Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kulian Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu :

M. Abdul Roji, S.E., M.Pd.I

Penyusun :

Kelompok 2 1B

1. Fahmi Ramdani
2. Novi Aprianti
3. Suci Alfi Insani Maulania

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (ESY)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID)


CIAMIS JAWA BARAT

2023-2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan materi “Pancasila sebagai Ideologi Bangsa”.

Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah curah kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada para keluarganya, para sahabatnya, dan kita selaku umatnya semoga
kita mendapatkan syafaat hingga akhir zaman.

Dalam pembuatan makalah ini penulis mengucapkan terimakasih kepada


beberapa orang/pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik maupun saran yang dapat membangun
agar lebih baik dan dapat memberi manfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….....

DAFTAR ISI ………………………………………………………..……….....

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................

1.1 Latar Belakang ......................................................................................

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................

1.3 Tujuan ...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................

2.1 Pengertian Ideologi ...............................................................................

2.2 Pancasila dan Ideologi Dunia.................................................................

3.3 Pancasila dan Agama.............................................................................

BAB III PENUTUP .............................................................................................

3.1. Kesimpulan ...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring pergantian zaman, paham-paham yang berkembang di dunia
mengalami berbagai perubahan. Hal ini dipengaruhi oleh pola pikir yang
berkembang pada zaman tertentu. Ada pertentangan-pertentangan yang
senantiasa bertarung dan secara silih berganti mendominasi pola pemikiran
masyarakat.
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan
oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains
tentang ide". Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem
pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan
pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara
implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak
diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit. Banyak macam ideologi di
dunia ini. Hampir masing-masing negara mempunyai ideologi tersendiri yang
sesuai dengan negaranya, karena ideologi ini merupakan dasar atau ide atau
cita-cita negara tersebut untuk semakin berkembang dan maju. Namun,
dengan semakin berkembangnya zaman, ideologi negara tersebut tidak boleh
hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam pada setiap warganya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Pancasila?


2. Bagaimana Pancasila dan Ideologi Dunia?
3. Bagaimana Pancasila dan Agama?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian Pancasila


2. Mengetahui Pancasila dan Ideologi Dunia
3. Mengetahui Pancasila dan Agama

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ideologi

Ideologi adalah seperangkat keyakinan atau filosofi yang dikaitkan


dengan seseorang atau sekelompok orang, terutama karena alasan yang
tidak murni epistemik, di mana elemen praktis sama menonjolnya dengan
elemen teoretis.

Istilah ideologi berasal dari bahasa Prancis idéologie, yang berasal


dari gabungan bahasa Yunani: idéā yang berarti ‘gagasan, pola’ dan -logíā
yang berarti ‘studi tentang, ilmu yang mempelajari’. Istilah ini diciptakan
oleh Antoine Destutt de Tracy, seorang aristokrat dan filsuf Pencerahan
Perancis.

Pada tahun 1796 Tracy memahami bahwa istilah ideologi


merupakan “ilmu gagasan” untuk mengembangkan sistem gagasan yang
rasional.

Dia memahami ideologi sebagai filosofi liberal yang akan


membela kebebasan individu, properti, pasar bebas, dan batasan
konstitusional pada kekuasaan negara.

Dia berpendapat bahwa, di antara aspek-aspek ini, ideologi adalah


istilah yang paling umum karena ‘ilmu gagasan’ juga berisi studi tentang
ekspresi dan deduksi mereka. Kudeta yang menggulingkan Maximilien
Robespierre membuat Tracy melanjutkan pekerjaannya. Tracy bereaksi
pada fase terorisme revolusi selama rezim Napoleon. Ia mencoba
menyusun sistem gagasan rasional untuk melawan orang-orang irasional
yang hampir menghancurkannya.
Pendapat ahli tentang pengertian ideologi:

Terry Eagleton: Menurut Eagleton, ideologi adalah sebuah sistem


konsep dan pandangan yang memiliki fungsi memahami dunia dan juga
mengaburkan kepentingan sosial yang ada di dalamnya.

