Dosen Pengampu :
Penyusun :
Kelompok 2 1B
1. Fahmi Ramdani
2. Novi Aprianti
3. Suci Alfi Insani Maulania
2023-2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan materi “Pancasila sebagai Ideologi Bangsa”.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah curah kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada para keluarganya, para sahabatnya, dan kita selaku umatnya semoga
kita mendapatkan syafaat hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik maupun saran yang dapat membangun
agar lebih baik dan dapat memberi manfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Karl Marx: Menurut Karl Marx, ideologi adalah sebuah alat yang
berfungsi untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama
masyarakat. Menurutnya, ideologi muncul dari corak masyarakat tersebut.
Pancasila adalah dasar negara dan ideologi Indonesia. Terdiri dari lima
prinsip, yaitu:
1. Demokrasi
Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti
rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat
diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi
menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini
disebabkan karena demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara. Istilah "demokrasi" berasal dari
Yunani Kuno yang tepatnya diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5
SM. Negara tersebut dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem
yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari
istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah
berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem
"demokrasi" di banyak negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan
dalam suatu negara umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias
politica dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus
digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Demokrasi adalah
bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara
untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Inu Kencana Syafiie (Damayanti 2012:34) merinci prinsip-prinsip
demokrasi sebagai berikut, yaitu adanya pembagian kekuasaan, pemilihan
umum yang bebas, manajemen yang terbuka, kebebasan individu,
peradilan yang bebas, pengakuan hak minoritas, pemerintahan yang
berdasarkan hukum, pers yang bebas, beberapa partai politik, konsensus,
persetujuan, pemerintahan yang konstitusional, ketentuan tentang
pendemokrasian, pengawasan terhadap administrasi negara, perlindungan
hak asasi, pemerintah yang mayoritas, persaingan keahlian, adanya
mekanisme politik. kebebasan kebijaksanaan negara, dan adanya
pemerintah yang mengutamakan musyawarah.
2. Kapitalisme
Kapitalisme merupakan sebuah sistem yang mulai terinstitusi di
Eropa sekitar abad ke-16 sampai abad ke-19an, yaitu pada masa
perkembangan perbankan komersial Eropa. Menurut paham kapitalis,
individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu
yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi,
terutama barang modal seperti tanah dan tenaga manusia, pada sebuah
pasar bebas di mana harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran,
demi menghasilkan keuntungan di mana statusnya dilindungi oleh negara
melalui hak pemilikan serta tunduk kepada hukum negara atau kepada
pihak yang sudah terikat kontrak yang telah disusun secara jelas
kewajibannya baik eksplisit maupun implisit serta tidak semata-mata
tergantung pada kewajiban dan perlindungan yang diberikan oleh
kepenguasaan feodal.
Teori yang saling bersaing yang berkembang pada abad ke-19
dalam konteks Revolusi Industri, dan abad ke-20 dalam konteks Perang
Dingin, yang berkeinginan untuk membenarkan kepemilikan modal, untuk
menjelaskan pengoperasian pasar semacam itu, dan untuk membimbing
penggunaan atau penghapusan peraturan pemerintah mengenai hak milik
dan pasaran. Dengan demikian kapitalisme sangat berkeyakinan meraih
keuntungan dengan kekuatan kepemilikan modalnya dan menghegemoni
para pekerja atau konsumen untuk selalu tunduk dan memberikan
keuntungan terhadap para kapitalis. Sistem ekonomi di mana sumber
daya dan produksi dimiliki dan dioperasikan oleh individu atau perusahaan
swasta.
3. Sosialisme
Sosialisme secara etimologi berasal dari bahasa Perancis yaitu
sosial yang berarti kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul
di Perancis sekitar tahun 1830. Sosialisme adalah paham yang
menghendaki segala sesuatu harus diatur bersama dan hasilnya dinikmati
bersama-sama. Dengan kata lain sosialisme adalah paham yang
menghendaki kemakmuran bersama. Menurut W. Surya Indra
(Winarno,2012:22) sosialisme adalah ajaran kemasyarakatan (pandangan
hidup)) tertentu yang berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta
pembagian hasil produksi secara merata.
Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing
hendak mewujudkan masyarakat yang berdasarkan hak milik bersama
terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi
diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta
yang hanya memperoleh laba tetapi semata-mata untuk melayani
kebutuhan masyarakat. Dalam arti tersebut menurut Mudhofir
(Winarno,2012:23) ada empat macam aliran yang dinamakan sosialisme:
Sosial demokrat
Komunisme
Anarkisme
Sinkalisme
Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal abad 19, tetapi gerakan
ini belum berarti dalam lapangan politik. Baru sejak pertengahan abad 19
yaitu sejak terbit bukunya Marx, Manifes Komunis (1848), sosialisme itu
seakan-akan sebagai faktor yang sangat menentukan jalannya sejarah umat
manusia. Paham sosialis berkeyakinan bahwa perubahan dapat dan
seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham
sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh
secara bertahap. Kesengsaraan kaum buruh akibat penindasan kaum
kapitalis menimbulkan pemikiran para cendekiawan untuk mengusahakan
perbaikan nasib. Selain itu sosialisme merupakan suatu paham yang
menjadikan kebersamaan sebagai tujuan hidup manusia dan
mengutamakan segala aspek kehidupan bersama manusia. Kepentingan
bersama dan kepentingan individu harus dikesampingkan. Negara harus
selalu campur tangan dalam segala kehidupan, demi tercapainya tujuan
negara.
4. Komunisme
Komunisme merupakan sebuah ideologi dunia yang muncul
sebagai reaksi dari kapitalisme. Komunisme adalah paham yang
mendahulukan individu pemilik dan mengesampingkan kaum buruh.
Paham komunis juga menyatakan semua hal dan sesuatu yang ada di suatu
negara dikuasai secara mutlak oleh negara tersebut.
Penganut paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen
yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engles, sebuah manifesto politik
yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848. Karl Marx
(Simamora, 1986:114) berpendapat bahwa negara adalah alat yang
berkuasa, berjouis, dan digunakan untuk menekan, bila perlu dengan
kekerasan, setiap usaha yang dilakukan kaum proleter untuk memperbaiki
diri sendiri. Selama Negara berjuis menjadi kelas yang berkuasa,
pemerintah akan menjadi alatnya dan tidak akan bersedia mendengarkan
kebutuhan kelas lainnya. Dengan kata lain pemerintah dalam suatu Negara
sebagai golongan yang berkuasa digunakan untuk menindas golongan
yang lainnya yang lebih rendah. Salah satu doktrin komunis adalah the
permanent atau continous revolution (revolusi terus-menerus).
Komunisme memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang
makmur, masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang sama. Namun,
untuk menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yaitu membersihkan
kelas-kelas lawan komunisme, khususnya tuan-tuan tanah dan kapitalis.
Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya
Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu
komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke
negara lain. Ideologi komunisme menurut Darmodharjo (Afandi 2012:86)
memiliki beberapa ciri khusus, seperti:
a. Ateisme, artinya penganut ini tidak percaya adanya Tuhan dalam
arti bahwa kehidupan manusia berdasarkan atas evolusi.
Kehidupan ini dibentuk oleh hukum-hukum kehidupan tertentu.
Agama dianggap sebagai penghalang kemajuan Agama
memelihara kekolotan bahkan penganut ideologi ini dianjurkan
untuk bersikap anti agama.
b. Dogmatisme, tidak mempercayai pikiran orang lain, artinya ajaran-
ajaran yang baku berdasarkan atas pikiran Marx-Engel harus
diterima begitu saja.
c. Otoritas, pelaksanaan politik berdasarkan kekerasan.
d. Pengkhianatan terhadap HAM, artinya tidak mengakui adanya hak-
hak asasi manusia.
e. Dictator, kekuasaan pemerintah dipegang oleh partai komunis, dan
golongan lain dilenyapkan.
f. Interprestasi ekonomi, sistem ekonomi diatur secara sentralistik,
artinya pengaturan dan penguasaan ekonomi dipegang oleh pusat.
