Anda di halaman 1dari 14

PENGANTAR

Disiplin Hukum:

- Suatu disiplin adalah: sistim ajaran mengenai kenyataan atau gejala-gejala yang dihadapi.
- Secara umum disiplin dibedakan antara disiplin analitis dan disiplin preskriptif.
- Disiplin analitis: merupakan sistem ajaran yang menganalisa, memahami serta
menjelaskan gejala-gejala yang dihadapinya; contohnya adalah: sosiologi, psikologi,
ekonomi dan seterusnya. Disiplim preskriptif: merupakan sistim ajaran yang menentukan
apakah yang seyogyanya atau yang seharusnya dilakukan di dalam menghadapi
kenyataan-kenyataan tertentu, contohnya adalah hukum, filsafat dstnya.
- Disiplin hukum secara umum mencakup:
1. ilmu-ilmu hukum
2. Politik hukum
3. Filsafat hukum

- Ilmu hukum sebagai kumpulan dari pelbagai cabang ilmu pengetahuan, antara lain
meliputi:
a. Ilmu tentang kaedah (normwissenschaft atau sollenwissenschaft), yaitu ilmu yang
menelaah hukum sebagai kaedah, atau sistem kaedah-kaedah, dengan dogmatik
hukum dan sistematik hukum.
b. Ilmu pengertian, yakni ilmu tentang pengertian-pengertian pokok dalam hukum,
seperti subyek hukum, hak dan kewajiban, peristiwa hukum, hubungan hukum dan
obyek hukum
c. Ilmu tentang kenyataan hukum atau tatsachenwissenschaft atau seinwissenschaft),
yang menyoroti hukum sebagai perikelakuan atau sikap tindak, yang antara lain
mencakup: sosiologi hukum, anthropologi hukum, psikologi hukum, perbandingan
hukum, dan sejarah hukum

- Politik hukum mencakup kegiatan-kegiatan memilih nilai-nilai dan menterapkan nilai-


nilai.
- Filsafat hukum perenungan dan perumusan nilai-nilai, disamping mencakup juga
penyerasian nilai-nilai, misalnya: penyerasian antara ketertiban dengan ketentraman,

3
antara kebendaan dengan keahlakan, dan antara kelanggengan/konservatisme dengan
pembaharuan.

Ilmu Negara Sebagai Ilmu Pengetahuan:

- Ilmu negara pada prinsipnya sudah ada sejak dahulu tetapi belum merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri dan sifatnya masih deskriptif atau mencakup segala
pengetahuan yang berhubungan dengan negara. Persoalan yang menyangkut dengan
agama, politik, kebudayaan, moral, ekonomi, dan sebagainya yang berhubungan dengan
negara dimasukkan dalam pembicaraan ilmu negara. Hal ini diketahui dari karangan
Plato, Aristoteles yang membicarakan segala persoalan-persoalan negara di dalamnya.

- Ilmu Pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis, bersifat obyektif,
metodologis, dan dinamis atau kumulatif.
- jadi unsur-unsur untuk dapat dikatakan bahwa pengetahuan adalah ilmu pengetahuan
(knowledge is science) meliputi:
1. sistematis;
2. obyektif;
3. metodologis;
4. dinamis atau kumulatif.
- Struktur ilmu: terdiri dari:
o hasrat ingin tahu; yang dapat bersifat: statis (menerima) dan dinamis (tidak
menerima begitu saja, bertanya lagi);
o persepsi (anggapan = ada generalisasi)
o konsepsi
o teori (yang dimaksudkan sebagai: hubungan antara 2 variable atau lebih yang
telah teruji kebenarannya untuk jangka waktu tertentu), dimana kegunaan daripada
teori adalah: untuk lebih mempertajam atau mengkhususkan fakta yang hendak
diselidiki atau diuji kebenarannya).
o hipotesa
 -antara teori dan hipotesa aa proposisi (pandangan-pandangan yang
didasarkan pada konsep dan teori-teori tertentu)
o teori (pengukuhan teori dan/atau teori baru)

4
- struktur ilmu yang meliputi: hasrat ingin tahu; persepsi dikategorikan sebagai
pengetahuan, sedangkan struktur ilmu yang meliputi konsepsi; teori; hipotesa
dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan.