Eagleton berpendapat bahwa Ideologi disertai dengan konsistensi


internal yang cenderung membentuk sistem tertutup untuk
mempertahankan dirinya sendiri ketika menghadapi kontradiksi.

Malcolm Hamilton: Hamilton menyatakan bahwa ideologi


merupakan sistem ide-ide yang normatif, faktual dan secara kolektif
memiliki sikap yang mendukung dan membenarkan pola tertentu dari
pengaturan, perilaku politik dan ekonomi.

Michael Hunt: Ideologi adalah rangkaian keyakinan atau asumsi


yang berkaitan dalam mengurangi kompleksitas dalam realitas tertentu
sehingga menjadi sebuah istilah yang bisa dipahami dan menyarankan cara
yang benar untuk menangani kenyataan tersebut.

Karl Marx: Menurut Karl Marx, ideologi adalah sebuah alat yang
berfungsi untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama
masyarakat. Menurutnya, ideologi muncul dari corak masyarakat tersebut.

Marx menuangkan pendekatan ideologi dalam teorinya tentang


basis dan suprastruktur. Marx berpendapat ranah ideologi mencerminkan
kepentingan para kelas penguasa dan membenarkan status quo sehingga
mereka yang berkuasa tetap bisa berkuasa.

2.2. Pancasila dan Ideologi Dunia

Pancasila adalah dasar negara dan ideologi Indonesia. Terdiri dari lima
prinsip, yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


= Keyakinan akan keberadaan Tuhan yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
= Menghormati martabat dan hak asasi manusia.
3. Persatuan Indonesia
= Mempertahankan kesatuan bangsa dan negara.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
= Demokrasi
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
= Mewujudkan keadilan ekonomi dan sosial.

Setiap ideologi memiliki prinsip-prinsip uniknya sendiri dan


memengaruhi tata nilai, politik, dan ekonomi suatu negara. Di dunia ini ada
beberapa jenis ideologi, diantaranya :

1. Demokrasi
Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti
rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat
diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi
menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini
disebabkan karena demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara. Istilah "demokrasi" berasal dari
Yunani Kuno yang tepatnya diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5
SM. Negara tersebut dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem
yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari
istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah
berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem
"demokrasi" di banyak negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan
dalam suatu negara umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias
politica dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus
digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Demokrasi adalah
bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara
untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Inu Kencana Syafiie (Damayanti 2012:34) merinci prinsip-prinsip
demokrasi sebagai berikut, yaitu adanya pembagian kekuasaan, pemilihan
umum yang bebas, manajemen yang terbuka, kebebasan individu,
peradilan yang bebas, pengakuan hak minoritas, pemerintahan yang
berdasarkan hukum, pers yang bebas, beberapa partai politik, konsensus,
persetujuan, pemerintahan yang konstitusional, ketentuan tentang
pendemokrasian, pengawasan terhadap administrasi negara, perlindungan
hak asasi, pemerintah yang mayoritas, persaingan keahlian, adanya
mekanisme politik. kebebasan kebijaksanaan negara, dan adanya
pemerintah yang mengutamakan musyawarah.

