Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“IDEOLOGI-IDEOLOGI BESAR DUNIA”

Dosen Pengampu : Nasrullah, SE.,MM

Disusun Oleh :

Nama : IHRA

Kelas : 1 – A

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BIMA
(UMBIMA)
TAHUN AJARAN 2023-2024
KATAPENGANTAR

Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah
tentang “Ideologi-Ideologi Besar Dunia” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila.
Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang
hal-hal mengenai ideologi-ideologi Negara.
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Tentunya, tidak akan dapat maksimal tanpa dukungan dari banyak pihak.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, saya memohon maaf atas kesalahan dan kekurangan yang mungkin pembaca
temukan dalam makalah ini.
Saya juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sekalian. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak
1. Latar Belakang .
Ideologi secara umum merupakan sistem keyakinan yang dianut oleh
masyarakat untuk menata dirinya sendiri. Banyaknya jenis ideologi sering
menjadi perdebatan oleh beberapa pakar tapi pada dasarnya ideologi adalah
kepercayaan atau suatu keyakinan yang dianggap benar oleh penganutnya.
Ideologi sendiri terdiri dari perangkat-perangkat keyakinan ke arah berbagai
organisasi dan proses masyarakat.
Ideologi tidak hanya memberikan gambaran dunia kepada penganutnya,
tetapi juga memberikan pemahaman/nilai yang benar tentang dunia sebagaimana
adanya dan seharusnya. Istilah ideologi pertama kali digunakan oleh seorang filsuf
Perancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1796. Destutt de Tracy menggunakan kata
ideologi untuk menunjuk pada suatu bidang ilmu yang otonom, ialah analisis
ilmiah dari berpikir manusia, otonom dalam arti lepas dari metafisika tetapi juga
untuk mendefinisikan "sains tentang ide".
Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara
memandang segala sesuatu sebagai akal sehat dan beberapa kecenderungan
filosofis, atau sebagai serangkaian ide yang dikemukakan oleh kelas masyarakat
yang dominan kepada seluruh anggota masyarakat (definisi ideologi Marxisme).
Salah seorang pemikir posmodernis abad 20, Louis Althusser mengatakan bahwa
ideologi merupakan sistem keyakinan yang menyembunyikan kontradiksi
kontradiksi internalnya. Artinya, dalam setiap ideologi disembunyikan
kontradiksi-kontradiksi dalam ajaran-ajarannya. Foucalt menyimpulkan bahwa
ideologi tersangkut dengan empat hal,yaitu:
1) Ekonomi sebagai basisnya
2) Kelas yang berkuasa
3) Kekuasaan represif
4) Sesuatu yang berlawanan dengan kebenaran sejati.
Sehingga tidak mengherankan apabila ideologi ditemukan tidak hanya
dalam domain politik tetapi juga pada bidang-bidang ilmu Menurut Karl Marx
sendiri ideologi adalah ajaran yang menjelaskan suatu keadaan, terutama struktur
kekuasaan, sedemikian rupa, sehingga orang menganggapnya sah. Ideologi
melayani kepentingan kelas berkuasa karena memberikan legitimasi kepada suatu
keadaan yang sebenarnya tidak memiliki legitimasi (Sobur, 2013:212).
Menurut The Webster New Collegiate Dictionary (dalam Sukarna, 1981:
2)Ideologi adalah cara hidup (tingkah laku) atau hasil pemikiran yang
menunjukkan sifat-sifat tertentu dari seorang individu atau suatu kelas. Ideologi
juga merupakan pola pemikiran mengenai pengembangan pergerakan atau
kebudayaan. Suatu bangsa yang bernegara, dalam menyelenggarakan
kehidupannya seharusnya tidak terlepas dari Ideologi negaranya. Ideologi
mempunyai peranan penting dalam menentukan pandangan hidup suatu negara.
Setiap negara di dunia mempunyai pandangan hidup masing-masing yang telah
disesuaikan dengan budaya dan karakter warganya. Ideologi sebagai cerminan
pola pikir seseorang yang memiliki tujuan untuk mengubah cara hidup sesuai
dengan ideologinya. Cara hidup ini baik berupa pikiran, tingkah laku maupun
emosi atau perasaan seseorang. Tentu agar dapat mencapai tujuan tersebut, sebuah
ideologi harus diutarakan atau diungkapkan.
Untuk mengemukakan suatu ideologi, salah satu cara adalah dengan
meggunakan simbol. Simbol yang utama digunakan untuk mengungkap ideologi
adalah dengan bahasa. Bahasa seperti yang dikatakan Condon (dalam Eriyanto,
2000: 1) merupakan dunia simbolik yang paling nyata. Dalam perumusan dan
penyebaran ideologi, peranan bahasa sangat menentukan. Eriyanto (2000)
menyebutkan bahwa ideologi membentuk dan dibentuk oleh bahasa. Dengan
ideologi, seseorang memberi makna pada realitas tertentu untuk memudahkan
penyimpanan, pemeliharaan, pengolahan, dan penyampaian makna. Pada
gilirannya, bahasa tertentu yang ditunjukkan pada rumusan kata dan kalimat
membentuk realitas sosial tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa ideologi
merupakan suatu keyakinan seseorang atau kelompok yang merujuk pada karakter
dan cara pandang seseorang serta dijadikan pedoman dalam kehipan sehari-hari.
Namun, ideologi ini tidak dapat disamakan dengan agama karena merupakan dua
konsep hal yang berbeda.
2. Ideologi-Ideologi Dunia

