TUJUAN PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. Hakekat Ideologi.
URAIAN MATERI
A. HAKEKAT IDEOLOGI
Menurut Kaelan (2013:60-61) istilah ideologi berasal dari kata idea yang
berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, dan cita- cita. sementara kata
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
1
logos berarti ilmu. Dengan demikian, secara etimologis ideologi
berarti ilmu tentang ide-ide (the science of ideas) atau ajaran tentang
pengertian dasar. Selanjutnya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2008:517) ideologi didefenisikan sebagai (1) Kumpulan konsep bersistem
yang dijadikan azas pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk
kelangsungan hidup dan (2) Cara berpikir seseorang atau suatu golongan. (3)
Paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program sosial politik. Dalam
hal ini, terdapat beberapa komponen penting dalam suatu ideologi meliputi
sistem, arah, tujuan, cara berpikir, program, soail, dan politik.
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
2
sumber cita-cita hidup bagi para warganya. Ideologi berupa pedoman,
artinya menjadi pola dan norma hidup yang sekaligus menjadi ideal atau cita-
cita. Realisasi dari ide-ide dipandang sebagai kebesaran dan kemuliaan
manusia. Dengan melaksanakan ideologi, manusia tidak hanya sekedar ingin
melakukan apa yang disadari sebagai kewajiban dalam mengejar keluhuran.
Oleh karena itu, menurut Setiardja (1993:17) manusia sanggup
mengorbankan harta benda, bahkan hidupnya demi ideologi karena ideologi
menjadi pola, norma hidup, dan dikejar pelaksanaannya sebagai cita-cita,
maka tidak mengherankan lagi jika ideologi menjadi bentuk hidup.
Namun demikian, ideologi ini tidak sekedar gagasan, melainkan gagasan yang
diikuti dan dianut sekelompok besar manusia atau bangsa, sehingga karena
itu ideologi bersifat menggerakkan manusia untuk merealisasikan gagasan
tersebut. Menurut Sarbini (2005:1) mengatakan bahwa: “Meskipun gagasan
seseorang, betapapun ilmiah, rasional atau luhurnya, belum bisa disebut
ideologi, apabila belum dianut oleh banyak orang dan diperjuangkan serta
diwujudkan, dengan aksi-aksi yang berkesinambungan.Ideologi mempunyai
fungsi penting, yaitu menanamkan
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
3
keyakinan atau kebenaran perjuangan kelompok atau kesatuan yang
berpegang teguh pada ideologi itu.
Selain itu, perlu diketahui juga bahwa agama dapat menjadi sumber bagi
suatu ideologi. Manakala ideologi bersumber dari agama, maka akan
ditemukan suatu bentuk negara teokrasi, yakni sistem pemerintahan negara
yang berlandaskan pada nilai-nilai agama tertentu. Apabila suatu negara
bercorak teokrasi, maka pada umumnya segala bentuk peraturan hukum
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
4
yang berlaku di negara tersebutberasal dari doktrin agama tertentu.
Demikian pula halnya dengan pemimpinnegara teokrasi pada umumnya
adalah pemimpin agama.
Dalam hal ini, suatu ggagasan pemikiran baru dapat dikatakan sebagai
ideologi apabila terdapat karakteristik sebagai berikut:
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
5
a. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya.
b. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
c. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami,
menghayati serta mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan
orientasidan norma-norma yang terkandung di dalamnya (Soerjanto,
1991:48).
Secara historis, ideologi dunia secara garis besar terbagi dua, yaitu
Liberalisme dan Komunisme. Kedua ideologi ini berbeda jauh dengan
ideologi Pancasila yang dianut oleh bangsa Indonesia, dimana:
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
6
a.
b. Liberalisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif
kebebasan individual, artinya lebih mengutamakan hak-hak individu.
c. Sosialisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif
kepentingan masyarakat, artinya negara wajib mensejahterakan seluruh
masyarakat atau yang dikenal dengan kosep welfare state.
d. Kapitalisme; suatu paham yang memberi kebebasan kepada setiap
individu untuk menguasai sistem pereknomian dengan kemampuan
modal yang ia miliki (Sastrapratedja, 2001:50–69).
e. Ideologi Pancasila merupakan nilai-nilai yang bersumber dari luhur
budaya dan religius bangsa Indonesia. Pancasila berkedudukan sebagai
dasar negara dan ideologi negara. Jadi, Ideologi pancasila adalah
kumpulan nilai-nilai atau norma yang berdasarkan sila-sila pancasila.