2. Kapitalisme
Kapitalisme merupakan sebuah sistem yang mulai terinstitusi di
Eropa sekitar abad ke-16 sampai abad ke-19an, yaitu pada masa
perkembangan perbankan komersial Eropa. Menurut paham kapitalis,
individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu
yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi,
terutama barang modal seperti tanah dan tenaga manusia, pada sebuah
pasar bebas di mana harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran,
demi menghasilkan keuntungan di mana statusnya dilindungi oleh negara
melalui hak pemilikan serta tunduk kepada hukum negara atau kepada
pihak yang sudah terikat kontrak yang telah disusun secara jelas
kewajibannya baik eksplisit maupun implisit serta tidak semata-mata
tergantung pada kewajiban dan perlindungan yang diberikan oleh
kepenguasaan feodal.
Teori yang saling bersaing yang berkembang pada abad ke-19
dalam konteks Revolusi Industri, dan abad ke-20 dalam konteks Perang
Dingin, yang berkeinginan untuk membenarkan kepemilikan modal, untuk
menjelaskan pengoperasian pasar semacam itu, dan untuk membimbing
penggunaan atau penghapusan peraturan pemerintah mengenai hak milik
dan pasaran. Dengan demikian kapitalisme sangat berkeyakinan meraih
keuntungan dengan kekuatan kepemilikan modalnya dan menghegemoni
para pekerja atau konsumen untuk selalu tunduk dan memberikan
keuntungan terhadap para kapitalis. Sistem ekonomi di mana sumber
daya dan produksi dimiliki dan dioperasikan oleh individu atau perusahaan
swasta.
3. Sosialisme
Sosialisme secara etimologi berasal dari bahasa Perancis yaitu
sosial yang berarti kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul
di Perancis sekitar tahun 1830. Sosialisme adalah paham yang
menghendaki segala sesuatu harus diatur bersama dan hasilnya dinikmati
bersama-sama. Dengan kata lain sosialisme adalah paham yang
menghendaki kemakmuran bersama. Menurut W. Surya Indra
(Winarno,2012:22) sosialisme adalah ajaran kemasyarakatan (pandangan
hidup)) tertentu yang berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta
pembagian hasil produksi secara merata.
Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing
hendak mewujudkan masyarakat yang berdasarkan hak milik bersama
terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi
diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta
yang hanya memperoleh laba tetapi semata-mata untuk melayani
kebutuhan masyarakat. Dalam arti tersebut menurut Mudhofir
(Winarno,2012:23) ada empat macam aliran yang dinamakan sosialisme:
 Sosial demokrat
 Komunisme
 Anarkisme
 Sinkalisme
Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal abad 19, tetapi gerakan
ini belum berarti dalam lapangan politik. Baru sejak pertengahan abad 19
yaitu sejak terbit bukunya Marx, Manifes Komunis (1848), sosialisme itu
seakan-akan sebagai faktor yang sangat menentukan jalannya sejarah umat
manusia. Paham sosialis berkeyakinan bahwa perubahan dapat dan
seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham
sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh
secara bertahap. Kesengsaraan kaum buruh akibat penindasan kaum
kapitalis menimbulkan pemikiran para cendekiawan untuk mengusahakan
perbaikan nasib. Selain itu sosialisme merupakan suatu paham yang
menjadikan kebersamaan sebagai tujuan hidup manusia dan
mengutamakan segala aspek kehidupan bersama manusia. Kepentingan
bersama dan kepentingan individu harus dikesampingkan. Negara harus
selalu campur tangan dalam segala kehidupan, demi tercapainya tujuan
negara.

Sosialisme sebagai ideologi politik adalah suatu keyakinan dan


kepercayaan yang dianggap benar oleh para pengikutnya mengenai tatanan
politik yang mencita- citakan terwujudnya kesejahteraan masyarakat
secara merata melalui jalan evolusi. persuasi, dan tanpa kekerasan
Sosialisme sebagai ideologi politik timbul dari keadaan yang kritis di
bidang sosial, ekonomi dan politik akibat revolusi industri. Adanya
kemiskinan, kemelaratan, kebodohan kaum buruh, maka sosialisme
berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata.

Menurut Michael Newmann (Simamora, 1986:120) Sosialisme


adalah ideologi yang di tandai oleh:
1. Komitmennya untuk menciptakan masyarakat yang egalitarian
(sama).
2. Seperangkat kepercayaan bahwa orang biasa membangun sistem
egalitarian alternative yang didasarkan pada nilai-nilai solidaritas dan
kerjasama.
3. Pandangan yang optimistis yang memandang manusia dan
kemampuannya dapat bekerja sama antara satu dengan yang lainnya.
4. Keyakinan bahwa adalah mungkin untuk membuat perubahan secara
nyata di dunia ini melalui agen-agen yang terdiri atas mereka-mereka
yang sadar.