Ideologi adalah seperangkat keyakinan atau filosofi yang dikaitkan dengan


seseorang atau sekelompok orang, terutama karena alasan yang tidak murni
epistemik, di mana elemen praktis sama menonjolnya dengan elemen teoretis.
Istilah ideologi berasal dari bahasa Prancis idéologie, yang berasal dari gabungan
bahasa Yunani: idéā yang berarti ‘gagasan, pola’ dan -logíā yang berarti ‘studi
tentang, ilmu yang mempelajari’. Istilah ini diciptakan oleh Antoine Destutt de
Tracy, seorang aristokrat dan filsuf Pencerahan Perancis. Pada tahun 1796 Tracy
memahami bahwa istilah ideologi merupakan “ilmu gagasan” untuk
mengembangkan sistem gagasan yang rasional.

Dia memahami ideologi sebagai filosofi liberal yang akan membela kebebasan
individu, properti, pasar bebas, dan batasan konstitusional pada kekuasaan Negara
Dia berpendapat bahwa, di antara aspek-aspek ini, ideologi adalah istilah yang
paling umum karena ‘ilmu gagasan’ juga berisi studi tentang ekspresi dan deduksi
mereka. Kudeta yang menggulingkan Maximilien Robespierre membuat Tracy
melanjutkan pekerjaannya Tracy bereaksi pada fase terorisme revolusi selama
rezim Napoleon. Ia mencoba menyusun sistem gagasan rasional untuk melawan
orang-orang irasional yang hampir menghancurkannya.
Berikut macam-macam ideologi yang ada di dunia:
a. Kapitalisme
Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang didasarkan pada kepemilikan pribadi
atas alat-alat produksi dan operasinya untuk keuntungan. Ciri-ciri utama
kapitalisme meliputi akumulasi modal, pasar kompetitif, sistem harga,
kepemilikan pribadi dan pengakuan hak milik, pertukaran sukarela dan kerja
upahan. Dalam ekonomi pasar kapitalis, pengambilan keputusan dan investasi
ditentukan oleh pemilik kekayaan. Sedangkan harga dan distribusi barang dan jasa
ditentukan oleh ekonomi pasar dalam persaingan barang dan jasa. Ekonomi pasar
telah ada di bawah berbagai bentuk pemerintahan, waktu, tempat, dan budaya
yang berbeda. Masyarakat kapitalis modern berkembang di Eropa Barat dalam
proses yang mengarah pada Revolusi Industri Sistem kapitalis sejak itu menjadi
dominan di dunia Barat. ideologi kapitalisme ini menyebar dengan cepat.
Pertumbuhan ekonomi adalah kecenderungan karakteristik dari ekonomi kapitalis.
b. Liberalisme
Liberalisme adalah filosofi politik dan moral yang didasarkan pada kebebasan,
persetujuan dari yang diperintah dan persamaan di depan hukum. Liberal
mendukung beragam pandangan tergantung pada pemahaman mereka tentang
prinsip-prinsip ini, tetapi mereka umumnya mendukung hak-hak individu
termasuk hak-hak sipil dan hak asasi manusia, demokrasi, sekularisme, kebebasan
berbicara, kebebasan pers, kebebasan beragama dan ekonomi pasar. Liberalisme
menjadi gerakan yang berbeda di Zaman Pencerahan, ketika menjadi populer di
kalangan filsuf dan ekonom Barat. Liberalisme berusaha menggantikan norma-
norma atau hak istimewa turun-temurun, agama negara, monarki absolut, hak ilahi
raja dan konservatisme tradisional dengan demokrasi perwakilan dan supremasi
hukum. Liberalisme juga menjadi alat untuk mengakhiri kebijakan merkantilis,
monopoli kerajaan dan hambatan perdagangan lainnya.
c. Komunisme
Komunisme adalah ideologi dan gerakan filosofis, sosial, politik, dan ekonomi
yang tujuannya adalah pembentukan masyarakat komunis, yaitu tatanan sosial
ekonomi yang terstruktur di atas gagasan kepemilikan bersama atas alat-alat
produksi dan tidak adanya kelas sosial, uang, dan negara. Komunisme adalah
bentuk sosialisme yang spesifik, namun berbeda. Ideologi komunis modern mulai