1. Ideologi Liberalisme
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
7
pemaksaan atau berbagai bentuk ancaman danmanipulasi, dalam
melakukan tindakan. Menurut liberalisme, individu adalah pencipta dan
penentu tindakannya. Melalui konsep seperti ini, maka kesuksesan dan
kegagalan seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, oleh tindakan-
tindakannya dan pilihan-pilihan terhadap tindakan tersebut. Intinya,
manusia memiliki kebebasan dalam hidupnya, manusia adalah pribadi yang
otonom (Aida, 2005:95).
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
8
hidup mendapat perlakuan yang sama. Untuk menjamin tercapainya
kesamaan perlakuan tersebut, maka liberalisme mengemukakan ide
netralitas negara. Ide netralitas negara tidak membenarkan adanya tindakan
atas dasar superioritas atau inferioritas intrinsik dari berbagai konsep
tentang kehidupan yang baik. Tidak boleh ada tindakan yang secara sengaja
atau tidak sengaja berusaha mempengaruhi penilaian-penilaian orang
tentang nilai dari berbagai konsep yang berbeda ini. Kebebasan sebagai nilai
yang esensial dalam kehidupan manusia akan terancam dengan adanya
pemaksaan suatu pandangan khusus tentang kehidupan yang baik pada
setiap orang.
1. Ideologi Komunisme
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
9
Ideologi komunisme tidak terlepas dari eksistensi kapitalisme di
eropa. Walaupun Marxisme-Leninisme dipandang sebagai ideologi komunis
klasik,tetapi merupakan sumber pokok pemikiran teoritis bagi pelaksanaan
tujuan negara- negara komunis meliputi Uni Soviet, negara-negara Eropa
Timur, Republik Rakyat Cina, Vietnam, Korea Utara, Kamboja, dan Kuba
(Sosronegoro, 1984: 82). Sedangkan yang dimaksuddengan negara komunis
adalah negara yang berdasarkan pada: (a) Ideologi Marxisme–
Leninismeartinya bersifat materialis, atheis, dan kolektivis, (b) Merupakan
sistem kekuasaan satu partai atau seluruh masyarakat, dan (c)
Ekonomikomunis bersifat etatis (Suseno, 1986:30).
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
10
Masyarakat Komunisme ini lebih tinggi dari Masyarakat Sosialisme,
kelas-kelas lenyap, perbudakan tidak ada, pembagian pekerjaan adil,
produksi melimpah sesuai kebutuhan hidup, tenaga kerja tidak lagi menjadi
alat produksi semata, namun tenaga kerja itu akan bekerja sesuai dengan
kemampuan tanpa takut tidak terpenuhi kebutuhannya. Tidak akan ada lagi
kontradiksi atau konflik, masyarakat akan berjalan tanpa kekuasaan negara
dan tanpa pula persenjataan untuk melindungi keamanan (Darsono,
2007:112-113).
Dalam hal ini, dasar-dasar dari teori komunisme adalah marxisme yang
didasarkan pada metode dialektika materialisme. Dialektika adalah suatu
cabang dari pada logika yang mengajarkan tentang aturan-aturan dan cara-
cara berpikir yang sehat, juga merupakan suatu cara untuk
menginterpretasikan konsepsi-konsepsi secara sistematis agar dapat
diterapkan. Dengan demikian, Karl Marx mengartikan sejarah sebagai
sesuatu yang bergerak dibawah tekanan dari pada perjuangan kelas yang
diakibatkan oleh perkembangan ekonomi dan akhirnya mendatangkan
kemenangan bagi golongan proletariat. Oleh karena itu, apabila kita kaitkan
dengan teori komunisme maka partai komunis memegang peranan sebagai
pemimpin dalam revolusi yang akan datang karena sebagian besar kaum
proletar tidak sepenuhnya mampu untuk membentuk suatu tata kehidupan
yang baru. Bagi kaum komunis, peranan partai dalam hal ini dapat
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
11
dibenarkan sebab sebenarnya partai mewakili kehendak yang riil dari
pada rakyat. Dan segala sesuatu yang dikehendaki dapat dilaksanakan kalau
mereka mampu memahami ide-ide komunis.
