PROGRAM STUDI
FAKULTAS TARBIYAH
PATI
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang ahli menyatakan bahwa makna pancasila sebagai ideologi
adalah tatanan nilai yang didapatkan melalui proses panjang dan
kristalisasi nilai dasar yang tercermin dari bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pancasila ?
2. Apa pengertian Ideologi ?
3. Apa saja macam-macam Ideologi di dunia ?
4. Bagaimana perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi lainnya ?
5. Apa keunggulan ideologi pancasila dibandingkan dengan yang lainnya
?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian pancasila.
2. Untuk mengetahui pengertian ideologi.
3. Untuk mengetahui macam-macam ideologi di dunia.
4. Untuk menjelaskan perbedaan antara ideologi pancasila dengan
ideologi lainnya.
5. Untuk mengetahui keunggulan ideologi pancasila dibanding yang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
B. Pengertian Ideologi
Kata ideologi berasal dari bahasa Yunani idea dan logos. Idea
artinya mengetahui pikiran, melihat dengan budi. Adapun logos artinya
gagasan, pengertian, kata, dan ilmu. Jadi, ideologi adalah kumpulan ide
atau gagasan.
1. Ideologi Liberalisme
2. Ideologi Kapitalisme
Paham ini digagas oleh Adam Smith karena tidak setuju dengan
ideologi merkantilisme yang berkembang pada saat itu. Teori Adam Smith
mengenai ideologi kapitalisme yang cukup dikenal luas yaitu teori
invisible hand (tangan yang tidak terlihat).
3. Ideologi Kolonialisme
Tipe-tipe kolonialisme :
Koloni penduduk - jika terjadi migrasi besar-besaran ke negeri asing
dan kemudian menjadi tanah air baru, misalnya Amerika Utara dan
Kanada.
Koloni kelebihan penduduk - seperti koloni bangsa Italia ke Jepang.
Koloni deportasi - tanah koloni yang dikerjakan oleh orang-orang
buangan, misalnya Australia.
Koloni eksploitasi - daerah jajahan yang dikerjakan hanya untuk
mencari keuntungan, misalnya Hindia Belanda.
Koloni sekunder-tanah-tanah koloni yang tidak menguntungkan ibu-
negeri, tetapi perlu dipertahankan karena kepentingan strategis.
4. Ideologi Marxisme
Ideologi ini merupakan salah satu bentuk perlawanan Karl Marx
terhadap ketidakadilan sistem ideologi kapitalisme. Ideologi marxisme
lahir berkat anggapan ideologi kapitalisme yang dianggap sebagai
kesalahan yang besar karena akan semakin memperkaya pemilik modal
dengan mengorbankan nasib kaum buruh yang menyedihkan.
5. Ideologi Sosialisme
6. Ideologi Fasisme
7. Ideologi Nasionalisme
4
Minto Rahayu, Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa,
(Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007), hal. 50-52
Ideologi ini akan menitikberatkan kepada kedaulatan negara
sebagai hal yang mutlak dan tidak boleh diganggu oleh pihak manapun.
6. Ideologi Demokrasi
7. Ideologi Feminisme
8. Ideologi Anarkisme
Didalam sistem ini tidak ada hierarki dimana setiap orang dapat
memainkan perannya sesuai kehendak masing-masing. Ideologi ini
mulanya dianggap relevan namun pada praktiknya banyak terjadi
kebingungan dan akhirnya bubar.5
5
Dikutip dari https://www.merdeka.com/jatim/8-macam-ideologi-di-dunia-yang-dianut-
oleh-berbagai-negarawajib-diketahui-kln.html pada tanggal 29 Juni 2020
4. Ideologi pancasila melindungi semua penganut agama dan memberikan
jaminan terhadap agama yang bersangkutan untuk eksis dalan negara.
Liberalisme menyerahkan semua urusan agama kepada individu.
Komunisme tidak mengakui agama bahkan agama dianggap racun dalam
kehidupan masyarakat. Sekularisme memisahkan urusan agama dengan
urusan negara.
5. Ideologi pancasila berusaha mewujudkan masyarakat pancasila yaitu
masyarakat yang menjiwai dan mengamalkan nilai-nilai pancasila,
liberalisme melahirkan individualisme, dan komunisme ingin mewujudkan
masyarakat komunis.6
6
Laros Tuhuteru, Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, (Sumatra Barat: Azka
Pustaka, 2022), hal. 58-59
komprehensif, dan seimbang dalam memandang. meneliti, dan
memperlakukan manusia, tidak berat sebelah seperti pada
LiberalismeKapitalisme, maupun pada MarxismeSosialisme.
3. Konsep Persatuan Indonesia sebagai Sila Ketiga Pancasila lebih unggul
daripada konsep persatuan ras (NAZI) dan persatuan bangsa yang
chauvinis (Fasis). Persatuan ras dan bangsa yang chauvinis merupakan
pemahaman persatuan yang sempit dan singularis, bahkan eksklusif.
Persatuan jenis ini mengandung unsur peninggian diri sendiri
(superioritas ras Arya) dan perendahan yang-lain yang berbeda
(inferioritas), yang lalu dilegalkan (Nuremberg Laws) dan dijustifikasi
secara ilmiah (ilmu eugenics). Persatuan model fasis bertumpu pada
keseragaman dan penyeragaman yang berimplikasi pada penyangkalan
bahkan peniadaan yang lain dan berbeda. Persatuan model
Volksgemeinschaft yang digelorakan NAZI secara implisit
mengandung kehendak untuk berkuasa dan meluaskan kekuasaan
tersebut (ekspansi) sekaligus kehendak untuk menjaga kemurnian
darah dan tanah air dari unsur-unsur yang dianggap “asing, orang lain,
dan berbeda” (seperti orang Yahudi, kaum gipsy, kaum homoseksual,
dst). Prinsip Persatuan Indonesia versi Pancasila tidak seperti ini.
Prinsip Persatuan Indonesia didasarkan pada penghormatan atas
perbedaan dan keragaman, bukan hanya secara prinsipiil, namun juga
secara riil konkret.
4. Konsep sila keempat menyatakan bahwa prinsip kerakyatan yang
diwujudkan dalam bentuk badan permusyawaratan/ perwakilan, yang
dipimipin oleh “hikmat kebijaksanaan” (dalam bentuk tuntunan moral
lewat agama dan tuntunan akal budi lewat filsafat) merupakan amanah
para bapak pendiri negara Indonesia yang membedakannya dan
membuatnya lebih unggul dari prinsip kerakyatan “solidaritas sosial”
yang bertumpukan pada perjuangan dan antagonisme kelas yang dicita-
citakan Sosialisme dan Marxisme.
5. Konsep sila kelima Pancasila yang berimplikasi pada konsep
kesejahteraan sosial dan demokrasi ekonomi lebih unggul daripada
konsep pasar bebas yang diusung Liberalisme-Kapitalisme dan bentuk
barunya, yaitu paham Neoliberalisme, maupun ekonomi yang dikontrol
sepenuhnya oleh negara seperti tampak dalam paham komunisme
maupun fasisme. Menurut Sri Edi Swasono, Sistem Ekonomi
Indonesia dapat difokuskan pada wawasan yang dikaitkan dengan sila
Pancasila yaitu berorientasi pada lima sila Pancasila dengan tekanan
pada sila "Keadilan sosial" yang berarti kegiatan ekonomi
menggunakan asas persamaan demi kemakmuran masyarakat, bukan
kemakmuran perseorangan. Hal ini paling jelas terwujud dalam konsep
Koperasi.7
PENUTUP
A. KESIMPULAN