berkembang selama Revolusi Prancis. “Manifesto Komunis” karya Karl Marx dan
Friedrich Engels, diterbitkan pada tahun 1848. Pamflet itu menolak prinsip
Kristen dari filosofi komunis sebelumnya. Manifesto Komunis menyajikan
Revolusi Perancis sebagai titik balik sejarah utama ketika orang-orang borjuis
menjungkirbalikkan struktur kekuasaan feodal dan mengantarkan era kapitalis
modern.
d. Sosialisme
Sosialisme adalah sistem ekonomi dan politik kerakyatan yang didasarkan
pada kepemilikan publik. Sosialisme juga dikenal sebagai kepemilikan kolektif
atau bersama atas alat-alat produksi. Sarana tersebut meliputi mesin, peralatan,
dan pabrik yang digunakan untuk memproduksi barang yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan manusia secara langsung. Komunisme dan sosialisme
adalah istilah umum yang mengacu pada dua aliran pemikiran ekonomi sayap kiri.
Kedua ideologi ini menentang kapitalisme. Dalam sistem sosialis murni, semua
keputusan produksi dan distribusi yang sah dibuat oleh pemerintah, dan individu
bergantung pada negara untuk segala hal mulai dari makanan hingga perawatan
kesehatan. Pemerintah menentukan tingkat output dan harga barang dan jasa
tersebut
e. Nasiolisme
Nasionalisme adalah ideologi di mana orang-orang yang percaya bahwa
bangsa mereka lebih unggul dari yang lain. Rasa superioritas ini sering berakar
pada etnisitas bersama. Dalam situasi lain, nasionalisme dibangun di sekitar
bahasa, agama, budaya, atau seperangkat nilai sosial yang sama. Bangsa
menekankan simbol bersama, cerita rakyat, dan mitologi. Berbagi musik, sastra,
dan olahraga dapat semakin memperkuat nasionalisme. Kaum nasionalis menuntut
untuk merdeka dari negara lain. Mereka tidak bergabung dengan organisasi global
atau berkolaborasi dengan negara lain dalam upaya bersama. Jika rakyat adalah
bagian dari bangsa lain, maka mereka akan menginginkan kebebasan dan negara
mereka sendiri, karena mereka percaya pada keunggulan mereka sendiri.
f. Fasisme
Fasisme umumnya dikaitkan dengan rezim Italia dan Jerman yang berkuasa
setelah Perang Dunia I, meskipun negara-negara lain juga telah diperintah oleh
rezim fasis. Adolf Hitler di Jerman, Benito Mussolini di Italia, Francisco Franco
di Spanyol dan Juan Perón di Argentina adalah pemimpin fasis paling terkenal di
abad ke-20. fasisme menggunakan propaganda untuk mempromosikan anti-
liberalisme, menolak hak-hak individu, kebebasan sipil, perusahaan bebas dan
demokrasi anti-sosialisme, menolak prinsip-prinsip ekonomi berdasarkan
kerangka sosialis mengesampingkan kelompok tertentu, seringkali melalui
nasionalisme mereka juga menggunakan kekerasan untuk memperluas pengaruh
dan kekuasaan bangsa.
g. Feminisme
Feminisme adalah gerakan sosial, politik, dan ekonomi. Feminisme adalah
sebuah ideologi tentang mengubah cara orang melihat hak laki-laki dan
perempuan (terutama perempuan), dan mengkampanyekan kesetaraan gender.
Seseorang yang mengikuti feminisme disebut feminis. Feminisme dimulai pada
abad ke-18 dengan Pencerahan. Kontroversi atas perbedaan antara jenis kelamin
menyebabkan diskusi tentang kesetaraan. Feminisme dimulai dengan gagasan
bahwa hak asasi manusia harus diberikan kepada perempuan. Ide ini dikemukakan
oleh beberapa filosof pada abad ke-18 dan 19 seperti Mary Wollstonecraft dan
John Stuart Mill. Para feminis kemudian di awal abad ke-20 juga mengatakan
bahwa perempuan harus diizinkan untuk memilih dalam demokrasi. Banyak
perempuan merasa sangat kuat bahwa mereka harus diizinkan untuk memilih dan
ada banyak protes.

