Anda di halaman 1dari 7

PAPER ILMU NEGARA

Aliran Pemikiran Tentang Negara

NAMA KELOMPOK :
Ni Wayan Putri Intan Maharani (2204551224)
Komang Ari Setyawati (2204551225)
Made Calyani Divasuari (2204551226)
Kadek Amanda Yuniara Shafa (2204551227)
Ni Made Ayu Trisna Angreni (2204551228)

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
A. PENDAHULUAN

Negara sebagai sebuah organisasi sosial, adalah sesuatu yang lahir dan berkembang
bersama dengan peradaban manusia. Yunani Kuno dijadikan sebagai titik awal sejarah manusia
karena pada masa itulah mulai terdapat tulisan-tulisan yang masih dapat dipelajari hingga saat
ini. Tulisan-tulisan tersebut tidak hanya merupakan prasasti sebagai sebuah tanda keberadaan
suatu kerajaan, atau suatu peristiwa, tetapi telah berisi dokumen atau pemikiran. Dokumen atau
pemikiran tersebut merupakan refleksi dari kondisi saat itu. Maka sangat dimungkinkan apa yang
menjadi pendapat para pemikir tersebut sesungguhnya telah pernah terjadi sebelumnya dan
diidealkan kembali. Berbicara tentang pemikiran, banyak sekali aliran pemikiran dari para ahli
tentang suatu negara. Aliran-aliran dalam Ilmu Negara adalah paham-paham atau pendapat-
pendapat yang pada suatu waktu dalam perkembangan sejarah manusia mempunyai pengaruh
besar terhadap ketatanegaraan. Untuk menguraikan paham-paham dalam Ilmu Negara mesti
dimulai dari paham yang paling kuno,yaitu paham jaman yunani kuno. Yunani kuno telah
melahirkan banyak tokoh pemikir mulai dari abad enam sebelum masehi. Pusat perkembangan
pemikiran semula berada di wilayah Asia kecil dan semenanjung Balkan. Tempat inilah yang
melahirkan tokoh-tokoh.

B. PERMASALAHAN

Aliran-aliran dalam Ilmu Negara adalah paham-paham atau pendapat-pendapat yang pada
suatu waktu dalam perkembangan sejarah manusia mempunyai pengaruh besar terhadap
ketatanegaraan. Untuk menguraikan paham-paham dalam Ilmu Negara sudah semestinya dimulai
dari paham yang paling kuno, yaitu paham jaman Yunani Kuno. Dapat dilihat juga bahwa ada
beberapa teori yang berguna secara berkelanjutan. Permasalahan yang diambil dari aliran pikiran
dalam ilmu negara meliputi :

1. Siapa & berisikan apa saja teori para sarjana yang dapat memberikan aliran-aliran
pikiran tentang negara?
2. Apakah aliran-aliran pikiran ilmu negara yang dipaparkan oleh para ahli yang
mungkin bersifat kuno dapat memberikan kebermanfaatan sejalan dengan
perkembangan zaman di masa kini?
3. Apa kegunaan dari mempelajari aliran-aliran pikiran tentang negara?

C. PEMBAHASAN

Merujuk pada penyebutan atau istilah, dijelaskan Atmadja (dalam Aminoto, 2015: 3),
dalam kepustakaan, istilah ilmu negara berasal dari bahasa Belanda, yakni staatsleer. Jika
diterjemahkan, staat berarti ‘negara’ dan leer berarti ‘ilmu’. Istilah ini sebenarnya diambil dari
bahasa Jerman, staatslehre, yang juga berarti ilmu negara. Dalam bahasa Inggris, digunakan
istilah Theory of State, The General Theory of State, atau Political Science. Lalu, dalam bahasa
Perancis dikenal dengan istilah Theorie d’etat. Ilmu negara merupakan ilmu yang tergolong ke
dalam kelompok ilmu-ilmu sosial yang mempelajari asal-usul, tujuan, formasi, dan lenyapnya
negara secara umum, abstrak, dan universal. Ilmu negara “mempelajari negara secara umum”,
maksudnya pembahasan menggunakan dalil-dalil umum, yaitu pengertian umum mengenai
negara. Jika dikenakan terhadap negara-negara yang ada di dunia ini, dalil tadi umumnya
disepakati sebagai kenyataan yang berlaku. Ilmu negara juga “mempelajari negara secara
abstrak”, maksudnya dalam uraiannya mengemukakan negara sebagai suatu nilai. Dalam hal ini,
yang diamati bukanlah suatu negara saja, tetapi negara pada umumnya. Aliran-aliran dalam Ilmu
Negara adalah paham-paham atau pendapat-pendapat yang pada suatu waktu dalam
perkembangan sejarah manusia mempunyai pengaruh besar terhadap ketatanegaraan. Untuk
menguraikan paham-paham dalam Ilmu Negara mesti dimulai dari paham yang paling kuno,
yaitu paham jaman Yunani Kuno. Aliran-aliran dalam Ilmu Negara menurut pendapat para filsuf
jaman Yunani Kuno :