- Dengan demikian pola pikir dari suatu ilmu adalah:


Deskripsi------sistematisasi-------eksplanasi (penjelasan)

- Tujuan ilmu pengetahuan secara umum: agar manusia lebih mengetahui dan mendalami
segala segi-segi kehidupan, baik:
1. pendalaman terhadap segala segi kehidupan pada masa lampau;
2. pendalaman terhadap segala segi kehidupan pada masa sekarang;
3. pendalaman terhadap segala segi kehidupan pada masa yang akan datang.

Ilmu Negara Sebagai Ilmu Pengetahuan Mandiri:


- kemandirian ilmu negara terletak pada: ada obyek kajian berupa: pengertian-pengertian
pokok dan sendi-sendi pokok dari negara, serta adanya metode-metode yang
dipergunakan ilmu negara dalam melakukan penyelidikan terhadap fokus kajiannya.

Ilmu Negara di Amerika Serikat dan Eropa Kontinental


- Ilmu pengetahuan di AS pada umumnya bersandar pada ilmu pengetahuan di Eropa
Kontinental (Eropa Barat)
o hal ini disebabkan dahulu pemuda AS banyak yang belajar ke Jerman (Eropa
Barat)
o Hal ini diakui oleh Charles E Merriam ("New Aspect of Politic) dan oleh Mac
Iver ("The Web of Government"
- Aliran-Aliran dalam Ilmu Negara di Eropa Kontinental:
- ada 2 aliran utama, yaitu:
1. aliran normatif yuridis: telah ada sejak zaman Yunani, Romawi dan abad
pertengahan (sebelum abad ke-18)
- aliran ini dipengaruhi oleh unsur-unsur:
a. hukum kodrat;
b. hukum romawi;
c. filosof Kant (dengan ajarannya mengenai "das sollen dan das sein)
d. filosof hegel (dengan ajarannya "dialektika dan metafisik)
5
2. Aliran empiris genetis: dimulai sejak machiavelli, jean bodin, hobbes, montesquie,
heller.
- aliran ini muncul setelah abad ke-18, karena pengaruh positivisme (august
comte) dan historische school (von savigny)
- menurut Comte ("de driestadienleer" = tiga tingkat perkembangan pikiran
manusia) ada 3 fase perkembangan pikrian manusia, yaitu: 1. fase theologis
(agama); 2. fase metafisik (khayal=ide); 3. fase positif (nyata).

Tokoh-tokoh ilmu negara:


- Bluntschli (Jerman, dengan ajarannya mengenai pembagian ilmu pengetahuan)
1. George Jellinek (Jerman)
2. Hans Kelsen (murid jellinek)
3. Herman Heller (Jerman)
4. Mac Iver (Amerika)
5. Kranenburg
6. Jokosutono

6
MENGAPA ILMU NEGARA MENJADI ILMU PENGETAHUAN PENGANTAR
BAGI MAHASISWA YANG MEMPELAJARI ILMU HUKUM

Ada 2 fakta yang menjadi pendukung, yaitu:


1. fakta secara empiris; kenyataan bahwa dalam kehidupan manusia di dunia secara historis
hingga saat ini, manusia memerlukan suatu organisasi kehidupan bermasyarakat yang
dikenal dengan istilah "negara"
2. fakta secara teoritis; bahwa perkembangan teori-teori kenegaraan yang menjadi obyek
kajian ilmu negara tidak lepas dari teori-teori ilmu hukum.
Ad.1.
– kenyataan bahwa kehidupan manusia di dunia dikodratkan untuk berkelompok (yang
membawa konsekuensi ada pembagian tugas dan wewenang = fungsi sehingga memerlukan
pengaturan.
- Kecendrungan manusia untuk hidup berkelompok, menurut Ajaran Islam diatur dalam QS.
AL Hujurat:12
- Hidup secara berkelompok (dalam pemikiran sosiologis dikenal dengan konsepsi
"masyarakat")
- Masyarakat memerlukan hukum: Ubi Societas Ibi Ius (di mana ada masyarakat disana ada
hukum);
- Hukum sebagai salah satu lembaga kemasyarakatan tidak lepas dari masyarakat itu sendiri
(secara modern: perkembangan dan efektivitas hukum tertulis = hukum modern tidak lepas
dari konsepsi dan pemikiran mengenai negara sebagai salah satu bentuk masyarakat)
- Jadi singkatnya: secara empiris, keberadaan "hukum" dalam kehidupan manusia di dunia
(yang secara kodrati cenderung berkelompok = memerlukan organisasi) dipengaruhi oleh
perkembangan konsepsi dan pemikiran yang berhubungan dengan negara.
- Ada hubungan yang bersifat kausal dalam satu lingkaran, dalam hal ini dapat dikemukakan
bahwa: Negara sebagai salah satu bentuk masyarakat, dimana dalam masyarakat tersebut
terdapat salah satu lembaga kemasyarakatan yang dikenal dengan Hukum.

