Anda di halaman 1dari 8

Materi ilmu negara

KONSEP DASAR ILMU NEGARA

ISTILAH ILMU NEGARA

Belanda  Staatsleer

Jerman  Staatslehre

Inggris  The General Theory of State atau Political Theory

Pengertian

Ilmu Negara  Pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut
metodemetode tertentu yang dapat dipergunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu
dalam bidang pengetahuan itu (KBBI)

Negara  - State (Inggris)

- Staat (Belanda dan Jerman)

- Etat (Prancis)

- Status/statum (Latin)

“ sesuatu menunjukkan kondisi atau keadaan yang tegak dan tetap”

George Jellinek

disebut sebagai Bapak Ilmu Negara

- memandang ilmu negara sebagai suatu keseluruhan dan membaginya ke dalam bagian-
bagian yang berhubungan satu sama lain.
- teori Jellinek dianggap sebagai penutup masa lampau, dan menjadi pangkal tolak bagi
peninjauan lebih lanjut terhadap teori ilmu negara.
- Hal ini karena ia telah menggunakan teori-teori baru dalam bukunya yang berbeda dari
sarjana sarjana sebelumnya. Sebelum Jellinek cukup banyak sarjana lain yang membahas
ilmu pengetahuan tentang negara. Akan tetapi umumnya masing-masing hanya
membahas satu pokok bahasan saja. Sebagai contoh, Machiavelli membahas tentang
kekuasaan, J.J. Rousseau membahas tentang kedaulatan rakyat, Thomas Hobbes dan John
Locke membahas teori perjanjian masyarakat.
- George Jellinek mengumpulkan seluruh ilmu pengetahuan tentang negara, meneliti,
mengumpulkan teori-teori yang sama kemudian menyusunnya secara sistematis.
TEORI GEORGE JELLINEK
➢ Staatswissenschaf dalam arti sempit, yaitu ilmu pengetahuan negara yang menekankan
pada segi obyeknya yaitu negara.
➢ Recht wissenschaf, yaitu ilmu pengetahuan tentang negara yang menekankan pada
segi hukumnya seperi Hukum Tata Negara, hukum Administrasi dan Hukum Antar
Negara/Hukum Internasional Publik.

Ilmu Negara dalam Arti Sempit :


1. Beschreibende Staatswissenschaf (staat kunde) yaitu ilmu negara yang hanya
mendeskripsikan atau menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi yang
berhubungan dengan negara.
2. Theoretische Staatswissenschaf (staatslehre) yaitu ilmu negara mengadakan
penyelidikan lebih lanjut dari bahan staat kunde. Pada teori ini dilakukan analisa yang
kemudian hasilnya disusun secara teratur dan sistematik.
3. Practische Staatwissenschaft (angewandte staatswissenscaft) Berisi teori tentang
tatacara mempraktikkan teori-2 dalam ilmu negara

Theoretische Staatswissenschaf (staatslehre) dibagi menjadi


1. Allgemeine Staatslehre (umum) yaitu ilmu negara yang membahas tentang teori negara
yang berlaku umum dan universal di seluruh negara
a. allgemeine soziale staatslehre ilmu negara yang melihat negara sebagai gejala sosial
(hakikat negara,terjadinya hukum negara, tujuan negara,asalmula negara, dan tipe negara)
b. allgemeine staatsrechtlehre ilmu negara yang melihat negara dari segi yuridis (teori
bentuk negara dan pemerintahan, fungsi negara, kedaulatan, legitimasi kekuasaan, dan
teori konstitusi)
2. Besondere Staatslehre (khusus) yaitu ilmu negara yang membahas teori tentang negara
namun teori tersebut hanya berlaku pada negara tertentu (positif)
a. individuelle staatslehre ilmu negara yang mengkaji tentang negara tertentu (positif)
b. spezielle staatslehre ilmu negara yang mengkaji negara secara umum, kemudian
menyelidiki lembaga kenegaraan khusus seperti pengkajian mengenai lembaga
perwakilan Indonesia, lembaga kekuasaan kehakiman Indonesia, dll.

Ilmu negara mempelajari negara secara umum, mengenai:


- asal-usulnya
- Wujudnya
- Lenyapnya
- Perkembangannya
- dan jenis-jenisnya.
Obyek pembahasan pada mata kuliah Ilmu Negara bersifat abstrak yaitu negara yang,
tidak terikat pada waktu dan tempat tertentu

Ilmu Negara bersifat teoritis, abstrak, umum dan universal, berlaku pada setiap negara,
sehingga tidak dapat langsung diterapkan dalam praktek kenegaraan

Ilmu Negara mengkaji hal-hal sebagai berikut:


1. Asal mula negara yakni berkaitan dengan terbentuknya atau terjadinya suatu negara
yang bersifat umum.
2. Hakekat negara yakni berkaitan dengan hakekat negara secara umum, apakah negara
merupakan alat, wadah, organisasi atau perkumpulan.
3. Bentuk negara yakni berkaitan dengan kemungkinankemungkinan bentuk negara. Ilmu
negara tidak membicarakan pada bentuk negara tertentu.

