Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PANCASILA DAN IDEOLOGI LAINNYA”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Pancasila dan Pendidikan Anti Korupsi

Dosen Pengampu: Ah. Dalhar Muarif, M.E.Sy

Disusun oleh kelompok II:

Fitria Ulya Himmah (23.13.00234)

Faridatul Maulida (23.13.00091)

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT PESANTREN MATHALI’UL FALAH

PATI

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang ahli menyatakan bahwa makna pancasila sebagai ideologi
adalah tatanan nilai yang didapatkan melalui proses panjang dan
kristalisasi nilai dasar yang tercermin dari bangsa.

Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Tujuan utama dibalik


ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran
normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekedar
pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat
konsep ini menjadi politik.

Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masing-masing


negara mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai dengan negaranya,
karena ideologi ini merupakan dasar atau ide atau cita-cita negara tersebut
untuk semakin berkembang dan maju. Namun, dengan semakin
berkembangnya zaman, ideologi negara tersebut tidak boleh hilang dan
tetap tertanam pada setiap warganya karena setiap ideologi mempunyai ciri
khas tersendiri dalam setiap pandangan kehidupan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pancasila ?
2. Apa pengertian Ideologi ?
3. Apa saja macam-macam Ideologi di dunia ?
4. Bagaimana perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi lainnya ?
5. Apa keunggulan ideologi pancasila dibandingkan dengan yang lainnya
?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian pancasila.
2. Untuk mengetahui pengertian ideologi.
3. Untuk mengetahui macam-macam ideologi di dunia.
4. Untuk menjelaskan perbedaan antara ideologi pancasila dengan
ideologi lainnya.
5. Untuk mengetahui keunggulan ideologi pancasila dibanding yang lain.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila

Pancasila secara etimologis, menurut M. Yamin berasal dari bahasa


sanskerta memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu: “Panca” artinya
“lima” dan “Syila” artinya batu sendi, alas, atau dasar”. sedangkan “Syiila”
artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau senooh”.

Pancasila secara terminologi yaitu berdasarkan berlakunya UUD


1945 rumusannya, yaitu:

1. Ketuhanan yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.1

B. Pengertian Ideologi

Kata ideologi berasal dari bahasa Yunani idea dan logos. Idea
artinya mengetahui pikiran, melihat dengan budi. Adapun logos artinya
gagasan, pengertian, kata, dan ilmu. Jadi, ideologi adalah kumpulan ide
atau gagasan.

Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Antoine Destutt de Trecy


(1754-1836) pada akhir abad ke-18, seorang ahli filsafat Perancis.
Menurutnya, ideologi merupakan cabang filsafat yang disebut science de
ideas (sains tentang ide). Pada tahun 1796, ia mendefinisikan ideologi
sebagai ilmu tentang pikiran manusia, yang mampu menunjukkan jalan
yang benar menuju masa depan. Dengan begitu, pada awal kemunculannya,
ideologi berarti ilmu tentang terjadinya cita-cita, gagasan, dan buah
pikiran.2

Ideologi juga dapat dianggap sebagai pandangan yang menyeluruh,


sebagai cara memandang segala sesuatu, sebagai akal sehat, atau sebagai
1
Muhammad Tohir, Inti Sari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Jakarta:
Kencana, 2019), hlm. 5 dan 8
2
D.C Tyas, Mengenal Ideologi Negara, (Semarang: Alprin, 2008), hlm. 1
serangkaian ide yang dikemukakan oleh kelas masyarakat yang lebih
banyak kepada seluruh anggota masyarakat.3

C. Macam-Macam Ideologi di Dunia

Ideologi sebagai sistem pemikiran bersumber dari filsafat untuk


diaktualisasikan dalam norma yang kemudian dituangkan dalam bentuk
perilaku, kelembagaan, politik, ekonomi, pertahanan keamanan, dan segala
bidang lainnya dalam menghadapi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ada bermacam-macam ideologi di dunia :

1. Ideologi Liberalisme

Liberalisme adalah ideologi yang mendasarkan diri pada kebebasan


individu. Liberalisme ekonomi mengajarkan kemakmuran orang
perseorangan dan masyarakat seluruhnya, diusahakan untuk memberi
kesempatan untuk mengejar kepentingan masing-masing.
Ideologi liberalisme ini menekankan kepada kebebasan setiap
golongan untuk dapat mengekspresikan keinginannya sendiri tanpa ada
larangan dari pihak lainnya, seperti dari asal katanya yaitu liberal yang
berarti kebebasan.
Ideologi ini menganggap bahwa setiap individu berhak untuk
menentukan sendiri berbagai hak umum seperti hak politik, hak beragama,
dan berbagai hak lainnya.