Dalam perspektif perkembangan, hukum modern akan dipengaruhi oleh lingkungan


sosial (masyarakat) dimana hukum tersebut berada. (Lihat lebih lanjut: Satjipto
Rahardjo,2000, page:213-234)
- Hukum modern ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. mempunyai bentuk tertulis;
7
b. hukum itu berlaku untuk seluruh wilayah negara;
c. hukum merupakan instrumen yang dipakai secara sadar untuk mewujudkan
keputusan-keputusan politik masyarakatnya.
- Proses pembentukan negara modern layak sekali kita perhatikan, oleh karena ia
banyak memberi pelajaran kepada kita tentang bagaimana masyarakat ini
diorganisasikan, yang didalamnya barang tentu akan ikut dibicarakan masalah
hukumnya. (Satjipto Rahardjo,2000, page:214-215)
- Proses pembentukan negara modern merupakan bagian dari sejarah "diferensiasi"
kelembagaan, yang menunjukkan, bagaimana fungsi-fungsi utama dalam masyarakat
itu sampai ke depan sepanjang berlangsungnya proses tersebut.
- Menurut Gianfranco Poggi, proses pembentukan negara modern terbagi dalam 5
tahapan, yaitu: (lihat lebih lanjut: Ibid, page: 215-223)
1. feodalisme;
2. Standestaat;
3. Absolutisme;
4. Masyarakat sipil (civil society)
5. Negara konstitusional.

Ad.2:
- teori-teori kenegaraan yang lahir dalam penyelidikan oleh para ahli ilmu kenegaraan tidak
lepas dari keberadaan teori-teori hukum yang muncul dalam studi yang terkategori sebagai
ilmu hukum (dalam hal ini hukum privaat);
- seperti keberadaan aliran-aliran dalam ilmu negara adalah konsekuensi dari
dipergunakannya konstruksi teori-teori dalam studi hukum yang dipergunakan oleh para ahli
dalam rangka menjelaskan sesuatu hal yang berhubungan dengan negara)
- secara pembidangan hal ini (dalam bidang hukum) melahirkan pembagian hukum dalam 2
bidang yaitu: hukum privaat dan hukum publik)
- Hukum privaat (perdata) mengatur sekalian perkara yang berisi hubungan antara sesama
warga negara, seperti perkawinan, kewarisan, dan perjanjian, sedangkan hukum publik
mengatur kepentingan umum, seperti hubungan antara warga negara dengan negara. Ia
berurusan dengan sekalian hal yang berhubungan dengan masalah kenegaraan serta
bagaimana negara itu melaksanakan tugasnya.
- Sebagai suatu obyek kajian, hukum merupakan suatu disiplin sehingga dikenal ada istilah