NEGARA
Negara adalah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan mengatur
sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta memiliki kewajiban
untuk menyejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pengertian negara dapat ditinjau dari beberapa sudut:


1. Negara sebagai organisasi kekuasaan menurut Logemann dan Harold J.Laski negara
adalah organisasi kekuasaan yang bertujuan mengatur masyarakatnya dengan
kekuasaan.
2. Negara sebagai organisasi politik. negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik
atau organisasi pokok dari kekuasaan politik.
3. Negara sebagai organisasi kesusilaan menurut Friedrich Hegel, negara adalah suatu
organisasi kesusilaan yang timbul sebagai sintesis antara kemerdekaan universal dan
kemerdekaan individual. Friederich Hegel tidak menyetujui adanya pemisahan
kekuasaan karena pemisahan kekuasaan akan menyebabkan lenyapnya negara.
Negara sebagai kekuasaan tertinggi sehingga negara sebagai organisasi yang dapat
mengatur tata tertib dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
4. Negara sebagai integrasi antara pemerintah dan rakyat negara sebagai kesatuan
bangsa, individu dianggap sebagai bagian integral negara yang memiliki kedudukan
dan fungsi untuk menjalankan negara.

HUBUNGAN ILMU NEGARA DENGAN ILMU LAINNYA


A. Hubungan Ilmu Negara Dengan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi
1. negara sebagai objek kajiannya.
2. Ilmu Negara mengkaji negara dalam arti yang umum, abstrak dan universal
sehingga tidak terikat pada waktu, kondisi dan tempat. Sedangkan Hukum Tata
Negara dan Hukum Administrasi mengkaji negara yang konkret atau tertentu yang
terikat dengan waktu, kondisi dan tempat

B. Hubungan Ilmu Negara Dengan Ilmu Politik


1. negara sebagai objek kajiannya.
2. Ilmu Negara menitikberatkan pada teori-teori tentang negara yang bersifat umum
dan statis, sedangkan Ilmu Politik menitikberatkan pada negara yang bersifat dinamis,
yakni faktor-faktor konkret dan sosiologis yang mempengaruhi pelaksanaan
kekuasaan negara.
3. Ilmu Negara menggunakan metode yuridis, sedangkan Ilmu Politik menggunakan
metode sosiologis

