NEGARA INDONESIA.
A. Pengertian Ideologi
Secara etimologis Istilah ideologi berasal dari kata “idea”, yang
dapat diartikan sebagai “gagasan, konsep, pengertian dasar, dan
citacita”, serta “logos” yang berarti “ilmu”. Sedangkan kata “idea” itu
sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “ eidos”, yang
berarti bentuk. Disamping itu ada pula kata “Idein” yang berarti
melihat. Maka secara harfiah idiologi dapat diartikan dengan ilmu
pengertianpengertian dasar, yang dalam keseharian “idea”
disamakan artinya dengan cita-cita. Yaitu cita-cita yang bersifat tetap
yang harus dicapai. Sehingga cita-cita tersebut sekaligus menjadi
dasar, menjadi pandangan atau faham. (Kaelan, Achmad Zubaidi,
2007: 30).
Dalam literatur lainnya disebutkan bahwa pengertian ideologi
secara harfiah adalah “Ideologi a system of ideas”, yang maksudnya
suatu rangkaian ide terpadu menjadi satu. Atau “System of throug”
yaitu suatu sistem pemikiran. (Margono, dkk, 2002: 74).
Sementara menurut The Advence Learner’s Dictionary, Ideologi
adalah “system of idea for a political or economic theory” atau suatu
sistem dari idea-idea atau hasil pemikiran yang telah dirumuskan
untuk teori politik atau ekonomi. Sedangkan menurut The Webster’s
New Collegiate Dictionary, adalah:
1. Manner or content of thingking characteristic of an individual or
class. Artinya adalah cara hidup (tingkah laku) atau hasil
pemikiran yang menunjukkan sifat-sifat tertentu dari seorang
individu atau suatu kelas.
1
2. The intelectual pattern of any widespread culture or movement.
Maksudnya adalah suatu pola pemikiran mengenai
pengembangan pergerakan atau kebudayaan. (Sukarna, 1981: 1).
2
badan kelembagaan, yang didirikan untuk merealisasikan pola
kepercayaan trsebut. (Tjokroamidjojo, 1992: 285).
4. Ideologi sebagai seperangkat gagasan, yang menjelaskan atau
melegalisasikan tatanan sosial, struktur kekuasaan, atau cara
hidup, dilihat dari segi tujuan, kepentingan atau status sosial
dari kelompok atau kolektivitas, di mana ideologi itu muncul.
(Newman, 1973: 52).
5. Ideologi merupakan seperangkat asumsi dasar, baik normatif
maupun empiris, mengenai sifat dan tujuan manusia atau
masyarakat, agar dapat dipakai untuk mendorong serta
mengembangkan tertib politik. Dengan demikian ideologi
merupakan seperangkat prinsip pengarahan (guiding principle)
yang dijadikan dasar. Memberi arahan dan tujuan yang akan di
capai di dalam melangsungkan dan mengembangkan kehidupan
bangsa dan negara, serta mencakup seluruh aspek eksistensi
manusia. (Anthony dalam Cheppy dan Suparlan, 1982).
3
8. Ideologi biasanya terjalin dalam gerakan-gerakan politk.
(Hidayat, 2001: 83).
Oleh sebab itu maka ideologi dengan karakteristik tersebut dia
memiliki beberapa fungsi yang antara lain, sebagai:
a. Norma-norma yang menjadi pedoman bagi individu, masyarakat,
atau bangsa untuk melangkah dan bertindak;
b. Kekuatan yang mampu memberi semangat dan motivasi
individu, masyarakat dan bangsa, untuk menjalani kehidupan
dalam mencapai tujuan;
c. Sebagai upaya untuk menghadapi berbagai persoalan yang
sedang dan akan dihadapi seseorang, masyarakat, dan bangsa di
segala aspek kehidupan.
4
a. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagi nilai hidup kebangsaan
dan kenegaraan.
b. Oleh karena itu dia merupakan suatu asas kerokhanian,
pandangan dunia, pandangan hidup yang dipelihara,
dikembangkan, diamalkan, dan dilestarikan kepada generasi
berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan
berkorban..
5
oleh sekelompok orang, sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia
ini, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai yang terdapat dalam
adat istiadat, dalam kebudayaan, dalam nilai religius, yang ada sejak
negara ini belum berdiri. Pancasila juga pada hakikatnya adalah
untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara
komprehensif. Oleh karena ciri-ciri khas dari pancasila itulah, maka
dia memiliki kesesuaian dengan semua bangsa Indonesia. Dan
akhirnya unsur-unsur pancasila tersebut kemudian diangkat dan
dirumuskan oleh pendiri negara, sehingga pancasila berkedudukan
sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia.