8
Disiplin Hukum:
- Suatu disiplin adalah: sistim ajaran mengenai kenyataan atau gejala-gejala yang
dihadapi.
- Secara umum disiplin dibedakan antara disiplin analitis dan disiplin preskriptif.
- Disiplin analitis: merupakan sistem ajaran yang menganalisa, memahami serta
menjelaskan gejala-gejala yang dihadapinya; contohnya adalah: sosiologi, psikologi,
ekonomi dan seterusnya. Disiplim preskriptif: merupakan sistim ajaran yang
menentukan apakah yang seyogyanya atau yang seharusnya dilakukan di dalam
menghadapi kenyataan-kenyataan tertentu, contohnya adalah hukum, filsafat dstnya.
- Disiplin hukum secara umum mencakup:
1. ilmu-ilmu hukum
2. Politik hukum
3. Filsafat hukum
- Ilmu hukum sebagai kumpulan dari pelbagai cabang ilmu pengetahuan, antara lain
meliputi:
a. Ilmu tentang kaedah (normwissenschaft atau sollenwissenschaft), yaitu ilmu yang
menelaah hukum sebagai kaedah, atau sistem kaedah-kaedah, dengan dogmatik
hukum dan sistematik hukum.
b. Ilmu pengertian, yakni ilmu tentang pengertian-pengertian pokok dalam hukum,
seperti subyek hukum, hak dan kewajiban, peristiwa hukum, hubungan hukum dan
obyek hukum
c. Ilmu tentang kenyataan hukum atau tatsachenwissenschaft atau seinwissenschaft),
yang menyoroti hukum sebagai perikelakuan atau sikap tindak, yang antara lain
mencakup: sosiologi hukum, anthropologi hukum, psikologi hukum, perbandingan
hukum, dan sejarah hukum
- Politik hukum mencakup kegiatan-kegiatan memilih nilai-nilai dan menterapkan
nilai-nilai.
- Filsafat hukum perenungan dan perumusan nilai-nilai, disamping mencakup juga
penyerasian nilai-nilai, misalnya: penyerasian antara ketertiban dengan ketentraman,
antara kebendaan dengan keahlakan, dan antara kelanggengan/konservatisme dengan
pembaharuan.

9
ILMU NEGARA SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
- Ilmu negara pada prinsipnya sudah ada sejak dahulu tetapi belum merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang berdiri sendiri dan sifatnya masih deskriptif atau mencakup segala
pengetahuan yang berhubungan dengan negara. Persoalan yang menyangkut dengan agama,
politik, kebudayaan, moral, ekonomi, dan sebagainya yang berhubungan dengan negara
dimasukkan dalam pembicaraan ilmu negara. Hal ini diketahui dari karangan Plato,
Aristoteles yang membicarakan segala persoalan-persoalan negara di dalamnya.

- Ilmu Pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis, bersifat obyektif,
metodologis, dan dinamis atau kumulatif.
- jadi unsur-unsur untuk dapat dikatakan bahwa pengetahuan adalah ilmu pengetahuan
(knowledge is science) meliputi:
1. sistematis;
2. obyektif;
3. metodologis;
4. dinamis atau kumulatif.
- Struktur ilmu: terdiri dari:
- hasrat ingin tahu; yang dapat bersifat: statis (menerima) dan dinamis (tidak
menerima begitu saja, bertanya lagi);
- persepsi (anggapan = ada generalisasi)
- konsepsi
- teori (yang dimaksudkan sebagai: hubungan antara 2 variable atau lebih yang telah
teruji kebenarannya untuk jangka waktu tertentu), dimana kegunaan daripada teori
adalah: untuk lebih mempertajam atau mengkhususkan fakta yang hendak diselidiki
atau diuji kebenarannya).
- hipotesa
-antara teori dan hipotesa aa proposisi (pandangan-pandangan yang didasarkan
pada konsep dan teori-teori tertentu)
- teori (pengukuhan teori dan/atau teori baru)

- struktur ilmu yang meliputi: hasrat ingin tahu; persepsi dikategorikan sebagai pengetahuan,
sedangkan struktur ilmu yang meliputi konsepsi; teori; hipotesa dikategorikan sebagai ilmu
pengetahuan.

10
- Dengan demikian pola pikir dari suatu ilmu adalah:
Deskripsi------sistematisasi-------eksplanasi (penjelasan)

- Tujuan ilmu pengetahuan secara umum: agar manusia lebih mengetahui dan mendalami
segala segi-segi kehidupan, baik:
1. pendalaman terhadap segala segi kehidupan pada masa lampau;
2. pendalaman terhadap segala segi kehidupan pada masa sekarang;
3. pendalaman terhadap segala segi kehidupan pada masa yang akan datang.

Ilmu negara adalah:


Ilmu pengetahuan yang membahas mengenai pengertian-pengertian pokok serta
sendi-sendi pokok tentang negara
 Arti dari pengertian-pengertian pokok tentang negara adalah mengenai hal-hal
yang pada umumnya mempunyai pengertian yang sama;
 Arti dari sendi-sendi pokok tentang negara adalah mengenai hal-hal yang karena
pengaruh dari pandangan hidup negara dan kondisi masyarakat setempat maka
seringkali isinya menjadi berbeda-beda.
Kedudukan mata kuliah ilmu negara dalam Kurikulum Fakultas Hukum:
Sebagai ilmu pengantar untuk mempelajari ilmu hukum lain yang obyeknya juga
negara, yaitu: Hukum Tata Negara, Hukum Administasi dan Hukum Antar Negara
(Hukum Internasional)
Perbedaan Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara
(dilihat dari obyeknya):
Negara dalam Ilmu Negara bersifat teoritis, abstrak, umum dan universal, berlaku
pada setiap negara (sehingga nilai kegunaannya bersifat teoritis);
Negara dalam Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara bersifat konkrit
yaitu negara yang terikat pada waktu dan tempat tertentu, misalnya HTN Indonesia
(sehingga nilai kegunaannya bersifat praktis).