2. Ideologi Kapitalisme

Ideologi Kapitalisme merupakan ideologi yang cukup dikenal di


dunia. Ideologi kapitalisme ini dipopulerkan oleh seorang bapak ilmu
ekonomi dunia yaitu Adam Smith.

Paham ini digagas oleh Adam Smith karena tidak setuju dengan
ideologi merkantilisme yang berkembang pada saat itu. Teori Adam Smith
mengenai ideologi kapitalisme yang cukup dikenal luas yaitu teori
invisible hand (tangan yang tidak terlihat).

Kapitalisme dari sisi politik diartikan sebagai sistem sosial


berdasarkan HAM, Dari sisi ekonomi, dapat diartikan sebagai sistem
ekonomi yang mendistribusikan bahan baku yang secara pribadi dimiliki
dan dikembangkan, dengan harus mempunyai hak individu terutama
3
R. Deni Muhammad Danial, Mengenal Ideologi-Ideologi di Dunia, (Semarang: Alprin,
2008) hlm. 1
properti. Milton Friedman cenderung mengefektifkan pasar bebas (free-
market) yang diklaim sebagai individu dan demokrasi. Menurut Marx,
kapitalisme adalah hasil karya pasar pekerja, labor-market.

Perkembangan ekonomi yang pesat di Eropa yang akibat


liberalisme menimbulkan ideologi baru yaitu, kapitalisme. Diawali oleh
merkantilisme yang berkembang di Eropa dan Timur Tengah pada abad
pertengahan. Merkantilisme yang akhirnya bergabung dengan kapitalisme-
dan kapitalisme bertujuan sama, yaitu untuk mencapai keuntungan.
penguasaan modal oleh pihak swasta yang dimana negara tidak berhak
mengatur dan membuat undang-undang yang dapat mempersulit jalannya
usaha mereka.

Kapitalisme yang berkembang munculkan negara-negara kuat dan


kaya sehingga berambisi memperluas wilayahnya, kemudian timbullah
ideologi baru, yaitu kolonialisme.

3. Ideologi Kolonialisme

Kolonialisme adalah paham tentang penguasaan oleh suatu negara/


bangsa lain dengan maksud memperluas wilayah negaranya. Penyebab
timbulnya kolonialisme adalah keinginan untuk menjadi bangsa yang
terkuat, menyebarkan agama dan ideologi, kebanggaan atas bangsa yang
istimewa, keinginan mencari sumber kekayaan alam dan tempat
pemasaran hasil produksi.

Tipe-tipe kolonialisme :
 Koloni penduduk - jika terjadi migrasi besar-besaran ke negeri asing
dan kemudian menjadi tanah air baru, misalnya Amerika Utara dan
Kanada.
 Koloni kelebihan penduduk - seperti koloni bangsa Italia ke Jepang.
 Koloni deportasi - tanah koloni yang dikerjakan oleh orang-orang
buangan, misalnya Australia.
 Koloni eksploitasi - daerah jajahan yang dikerjakan hanya untuk
mencari keuntungan, misalnya Hindia Belanda.
 Koloni sekunder-tanah-tanah koloni yang tidak menguntungkan ibu-
negeri, tetapi perlu dipertahankan karena kepentingan strategis.

4. Ideologi Marxisme
Ideologi ini merupakan salah satu bentuk perlawanan Karl Marx
terhadap ketidakadilan sistem ideologi kapitalisme. Ideologi marxisme
lahir berkat anggapan ideologi kapitalisme yang dianggap sebagai
kesalahan yang besar karena akan semakin memperkaya pemilik modal
dengan mengorbankan nasib kaum buruh yang menyedihkan.

Marxisme timbul akibat kekecewaan terhadap kapitalisme yang


menimbulkan perbedaan kelas; menyebabkan penderitaan kaum proletar,
sementara kaum borjuis semakin kaya. Marxisme tidak mengenal
perbedaan kelas, perekonomian negara dan hak milik bersama diatur oleh
negara kemudian menimbulkan paham baru, yaitu sosialisme yang
menyatakan bahwa "milik bersama" tidak bisa direalisasikan.

5. Ideologi Sosialisme

Sosialisme adalah ideologi yaang menjadi gerakan mengubah


struktur milik sosial dan politik masyarakat, serta akan membangun suatu
masyarakat baru dengan pola yang berbeda-beda menurut aliran-aliran
sosialisme. Pada abad ke-19-20, sosialisme merupakan jawaban terhadap
krisis sosial akibat industrialisasi dan cara produksi kapital. Sosialisme
berpendapat bahwa manusia tidak hanya bersifat egois tetapi juga sosial.
Manusia mampu asal diberi kesempatan.