Dengan demikian, Karl Marx dan Frederich Engels dipandang sebagai sumber
pokok pemikiran komunis. Sumber lain yang mempunyai pengaruh besar
adalah ajaran Lenin. Ajaran ini merupakan perombakan dan penambahan
terhadap ajaran Karl Marx dan Frederich Engels. Dalam pelaksanaanya
ideologi komunis mempunyai prinsip-prinsip dasar yang dianut. Prinsip
tersebut berakar dari pemikiran pencetus ideologi komunis ini. Dalam taktik
dan strategi yang dikembangkan yaitu menyangkut tiga tingkatan dan
masing- masing mempunyai tahapan- tahapan tersendiri. Di lain sisi, untuk
penerapan komunisme di Asia kususnya di Indonesia berbeda
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
12
dengan ideologi komunis yang diterapkan di negara-negara Eropa,
namun walaupun begitu tetap mengusung ide revolusioner Marxis.
1. Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila sebagai ideologi dasar nasional tumbuh dan
berkembang menjadi way of life (pandangan hidup), sebagai pedoman hidup
dalam kehidupan bersama bangsa Indonesia, secara formal dan informal.
Oleh karena demikian, setiap warga Negara Indonesia di manapun mereka
berada, Pancasila harus menjadi pedoman hidup yang mempersatukan
Bangsa Indonesia dalam rangka mewujudkan cita-cita kehidupan bersama.
Ideologi Pancasila tidak komunisme dan bukan juga individualisme
atau liberalisme. Ideologi Pancasila merupakan ideologi yang lahir dan
tumbuh berlandaskan dan bercirikan atas kondisi dan tradisi yang dianut
oleh bangsa Indonesia, sehingga mempunyai ciri-ciri khas bangsa Indonesia.
(Wirman Burhan, 2016:191).
Oleh karena itu, sila-sila dari Pancasila menggambarkan bahwa
bangsa Indonesia adalah bangsa yang taat beragama dan terdiri dari berbagai
suku bangsa yang heterogen dan tidak bersifat egoisme, namun dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, baik kemajuan barat
maupun kemajuan timur. Bangsa Indonesia dapat mengikuti dan
menyesuaikannya dengan menyeleksi mana saja perkembangan dan
kemajuan yang sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia yang berdasarkan
Ideoologi Pancasila. (Wirman Burhan, 2016: 192).
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
13
di dalamnya memuat Pancasila untuk pertama kali, kemudian dibahas
lagi dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). Kedua, Setelah kemerdekaan Indonesia sebelum sidang resmi
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Pancasila sebagai calon
dasar filsafat negara dibahas serta disempurnakan kembali dan akhirnya
pada tanggal 18 Agustus 1945 disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) sebagai Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia. Kajian
pengetahuan proses terjadinya Pancasila dapat ditinjau dari aspek kausalitas
dan tinjauan perspektifnya. Dari aspek kausalitasnya dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu: aspek asal mula langsung dan aspek asal mula tidak
langsung.
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
14
1945 dengan berbagai rumusan dari para anggota sidang, maka oleh
Soekarno ditetapkanlah Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia Merdeka.
Menurut Darmodihardjo (1978:6) bahwa istilah Pancasila sebenarnya telah
ada sejak berdirinya kerajaan Majapahit pada abad XIV yang dikenal dengan
Pancasila Krama (Berbatu sendi yang lima dan Pelaksanaan kesusilaan yang
lima), yaitu:
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
15
yang berlaku dalam masyarakat Indonesia. Tradisi dan kultur bangsa
Indonesia dapat dilihat melalui peran agama- agama besar, seperti:
peradaban Hindu, Budha, Islam, dan Kristen. Agama-agama tersebut
menyumbang dan menyempurnakan bentuk nilai, norma, tradisi, dan
kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat. Misalnya, tradisi
dan kultur masyarakat Melayu, Minangkabau, dan Aceh tidak bisa dilepaskan
dari peran peradaban Islam. Sementara budaya Toraja dan Papua tidak
terlepas dari peradaban Kristen. Demikian pula halnya dengan budaya
masyarakat Bali yang sepenuhnya dibentuk oleh peradaban Hindu (Ali, 2009:
75).