3. Perbedaan ideologi dan pancasila

Pengertian Ideologi Istilah ideologi terdiri-dari dua akar kata diambil dari
bahasa Yunani yakni logos dan idea. Logos adalah buah pemikiran. Adapun idea
adalah konsep atau ide. Dengan demikian, ideologi adalah konsep buah
pemikiran. Ideologi dalam arti sempit dapat dipahami sebagai seperangkat
gagasan yang memuat penjelasan terhadap realitas, cita-cita, nilai yang ingin
dicapai dan cara mencapai cita-cita tersebut yang menjadi pedoman bagi suatu
komunitas untuk bertindak, yang diakui dan dinyatakan secara tersurat oleh
komunitas tersebut. Ideologi dalam arti luas mengandung pengertian sama, hanya
tidak dinyatakan secara tersurat sebagai “ideologi” (Sastrapradetdja, 2001:45).
Ideologi Pancasila Jika ideologi adalah konsep buah pemikiran maka apabila
ditambahkan dengan Pancasila berarti konsep buah pemikiran yang berlandaskan
pada nilai Pancasila. Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta dan terdiri atas dua
suku kata, yaitu “panca” dan “sila”. Panca artinya lima dan sila artinya dasar atau
sendi. Pancasila berarti lima dasar, lima sendi, atau lima unsur.
Pancasila adalah ideologi negara. Artinya setiap perilaku pejabat dan jajaran
pemerintahan mesti mengacu pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Segala kebijakan, aturan dan hukum yang dibuat harus mengacu pada Pancasila
dan UUD 45 yang erat kaitannya dengan Pancasila. Begitu pula masyarakat dalam
berinteraksi harus mengacu pada Pancasila dan mencerminkan pengamalan nilai
Pancasila. Pancasila yang merupakan jati diri dan identitas bangsa harus menjadi
pedoman dasar dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Pancasila dari masa ke masa Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia
sudah menempuh beberapa periode. Dimulai dari zaman Orde Lama (1945-1965).
Masa ini merupakan masa rintisan, awal membangun negara Indonesia. Pancasila
dijadikan pedoman dan ideologi negara. Namun pada kenyataannya masih banyak
penyelewengan dari ideologi negara ini.
Pada masa Orde Lama, para pemimpin masih mencari model yang tepat dari
bentuk Pancasila sebagai ideologi negara. Apalagi situasi di dalam negeri yang
sebagian masih terdapat pemberontakan dan situasi dunia yang mengalami ketidak
pastian.
Pada Orde Baru (1966-1998), pemerintah berkomitmen untuk mengamalkan
nilai-nilai Pancasila secara konsisten dan konsekuen dalam kehidupan berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat. Kemudian lahirlah Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4) atau Eka Prasetya Pancakarsa, sebuah panduan
tentang pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara semasa Orde Baru.
Dalam implementasinya dibentuklah sebuah badan pengawas, yakni Badan
Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (BP7)
Pada mulanya, pemerintah dan rakyat berkomitmen menjalankan nilai
Pancasila secara utuh. Namun faktanya pada jaman Orde Baru, nilai-nilai
Pancasila hanya berupa tulisan di atas kertas, tidak dilaksanakan dengan baik.
