pengertian
pokok tentang negara, Karena itu kurang dinamis. Sedangkan Ilmu Politik lebih menitikberatkan
kepada factor-faktor yang konkret terutama berpusat kepada gejala-gejala kekuasaan, Baik
mengenai organisasi negara maupun yang memengaruhi pelaksanaan tugas-tugas negara. Oleh
karena itu, Lebih dinamis dan hidup. Berikutada berbagai pendapat perbedaan Ilmu Negara dan
Ilmu Politik menurut Herman Heller :
1. Ada sarjana yang menggap Ilmu Politik sebagai suatu Ilmu Pengetahuan praktis yang
ingin membahas keadaan dalam kenyataan.
2. Ada segolongan sarjana yang menggap bahwa Ilmu Politik memetingkan sifat-sifat
dinamis dari negara.
3. Dianggap Ilmu Negara lebih tajam konsep-konsepnya dan lebih terang metodologinya.
4. Perbedaan yang praktis ialah bahwa Ilmu Negara lebih mendapat perhatian dari ahli
hukum.
Ilmu Negara ialah merupakan suatu pelajaran pengantar dan ilmu dasar Pokok bagi
pelajaran hukum tata negara, Karenanya hukum tata negara tidak dapat dipelajari secara ilmiah
dan teratur sebelum terlebih dahulu dipelajari pengetahuan tentang pengertian-pengertian pokok
dan sendi-sendi pokok daripada negara umumnya. Hukum Tata Negara ialah merupakan
penerapan atau pelaparan di dalam kenyataan-kenyataan konkret dari bahan-bahan teoretis yang
dihasilkan oleh Ilmu Negara. Karena ilmu hukum tata negara itu mempunyai sifat praktis applied
science yang bahan-bahannya diselidiki, Dikumpulkan, Dan dosediakan oleh pure scinceilmu
negara.
D. Definisi Negara
1. Negara Dalam Konsep Barat
A. Aristoteles
B. Agustinus
C. Machiavelli
D. Thomas Hobbes, John Locke, dan JJ. Rousseau
E. Harold J. Laski
F. Max Weber
G. Robert M. Mac Iver
H. Logemann
I. Kranenburg
2. Negara Dalam Konsep Islam
Dalam Kajian Islam,Istilah Negara bisa bermakna :
1. Daulah
2. Khilafah
3. Hukumah
4. Imamah
5. Kesultanan
Ilmu Negara Dr. Putera Astomo, S.H., M.H.
Bab 1
Pendahuluan
Ilmu Negara diambil dari bahasa Belanda Staatsleer, atau Staatslehre dalam bahasa
Jerman, dan Theorie d’etat dalam bahasa Prancis. Dalam bahasa Inggris Ilmu negara disebut
sebagai Theory of State atau The General Theory of State atau Political Theory. George Jelinek
merupakan seseorang bapak ilmu negara membagi ilmu kenegaraan menjadi dua yaitu ilmu
negara dalam arti sempit (Staatswissenschaften) dan ilmu pengetahuan hukum
(Rechtswissenschaften). Ilmu negara dalam arti sempit mencakup Hukum Tata Negara, Hukum
Administrasi Negara, dan Hukum Antar Negara. Sedangkan ilmu pengetahuan hukum mencakup
Hukum Perdata, Hukum Pidana, dan Hukum Acara Pidana/Perdata.
Dalam arti sempit ilmu negara dibagi kembali menjadi tiga golongan ilmu pengetahuan
pertama adalah Beschreibende Staatswwissenschaft atau Staatenkunde melukiskan unsur, aspek,
dan segala aspek yang menggambarkan segara. Ilmu pengetahuan kedua adalah Theoretische
Staatswissenschaft atau Statenkunde hasil usaha mencari perumusan yang berlaku yang telah
berbentuk teori tentang negara. Ilmu pengetahuan yang terakhir adalah Praktische
Staatswissenschaft yang membahas mengenai kebijaksanaan pemerintah.
1. Hukum Tata Negara: Ilmu Negara memeriksa asas-asas dan konsep-konsep dasar tentang
Negara dan Hukum Tata Negara.
2. Ilmu Politik: Ilmu Negara dan Ilmu Politik erat terkait, keduanya memeriksa Negara, tetapi
dengan metode yang berbeda.
3. Sejarah: Ilmu Sejarah memberikan bahan-bahan untuk perbandingan dan induksi dalam Ilmu
Negara.
4. Sosiologi: Ilmu Negara dan Sosiologi saling berkaitan dalam memahami hubungan antara
Negara dan masyarakat.
5. Ilmu Ekonomi: Ilmu Negara mempelajari peran Negara dalam mengatur ekonomi untuk
kesejahteraan rakyat.
6. Zoology: Sebagian ilmu ini digunakan dalam hal statistik kependudukan dan aspek-aspek
demografi.
7. Etika: Ilmu Negara mengaitkan bentuk dan fungsi Negara dengan etika, menekankan moral
dan norma dalam hubungan kemasyarakatan.
8. Geografi: Geografi berperan dalam memahami pengaruh geografis dan lingkungan terhadap
kehidupan nasional dan negara, seperti pengaruh iklim terhadap pertanian.