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
16
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan juga
terdapat dalam ideologi bangsa-bangsa lain, tetapi bagi bangsa Indonesia
kelima sila tersebut mencerminkan kepribadian bangsa karena diangkat dari
nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia sendiri dan dilaksanakan secara
simultan. Disamping itu, proses akulturasi dan inkulturasi ikut memengaruhi
kepribadian bangsa Indonesia dengan berbagai variasi yang sangat beragam.
Kendatipun demikian, kepribadian bangsa Indonesia sendiri sudah terbentuk
sejak lama, sehingga sejarah mencatat kejayaan di zaman Majapahit,
Sriwijaya, Mataram, dan lain-lain yang memperlihatkan keunggulan
peradaban di masa itu. Nilai- nilai spiritual, sistem perekonomian, politik,
budaya merupakan contoh keunggulan yang berakar dari kepribadian
masyarakat Indonesia sendiri.
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
17
Dimana, pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin
mengusulkan calon Dasar Negara Indonesia merdeka sebagai berikut:
1) Peri Kebangsaan.
2) Peri Kemanusiaan.
3) Peri Ketuhanan.
4) Peri Kerakyatan.
5) Kesejahteraan Rakyat.
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
18
Ir. Soekarno
Sumber: Belajar Online
Konsep Ketuhanan Yang Maha Esa telah memberikan sifat yang khas kepada
negara Indonesia, yaitu bukan merupakan negara sekuler yang memisah-
misahkan agama dengan negara (Kaelan, 2000: 220). Hal ini jug
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
20
menyiratkan bahwa Indonesia bukan negara agama. Selanjutnya,
komunisme tidak pernah diterima dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Penolakan terhadap ajaran ini karena negara komunisme lazimnya bersifat
Atheis yang menolak agama dalam suatu negara. Indonesia sebagai negara
yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Merupakan pilihan kreatif
dan merupakan proses elektis inkorporatif. Artinya pilihan negara yang
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa adalah khas dan nampaknya sesuai
dengan kondisi objektif bangsa Indonesia (Kaelan, 2012: 254-255).
Dalam hal ini, “prinsip Ketuhanan bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan,
akan tetapi setiap orang Indonesia hendaknya ber-Tuhan. Tuhannya
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
21
sendiri. Dimana, Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa Al
Masih, Islam menyembah Allah swt menurut petunjuk Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallama, Budha menyembah Sang Budha dan
menjalankan ibadahnya menurut kitab-kitab yang ada, Hindu menyembah
Hyang Widi, demikian juga Kong Hu Cu. Oleh karena itu, hendaknya negara
Indonesia ialah negara yang tiap- tiap warga negaranya dapat menyembah
Tuhannya secara leluasa. dan hendaknya negara Indonesia satu negara yang
ber-Tuhan” (Zoelva, 2012).
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
22
6:24, Lukas 16: 13, Quran surat: Al Mu’minun (23): 23 dan 32)
(Mulyantoro, 2012).
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
24
7) Segala aspek dalam melaksanakan dan menyelenggatakan negara harus
sesuai dengan nilai- nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, terutama norma-
norma hukum positif maupun norma moral baik moral agama maupun
moral para penyelenggara negara.
8) Negara pada hakikatnya adalah merupakan “…berkat rahmat Allah yang
Maha Esa”.
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
25
4) Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama
(tujuan sistem).
5) Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
26
Gambar Memaknai Pancasila
Sumber: Blog Prita
1) Kekhasan pertama, Tuhan Yang Maha Esa sebab Ketuhanan Yang Maha
Esa mengandung arti bahwa manusia Indonesia percaya adanya Tuhan.
2) Kekhasan kedua, penghargaan kepada sesama umat manusia apapun
suku bangsa dan bahasanya.
3) Kekhasan ketiga, bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa.
4) Kekhasan keempat, kehidupan manusia Indonesia bermasyarakat dan
bernegara berdasarkan atas sistem demokrasi.
5) Kekhasan kelima, keadilan sosial bagi hidup bersama.
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
27
Sebagai ideologi, Pancasila berfungsi membentuk identitas bangsa dan
negara Indonesia sehingga bangsa dan negara Indonesia memiliki ciri khas
berbeda dari bangsa dan negara lain. Pembedaan ini dimungkinkan karena
ideologi memiliki ciri selain sebagai pembeda juga sebagai pembatas dan
pemisah dari ideologi lain. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai
refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan
kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai
filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang
mendalam yang dilakukan oleh the founding fathers Indonesia, yang
dituangkan dalam suatu sistem (Abdul Gani, 1998).