Sosialisme sama seperti Kapitalisme, memiliki "pecahan".


Sosialisme sendiri adalah konsep induk dari ideologi-ideologi yang
muncul kemudian, dimana satu sama lain kerap bertolak belakang dalam
kegiatannya. Ideologi-ideologi tersebut adalah Sosialisme Utopia,
Sosialisme Marxisme, Sosialisme Komunisme, Anarkisme. Negara yang
menganut Ideologi Sosialisme adalah Negara-negara di Eropa Barat serta
Kuba dan Venezuela.

4. Komunisme
Komunisme merupakan sebuah ideologi dunia yang muncul
sebagai reaksi dari kapitalisme. Komunisme adalah paham yang
mendahulukan individu pemilik dan mengesampingkan kaum buruh.
Paham komunis juga menyatakan semua hal dan sesuatu yang ada di suatu
negara dikuasai secara mutlak oleh negara tersebut.
Penganut paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen
yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engles, sebuah manifesto politik
yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848. Karl Marx
(Simamora, 1986:114) berpendapat bahwa negara adalah alat yang
berkuasa, berjouis, dan digunakan untuk menekan, bila perlu dengan
kekerasan, setiap usaha yang dilakukan kaum proleter untuk memperbaiki
diri sendiri. Selama Negara berjuis menjadi kelas yang berkuasa,
pemerintah akan menjadi alatnya dan tidak akan bersedia mendengarkan
kebutuhan kelas lainnya. Dengan kata lain pemerintah dalam suatu Negara
sebagai golongan yang berkuasa digunakan untuk menindas golongan
yang lainnya yang lebih rendah. Salah satu doktrin komunis adalah the
permanent atau continous revolution (revolusi terus-menerus).
Komunisme memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang
makmur, masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang sama. Namun,
untuk menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yaitu membersihkan
kelas-kelas lawan komunisme, khususnya tuan-tuan tanah dan kapitalis.
Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya
Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu
komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke
negara lain. Ideologi komunisme menurut Darmodharjo (Afandi 2012:86)
memiliki beberapa ciri khusus, seperti:
a. Ateisme, artinya penganut ini tidak percaya adanya Tuhan dalam
arti bahwa kehidupan manusia berdasarkan atas evolusi.
Kehidupan ini dibentuk oleh hukum-hukum kehidupan tertentu.
Agama dianggap sebagai penghalang kemajuan Agama
memelihara kekolotan bahkan penganut ideologi ini dianjurkan
untuk bersikap anti agama.
b. Dogmatisme, tidak mempercayai pikiran orang lain, artinya ajaran-
ajaran yang baku berdasarkan atas pikiran Marx-Engel harus
diterima begitu saja.
c. Otoritas, pelaksanaan politik berdasarkan kekerasan.
d. Pengkhianatan terhadap HAM, artinya tidak mengakui adanya hak-
hak asasi manusia.
e. Dictator, kekuasaan pemerintah dipegang oleh partai komunis, dan
golongan lain dilenyapkan.
f. Interprestasi ekonomi, sistem ekonomi diatur secara sentralistik,
artinya pengaturan dan penguasaan ekonomi dipegang oleh pusat.
Gelombang komunisme sekarang ini, tidak bisa dilepaskan dari
kehadiran partai Bolshevik di Rusia. Gerakan-gerakan komunisme yang
tumbuh sampai sekarang ini bisa dikatakan merupakan perkembangan dari
partai Bolshevik yang didirikan oleh Lenin. Ideologi komunis ini memiliki
beberapa keunggulan dan kelemahan.
 Keunggulan Ideologi Komunis
a. Karena perekonomian sepenuhnya dipegang pleh pemerintah,
maka pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi,
pengangguran dan masalah ekonomi lainnya
b. Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan
perencanaan sehingga pasar barang dalam negri berjalan dengan
lancar.
c. Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan
d. Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi
direncanakan oleh pemerintah.
 Kelemahan Ideologi Komunis
a. Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah untuk
menyebarkan nilai-nilai komunis.
b. Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan
diatur oleh pusat.
c. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat 4.
Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memiliki sumber
daya.