11
Sehingga secara lengkap arti daripada Ilmu Negara bagi kalangan penstudi ilmu
hukum, adalah:
Suatu ilmu pengetahuan yang bersifat teoritis, mempelajari mengenai pengertian-
pengertian pokok dan sendi-sendi pokok negara, serta merupakan pengantar untuk
mempelajari ilmu hukum lain yang obyeknya juga negara
Sejarah keberadaan Ilmu Negara:
 Ilmu negara berasal dari negara Eropa Barat yang bersumber dari negara Yunani
 Secara historis Ilmu Negara sebenarnya sudah dikenal sejak jaman Yunani Kuno (hal ini
dapat dibuktikan dengan adanya tulisan serta pemikiran tentang negara yang ditulis dan
disusun oleh sarjana-sarjana terkenal dari Yunani, misalnya Plato dengan bukunya
Politeia, Aristoteles dengan bukunya Politica).
 Sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, teori Ilmu Negara timbul pada abad XIX
awal abad XX, yaitu pada masa pemerintahan Kaisar Wilhelm II di Jerman.
 Pada saat itu kaisar berusaha mencari dasar ilmiah atas kekuasaannya agar dapat diterima
oleh rakyat. Ia kemudian meminta bantuan para ahli hukum di negara Jerman untuk
memikirkan suatu landasa ilmiah bagi kekuasaannya.
Akibat dari hal ini melahirkan aliran yang disebut Mazhab Hukum Publik Jerman
(Deutsche Publizisten Schule).
 Aliran ini berusaha mengenmbangkan teori hukum publik yang belum tersusun
secara baik dan teratur seperti hukum perdata. Pada saat itu di Eropa Barat hukum
perdata memang berkembang pesat karena pengaruh hukum Romawi yang
dianggap lebih tinggi dari hukum di negara Eropa Barat.
 Tokok-tokoh yang tergabung dalam aliran hukum publik Jerman diantaranya: Paul
Laband, Von Gerber, dan George Jellinek.
Pemikiran dari aliran hukum publik pada prinsipnya ingin menjelaskan dan mengembangkan
teori-teori kenegaraan berdasarkan pada metode hukum publik (yang pada awalnya masih
mempergunakan metode hukum perdata (privaat)).
Salah satu pemikiran yang tergabung dalam Aliran Hukum Publik adalah pemikiran dari
George Jellinek.
 George Jellinek dianggap sebagai Bapak Ilmu Negara karena ia lah yang merupakan
orang pertama yang menyelidiki serta membahas ilmu pengetahuan tentang negara
secara menyeluruh, kemudian menyusunnya secara sistematis. (bukunya adalah
Allgemeine Staatslehre);