1. Aliran Calvanis
Menurut aliran Calvinis kekuasaan negara merupakan pemberian dari Tuhan yang
dipegang oleh seorang raja. Kekuasaan negara menurut aliran ini dibatasi, bahwa negara
tidak bisa campur tangan terhadap golongangolongan yang telah ada dalam masyarakat,
seperti keluarga perusahaan, kesenian, dan lainlain. Asas yang terkenal pada aliran
Calvinis adalah kedaulatannya di dalam lingkungannya sendiri, yang berarti bahwa
mereka bebas
dalam menyelenggarakan kepentingannya sendiri tanpa dicampuri oleh negara. Aliran
calvinis memiliki faham yang sama dengan golongan katolik, aliran ini mendasarkan
ajarannya pada kedaulatan tuhan dan mengembalikan semua kekuasaan kepada tuhan,
hanya bedanya dengan golongan katolik yaitu aliran ini tidak mengakui gereja sebagai
perantara dari tuhan,dan juga tidak mengakui kekuasaan paus.
2. Aliran Hegel
Hegel terkenal dalam ilmu pengetahuan karena filsafatnya, namun didalam ajaran itu ia
menyinggung tentang negara. Dalam filsafatnya untuk mencari kebenaran ia memiliki
sebuah
metode yang penting yang disebut dialektika yaitu suatu metode dengan mengemukakan
thesis
yang kemudian disangkal dengan antithesis. Karena negara merupakan perwujudan cita-
cita manusia yang mutlak maka negara adalah satu-satunya badan yang paling sempurna
dimasyarakat yang paling sempurna dan harus dijunjung tinggi. Ajaran Hegel yang
mutlak tersebut disebut sebagai absolut idealisme. Akibat ajaran ini timbullah anggapan
bahwa negara harus didewakan dan menyebabkan faham tentang kedaulatan negara
yang beranggapan bahwa semua kekuasaan bersumber pada negara. Ajaran ini
mempengaruhi aliran Deutsche Publizisten Schule yang juga mendukung faham
kedaulatan negara jerman dengan Karl Marx mempergunakan metode dialektika.
3. Karl Marx
Pada mulanya Karl Marx setuju dengan pendapat Hegel bahwa negara itu merupakan
perwujudan dari Stittichkeit und Vermunt namun pada tahun 1844 ia meninggalkan
ajaran tersebut. Marx tidak membenarkan pendapat Hegel yang melihat negara dari sudut
alam cita-cita tetapi ia melihat hubungan masyarakat sebagai suatu kenyataan.
Menurutnya dasar menentukan negara ialah negara kelas. Ajarannya tentang ilmu negara
terdapat pada bukunya yang berjudul Das Komunistische Manifest pada tahun 1848.
Menurut Marx negara akan tetap ada sebagai organisasi akibat dari suatu penjelmaan dari
sejarah dan sebagai hasil dari kehidupan manusia itu sendiri jika kemajuana-kemajuan
dalam prosese produksi dan pembagiankerja terdapat dan selama hak milik memegang
peranan yang penting.
4. Robert Owen (1771 – 1858) di Inggris
Pemikiran Owen lebih moderat dalam artian tidak terlalu mengedepankan pertentangan
kelas dan perjuangan kekerasan tetapi lebih mengedepankan kerjasama daripada
kompetisi. Owen lebih mempercayai bahwa yang harus berperan besar adalah komunitas
kolektif kecil. Pemikirannya tentang sosialisme dia tuangkan dalam buku yang berjudul
“A New View of Society, an Essay on the Formation of Human Character” (1813).
Dalam bukunya tersebut, ia menyatakan bahwa lingkungan social berpengaruh pada
pembentukan karakter manusia. Ia berusaha mencari caranya dengan meningkatkan
kesejahteraan pekerjanya.
5. Saint Simon (1760 – 1825) di Prancis
Seorang bangsawan di Perancis dan merasa tidak puas dengan hasil Revolusi Prancis,
karena hasilnya dinikmati oleh golongan bangsawan saja yang mempunyai ciri golongan
kapitalis. Dalam pendapatnya yang unik, ia membedakan dua golongan yang bekerja dan
golongan yang malas. Golongan yang malas akan menderita kekalahan karena kehilangan
kewibawaan sedangkan golongan orang yang tidak berada, tidak mampu memimpin
masyarakat baik dalam kerohaniannya maupun dalam bidang politik. Menurutnya politik
ditentukan oleh perekonomian rakyatnya baik dalam pengusahaan administrasinya
maupun dalam produksinya, sehingga kekuasaan politik aras golongan lainya harus
dirubah dan akhirnya negara akan hilang.