Negara yang masih menganut ideologi komunisme adalah


Tiongkok, Vietnam, Korea utara. Kuba, dan Laos

5. Liberalisme
Liberalisme berasal dari bahasa latin yaitu dari kata "liberalis"
yang berarti bebas, merdeka, tak terikat dan tak tergantung. Lahimya
liberalisme untuk pertama kalinya dikobarkan oleh kaum Borjuis, Prancis
pada abad ke-18 sebagai reaksi protes terhadap kepincangan yang telah
berakar lama di Prancis. Sebagai akibat warisan sejarah masa lampau di
Prancis yang memisahkan dan membedakan hak dan kewajiban antar
golongan. Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni
Kehidupan. Kebebasan dan Hak Milik (life, liberty and property). Ideologi
ini mementingkan kebebasan perseorangan. Dalam ajaran liberalisme
manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas, pribadi
yang utuh dan lengkap serta terlepas dari manusia lainnya sehingga
keberadaan individu lebih penting dari masyarakat. Lebih lanjut, Schapiro
(Damayanti, 2011:24) menjelaskan serangkaian prinsip dari Liberalisme,
yaitu:
a. Keyakinan mengenai pentingnya kemerdekaan untuk mencapai setiap
tujuan yang diharapkan.
b. Semua manusia memiliki hak-hak yang sama di depan hukum yang
dimaksudkan bagi kemerdekaan sipil.
c. Tujuan utama dari setiap pemerintahan adalah mempertahankan
kebebasan, persamaan, dan keamanan dari semua warga Negara.
d. Adanya kebebasan berpikir dan berekspresi.
e. Liberalisme yakin akan adanya kebenaran yang obyektif, bisa
ditemukan melalui kegiatan berpikir menurut metode riset,
eksperimen, dan verifikasi
f. Agama merupakan hal yang harus ditoleransi.
g. Liberalisme berpandangan dinamis mengenai dunia.
h. Kaum liberal adalah mereka yang idealis (hendak mencapai tujuan)
melalui praktek-praktek yang dipertimbangkan.

 Ciri-ciri Ideologi Liberalisme


1. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.
2. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk
kebebasan berbicara.
3. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas.
Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat
dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.
4. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang
buruk. Oleh karena itu pemerintahan dijalankan sedemikian rupa
sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah.
5. Suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau
sebagian terbesar individu berbahagia. kalau masyarakat secaa
keseluruhan berbahagia, kebahagiaan sebagian besar individu belum
tentu maksimal.