TEORI NEGARA
A. Teori Negara Kapitalis Klasik
Teori ini merupakan pertentangan dengan pandangankapitalisme klasik Adam
Smith tentang pengaturan masyarakat oleh “tangan yang tidak tampak” (the
invisible hand) dengan pandangan demokrasi mengenai negara penjaga
malam(nachtwachtersstaat). Dalam teori ini, negara dipandangsebagai organ
kemasyarakatan dengan peran yang kecil. Fungsi negara didefinisikan sebagai
agen pelayanan sosial kemasyarakatan (social servises).
B. Teori Negara Marxis Klasik
Ini merupakan satu versi teori negara dari Karl Mark (1818- 1883). Dalam teori
ini negara dipandang sebagai badan yangtidak mandiri dan tidak memiliki
kepentingannya sendiri. Hal ini terjadi, mengingat negara hanyalah panitia yang
bertugas melayani kepentingan kelas borjuis atau kelas pemilik modal yang
merupakan kelas dominan dan berkuasa dalammasyarakat. Negara berfungsi
untuk mengelola kepentingankaum borjuis itu. Negara memainkan peran “tidak
penting” atau sekunder, sehingga menjadi alat pemaksa sekaligus penindas dari
kelas dominan terhadap kelas proletar.
E. Teori Negara Bonapartis
Teori negara ini merupakan versi lain dari teori negara Marx, yang dihasilkan dari
studinya di Perancis di bawah Louis Bonaparte. Dalam teori ini, negara tidak
hanya dipandang sebagai alat yang berkuasa dan tak sekedar pengelola
kepentingan kaum borjouis. Negara mempunyai kemandirian relatif sehubungan
untuk mempertahankan sistem kapitalisme. Perubahan pandangan ini dipicu
adanya pertentangan antara golongan pemilik modal dengan kaum buruh. Para
kaum buruh menuntut perbaikan kesejahteraan, termasuk upah dan hak untuk
mogok yang ditolak kalangan pemilik modal karena akan mengurangi akumulasi
keuntungan. Dalam kondisi ini, negara menyadari tidak dipenuhinya tuntutan itu
akan berpengaruh terhadap tujuan jangka panjang negara dan hanya akan
melanggengkan kapitalisme. Oleh sebab itu tekanan kelas borjuis ditolak oleh
negara dan negara bertindak sendiri. Negara tidak lagi menjadi alat pribadi dari
kelas borjuis, melainkan menjadi alat sistem kapitalisme. Ada suatu spekulasi
bahwa negara Bonapartes ini tercipta dalam keadaan di mana kelas borjuis sudah
dikalahkan dan kelas buruh sudah cukup kuat untuk menguasai negara.
F. Teori Negara Pluralis
Teori ini melihat negara sebagai alat yang netral dari aktor- aktor sosial politik
yang menguasai atau mempengaruhi negara. Paham ini menekankan peran
penting dari heterogenitas masyarakat. Masyarakat terdiri dari beragam
kelompokkekuatan sosial politik yang saling berinteraksi. Menurut paham ini,
tidaklah mungkin ada satu kelompok yang secara eksklusif mengendalikan
negara, yang mungkin terjadi adanya kelompok tertentu yang lebih dominan
dibandingkan dengankelompok yang lain. Negara, menurut paham ini,
mencerminkan pluralisme yangada dalam masyarakat dengan jalan menjadikan
dirinya cerminpluralitas, serta dengan melaksanakan kebijakan sejalan
dengankeragaman kepentingan masyarakat. Semua kelompok, golongan atau
kepentingan, bersama-sama mempengaruhi danmengendalikan negara sebagai alat
yang netral.
G.Teori Negara Korporatis
Menurut Kevin Passmore, gagasan korporatisme secara sederhana diartikan
sebagai sebuah proses pengambilanputusan atau kebijakan yang dilakukan oleh
lembaga badanyang terorganisir. Lembaga yang ada itu
mencerminkankepentingan-kepentingan yang ada, seperti serikat buruh,
organisasi pengusaha, kelompok keluarga dan petani, dansebagainya. Dan itu
tidak termasuk pemerintah atau parlemen. Dalam pandangan Passmore,
korporatisme itu mempunyai motif politik untuk menciptakan proses politik yang
terorganisir. Jalan yang ditempuh adalah mengikat setiap asosiasi yang ada
sehingga tunduk kepada kemauan negara, untuk menciptakan suatu patriotisme
alamiah dari setiap kelas masyarakat. Gagasan ini telah berkembang jauh ketika
Plato menulis karya yang berjudul Republic, bahkan secara praktis sudah
dilaksanakan pada masa pemikiran Abad Pertengahan Berjaya dalam wujud
konkritnya yaitu pandangan fungsional tentang masyarakat.
H.Teori Negara Strukturalis Teori ini memperlihatkan bahwa negara memiliki
kemandirian secara relatif yang biasa disebut otonomi relatif negara. Kemandirian
negara dianggap lahir karena terjadi konfigurasi struktural dari kekuatan-kekuatan
yang ada dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian, kemandirian negara
yang bersifat relatif itu muncul dari perubahan sosial dan bukan negara yang
memformasinya. Dengan demikian, kemandirian negara tidak merupakan inisiatif
negara, melainkan produk konfigurasi struktural masyarakat.
I. Teori Negara Organis
Teori ini memperlihatkan bahwa negara memiliki kemandirianyang besar. Negara
bukanlah cermin dari tuntutan dalammasyarakat. Negara berperan aktif dalam
mengambil kebijakannon-demokratis sehingga negara “tidak melayani
kepentinganumum.” Yang terjadi adalah sistem totalitarianisme yaitu
suatukeadaan di mana akhirnya elit negara berlomba-lomba berkuasa guna
memenuhi ambisi kekayaan pribadi.

HAKIKAT NEGARA
Sifat hakikat dari sebuah negara senantiasa sama walaupuncorak negara itu berbeda
satu sama lain. Sebagai organisasi di masyarakat, ia dibedakan dari organisasi-
organisasi lain karena negara mempunyai sifat-sifat yang khusus. Kekhususannya
terletak pada monopoli kekuasaan jasmaniah yang tidakdimiliki oleh organisasi yang
lain. Hal ini karena negara dapat mendisiplinkan warganya melalui mekanisme
penjatuhan hukuman. Selain itu, negara juga dapat mewajibkan warganya untuk
mengangkat senjata kalau negara itu diserang oleh musuh. Kewajiban itu juga berlaku
bagi warga negara di luar negeri. Negara dapat memerintahkan warga negara untuk
memungut pajak dan menentukan mata uang yang berlaku di dalam wilayahnya.
Dengan demikian hakikat negara dapat dikualifikasi ke dalam 3 karakteristik sebagai
berikut: 1. Bersifat memaksa. 2. Bersifat monopoli. 3. Bersifat mencakup semua (all-
encompassing all embracing).