Ideologi sosialisme dapat diidentikkan dengan ideologi


komunisme. Hal ini karena prinsip yang mendasar yaitu sama-sama akan
mengutamakan segala kepemilikannya secara bersama-sama dan tidak
mengakui adanya kepemilikan individu. Seluruh aset dan modal akan
dikuasai secara bersama-sama demi kepentingan suatu bangsa dan negara.

6. Ideologi Fasisme

Fasisme adalah ideologi yang dirintis oleh B. Mussolini (1922-


1943) berasal dari kata Facio di combat-timento (persatuan perjuangan).
Sikap ini menentang liberalisme dan kolonialisme. Fasisme menyusun
negara yang otoriter serta totaliter. Ekonomi, kultur, dan pendidikan
generasi muda tunduk pada dan ditentukan oleh partai fasisme. Manusia
dipand ang hanya sebagai makhluk sosial.4

7. Ideologi Nasionalisme

4
Minto Rahayu, Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa,
(Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007), hal. 50-52
Ideologi ini akan menitikberatkan kepada kedaulatan negara
sebagai hal yang mutlak dan tidak boleh diganggu oleh pihak manapun.

Setiap warga negara haruslah memiliki rasa mencintai negara lebih


dari apapun dengan berjuang dan berkorban secara bersama-sama demi
menjaga kedaulatan negara. Pada saat ini nasionalisme dibagi menjadi tiga
bentuk yaitu nasionalis kewarganegaraan, nasionalis etnis, dan nasionalis
romantic.

Nasionalis kewarganegaraan menunjukkan bahwa warga negara


merupakan komponen yang berperan sangat penting didalam tatanan
sistem bernegara. Jadi kekuatan utama dari suatu negara bertumpu kepada
warga negara.

Nasionalis etnis menitikberatkan kepada budaya dan etnis sebagai


komponen yang berperan dalam suatu negara. Sedangkan nasionalis
romantic adalah suatu kondisi dimana budaya, ras, dan etnik sebagai
sumber kebenaran politik.

6. Ideologi Demokrasi

Ideologi inilah yang dianut pemerintah Indonesia sebagai sistem


pemerintahannya. Demokrasi terdiri dari dua kata yaitu demos dan kratos.
Demos berarti rakyat dan kratos berarti kekuasaan. Jadi, bisa disimpulkan
bahwa demokrasi adalah kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Suara
rakyat akan diwakili oleh dewan yang diberi nama dewan perwakilan
rakyat.

Selain itu, dalam proses berjalannya suatu negara maka akan


diadakan pemilihan umum yang berfungsi untuk memilih legislatif
(Perwakilan rakyat) dan eksekutif (pemerintah) yang akan saling
bersinergi dalam membangun negara.

Beberapa negara yang menganut sistem demokrasi yaitu, Norwegia,


Denmark, Amerika, Swedia, Venezuela, Australia, Belgium, Selandia Baru,
dan masih banyak lagi.

7. Ideologi Feminisme

Ideologi ini merupakan ideologi yang menitikberatkan kepada


kesetaraan hak serta kewajiban bagi perempuan. Kesetaraan tersebut
meliputi hak ekonomi, politik, sosial, budaya, ruang pribadi, dan ruang
publik.
Tujuan utama dari ideologi ini adalah memperjuangkan hak
perempuan yang dahulu kala tidak boleh bersekolah, berpolitik, dan lain
sebagainya.

8. Ideologi Anarkisme

Ideologi ini menganggap bahwa negara merupakan sebuah


gangguan dan tidak perlu ada. Sebagian wilayah di Spanyol menganut
menganut ideologi.

Ideologi ini menitikberatkan kepada kebebasan setiap individu, di


mana sebuah tatanan negara dan politik dianjurkan untuk dibubarkan dan
digantikan dengan tindakan sukarela dari setiap warga negara.