Kekhasan nilai yang melekat dalam Pancasila sebagai nilai intrinsik terletak
pada diakuinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
dan keadilan sosial sebagai satu kesatuan. Kekhasan ini yang membedakan
Indonesia dari negara lain. Nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan memiliki sifat umum universal. Oleh karena
sifatnya yang universal tersebut, maka nilai-nilai Pancasila tidak hanya milik
manusia Indonesia, melainkan manusia seluruh dunia. Pancasila
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
28
sebagai nilai instrumental mengandung imperatif dan menjadi arah
bahwa dalam proses mewujudkan cita- cita negara bangsa, seharusnya
menyesuaikan dengan sifat-sifat yang ada dalam nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial.
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
29
satu kesatuan yang bulat dan utuh atau kesatuan organik (organic
whole). Dengan demikian, berarti nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh pula. Nilai-nilai
tersebut saling berhubungan secara erat dan antara nilai-nilai yang satu tidak
dapat dipisahkan dari nilai yang lain. Artinya, nilai-nilai yang dimiliki bangsa
Indonesia akan memberikan pola (patroon) bagi sikap, tingkah laku, dan
perbuatan bangsa Indonesia itu sendiri (Kaelan, 2002: 129).
Garuda Pancasila
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
30
1) demikian, diperoleh pengertian bahwa menurut urut-urutannya, setiap
sila merupakan pengkhususan dari sila- sila yang ada didepannya.
Dalam susunan hirarkis dan piramidal, sila Ketuhanan yang Maha Esa
menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan dan
keadilan sosial. Sebaliknya, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan
yang berkemanusiaan, yang membangun, memelihara dan
mengembangkan persatuan Indonesia, yang berkerakyatan dan
berkeadilan sosial. Demikian selanjutnya, sehingga tiap-tiap sila di
dalamnya mengandung sila-sila lainnya. Secara ontologis, kesatuan sila-
sila Pancasila sebagai suatu sistem yang bersifat hirarkis dan berbentuk
piramidal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut, sebagaimana
diungkapkan oleh Notonagoro (1984:61 dan 1975:52-57), bahwa hakikat
adanya Tuhan adalah ada karena dirinya sendiri, Tuhan sebagai causa
prima.
Oleh karena itu, segala sesuatu yang ada termasuk manusia ada
karena diciptakan Tuhan atau manusia ada sebagai akibat adanya Tuhan
(sila pertama). Adapun manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok
negara, karena negara adalah lembaga kemanusiaan, negara adalah
sebagai persekutuan hidup bersama yang anggotanya adalah manusia
(sila kedua). Dengan demikian, negara adalah sebagai akibat adanya
manusia yang bersatu (sila ketiga). Selanjutnya terbentuklah persekutuan
hidup bersama yang disebut rakyat. Rakyat pada hakikatnya merupakan
unsur negara di samping wilayah dan pemerintah. Rakyat adalah totalitas
individu- individu dalam negara yang bersatu (sila keempat). Adapun
keadilan yang pada hakikatnya merupakan tujuan bersama atau keadilan
sosial (sila kelima) pada hakikatnya sebagai tujuan dari lembaga hidup
bersama yang disebut negara.
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
31
1) kerangka hubungan hirarkis piramidal seperti di atas. Dalam rumusan ini,
tiap-tiap sila mengandung empat sila lainnya atau dikualifikasi oleh
empat sila lainnya. Untuk kelengkapan hubungan kesatuan keseluruhan
sila-sila Pancasila yang dipersatukan dengan rumusan hirarkis piramidal
tersebut, berikut disampaikan kesatuan sila- sila Pancasila yang saling
mengisi dan saling mengkualifikasi.
a. Sila pertama; Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia,
yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
b. Sila kedua; kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan
yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia,
yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
c. Sila ketiga; persatuan Indonesia adalah persatuan yang ber-
Ketuhanan YME, berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
d. Sila keempat; kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, adalah kerakyatan yang ber-
Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab,
yang berpersatuan Indonesia, yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Sila kelima; keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah keadilan
yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab,
yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
32
a. kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan (Notonagoro,
1975: 43-44).
