Oleh :
MUH. GUFRAN R. (D51116003)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
banyak nikmatnya kepada penulis sehingga atas berkat dan rahmat serta karunia-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pancasila Sebagai Ideologi
Nasional ini sesuai dengan waktu yang penulis rencanakan.
Terima kasih penulis sampaikan juga kepada dosen pancasila yang telah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk mengerjakan tugas ini, sehingga penulis menjadi lebih
mengerti dan memahami tentang ideologi, tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih
yang sebesar besarnya kepada seluruh pihak yang baik secara langsung maupun tidak
langsung telah membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini baik mendukung secara
moril maupun materil.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah
Pancasila di Universitas Hasanuddin, penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah
materi yang sudah tersusun. Namun, hanya lebih pendekatan pada study banding atau
membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi. Dan semoga bisa
memberi tambahan pengetahuan bagi kita semua.
Ibarat pepatah Tak Ada Gading Yang Tak Retak, maka begitu pulalah dengan halnya
makalah ini, walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan, kekurangan dan kehilapan dalam
penulisan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritik tetap penulis harapkan demi perbaikan
makalah ini kedepan. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Terima Kasih.
Makassar, 4 April 2016
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terombang-ambing oleh
kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara, sudah tentu perlu memiliki dasar negara
dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan
rapuh, maka dari itu peran ideologi sangat penting untuk sebuah negara.
Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang
memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk
menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah
diharapkan dapat menjelaskan Pancasila sebagai ideologi nasional, menguraikan pengertian
dari ideologi, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, serta menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat. Pengetahuan yang diperoleh dalam makalah ini juga dapat dijadikan bekal
keterampilan menganalisis dan bersikap kritis terhadap sikap para penyelenggara negara yang
menyimpang dari cita-cita dan tujuan negara.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini selain sebagai pemenuhan tugas mata kuliah pancasila, juga
sebagai media untuk mempraktekkan ilmu yang telah dipelajari dan dengan tujuan sebagai
berikut :
Mengetahui arti ideologi
Mengetahui asal mula Pancasila
Mengetahui Pancasila sebagai ideologi Nasional
BAB II
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
A. Arti Ideologi
1. Pengertian Ideologi
a.Ideologi
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi
sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk
mendefinisikan sains tentang ide. Ideologi dapat dianggap
sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala
sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi
dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat
Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang
dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik
ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses
pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak
hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik
sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit
setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak
diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi
ideologi Marxisme).
Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan
dari dua kata yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos
yang berarti ilmu. Pengertian ideologi secara umum adalah
sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang
menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideologi adalah pedoman
normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita,
nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-
gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran
tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari
menurut Kaelan idea disamakan artinya dengan cita-cita. Dalam
perkembangannya terdapat pengertian Ideologi yang dikemukakan
oleh beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan oleh
Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy
ideologi yaitu science of ideas, suatu program yang diharapkan dapat
membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
Ada beberapa istilah ideologi menurut beberapa para ahli yaitu:
i. Destut De Traacy : Istilah ideologi pertama kali
dikemukakan oleh destut de Tracy tahun 1796 yang
berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa
suatu perubahan institusional dalam masyarakat
Perancis.
b. Definisi Ideologi
Definisi memang penting. Itu sebabnya Ibnu Sina pernah
berkomentar: Tanpa definisi, kita tidak akan pernah bisa sampai pada
konsep
Karena itu menurut beliau, sama pentingnya
dengan silogisme (baca : logika berfikir yang benar) bagi
setiap proposisi (dalil atau pernyataan) yang kita buat.
Mabda secara etimologis adalah mashdar mimi dari kata
badaayabdau badan wa mabdaan yang berarti permulaan. Secara
terminologis berarti pemikiran mendasar yang dibangun diatas
pemikiran-pemikiran (cabang )[dalam Al-Mausuah al-Falsafiyah, entry
al-Mabda]. Al-Mabda(ideologi) : pemikiran mendasar (fikrah raisiyah)
dan patokan asasi (al-qaidah al-asasiyah) tingkah laku. Dari segi logika
al-mabda adalah pemahaman mendasar dan asas setiap peraturan [lihat
catatan tepi kitab Ususun Nahdhah ar-Rasyidah, hal 36]
Selain definisi di atas, berikut ada beberapa definisi lain tentang
ideologi:
Gunawan Setiardjo : Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan
atau aqidah aqliyyah (akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang
melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan.