Soeharto dan rezimnya berupaya menjadikan Pancasila sebagai sesuatu yang
“sakral” dan tidak boleh diganggu-gugat. Pancasila dijadikan alat politik untuk
melakukan Panjat Sosial (PanSos) dan melanggengkan kekuasaan Soeharto
dengan rezim Orde Barunya (kroninya).
Seperti misalnya, kekuasaan Presiden (Soeharto) yang terus diperpanjang
sampai 32 tahun (1966-1998). Praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
yang dibiarkan subur untuk “menjaga stabilitas kekuasaan” di samping mengeruk
keuntungan. Kemudian timbulnya tafsir Pancasila melalui Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila diformat sesuai kehendak pemerintah. Kebebasan
mengemukakan pendapat di khalayak umum (demonstrasi) diberangus, waktu itu
terkenal istilah Normalisasi Kampus dan Asal Bapak Senang (ABS).
Setelah masa Orde Baru tumbang, salah satunya diakibatkan oleh
penyelewengan dari nilai-nilai Pancasila, masuklah kita ke era Reformasi (1998-
sekarang). Pada masa Reformasi, sebenarnya masih ada fobia atau trauma
terhadap Pancasila era Soeharto, namun semua pihak berkomitmen untuk
menjalankan nilai-nilai Pancasila secara menyeluruh dan konsekuen Beberapa
pasal, kebijakan, dan peraturan negara yang dianggap bertentangan dengan nilai
Pancasila dihapus atau diganti dengan peraturan yang sesuai dan senafas dengan
nilai Pancasila.
Dasar negara Pancasila sudah bagus dalam isi dan kandungan nilai di
dalamnya. Penerapan Pancasila dalam keseharian hidup juga tidaklah susah.
Karena nilai-nilai dalam Pancasila sudah menjadi kebiasaan dan kearifan lokal
orang Indonesia sejak dulu.
Untuk mengamalkan ideologi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapat
dilakukan dengan melakukan hal-hal berikut ini, antara lain:
a. Membiasakan menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan baik (sila
ke-3)
b. Mencintai barang-barang produksi Indonesia supaya ekonomi rakyat
Indonesia bisa terangkat (sila ke-5)
c. Menjaga toleransi antara umat beragama (sila ke-1)
d. Menjaga persatuan Indonesia di tengah kemajemukan dalam budaya,
bahasa, etnis, dan adat istiadat (sila ke-3)
e. Tidak melakukan buly, persekusi atau menebar berita hoaks (sila ke-2)
f. Musyawarah dan menciptakan keadilan sosial secara merata (sila ke-4)
g. Partisipasi dalam Pemilihan Umum (sila ke-4)
h. Membayar pajak dan menolak korupsi (sila ke-5)
i. Peduli lingkungan: membersihkan sampah, menanam pohon, melakukan
Gerakan miimalis (sila ke-3)
j. Membantu saudara kita yang mengalami bencana (sila ke-2)

4. Kesimpulan.
Ideologi Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Sebagai jati diri dan
identitas bangsa warnanya tidak boleh dibiarkan pudar. Semangat penerapannya
dari masa ke masa jelas terlihat, namun sering tidak konsisten dan konsekuen
dijalankan, malah kadang sengaja dibelokkan demi kepentingan penguasa. Era
reformasi adalah kesempatan memperbaiki kesalahan, meski tidak lepas dari
tantangan klasik seperti masalah korupsi. Di tangan kaum milenial dan yang
berikutnyalah Pancasila akan berkibar kembali.

Anda mungkin juga menyukai