Gambar: Musyawarah untuk Mufakat dalam Masyarakat Aceh sebagai salah satu Pengamalan
dari Nilai Sila Ke-2 dan Sila ke-4 Pancasila. (Sumber Ilustrasi: Majalah Tuhoe, JKMA Aceh,
2018)
Selain itu, nilai- nilai yang terkandung dalam Pancasila dapat dirinci
sebagai berikut:
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
33
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing- masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
b. Hormat-menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan
penganut- penganut kepercayaan yang berbeda- beda, sehingga
terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadat sesuai dengan
agama dan kepercayaannya.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
34
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhinneka TunggalIka.
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
34
i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
36
1) Unsur ateisme yang terdapat dalam ideologi Marxisme atau komunisme
bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Unsur individualisme dalam liberalisme tidak sesuai dengan prinsip nilai
gotong royong dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3) Kapitalisme yang memberikan kebebasan individu untuk menguasai
sistem perekonomian negara tidak sesuai dengan prinsip ekonomi
kerakyatan. Salah satu dampak yang dirasakan dari kapitalisme ialah
munculnya gaya hidup konsumtif (Buku Ajar MKWU Pendidikan
Pancasila, 2016:125).
1) Rasa takut dan cemas yang ditimbulkan oleh bom bunuh diri mengancam
keamanan negara dan masyarakat pada umumnya.
2) Aksi terorisme dengan ideologinya menebarkan ancaman terhadap
kesatuan bangsa, sehingga mengancam disintegrasi bangsa.
3) Aksi terorisme menyebabkan investor asing tidak berani menanamkan
modal di Indonesia dan wisatawan asing enggan berkunjung ke
Indonesia, sehingga mengganggu pertumbuhan perekonomian negara.
Berikut inigambar yang mencerminkan tentang terorisme (Buku Ajar
MKWU Pendidikan Pancasila, 2016:126).
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
37
1) Penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda dapat merusak masa
depan mereka, sehingga berimplikasi terhadap keberlangsungan hidup
bernegara di Indonesia.
2) Perdagangan dan peredaran narkoba di Indonesia dapat merusak
reputasi negara Indonesia sebagai negara yang berlandaskan pada nilai-
nilai Pancasila.
3) Perdagangan narkoba sebagai barang terlarang merugikan
sistemperekonomian negara Indonesia karena peredaran illegal tidak
sesuaidengan peraturan perundang- undangan (Buku Ajar MKWU
Pendidikan Pancasila, 2016:127).
Pada bagian ini, akan dilihat Pancasila sebagai ideologi negara berakar
dalam kehidupan masyarakat. Unsur-unsur sosiologis yang membentuk
Pancasilasebagai ideologi negara meliputi hal-hal sebagai berikut:
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
38
Pancasila yang dirumuskan sebagai dasar negara merupakan
kristalisasi dari nilai-nilai yang pernah tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan masyarakat Indonesia di masa lalu.Hal ini terlihat dari unsur-
unsur pembentuknya dan tujuan dibentuknya Pancasila atau dengan kata
lain dapat diperhatikan dari causa materialis dan causa formalisnya. Unsur-
unsur sosiologis yang membentuk Pancasilasebagai ideologi negara meliputi
hal-hal sebagai berikut:
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
39
1)
2) Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab diwujudkan
penghargaanterhadap pelaksanaan Hak Asasi Manusia (HAM) di
Indonesia.
3) Sila Persatuan Indonesia diwujudkan dalam mendahulukan kepentingan
bangsa dan negara dari pada kepentingan kelompok atau golongan,
termasuk partai.
4) Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan diwujudkan dalam mendahulukan
pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah daripada voting.
5) Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia diwujudkan
dalambentuk tidak menyalahgunakan kekuasaan (abuse of power) untuk
memperkaya diri atau kelompok karena penyalahgunaan kekuasaan
itulah yang menjadi faktor pemicu terjadinya korupsi. (Buku Ajar MKWU
Pendidikan Pancasila, 2016:132-133).
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
40
tujuan yang dicapai sehingga menimbulkan harapan dan optimisme serta
mampu menggugah motivasi untuk mewujudkan cita-cita.