 Keunggulan/kelebihan Ideologi Liberalisme


a. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarkat dalam mengatur kegiatan
ekonomi. Masyarakat tidak perlu menunggu komando dari pemerintah.
b. Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya produksi.
Hal ini mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian
c. Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi sepenuhnya
diserahkan kepada masyarakat.
d. Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang yang
kurang bermutu tidak akan laku di pasar.
e. Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi
didasarkan atas motif mencari keuntungan
f. Kontrol sosial dalam sistem pers liberal berlaku secara bebas. Berita-
berita ataupun ulasan yang dibuat dalam media massa dapat
mengandung kritik-kritik tajam, baik ditujukan kepada perseorangan
lembaga atau pemerintah.
g. Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan dari
siapapun.
 Kelemahan Ideologi Liberalisme
a. Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan bersifat
bebas, pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau majikan.
Sedangkan golongan pekerja hanya menerima sebagian kecil dari
pendapatan
b. Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja,
sehingga yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
c. Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat.
d. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi
budaya oleh individu yang sering terjadi.
e. Karena penyelenggaraan pers dilakukan oleh pihak swasta,
pemerintah sulit untuk mengadakan dan memberikan kontrol.
Sehingga pers sebagai media komunikasi dan media masa sangat
efektif menciptakan image dimasyarakat sesuai misi kepentingan
mereka.
6. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu ideologi yang meletakkan bangsa di pusat
masalahnya dan berupaya meninggikan derajat bangsa. Dalam Wikipedia
(2013) mengartikan bahwa Nasionalisme adalah satu paham yang
menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa
Inggris nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia. Menurut Marsa (2011). Nasionalisme merupakan suatu
gerakan ideologi untuk mencapai dan mempertahankan otonomi, kesatuan,
dan identitas bagi suatu populasi yang anggotanya bertekad untuk membentuk
suatu bangsa yang berpotensi. Sasaran umum nasionalisme yaitu otonomi
nasional, kesatuan nasional, dan identitas nasional. Doktrin nasionalisme
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dunia di bagi menjadi bangsa-bangsa, masing-masing dengan karakter,
sejarah, dan takdir tersendiri.
2. Bangsa adalah satu-satunya sumber kekuasaan politik. kesetiaan lain.
3. Kesetiaan kepada bangsa mengalahkan semua.
4. Agar menjadi bebas, setiap individu harus menjadi bagian dari suatu
bangsa.
5. Setiap bangsa menuntut ekspresi diri dan otonom seutuhnya.
6. Perdamaian dan keadilan global menuntut adanya suatu dunia yang terdiri
dari bangsa-bangsa otonom.

Wikipedia (2013) menjelaskan tentang bentuk-bentuk dari


nasionalisme, yaitu:
a. Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis
nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari
penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat": "perwakilan politik".
b. Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara
memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah
masyarakat.
c. Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme
identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara
memperoleh kebenaran politik secara semula jadi ("organik") hasil dari
bangsa atau ras;
menurut semangat romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung
kepada perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik, kisah
tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik.
d. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara
memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat
keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya.
e. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan,
selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Secara sistematis, bilamana
nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik
kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah.
f. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara
memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu,
lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan
nasionalisme keagamaan.

Mulanya sejumlah nasionalisme menjadi sebab akibat lahirnya dua


perang dunia. Tapi, dari perang itulah memicu lahirnya berbagai nasionalisme
baru. Maka dapat dikatakan bahwa nasionalisme mempunyai kapasitas untuk
berkembang di setiap benua dan di bawah rezim apapun. Oleh karena itu,
selama masih ada bangsa dengan sejarah dan karakteristiknya, maka selama
itu pula nasionalisme tetap ada. Begitu juga dengan identitas nasional yang
akan menjadi salah satu landasan dasar bagi tatanan dunia kontemporer.
2.3. Pancasila dan Agama

2.3.1 Pengertian Pancasila dan Agama

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan sila berarti prinsip atau
asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Agama adalah ajaran sistem yang
mengatur tata keimanan kepada Tuhan Yang Maha kuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungan

2.3.2. Hubungan Pancasila dan Agama

Pancasila yang di dalamnya terkandung dasar flsafat hubungan Negara


dan agama merupakan karya besar bangsa Indonesia melalui the founding
fathers Negara republik Indonesia. Konsep pemikiran para pendiri Negara
yang tertuang pada pancasila merupakan khas yang secara antropologis
merupakan local genius bangsa Indonesia. Menurut Notonegoro,asal muasal
pancasila secara langsung salah satunya asal mula bahan (kuasa materialis)
yang menyatakan bahwa "bangsa indonesia adalah sebagai asal dari nilai-nilai
pancasila, yang di gali dari bangsa indonesia yang berupa nilai-nilai adat
istiadat kebudayaaan serta nilai- nilai religius yang terdapat kehidupan
seharihari bangsa indonesia".