12
 Ajarannya dianggap legger, dimaksudkan sebagai penutup masa lampau, dan menjadi
pangkal tolak bagi peninjauan lebih lanjut terhadap teori ilmu negara;
 Jellinek mengintrodusir suatu teori baru yang berbeda dengan sarjana-sarjana lain
yaitu teori dua segi (Zweiseiten theori).
 Teori ini meninjau negara dari 2 segi yaitu segi sosiologis dan segi yuridis.
 Segi sosiologis melihat negara sebagai suatu bangunan masyarakat atau negara
sebagai suatu kebulatan (Ganzheit), sedangka segi yuridis melihat negara dalam
strukturnya atau negara sebagai suatu bangunan hukum.
 Peninjauan terhadap teori ilmu negara secara sosiologis secara sistematis terbagi
dalam 5 topik bahasan, yaitu: Sifat hakikat negara; Pembenaran/Penghalalan negara;
Terjadinya Negara; Tipe-Tipe Utama negara; dan Tujuan Negara, sedangkan
peninjauan teori ilmu negara secara yuridis secara sistematis terbagi dalam 10 topik
bahasan, yaitu: Bentuk negara; Unsur-unsur negara; Kedaulatan; Konstitusi; Alat-alat
perlengkapan negara; Perwakilan; Sendi-sendi pemerintahan; Fungsi Negara;
Kerjasama Antar Negara; serta Negara dan Hukum.
Teori "dua segi" mengenai negara, dalam perkembangannya dibantah oleh murid George
Jellinek, dalam hal ini Hans Kelsen. Hans Kelsen kemudian mendirikan mazhab sendiri
yang dikenal dengan sebutan "Mazhab Hukum Wina" dan alirannya disebut "Aliran
Hukum Murni".
 Bantahan yang dikemukakan oleh Hans Kelsen terhadap teori dua segi, bahwa teori
dua segi George Jellinek merupakan teori "sincretismus", yaitu metoda campur baur
yang tidak sesuai dengan kriteria ilmu pengetahuan. Menurut Hans Kelsen, setiap
ilmu pengetahuan harus mempunyai lapangan ilmu pengetahuan sendiri, cara
peninjauan sendiri, juga mempunyai sifat khusus sendiri. Menurutnya peninjauan
terhadap negara harus menggunakan satu segi saja yaitu segi yuridis dengan
menggunakan metode "monismus" (metoda hukum yang murni)
 Hal ini karena pada dasarnya negara merupakan perwujudan dari tata hukum nasional,
sehingga negara sama dengan hukum. Maksud dari suatu tata hukum nasional adalah
bukan merupakan suatu hukum yang simpang siur, tetapi merupakan suatu
pertingkatan hukum nasional, dimana hukum yang lebih rendah harus bersumber
pada hukum yang lebih tinggi. Demikian seterusnya sampai akhirnya mencapai
suatu Norma Dasar (Grund Norm) yang menjadi sumber dari seluruh hukum yang
berlaku. Teori pertingkatan hukum ini disebut "Stufenbouw des Recht".

13
Teori dari Hans Kelsen tersebut diatas mendapat kritikan dari diantaranya dari Herman
Heller, seorang sarjana dari Mazhab Berlin.
 bahwa menurutnya ajaran Hans Kelsen terlalu abstrak seperti negara tanpa negara
(Staatslehre Ohne Staat). Ia menyatakan bahwa negara itu merupakan sesuatu yang
konkrit, dan adanya negara dapat dilihat dari fungsinya sebagai suatu organisasi
kewibawaan (Territoriale Gezags Organisatie), Sedangkan Nelson menyatakan bahwa
ajaran Hans Kelsen sebenarnya terlampau menyampingkan keadilan sehingga
menimbulkan Rechtslehre Ohne Recht (Ilmu Hukum tanpa Hukum). Karena menurut
Hans Kelsen, "suatu norma hukum apabila sudah dibuat oleh badan yang
berwenang, maka secara yuridis hukum tersebut harus berlaku. Tidak menjadi soal
apakah hukum tersebut secara sosiologis diterima oleh rakyat atau tidak."
- Aliran-Aliran Ilmu Negara di Anglo Amerika dan Eropa Kontinental
- Ilmu pengetahuan di AS pada umumnya bersandar pada ilmu pengetahuan di Eropa
Kontinental (Eropa Barat)
- hal ini disebabkan dahulu pemuda AS banyak yang belajar ke Jerman (Eropa
Barat)
- Hal ini diakui oleh Charles E Merriam ("New Aspect of Politic) dan oleh
Mac Iver ("The Web of Government"
- Aliran-Aliran dalam Ilmu Negara di Eropa Kontinental:
- ada 2 aliran utama, yaitu:
1. aliran normatif yuridis: telah ada sejak zaman Yunani, Romawi dan abad
pertengahan (sebelum abad ke-18)
- aliran ini dipengaruhi oleh unsur-unsur:
a. hukum kodrat;
b. hukum romawi;
c. filosof Kant (dengan ajarannya mengenai "das sollen dan das sein)
d. filosof hegel (dengan ajarannya "dialektika dan metafisik)
2. Aliran empiris genetis: dimulai sejak machiavelli, jean bodin, hobbes,
montesquie, heller.
- aliran ini muncul setelah abad ke-18, karena pengaruh positivisme
(august comte) dan historische school (von savigny)
- menurut Comte ("de driestadienleer" = tiga tingkat perkembangan
pikiran manusia) ada 3 fase perkembangan pikrian manusia, yaitu: 1.