Didalam sistem ini tidak ada hierarki dimana setiap orang dapat
memainkan perannya sesuai kehendak masing-masing. Ideologi ini
mulanya dianggap relevan namun pada praktiknya banyak terjadi
kebingungan dan akhirnya bubar.5

D. Perbedaan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Lainnya

Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam beberapa hal berikut ini :

1. Ideologi pancasila mengarah pada keseimbangan antara kepentingan


kehidupan duniawi dengan kehidupaan akhirat, antara kepentingan
individu dengan masyarakat. Ideologi lain cenderung kepada salah satu
aspek kehidupan saja, misalnya liberalisme lebih mengutamakan
kebebasan individu, komunisme mengutamakan masyarakat dan kurang
memperhatikan hak-hak individu. Sekuralisme memisahkan kehidupan
agama dengan kehidupan negara yang berarti mengutamakan duniawi.
Ideologi agama dapat diterima oleh penganut agama yang bersangkutan,
tetapi kurang diterima oleh penganut agama lain. Jadi, ideologi keagamaan
sukar diterapkan dalam masyarakat yang menganut berbagai agama.
2. Dalam bidang ekonomi, ideologi pancasila menghendaki kesejahteraan
bersama dengan mengakui hak-hak individu dan berasaskan kekeluargaan.
Libreralisme menuju kepada kapitalisme, komunisme berusaha
mewujudkan sama rasa sama rata. Hak-hak individu diserahkan kepada
negara dan negara yang mengaturnya.
3. Ideologi pancasila bersifat terbuka, sedangkan ideologi lainnya tertutup.

5
Dikutip dari https://www.merdeka.com/jatim/8-macam-ideologi-di-dunia-yang-dianut-
oleh-berbagai-negarawajib-diketahui-kln.html pada tanggal 29 Juni 2020
4. Ideologi pancasila melindungi semua penganut agama dan memberikan
jaminan terhadap agama yang bersangkutan untuk eksis dalan negara.
Liberalisme menyerahkan semua urusan agama kepada individu.
Komunisme tidak mengakui agama bahkan agama dianggap racun dalam
kehidupan masyarakat. Sekularisme memisahkan urusan agama dengan
urusan negara.
5. Ideologi pancasila berusaha mewujudkan masyarakat pancasila yaitu
masyarakat yang menjiwai dan mengamalkan nilai-nilai pancasila,
liberalisme melahirkan individualisme, dan komunisme ingin mewujudkan
masyarakat komunis.6

E. Keunggulan Ideologi Pancasila

Berikut merupakan artikulasi ringkas keunggulan Pancasila jika


dibandingkan dengan ideologi-ideologi besar dunia lainnya:

1. Sila Pertama Pancasila lebih unggul dibandingkan paham yang dianut


Komunisme, yang berbasiskan ajaran materialisme dialektis dan
materialisme historis versi Marxisme. Berbeda dari Marxisme dan
Leninisme (Komunisme) yang menjangkarkan ideologinya pada
paham sejarah dan alam yang berwujud materi dan kembali (lagi) pada
materi, dalam suatu gerak materi yang menempuh siklus abadi tanpa
akhir, Ideologi Pancasila sila pertama menjangkarkan sekaligus
menjiwai sila-sila yang lain (Perikemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan,
dan Keadilan Sosial) dalam Realitas yang pertama dan ultim, sekaligus
memberikan orientasi yang lebih luhur dan transenden dalam diri
manusia penghayatnya.
2. Pancasila berupa prinsip Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, mau
menunjukkan jalan tengah konsep tentang "Manusia" yang lebih
seimbang dan bijaksana sebagai tandingan dari kontestasi konseptual
antara paham Liberalisme-Kapitalisme, yang melihat gambaran
manusia sebagai "subjek pelaku bebas yang dapat mendeterminasi
dirinya sendiri" dan homo oeconomicus murni, dengan paham
Sosialisme dan Komunisme, yang melihat gambaran manusia sebagai
"yang dibentuk oleh totalitas relasi-relasi sosialnya," (pandangan
Feuerbach dan Marx awal) juga sebagai zóon politikón (Aristoteles)
atau homo socius (manusia sebagai makhluk politik dan makhluk
sosial). Dengan demikian, konsep manusia Pancasila lebih lengkap,