Destutt de Tracy: : Ideologi adalah studi terhadap ide
ide/pemikiran tertentu. 2 april 2004
Descartes : Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia. 5
mei 2004
Machiavelli: : Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan
yang dimiliki oleh penguasa. 1 agustus 2006
Thomas H: Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi
kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya. 23
oktober 2004
Francis Bacon:Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari
suatu konsep hidup. 5 januari 2007
Karl Marx: Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan
dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. 1 mei 2005
Napoleon: Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival
rivalnya. 22 desember 2003
Muhammad Ismail: Ideologi (Mabda) adalah Al-Fikru al-
asasi al-ladzi hubna Qablahu Fikrun Akhar, pemikiran mendasar yang
sama sekali tidak dibangun (disandarkan) di atas pemikiran pemikiran
yang lain. Pemikiran mendasar ini merupakan akumulasi jawaban atas
pertanyaan dari mana, untuk apa dan mau kemana alam, manusia dan
kehidupan ini yang dihubungkan dengan asal muasal penciptaannya dan
kehidupan setelahnya? 24 april 2007
Dr. Hafidh Shaleh: Ideologi adalah sebuah pemikiran yang
mempunyai ide berupa konsepsi rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi
akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan manusia. Pemikiran
tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode untuk
mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut, metode mempertahankannya,
serta metode menyebarkannya ke seluruh dunia. 12 november 2008
Taqiyuddin An-Nabhani: Mabda adalah suatu aqidah aqliyah
yang melahirkan peraturan. Yang dimaksud aqidah adalah pemikiran
yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta
tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping
hubungannya dengan Zat yang ada sebelum dan sesudah alam kehidupan
di dunia ini. Atau Mabda adalah suatu ide dasar yang menyeluruh
mengenai alam semesta, manusia, dan hidup. Mencakup dua bagian
yaitu, fikrah dan thariqah. 17 juli 2005
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi(mabda)
adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan
dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut
berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi
absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk
menyebarkannya.
Sehingga dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa
memandang sumber dari konsepsi Ideologi, maka Islam adalah agama
yang mempunyai kualifikasi sebagai Ideologi dengan padanan dari arti
kata Mabda dalam konteks bahasa arab.
Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati
hanya ada tiga ideologi (mabda). Yaitu Kapitalisme, Sosialisme
termasuk Komunisme, dan Islam. Untuk saat ini dua mabda pertama,
masing-masing diemban oleh satu atau beberapa negara. Sedangkan
mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh satu
negarapun, melainkan diemban oleh individu-individu dalam
masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru
dunia.
Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan Sosialisme berasal
dari buatan akal manusia, sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah
SWT (hukum syara).
Ibnu Sina mengemukakan masalah tentang ideologi dalam Kitab-
nya Najat, dia berkata: Nabi dan penjelas hukum Tuhan serta ideologi
jauh lebih dibutuhkan bagi kesinambungan ras manusia, dan bagi
pencapaian manusia akan kesempurnaan eksistensi manusiawinya,
ketimbang tumbuhnya alis mata, lekuk tapak kakinya, atau hal-hal lain
seperti itu, yang paling banter bermanfaat bagi kesinambungan ras
manusia, namun tidak perlu sekali.
c. Fungsi Ideologi
Setelah mengetahui pengertian ideologi, kita juga harus
mengetahui fungsi dari ideologi tersebut. Soerjanto Poespowardojo
mengemukakan fungsi ideologi sebagai berikut:
Struktur kognitif, yakni keseluruhan pengetahuan yang dapat
merupakan landasan untuk memahami kejadian dalam keadaan alam
sekitarnya.
Orientasi dasar, dengan membuka wawasan yang memberikan
makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan masyarakat.
Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi
seseorang.
Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
Kemampuan yang mampu menyemangati dan mendorong
seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami,
menghayati, serta mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan
orientasi dan norma-norma yang terkandung didalamnya.
2. Filsafat Pancasila
a. Pengertian Filsafat
Bangsa Indonesia mengenal kata filsafat dari bahasa Arab
falsafah. Secara Etimologis kata filsafat berasal dari bahasa
yunani Philosophia dan philoso-Phos. Philos/Philein (shabat/cinta)
danSophia/sophos (pengetahuan yang bijaksana / hikmah-
kebijaksanaan.) Bertens, 2006. Menurut Burhanudin Salam (1983),
filsafat adalah sistem kebenaran tentang segala sesuatu yang
dipersoalkan sebagai hasil dari pada berfikir secara radikal,
sistematis, dan universal.
b. Landasan Filsafat Pancasila
Kekokohan suatu bangsa tergantung dari keyakinan bangsa
tersebut terhadap nilai-nilai luhur bangsanya. Bagi bangsa
Indonesia nilai-nilai luhur tersebut terkristalisasi dan terakumulasi
dalam filsafat Pancasila yang merupakan karya Bapak Bangsa
(Founding Fathers) yang tak ternilai. Filsafat Pancasila merupakan
renungan jiwa yang dalam, berlandaskan pada ilmu pengetahuan
dan pengalaman yang luas yang harmonis sebagai satu kesatuan
yang bulat dan utuh.
i. Landasan Etimologis
Secara etimologis Pancasila berasal dari bahasa
Sansakerta yang ditulis dalam huruf Dewa Nagari .
Makna dari Pancasila ada 2(dua). Pertama panca artinya
lima dan Syila (huruf I pendek) artinya baru sendi, Jadi
Pancasyila berarti berbatu sendi yang bersendi lima.