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
41
A. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
42
Tabel 1. Perbedaan antara Ideologi Terbuka dengan Ideologi Tertutup
Perbedaan
No
Ideologi Terbuka Ideologi Tertutup
1 Sistem pemikiran yang terbuka Sistem pemikiran yang tertutup
Nilai-nilai dan cita-citanya tidak Cenderung untuk memaksakan
dipaksakan dari luar, melainkan mengambil nilai-nilai ideologi dari
2 digali dan diambil dari harta luar yang tidak sesuai dengan
kekayaan rohani, moral, dan keyakinan dan pemikiran
budaya masyarakat itu sendiri masyarakatnya
Dasar pembentukan ideologi
bukan keyakinan ideologis Dasar pembentukannya adalah cita-
sekelompok orang, melainkan cita atau keyakinan ideologis
3
hasil musyawarah dan perseorangan atau sekelompok
kesepakatan dari masyarakat orang
itu sendiri
Tidak diciptakan oleh negara,
Pada dasarnya ideologi tersebut
melainkan oleh masyarakat itu
diciptakan oleh negara, dalam hal ini
sendiri, sehingga ideologi
4 penguasa negara yang mutlak harus
tersebut adalah milik seluruh
diikuti oleh seluruh warga
rakyat atau anggota
masyarakat
masyarakatnya
Pada hakekatnya ideologi tersebut
hanya dibutuhkan oleh penguasa
Tidak hanya dibenarkan,
negara untuk melanggengkan
5 melainkan dibutuhkan oleh
kekuasaannya dan cenderung
seluruh warga masyarakat
memiliki nilai kebenaran hanya dari
sudut pandang penguasa semata
Isinya bersifat operasional,
kecuali apabila sudah Isinya terdiri dari tuntutan-tuntutan
dijabarkan ke dalam perangkat konkret dan operasional dengan
6
yang berupa konstitusi atau sifat keras yang wajib oleh seluruh
peraturan perundang-undangan warga masyarakatnya
lainnya
Senantiasa berkembang seiring
dengan perkembangan aspirasi,
pemikiran, dan akselerasi dari
Tertutup terhadap pemikiran-
masyarakat dalam mewujudkan
7 pemikiran baru yang berkembang
cita-citanya untuk hidup untuk
dalam masyarakatnya
hidup berbangsa sesuai dengan
harkat dan martabat
kemanusiaan
Sumber: Data Olahan dari Berbagai Sumber
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
43
Dalam hal ini, Pancasila dapat dipandang sebagai ideologi terbuka
karena berasal dari budaya bangsa yang digali oleh para pendiri negara.
Pancasila berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa,
sehingga memenuhi prasyarat menjadi ideologi yang terbuka. Sekalipun
Pancasila bersifat terbuka, tidak berarti bahwa keterbukaannya adalah
sebegiturupa sehingga dapat memusnahkan atau meniadakan jati diri
Pancasila sendiri.
Nilai instrumental, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi
Pancasila. Misalnya program-program pembangunan yang dapat disesuaikan
dengan perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat, undang-undang, dan
departemen-departemen sebagai lembaga pelaksana
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
44
juga dapat berkembang. Pada aspek ini senantiasa dapat dilakukan
perubahan.
1) Dimensi Idealisme
2) Dimensi normatif
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
45
hukum tertinggi dalam negara Republik Indonesia serta
merupakan staats fundamental norm (pokok kaidah negara yang
fundamental). Dengan kata lain, Pancasila agar mampu dijabarkan ke
dalam langkah-langkah yang bersifat operasional, perlu memiliki norma
atau aturan hukum yang jelas.
3) Dimensi Realitas
1) Tidak bersifat utopis, yaitu hanya merupakan sistem ide-ide belaka yang
jauh dari kehidupan sehari-hari secara nyata.
2) Bukan merupakan suatu doktrin belaka yang bersifat tertutup, melainkan
suatu norma yang bersifat idealis, nyata dan reformatif yang mamapu
melakukan perubahan.
3) Bukan merupakan suatu ideologi yang pragmatis, yang hanya
menekankan pada segi praktis-praktis belaka tanpa adanya aspek
idealisme. (Kemendikbud, 2015:15).
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
46
Pancasila bukan berarti tanpa batas. Keterbukan ideologi Pancasila
harus selalu memperhatikan:
RANGKUMAN
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
47