Kedudukan negara di dalam masyarakat berpangkal pada manusia sebagai makhluk masyarakat
(animal social) disamping manusia sebagai makhluk politik (animal politicum). Selanjutnya
diterangkan bahwa masyarakat yang memiliki kewajiban adalah manusia yang menurut
kodratnya dianugrahi Tuhan. Tugas negara adalah menyempurnakan tertib hukum kodrat. Pada
waktu itu manusia mencari hukum yang lebih sempurna dari hukum positif, yang kemudian
disebut hukum alam yang sifatnya abadi dan tidak berubah-ubah karena pengaruh waktu dan
tempat. Negara harus membahaskan diri untuk mencampuri urusan orang perseorangan, keluarga
dan masyarakat dengan hukum-hukum lainnya karena mereka lebih mengenal akan
kepentinganmereka sendiri dan lebih tahu bagaimana caranya untuk menyelenggarakan
kepentingan tersebutwalaupun didalam masalah ekonomi, kebudayaan dan sosial.
D. TEORI DAN PENDAPAT PROF. MR. DR SOEPOMO.

Teori perseorangan atau individualistik

Teori yang menyatakan bahwa negara merupakan sebuah masyarakat hukum yang tersusun
berdasarkan perjanjian yang terjadi antar individu yang berkumpul menjadi anggota dalam
masyarakat. Selain itu, kegiatan sebuah negara juga diarahkan dalam perwujudan kepentingan
serta kebebasan pribadi. Penganjur teori perseorangan ini diajarkan oleh beberapa ahli yang
terdiri dari Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jacques Rousseau, Herbert Spencer, serta Harold
J. Laski.

Teori Golongan atau kelas

Teori yang menyatakan bahwa negara merupakan sebuah alat yang digunakan dari sebuah
golongan atau kelas yang memiliki kedudukan ekonomi yang paling kuat dalam rangka untuk
menindas golongan lain yang memiliki kedudukan atau tingkatan ekonomi yang lebih rendah.
Penganjur teori golongan ini diajarkan oleh beberapa ahli yang terdiri dari Karl Marx, Friedrich
Engels, dan Lenin.

Teori Integralistik atau persatuan

Teori yang menyatakan bahwa negara merupakan sebuah susunan masyarakat yang integral,
negara juga dianggap sebagai susunan erat yang ada pada segala golongan di dalamnya. Semua
bagian yang ada pada negara yang terdiri dari seluruh anggota masyarakat di dalamnya
merupakan bentuk dari persatuan masyarakat yang organis. Negara Integralistik juga bisa
diartikan sebagai negara yang mengedepankan kepentingan umum sebagai satu kesatuan dan
memberikan pemahaman terhadap perseorangan serta golongan. Penganjur teori integralistik ini
diajarkan oleh beberapa ahli yang terdiri dari Benedictus de Spinoza, F. Hegel, dan Adam
Muller.
E. PENUTUP

Kesimpulan

Ilmu negara merupakan ilmu yang tergolong ke dalam kelompok ilmu-ilmu sosial yang
mempelajari asal-usul, tujuan, formasi, dan lenyapnya negara secara umum, abstrak, dan
universal. Di dalam ilmu ini, banyak sekali aliran pemikiran dari para ahli tentang suatu negara.
Aliran-aliran dalam Ilmu Negara adalah paham-paham atau pendapat- pendapat yang pada suatu
waktu dalam perkembangan sejarah manusia mempunyai pengaruh besar terhadap
ketatanegaraan. Aliran-aliran dalam Ilmu Negara diungkap menurut beberapa pendapat para
filsuf jaman Yunani Kuno, misalnya aliran Calvanis, Aliran Hegel, Karl Marx, Robert Owen,
dan Saint Simon. Selain itu, ada juga teori ahli mengenai aliran pikiran ilmu negara, contohnya
teori golongan, teori individualistik, dan teori integralistik oleh Prof. Dr. Mr. Soepomo. Asas
negara selain menyempurnakan tertib hukum, ia juga harus menyelenggarakan kesejahteraan
umum untuk warganegaranya. Apabila kepentingan umum dirugikan, maka negara harus ikut
campur tangan.

Saran

Demikianlah pokok bahasan yang dapat kami paparkan. Dengan adanya pembahasan tentang
Aliran Tentang Pemikiran Ilmu Negara ini, diharapkan pembaca dapat memahami lebih lanjut
tentang Aliran Tentang Pemikiran Ilmu Negara dan harapan kami makalah ini dapat bermanfaat
untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan agar paper ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

F. DAFTAR PUSTAKA
(Marx K, Owen R, Rahmadenny D n.d. Aliran-aliran dalam ilmu negara menurut
Calvinis, Karl Mar, Robert Owen, Saint Simon, Fourier, Dan Bakunin )

(Maidala Putri Putri, n.d. Aliran-aliran Ilmu Negara)

(Ilmu Negara Muchamad Ali Safa’at, n.d.)

Anda mungkin juga menyukai