UNSUR-UNSUR NEGARA
 Wilayah : batas wilayah dimana kekuasaan itu berlaku. Adapun wilayah terbagi
menjadi tiga yaitu : darat, laut dan udara
 Rakyat : semua orang yang berada di wilayah negara itu dan yang tunduk pada
kekuasaan negara tersebut
 Pemerintah : Alat negara dalam menyelenggarakan segala kepentingan rakyatnya
dan merupakan alat dalam mencapai tujuan
 Pengakuan dari negara lain: Unsur ini bukan merupakan syarat mutlak, adanya
suatu negara karena unsur ini tidak merupakan unsur pembentuk bagi negara
melainkan hanya bersifat menerangkn akan adanya negara. Pengakuan oleh negara
lain terbagi menjadi dua yaitu secara DE FACTO dan DE JURE

ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU NEGARA


 Aliran dalam ilmu negara artinya adalah pahampaham-paham atau pendapat-
pendapat yang pada suatu waktu dalam perkembangan sejarah manusia mempunyai
pengaruh besar terhadap ketatanegaraan
 Untuk menguraikan paham-paham dalam ilmu negara mesti dimulai dari paham-
paham yang paling kuno, yaitu paham di zaman Yunani Kuno

 1. SOCRATES : Yunani , 469-399 SM


- Semasa hidupnya Socrates tidak pernah meninggalkan karya tulisan, sehingga
sumber pemikiran utamanya berasal dari tulisan muridnya bernama Plato
- Sarjana yang memperkenalkan istilah “theoria” sebagai pengetahuan.
- Menurut Socrates tugas negara adalah mendidik warga negaranya dalam keutamaan
yaitu memajukan kebahagiaan warga negaranya dan membuat mereka mereka sebaik
mungkin. Seorang penguasa mempunya pengertian tentang “yang baik”.

 2. PLATO : Yunani, 427 -347 SM


- Murid dari Socrates
- Karya yang terkenal betjudul “politiea” atau Republik yang menguaraikan tentang
gambarang negara yang “ideal”
- Dalam bukunya yang berjudul “Politiea” menjelaskan tentang bagaimana corak
negara yang sebaiknya atau tentang bagaimanakah suatu bentuk negara yang ideal.
- Ilmu negara pada masa Plato merupakan cakupan dan seluruh kehidupan yang
meliputi “polis” (Kota Negara), akan tetapi tidak diterangkan apa yang dimaksud
dengan negara itu. Dan ia hanya menggambarkan negara-negara dalam bentuk ideal
- Plato menyamakan negara dengan manusia yang mempunyai tiga kemampuan jiwa,
yaitu kehendak, akal dan perasaan
- a). PERTAMA : Golongan yang memerintah yang merupakan
otaknya di dalam negara dengan menggunakan akal
pikirannya. Orang yang mampu memerintah adalah orang
yang mempunyai kemampuan dalam hal ini seorang Raja
yang berfilsafat tinggi.
b). KEDUA : Golongan ksatria atau prajurit yang bertugas
menjaga keamanan negara jika diserang dari luar atau kalau
keaaan di dalam negara mengalami kekacauan
c). KETIGA : Golongan rakyat biasa yang terdiri dari petani dan
pedagang. Pada saat itu orang menganggap bahwa golongan
masyarakat itu termasuk golongan yang terendah dalam
masyarakat.

 3. ARISTOTELES : Yunani, 384-322 SM


- Murid dari Plato
- Karya yang terkenal berjudul “Politica” yang mengatakan bahwa negara itu
merupakan persekutuan yang mempunyai tujuan tertentu.
- Dalam bukunya yang berjudul “Politica” menyebutkan bahwa tugas negara adalah
menyelenggarakan kepentingan umum
- Aristoteles membedakan negara menjadi tiga bentuk yaitu : Monarki, Aristokrasi
dan Politiea

ALIRAN BARU ILMU NEGARA


 Thomas Aquinas
 Aliran Cavinis
 George Frederick Hegel
 Karl Max
 Aliran National Sosialisme
 Aliran Liberalisme

Anda mungkin juga menyukai