Masyarakat Nusantara telah melewati ribuan tahun pengaruh agama-


agama lokal, (sekitar) 14 abad pengaruh Hinduisme dan Budhisme, (sekitar) 7
abad pengaruh Islam, dan (sekitar) 4 abad pengaruh Kristen. Pancasila
mengisyaratkan bahwa kesadaran akan adanya Tuhan milik semua orang dan
berbagai agama. Tuhan menurut terminologi Pancasila adalah Tuhan Yang
Maha Esa, yang tak terbagi yang maknanya sejalan dengan agama Islam,
Kristen, Budha. pentingnya dasar ketuhanan pada saat dirumuskan di founding
fathers dapat dibaca pada pidato Ir. Soekarno pada 1 juni 1945, ketika
berbicara mengenai dasar negara (philosophisce grondslag) yang menyatakan,
"PrinsipKetuhanan ! bukan saja bangsa indonesia ber-tuhan, tetapi masing
masing orang indonesia hendaknya bertuhan, tuhannya sendiri."

Dalam hubungan antara agama Islam dan Pancasila, keduanya dapat


berjalan saling mengokohkan. Keduanya tidak bertentangan dan tidak boleh di
pertentangkan. Juga tidak harus dipilih salah satu dengan sekaligus membuang
atau menanggalkan yang lain. Selanjutnya Kyai Achmad Shiddiq menyatakan
bahwa salah satu hambatan utama bagi proporsionalisasi ini berwujud
hambatan psikologis, yaitu kecurigaan dan kekhawatiran yang datang dari dua
arah. Hubungan negara dengan agama menurut NKRI yang berdasarkan
pancasila adalah sebagai berikut:

1. Negara adalah berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.


2. Bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang berketuhanan yang
Maha Esa. Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasi untuk
memeluk dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing
masing.
3. Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekularisme karena hakikatnya
manusia berkedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan.
4. Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, antar dan
inter pemeluk agama serta antar pemeluk agama.
5. Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketakwaan itu bukan
hasil peksaan bagi siapapun juga.
6. Memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankan agama
dalam negara.
7. Segala aspek dalam melaksanakan dan menyelenggatakan Negara
harus sesuai dengan nilai nilai Ketuhanan yang Maha Esa terutama
norma-norma Hukum positif maupun norma moral baik moral agama
maupun moral para penyelenggara negara.
8. Negara pada hakikatnya adalah merupakan "...berkat rahmat Allah
yang Maha Esa". Berdasarkan kesimpulan Kongres
Pancasila,dijelaskan bahwa bangsa Indonseia adalah bangsa yang
religius.Religiusitas bangsa indonesia ini, secara filosofis merupakan
nilai fundamental yang meneguhkan eksistensi negara indonesia
sebagai negara yang ber-KetuhananYang Maha Esa.

2.3.3. Hubungan Negara dan Agama dalam Pancasila dan UUD 1945

"Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa" [Pasal 29 ayat (1)
UUD 1945] serta penempatan "Ketuhanan Yang Maha Esa" sebagai sila
pertama dalam Pancasila mempunyai makna, yaitu: Sila pertama dalam
Pancasila "Ketuhanan Yang Maha Esa" menjadi faktor penting untuk
mempererat persatuan dan persaudaraan,karena sejarah bangsa Indonesia
penuh dengan penghormatan terhadap nilai -nilai " Ketuhanan Yang Maha
Esa." Kerelaan tokoh-tokoh Islam untuk menghapus kalimat "dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" setelah
"Ketuhanan Yang Maha Esa" pada saat pengesahan UUD, 18 Agustus 1945,
tidak lepas dari cita-cita bahwa Pancasila harus mampu menjaga
danmemelihara persatuan dan persaudaraan antarsemua komponen bangsa.