6
Laros Tuhuteru, Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, (Sumatra Barat: Azka
Pustaka, 2022), hal. 58-59
komprehensif, dan seimbang dalam memandang. meneliti, dan
memperlakukan manusia, tidak berat sebelah seperti pada
LiberalismeKapitalisme, maupun pada MarxismeSosialisme.
3. Konsep Persatuan Indonesia sebagai Sila Ketiga Pancasila lebih unggul
daripada konsep persatuan ras (NAZI) dan persatuan bangsa yang
chauvinis (Fasis). Persatuan ras dan bangsa yang chauvinis merupakan
pemahaman persatuan yang sempit dan singularis, bahkan eksklusif.
Persatuan jenis ini mengandung unsur peninggian diri sendiri
(superioritas ras Arya) dan perendahan yang-lain yang berbeda
(inferioritas), yang lalu dilegalkan (Nuremberg Laws) dan dijustifikasi
secara ilmiah (ilmu eugenics). Persatuan model fasis bertumpu pada
keseragaman dan penyeragaman yang berimplikasi pada penyangkalan
bahkan peniadaan yang lain dan berbeda. Persatuan model
Volksgemeinschaft yang digelorakan NAZI secara implisit
mengandung kehendak untuk berkuasa dan meluaskan kekuasaan
tersebut (ekspansi) sekaligus kehendak untuk menjaga kemurnian
darah dan tanah air dari unsur-unsur yang dianggap “asing, orang lain,
dan berbeda” (seperti orang Yahudi, kaum gipsy, kaum homoseksual,
dst). Prinsip Persatuan Indonesia versi Pancasila tidak seperti ini.
Prinsip Persatuan Indonesia didasarkan pada penghormatan atas
perbedaan dan keragaman, bukan hanya secara prinsipiil, namun juga
secara riil konkret.
4. Konsep sila keempat menyatakan bahwa prinsip kerakyatan yang
diwujudkan dalam bentuk badan permusyawaratan/ perwakilan, yang
dipimipin oleh “hikmat kebijaksanaan” (dalam bentuk tuntunan moral
lewat agama dan tuntunan akal budi lewat filsafat) merupakan amanah
para bapak pendiri negara Indonesia yang membedakannya dan
membuatnya lebih unggul dari prinsip kerakyatan “solidaritas sosial”
yang bertumpukan pada perjuangan dan antagonisme kelas yang dicita-
citakan Sosialisme dan Marxisme.
5. Konsep sila kelima Pancasila yang berimplikasi pada konsep
kesejahteraan sosial dan demokrasi ekonomi lebih unggul daripada
konsep pasar bebas yang diusung Liberalisme-Kapitalisme dan bentuk
barunya, yaitu paham Neoliberalisme, maupun ekonomi yang dikontrol
sepenuhnya oleh negara seperti tampak dalam paham komunisme
maupun fasisme. Menurut Sri Edi Swasono, Sistem Ekonomi
Indonesia dapat difokuskan pada wawasan yang dikaitkan dengan sila
Pancasila yaitu berorientasi pada lima sila Pancasila dengan tekanan
pada sila "Keadilan sosial" yang berarti kegiatan ekonomi
menggunakan asas persamaan demi kemakmuran masyarakat, bukan
kemakmuran perseorangan. Hal ini paling jelas terwujud dalam konsep
Koperasi.7

Surajiyo, “Keunggulan dan Ketangguhan Ideologi Pancasila”


7
Jurnal IKRA-ITH
Humaniora. Vol. 4 No. 3, November 2020, hal. 152-154.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sampai saat ini ideologi memang lebih banyak digunakan dalam


hal politik, masyarakat, dan sistem pemerintahan. Pengertian ideologi
secara umum adalah suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan serta
kepercayaan yang bersifat sisitematis yang mengarahkan tingkah laku
seseorang dalam berbagai kehidupan.

Ideologi juga dapat diartikan sebagai serangkaian ide yang


dikemukakan oleh kelas masyarakat yang lebih banyak kepada seluruh
anggota masyarakat.

Ideologi sebagai sistem pemikiran bersumber dari filsafat untuk


diaktualisasikan dalam norma yang kemudian dituangkan dalam bentuk
perilaku, kelembagaan, politik, ekonomi, pertahanan keamanan, dan segala
bidang lainnya dalam menghadapi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ada beberapa macam ideologi dunia, yaitu kapitalisme, liberalisme,


kolonialisme, marxisme, sosialisasi, fasisme, nasionalisme, demokrasi,
feminisme, dan antarkisme.
DAFTAR PUSTAKA

Danial, R. Deni Muhammad, 2008. Mengenal Ideologi-Ideologi di Dunia.


Semarang: Alprin.
Macam-macam Ideologi di Dunia diakses dari https://www.merdeka.com/jatim/8-
macam-ideologidi-dunia-yang-dianut-oleh-berbagai-negara-wajib-
diketahui-kln.html pada tanggal 29 Juni 2020
Rahayu, Minto, 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Menghidupi Jati
Diri Bangsa, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Surajiyo, 2020. “Keunggulan dan Ketangguhan Ideologi Pancasila” Jurnal IKRA-
ITH Humaniora. Vol. 4 No. 3.
Tohir, Muhammad, 2019. Inti Sari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Jakarta: Kencana.
Tuhuteru, Laros, 2022. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Sumatra Barat:
Azka Pustaka.

Tyas, D.C, 2008. Mengenal Ideologi Negara. Semarang: Alprin.

Anda mungkin juga menyukai