Kedua Panca artinya lima Syiila (huruf I panjang)
artinya perbuatan yang senonoh/ normatif Pancasyiila
berarti lima perbuatan yang senonoh/normatif, perilaku
yang sesuai dengan norma kesusilaan. (Saidus Syahar
1975)
ii. Landasan historis
Secara historis Pancasila dikenal secara tertulis
oleh bangsa Indonesia sejak abad ke XIV pada zaman
Majapahit yang tertulis pada 2 (dua) buku yaitu
Sutasoma dan Nagara Kertagama. Buku Sutasoma yang
ditulis oleh Mpu Tantular tercantum dalam Panca Syiila
Krama yang merupakan 5 (lima) pedoman yaitu :
a) Tidak boleh melakukan
kekerasan
b) Tidak boleh mencuri
c) Tidak boleh dengki
d) Tidak boleh berbohong
e) Tidak bolehmabuk
Buku Negara Kertagama ditulis oleh Mpu
Prapanca tercantum pada sarga 53 bait 2 (dua) sebagai
berikut : Yatnag gegwani Pancasyiila kertasangkara
bhiseka karma. Selama berabad-abad bangsa Indonesia
tidak mendengar lagi kata Pancasila, baru pada tanggal
1 Juni 1945 pada rapat Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) I, yang
berlangsung mulai 29 Mei 1 Juni 1945 kata Pancasila
digemakan kembali oleh Bung Krno untuk memenuhi
permintaan ketua BPUPKI dr. Rajiman Wedyodiningrat
dasar Negara Indonesia merdeka. Pancasila yang
disampaikan Bung Karno sebagai Berikut:
a) Kebangsaan Indonesia atau
nasionalisme,
b) Internasionalisme atau
Perikemanusiaan,
c) Mufakat atau Demokrasi,
d) Kesejahteraan Sosial, dan
e) Ketuhanan yang Berkebudayaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ide-ide,
science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Ideologi secara fungsional
merupakan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan
negara yang dianggap paling baik.
Definisi memang penting. Itu sebabnya Ibnu Sina pernah berkomentar:
Tanpa definisi, kita tidak akan pernah bisa sampai pada konsep
Karena itu menurut beliau, sama pentingnya dengan silogisme (baca : logika berfikir yang
benar) bagi setiap proposisi (dalil atau pernyataan) yang kita buat.
Karakteristik ideologi Pancasila merupakan ciri khas yang membedakannya dengan ideologi
yang lain. Karakteristik tersebut yang pertama adalah Tuhan Yang Maha Esa yang berarti
pengakuan bangsa Indonesia akan eksistensi Tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala
isinya. Kedua adalah penghargaan kepada sesama umat manusia apapun suku bangsa dan
bahasanya sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, ketiga adalah bangsa
Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa, keempat adalah bahwa kehidupan kita dalam
kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan atas sistem demokrasi Pancasila sesuai dengan
sila ke empat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Kelima adalah Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Nilai-nilai ini yang merupakan nilai
dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan.
Kesimpulan yang bisa ditarik adalah sekalipun pengertian ideologi bervariasi, tetapi jika
dicermati sesungguhnya terkandung inti-inti kesamaan. Kesamaan-kesamaannya, yakni
ideologi adalah prinsip, dasar, arah, dan tujuan dalam kehidupan. Selain mengetahui
pengertian ideologi, kita juga harus mengetahui fungsi ideologi. Ideologi berfungsi mendasari
kehidupan masyarakat sehingga mampu menjadi landasan, pedoman, dan bekal serta jalan
bagi suatu kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara
B. Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa pancasila
sangat penting sebagai ideologi nasional dan bagi kehidupan kita, dan agar pembaca dapat
melaksanakan atau bisa menerapkan di kehidupa.
Perlu adanya pembelajaran lebih dalam tentang materi-materi ideologi pada mata kuliah
pancasila pada kampus-kampus di Indonesia.
Perlu adanya penelitian atau study banding kedepannya agar memperlengkap pengetahuan
tentang pancasila sebagai ideologi nasional.
Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih
dalam proses pembelajaran.Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini,dapat
menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat
maupun tersurat.
DAFTAR PUSTAKA
Gb,Yuono dan Tata Iryanto. 1998.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Surabaya: Indah
Haryanto,Agus,Alex Suryanto. 2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra
Indonesia. Tanggerang:ESIS
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. 2001. Jakarta: Balai Pustaka
Syairbaini, Syahril. Drs.,M.A. 2002. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
http://wikipedia.com
http://amazoneas.blogspot.com
http://google/kulitpisang
http://id.Wikipedia.org/wiki/ideologi
http://id.Wikipedia.org/wiki/pancasila
http://pikiran-rakyat/cakrawala/sekitarkita.htm
http://www.g-excess.com/id/sejarah-lahirnya-pancasila-sebagai-ideologi-nasional.
http://www.gudangmateri.com/2010/10/pancasila-sebagai-ideologi-negara.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pendidikan_pancasila/bab4-
pancasila_sebagai_ideologi.pdf