6
rakyat, dan masyarakat dalam menemukan diri kepribadiannya
adalah di dalam ideologi tersebut.
c. Bukan diambil dari keyakinan ideologi sekelompok orang, tapi
merupakan hasil musyawarah, konsensus dari masyarakat itu
sendiri.
d. Ideologi terbuka bukan dibenarkan tapi dia dibutuhkan.
e. Dia tidak operasional, tapi dioperasionalkan melalui seperangkat
konstitusi, dan perundang-undangan lainnya. Oleh sebab itu
ideologi terbuka, seperti yang dikembangkan di Indonesia,
senantiasa terbuka untuk peroses reformasi dalam bidang
kenegaraan, karena ideologi terbuka berasal dari masyarakat
yang dinamis.
f. Pancasila sebagai ideologi terbuka, senantiasa berkembang
seiring dengan perkembangan aspirasi, pemikiran akselari dari
masyarakat, dalam mewujudkan cita-citanya untuk hidup
berbangsa dan bernegara, dalam mencapai harkat dan martabat
kemanusiaan. ( Kaelan, 2004: 115).
8
Indonesia. Sila ketiga, sebagai tujuan hidup bangsa Indonesia. Sila
keempat, sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, dan sila
kelima, adalah hasil perjanjian luhur bangsa Indonesia. (Mustaqiem,
2013: 62).
Di samping itu Pancasila sebagai dasar negara kesatuan
Republik Indonesia, berfungsi sebagai dasar filosofis untuk menata
dan mengatur penyelenggaraan negara. Hal tersebut dapat
dijabarkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara, yang berarti:
a. Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan negara;
b. Pancasila dijadikan dasar dalam pengaturan dan sistem
pemerintahan negara;
c. Pancasila merupakan sumber hukum dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Sementara fungsi Pancasila sebagai Ideologi dalam negara
adalah sebagai berikut:
a. Struktur kognitif,, maksudnya keseluruhan pengetahuan yang
dapat dijadikan landasan, untuk memahami dan menafsirkan
dunia dan kejadian-kejadian dialam sekitar.
b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan, yang memberikan
makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
c. Norma-norma yang menjadi pedoman bagi seseorang, untuk
melangkah atau bertindak.
d. Bekal dan jalan bagi seseorang, untuk menemukan identitasnya,
sebagai keuatan yang mampu menyemangati dan mendorong
seseorng, untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
e. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat, untuk memahami,
menghayati, serta memolakan tingkah lakunya, sesuai dengan
orientasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya. (
Sugiharso & Yudikosuma. Com ).
9
pemersatu bangsa”. Sehingga Ideologi Pancasila merupakan
keseluruhan pandangan, cita-cita, keyakinan, dan nilai bangsa
Indonesia, yang secara normatif perlu diwujudkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
1. Ideologi Liberalisme
Yaitu faham yang megutamakan kemerdekaan individu, sebagai
pangkal dan pokok dari kebaikan hidup. Liberalisme lebih
menekankan pada manusia sebagai individu dengan masalah hak-
hak asasi, kemerdekaan, kebebasan dan lain-lain. Yang terpenting
dalam kehidupan ini adalah individu. Karena itu masyarakat dan
negara harus mementingkan individu, karena masyarakat teridiri
10
dari individuindividu, dan keberadaan masyarakat adalah sebagai
akibat adanya individu.
Liberalisme ini timbul akibat adanya penindasan oleh kaum
bangsawan dan agama di zaman monarki absolut. Oleh karena
orang ingin melepaskan diri, dari kekengan bangsawan dan agama
dan mengumumkan kemerdekaan individu.
Dalam implementasinya liberalisme terbagi kepada 3 bidang,
yaitu:
a. Liberalisme di bidang politik;
b. Liberalisme di bidang ekonomi
c. Liberalisme di bidang agama.
Ad. a). Liberalisme di bidang politik
Maksudnya karena negara terbentuk atas individu, maka oleh
karenanya individulah yang berhak menentukan segala-segalanya
bagi negara. Kekuasaan tertinggi, kedaulatan harus berada ditangan
individu, yang berarti berada di tangan rakyat. Karena negara terdiri
dari individu, maka kemerdekaan individu adalah yang utama, dan
oleh karena itu tiap negara harus merdeka, tidak boleh ada yang
tertindas oleh negara lainnya, ataupun oleh siapapun. Karena
negara mempunyai hak dalam menentukan nasibnya sendiri. ( self
determination ).
11
Maksudnya individu harus merdeka untuk memilih sendiri apa
pun yang baik, yang buruk bagi dirinya, oleh sebab itu mereka harus
merdeka dalam beragama.
2. Ideologi Sosialisme.
Yaitu ideologi yang menghendaki suatu masyarakat disusun
secara kolektif. (oleh kita semua, untuk kita semua). Agar menjadi
masyarakat yang bahagia.
Sosialisme bertitik tolak pada masyarakat, bukan pada individu,
sehingga sosialisme adalah lawan dari liberalisme. Sosialisme ini
timbul sebagai reaksi dari paham liberalisme, pada abad ke XIX.
Paham ini diciptakan oleh Karl Marx dengan teori Historis
Materialisme.
Dalam perkembangannya, sosialisme ini berkembang menjadi 2
aliran yaitu:
Pertama, Sosialisme dan kedua, Komonisme. Yang masing-
masing mempunyai karakteritik sendiri-sendiri:
Sosialisme mempunyai karakterik sebagai berikut:
a. Untuk mencapai masyarakat sosialis memilih jalan evolusi,
b. Milik individu diperbolehkan, hanya perusahaan yang penting
bagi masyarakat yang harus dimiliki oleh negara.
c. Distribusi dan konsumsi didasarkan jasa.