14
fase theologis (agama); 2. fase metafisik (khayal=ide); 3. fase positif
(nyata).

Metode-Metode Penyelidikan Dalam Ilmu Negara


1. Metode Deduksi
Penjelasan-penjelasan teoritis yang bersifat umum terhadap fakta-fakta yang bersifat
khusus.
2. Metode Induksi
Kesimpulan-kesimpulan umum yang diperoleh berdasarkan proses pemikiran setelah
mempelajari peristiwa-peristiwa khusus.
3. Metode dialektis
Proses penyelidikan yang dilakukan dengan cara tanya jawab untuk mencari
pengertian-pengertian tertentu.
Ada tiga macam unsur dalam metode ini, yaitu These (tesis); Antithese (antitesis); dan
Synthese (sintesis).
Tesis adalah suatu dalil;
Antitesis adalah suatu serangan terhadap dalil dari pihak yang berlainan pendapatnya;
Sintesis adalah jalan tengah antara tesis dan antitesis.
Pelopornya: Socrates; dan George Wilhelm Friedrich Hegel
4. Metode Filosofis
Suatu metode yang dalam proses penyelidikannya meninjau serta membahas obyek
penyelidikannya secara abstrak – idiil.
Misalnya Plato, yang menggunakannya dengan dasar dan berpangka haluan atas
deduktif-spekulatif transedental.
5. Metode Perbandingan
Suatu metode dengan mengadakan perbandingan di antara kedua obyek penyelidikan
atau lebih, untuk menambah dan memperdalam pengetahuan tentang obyek-obyek
yang diselidiki.
Dipergunakan oleh Aristoteles, yang menyelidiki kurang lebih 150-200 konstitusi
polis-polis di Yunani Purba.; kemudian C.F.Strong dalam bukunya "Modern Political
Contitution, dimana dalam bukunya dijelaskan bahwa metode perbandingan adalah
"mengadakan penggolongan atau klasifikasi dari semua konstitusi yang akan
diselidiki itu berdasarkan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan yang

15
tertentu, yang diakibatkan oleh perjalanan sejaran dan bentuk terjadinya masing-
masing".
6. Metode Sejarah
Metode yang didasarkan terhadap analisis dari kenyataan-kenyataan sejarah, yaitu
ditinjau pertumbuhan dan perkembangannya, sebab akibatnya sebagaimana terwujud
dalam sejarah dan dari penyelidikan disusun asas-asas umum yang dapat
dipergunakan. Selanjutnya metode ini selalu digandengkan dengan metode deskriptif,
analisis dan perbandingan.
Misalnya R.M.Mac Iver dalam bukunya The Web of Government.
7. Metode Sistematik
Suatu metode yang didasarkan pada penghimpunan bahan-bahan yang sudah tersedia
yang kemudian dilakukan pelukisan, penguraian dan penilaian kemudian dilakukan
klasifikasi ke dalam golongan-golongan di dalam suatu sistematik.
Misalnya George Jellinek
8. Metode Hukum (Juridische atau Legalistische Methode)
Suatu metode yang di dalam proses penyelidikannya meninjau serta membahas obyek
penyelidikan dengan menitikberatkan kepada segi-segi yuridis, sehingga faktor-faktor
non yuridis dikesampingkan.
Misalnya dipergunakan oleh K.F.von Gerber dan Paul Laband.
9. Metode Sinkretis
Suatu metode yang di dalam proses penyelidikannya meninjau serta membahas obyke
penyelidikannya dengan cara menggabungkan faktor-faktor baik yang bersifat yuridis
maupun non yuridis (metode campur baur).
Misalnya yang dipergunakan oleh George Jellinek
10. Metode Fungsional
Suatu metode yang di dalam proses penyelidikannya meninjau serta membahas obyek
penyelidikannya dengan menggandengkan dengan baik gejala-gejala dalam dunia ini
masing-masing tidak terlepas satu sama lainnya melainkan terdapat hubungan yang
timbal balik atau independent, sehingga ada pengaruh satu sama lainnya.
Misalnya B.Malinowski; Herman Heller

16

Anda mungkin juga menyukai