Bagian Pertama
Prolog Konstelasi Negara Dalam Ilmu Hukum
Studi tentang negara dapat diketahui dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan karena
itulah, “negara” sebagai suatu kajian terus-menerus hidup, selaras dengan perkembangan
keilmuan dan peran negara-negara dalam peradaban. Kajian tentang negara memberikan telaah
yang mendalam mengenai ideologi, demokrasi, sistem pemerintahan di dunia, bahkan penguatan
negara-bangsa dalam percaturan hubungan internasional dan antarnegara dalam menata
perdamaian dan kemakmuran bersama.
Suatu kelompok manusia yang berkembang menjadi besar pasti akan menyusun dirinya
dalam satu kesatuan masyarakat dan berusaha untuk dapat hidup secara teratur. Makin besar
perkembangan kelompok makin diperlukan kaidah-kaidah. Dalam memahami gejolak peradaban
negara selalu berkaitan dengan filsafat, khususnya filsafat politik dengan berbagai teori yang
mengkokohkan kebutuhan umat manusia. Berbagai teori dan filsafat sosial bukan hanya
merekam teori-teori politik yang membentuk mentalitas peradaban modern, tetapi juga mencari
bukti-bukti logis untuk menjawab persoalan besar mengenai manusia dan negara sehingga dapat
menemukan solusi bagi problematika kehidupan manusia. Pada kurun waktu 1980-an, bersamaan
dengan berakhirnya Perang Dingin, globalisasi dan isu-isu global menjadi perbincangan yang
umum. Kini, globalisasi sudah menjadi kenyataan yang mesti dihadapi dengan segala
konsekuensinya. Globalisasi menghadirkan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh
berbagai masyarakat di seluruh dunia. Hingga permulaan abad ke-19, rujukan yang digunakan
dalam menentukan eksistensi negara selalu didasarkan pada pandangan para ahli. Hal ini
melahirkan berbagai pandangan tentang negara dalam berbagai perspektif, seperti perspektif
politik, ideal, atau organis. Negara sebagai konsep ilmu politik telah terwujud apabila ketiga
unsur konstitutif telah dipenuhi oleh sesuatu kesatuan politik, yaitu penduduk, wilayah, dan
pemerintah yang berdaulat.
Akhirnya, ilmu negara tidak hanya sebagai ilmu pengantar untuk studi pada Fakultas
Hukum, tetapi juga amat bermanfaat guna mengetahui lebih jauh tentang tujuan dari negara dan
fungsinya. Ciri-ciri yang mendasari bentuk negara dan sistem pemerintahannya.
Pengaruh-pengaruh negara kekuasaan, dalam rentang sejarah yang panjang dari abad ke abad
berikutnya. Perspektif sejarah dari studi ilmu negara telah menggetarkan dengan berbagai
temuannya. Sejarah adalah sebuah siklus dari perputaran zaman, termasuk cara berpikir
manusianya dengan pemikiran falsafah, kemanusiaan tentang negara dan hukum. Walaupun ilmu
negara masih terasa ketat hanya mempelajari berbagai postulat yang berkaitan dengan teori
semata-mata dan tidak sebagai ilmu praktis, tetapi peraturan untuk menjelaskan hal-hal yang
bersfiat lebih praktik tetap dapat dijelaskan.
Ilmu Negara M.Iwan Satriawan, S.H., M.H & Siti Khoiriah, S.H.I., M.H.
Bab 1
Pendahuluan
Istilah negara berasal dari bahasa asing yaitu, state yang artinya menaruh dalam keadan
berdiri, membuat berdiri, dan menempatkan. Maka dari itu jika fitrah diartikan sebagai genesis
maka keharusan adanya negara merupakan bawaan asal manusia dalam hidup bersama. Karena
hal ini lah manusia dikatakan sebagai zoon politicon (Makhluk yang tidak bisa lepas dari politik),
dan appetius societies (Makhluk yang berhasrat untuk hidup yang bermasyarakat).
Menurut pendapat Prof. Mr. M. Nasroen elemen-elemen negara atau unsur-unsur negara
berdasarkan pasal 1 Montevideo Convention On Right and Duties Of States of 1993 dapat
ditentukan sebagai :
1. Adanya rakyat/penduduk
2. Wilayah tertentu/ daerah tertentu
3. Pemerintahan yang berdaulat dan diakui oleh rakyatnya.
Sedangkan menurut M.Tahir Azhari menyatakan bahwa negara sebagai suatu kehidupan
berkelompok manusia yang mendirikannya, bukan hanya atas perjanjian masyarakat tetapi juga
atas dasar fungsi manusia sebagai khalifah Allah dibumi yang mengemban kekuasaan sebagai
amanah nya.
Menurut istilah ilmu negara adalah menunjukan suatu sebutan untuk nama suatu cabang
ilmu pengetahuan. Ilmu ialah sesuatu yang didapat dari pengetahuan dan diperoleh dengan aneka
cara. Tidak semua pengetahuan itu ilmu sebab setiap pengetahuan itu baru dinyatakan sebagai
ilmu apabila memenuhi persyaratan.Ketentuan menurut Ralph Ross dan Ernest van Hagg yaitu
1. Rasional
2. Empiris
3. Umum
4. Akumulatif atau tersusun
Dalam kriteria menurut Ernest van Hagg tersebut maka ilmu negara dimaknai sebagai ilmu
tentang segala hal mengenai negara meliputi arti negara, pembenaran adanya negara yaitu
terjadinya suatu negara dan tujuan negara.