Gelombang komunisme sekarang ini, tidak bisa dilepaskan dari
kehadiran partai Bolshevik di Rusia. Gerakan-gerakan komunisme yang
tumbuh sampai sekarang ini bisa dikatakan merupakan perkembangan dari
partai Bolshevik yang didirikan oleh Lenin. Ideologi komunis ini memiliki
beberapa keunggulan dan kelemahan.
Keunggulan Ideologi Komunis
a. Karena perekonomian sepenuhnya dipegang pleh pemerintah,
maka pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi,
pengangguran dan masalah ekonomi lainnya
b. Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan
perencanaan sehingga pasar barang dalam negri berjalan dengan
lancar.
c. Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan
d. Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi
direncanakan oleh pemerintah.
Kelemahan Ideologi Komunis
a. Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah untuk
menyebarkan nilai-nilai komunis.
b. Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan
diatur oleh pusat.
c. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat 4.
Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memiliki sumber
daya.
5. Liberalisme
Liberalisme berasal dari bahasa latin yaitu dari kata "liberalis"
yang berarti bebas, merdeka, tak terikat dan tak tergantung. Lahimya
liberalisme untuk pertama kalinya dikobarkan oleh kaum Borjuis, Prancis
pada abad ke-18 sebagai reaksi protes terhadap kepincangan yang telah
berakar lama di Prancis. Sebagai akibat warisan sejarah masa lampau di
Prancis yang memisahkan dan membedakan hak dan kewajiban antar
golongan. Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni
Kehidupan. Kebebasan dan Hak Milik (life, liberty and property). Ideologi
ini mementingkan kebebasan perseorangan. Dalam ajaran liberalisme
manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas, pribadi
yang utuh dan lengkap serta terlepas dari manusia lainnya sehingga
keberadaan individu lebih penting dari masyarakat. Lebih lanjut, Schapiro
(Damayanti, 2011:24) menjelaskan serangkaian prinsip dari Liberalisme,
yaitu:
a. Keyakinan mengenai pentingnya kemerdekaan untuk mencapai setiap
tujuan yang diharapkan.
b. Semua manusia memiliki hak-hak yang sama di depan hukum yang
dimaksudkan bagi kemerdekaan sipil.
c. Tujuan utama dari setiap pemerintahan adalah mempertahankan
kebebasan, persamaan, dan keamanan dari semua warga Negara.
d. Adanya kebebasan berpikir dan berekspresi.
e. Liberalisme yakin akan adanya kebenaran yang obyektif, bisa
ditemukan melalui kegiatan berpikir menurut metode riset,
eksperimen, dan verifikasi
f. Agama merupakan hal yang harus ditoleransi.
g. Liberalisme berpandangan dinamis mengenai dunia.
h. Kaum liberal adalah mereka yang idealis (hendak mencapai tujuan)
melalui praktek-praktek yang dipertimbangkan.
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan sila berarti prinsip atau
asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Agama adalah ajaran sistem yang
mengatur tata keimanan kepada Tuhan Yang Maha kuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungan
2.3.3. Hubungan Negara dan Agama dalam Pancasila dan UUD 1945
"Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa" [Pasal 29 ayat (1)
UUD 1945] serta penempatan "Ketuhanan Yang Maha Esa" sebagai sila
pertama dalam Pancasila mempunyai makna, yaitu: Sila pertama dalam
Pancasila "Ketuhanan Yang Maha Esa" menjadi faktor penting untuk
mempererat persatuan dan persaudaraan,karena sejarah bangsa Indonesia
penuh dengan penghormatan terhadap nilai -nilai " Ketuhanan Yang Maha
Esa." Kerelaan tokoh-tokoh Islam untuk menghapus kalimat "dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" setelah
"Ketuhanan Yang Maha Esa" pada saat pengesahan UUD, 18 Agustus 1945,
tidak lepas dari cita-cita bahwa Pancasila harus mampu menjaga
danmemelihara persatuan dan persaudaraan antarsemua komponen bangsa.
2.3.5. Arti penting keberadaan Pancasila dan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
BAB III
PENUTUP
2.3. Kesimpulan