2.3.4. Peran Pancasila dalam beragama di Negara pancasila

Kebebasan Beragama dalam Pancasila diperjelas dalam beberapa


Pasal-pasaldalam UUD 1945, yaitu Pasal 28E "bahwa setiap orang bebas
Memeluk agama dan beribadah menurut agamanya" serta Pasal 29 ayat (1)
UUD "bahwa Negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa" dan Pasal 29
ayat (2) "bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk Agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya
dan Kepercayaannya itu".

2.3.5. Arti penting keberadaan Pancasila dan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pancasila sebagai dasar negara memang sudah final. Menggugat


Pancasila hanya akan membawa ketidak pastian baru. Bukan tidak mungkin
akan timbul chaos (kesalahan) yang memecah-belah eksistensi negara
kesatuan. Akhirnya Indonesia akan tercecer menjadinegara-negara kecil yang
berbasis agama dan suku. Untuk menghindarinya maka penerapan hukum-
hukum agama (juga hukum-hukum adat) dalam sistem hukum negara menjadi
urgen untuk diterapkan. Sejarah Indonesia yang awalnya merupakan
kumpulan Kerajaan yang berbasis agama dan suku memperkuat kebutuhan
akan hal ini. Pancasila yang diperjuangkan untuk mengikat agama-agama dan
suku-suku itu harus tetapmengakui jati diri dan ciri khas yang dimiliki setiap
agama dan suku.
Sebagai negara yang bermayoritas penduduk agama islam, Pancasila
sendiri yang sebagai dasar negara Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh
agama yang tertuang dalam sila pertama yang berbunyi sila "Ketuhanan yang
Maha Esa". yang pada awalnya berbunyi. "...dengan kewajiban menjalankan
syariat islam bagi pemeluknya yang sejak saat itu dikenal sebagai Piagam
Jakarta. Namun dua ormas Islam terbesar saat itu dan masih bertahan sampai
sekarang yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menentang penerapan
Piagam Jakarta tersebut,karena dua ormas Islam tersebut menyadari bahwa
jika penerapan syariat Islam diterapkan secara tidak langsung namun pasti
akan menjadikan Indonesia sebagai negara Islam dan secara "fair" hal tersebut
dapat memojokkan umat beragama lain. Yang lebih buruk lagi adalah dapat
memicu disintegrasi bangsa terutama bagi provinsi yang mayoritas beragama
nonislam. Karena itulah sampai detik ini bunyi sila pertama adalah "ketuhanan
yang maha esa" yang berarti bahwa Pancasila mengakui dan menyakralkan
keberadaan Agama, tidak hanya Islam namun termasuk juga Kristen, Katolik,
Budha danHindu sebagai agama resmi negara pada saat itu.

BAB III

PENUTUP
2.3. Kesimpulan

Pancasila sebagai ideologi negara adalah sarana pemersatu masyarakat dan


pengarah motivasi bangsa untuk mencapai cita-cita. Pancasila dijadikan
sebagai dasar negara karena memang sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia. Di
Era Globalisasi pancasila berusaha menerobos sebagai pedoman pemantapan
mental kaum milinial serta dapat diimplementasikan dalam kehidupan berbang
dan bernegara. Ideologi berarti ide-ide atau gagasan yang menjadi akar atau
pondasi suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat luas di berbagai
bidang kehidupan. Bisa diartikan juga ideologi sebagai arah dasar suatu sistem
atau aturan yang ada atau berlaku. Ada beberapa macam ideologi dunia, yaitu
demokrasi, liberalisme, sosialisme dan komunisme. Ideologi Pancasila
berperan dalam integrasi nasional sebagai pemersatu, yang dapat dipahami
melalui upaya berbagai sosialisasi bidang ideologi.
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Cecep M.Si.. Drs.. 2002. Wacana Politik Dan Demokrasi.


Pustaka Aulia Press: Bandung.

E. Apter, David. 1987. Politik Modernisasi: PT Gramedia: Jakarta

Aris. Literasi Ideologi : PT Gramedia: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai