Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

KEWARGANEGARAAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang konsep


kewarganegaraan, urgensi, termasuk pemahaman mengenai hak dan
kewajiban selaku warga Negara, serta persoalan-persoalan di seputaran
kewarganegaraan.

RUANG LINGKUP MATERI

A. Pengertian Kewarganegaraan.
B. Penentuan Kewarganegaraan.
C. Persoalan Kewarganegaraan.
D. Hak Dan Kewajiban Warga Negara
E. Ketentuan Undang-Undang Mengenai Warga Negara Indonesia

URAIAN MATERI

A. PENGERTIAN KEWARGANEGARAAN

Kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan


hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara. Warganegara
sebagai terjemahan dari citizen artinya adalah anggota dari komunitas yang
membentuk negara itu sendiri . Warga Negara adalah yang menjadi bagian
dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara, dahulu disebut kawula
negara, sekarang lazim disebut warganegara. Sesuai dengan kedudukannya
sebagai orang yang merdeka. Dia bukan lagi hamba, melainkan peserta,
anggota atau warga dari suatu negara. Peserta dari suatu persekutuan yang

PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
100
didirikan melalui kekuatan bersama, tanggung jawab bersama, untuk
kepentingan bersama. (A. Ubaidillah, dkk, 2000:58)
Dalam Al-Quran Surat Al Anfal Ayat 72:
“Sesungguhnya orang-orang beriman, berhijrah meninggalkan
negerinya, berjuang dengan mengorbankan harta dan jiwa raganya di
jalan Allah, dan orng-orng yng memberikan suaka dan pertolongan
kepada orang-orang yang berhijrah tersebut, mereka ini satu sama lain
telah terikat dalam ikatan setia kawan. Dan terhadap orang-orang
yang beriman tetapi tidak berhijrah, kamu tidak terikat apa-apa
dengan mereka dalam ikatan setia kawan sampai mereka berhijrah (ke
Negara Islam). Tetapi seandainya mereka meminta pertolongan
kepadamu dalam urusan agama dar iserangan kaum kafir, kamu wajib
menolong mereka, kecuali jika antara kamu dengan kaum kafir itu
terikat oleh perjanjian tidak saling menyerang. Dan Allah maha melihat
apa yang kamu lakukan”.

Dari Ayat di atas kita dapat menarik beberapa kesimpulan antara lain:
1. Adanya status kewarga negaraan dalam Islam
2. Negara Islam melindungi segenap warga Negara Islam.

Al-Maududi, ada dua jenis kewarganegaraan yang dianut Negara


Islam, yaitu:
1. Kaum Muslim
Semua warga negara muslim di Negara Islam terdapat beban tugas
untuk menyelenggarakan kehidupan sejalan dengan tradisi Islam. Kepada
mereka sajalah negara menegakkan hukum-hukumnya secara
keseluruhan dan memerintahkan mereka untuk melaksanakan semua
kewajiban agama, moral, budaya dan politik. Negara mewajibkan
kewajiban bela negara kepada mereka.

PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
101
2. Kaum Dzimmy
Yaitu kaum non muslim yang bersedia tetap setia dan taat kepada
Negara Islam. Islam memberi jaminan perlindungan kehidupan, nafkah,
dan kekayaaan, serta jaminan kebudayaan, keimanan dan martabat
kepada mereka. (Abul A’la Al Maududi, 1990 : 208)

Pengertian kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai


berikut:
a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologis
1. Kewarganegraan dalam arti yuridis
Kewarganegaraan yang ditandai dengan adanya ikatan hokum antara
orang-orang dan Negara. Misalnya melalui akte kelahiran, bukti
kewarganegraaan dll
2. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis
Kewarganegaraan yang diikat oleh ikatan emosional, seperti ikatan
keturunan, primordial, sejarah dll.
b. Kewarganegaraan dalam arti Formil dan materiil
1. Kewarganegaraan dalam arti formil, menunjuk pada tempat
kewarganegaraan.
2. Kewaarganegaran dalam arti materiil, menunjuk pada akibat hokum
dari status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga
Negara. (Winarno, 2009:49)

Penduduk Negara dapat dibagi atas warganegara dan bukan


warganegara. Keduanya memiliki perbedaan, yaitu:
a. Setiap warganegara memiliki hubungan yang tidak terputus dengan tanah
airnya, dengan UUD negaranya, walupun yang bersangkutan berada
diluar negeri, selama yang bersangkutan tidak memutuskan
hubungannya.

PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
102
b. Penduduk yang bukan warganegara, hubungannya adalah selama yang
bersangkutan bertempat tinggal dalam wilayah Negara tersebut. (A.
Ubaidillah 2000:59)

A. PENENTUAN KEWARGANEGARAAN
Setiap Negara berwenang menentukan siapa-siapa yang menjadi
warga Negaranya. Dalam penentuan kewarganegaraan seseorang, dikenal
ada 3 unsur yang menentukan kewarganegaraannya, yaitu:
a. Asas Ius Soli
Asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan sesseorang ditentukan
dari tempat dimana orang tersebut dilahirkan.
b. Asas Ius Sanguinis
Asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan
berdasarkan keturunan dari orang tersebut.
c. Asas Naturalisasi (pewarganegaraan)
Meskipun orang tidak dapat memenuhi dua prinsip di atas,namun dapat
juga memperoleh kewarganegaraan dengan jalan pewarganegaraan atau
naturalisasi. Setiap Negara memiliki mekanisme tersendiri terkait dengan
naturalisasi ini.
Selain dari sisi kelahiran, penentuan asas kesatuan hukum dan asas
persamaan derajat.
a. Asas persamaan hokum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah
suatu ikatan yang tidak terpecah sebagai inti dari masyarakat. Dalam
menyelenggarakan kehidupan bersama, suami istri perlu mencerminkan
suatu kesatuan yang bulat termasuk dalam masalah kewarganegaraan.
Berdasarkan asas ini diusahakan status kewarganegaraan suami dan istri
adalah sama dan satu.
b. Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak
menyebabkan perubahan status kewarganegaraan suami dan istri.
Keduanya memiliki hak yang sama untuk menentukan sendiri

PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
103
kewarganegaraan. Jadi, mereka dapat berbeda kewarganegaraan seperti
halnya ketika belum berkeluarga. ( A.Ubaidillah 2000: 60)
Negara memiliki wewenang untuk menentukan warga negara sesuai
asas yang dianut negara tersebut. Dengan adanya kedaulatan ini, pada
dasarnya suatu negara tidak terikat oleh negara lain dalam menentukan
kewarganegaraan. Negara lain juga tidak boleh menentukan siapa saja yang
menjadi warga negara dari suatu negara.
Negara Indonesia telah menentukan siapa-siapa yang menjadi warga
negaranya. Hal tersebut tercantum dalam Pasal 26 Undang-Undang Dasar
1945 sebagai berikut:
(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga Negara.
(2) Penduduk ialah warganegara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
(3) Hal-hal mengenai warga Negara dan penduduk diatur dengan undang-
undang.

B. PERSOALAN KEWARGANEGARAAN
Penentuan kewarganegaraan dengan cara berbeda-beda oleh setiap
Negara dapat menciptakan persoalan kewarganegaraan bagi seorang warga
negara. Persoalan kewarganegaraan yang dapat terjadi ialah munculnya
apatride dan bipatride. Apatride adalah sebutan untuk orang-orang yang
tidak memiliki kewarganegaraan. Bipatride adalah sebutan untuk orang-
orang yang memiliki kewarganegaraan rangkap (dua). Bahkan, dapat muncul
multipatride yaitu sebutan untuk orang-orang yang memiliki
kewarganegaraan banyak (lebih dari dua). (A.Ubaidillah,dkk 2007:61)
Bipatride sering terjadi pada daerah perbatasan dua negara, oleh
karena itu butuh aturan yang ketat terkait perbatasan sehingga ada kejelasan
status warganegara di daerah tersebut (Kartasapoetra. 1993: 217)

PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
104
D. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
Hubungan warganegara dengan negara pada umumnya
berupa peranan. Peranan hakikatnya adalah tugas yang dilakukan
sesuai dengan status yang dimiliki, dalam hal ini sebagai warga
negara. Secara teori, status warga negara bisa berupa status aktif,
pasif, negative dan positif. Begitu pula dengan peranan warga
negara bisa berupa, aktif, pasif, negative dan positif. (Cholisin,
2000:46)
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu
yang semestinya diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu dan
tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya
dapat dituntut secara paksa olehnya. Hak dan Kewajiban
merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, keduanya harus
seiring sejalan. Jika salah satunya yang diutamakan tanpa
memperhatikan yang lain, maka tidak ada kaseimbangan antara hak
dan kewajiban. Jika keseimbangan antara hak dan kewajiban tidak
ada akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban,
kita harus mengetahui posisi diri kita sendiri. Selaku warga negara
harus tahu hak dan kewajibannya. Pejabat atau pemerintah pun
harus tahu akan hak dan kewajibannya, sesuai kewenangan yang
dimiliki olehnya. Sebagaimana yang sudah tercantum dalam hukum
dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban berlaku
seimbang, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera.
Hak dan kewajiban warga negara dalam UUD mencakup
berbagai bidang. Bidang bidang tersebut antara lain mencakup
bidang pemerintahan, social,keagamaan, pendidikan, ekonomi dan
pertahanan. Hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam
Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 UUD 1945. Beberapa hak dan
kewajiban tersebut antara lain sebagai berikut: (Winarno, 2007:58)

PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
105
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Pasal 27 ayat (2) UUD
1945 berbunyi:
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan”.Pasal ini menunjukkan adanya asas keadilan
sosial dan kerakyatan.
2. Hak membela Negara. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi: “Setiap
warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
Negara”.
3. Hak mengemukakan pendapat. Pasal 28 UUD 1945, yaitu “Kemerdekaan
berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”.
4. Hak kemerdekaan untuk memeluk agama. Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD
1945. Ayat (1) berbunyi bahwa: “Negara berdasarkan ketuhanan Yang
Maha Esa”.Hal ini berarti bahwa bangsa Indonesia percaya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Ayat (2) berbunyi: “Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan umtuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya
itu.”
5. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 yaitu hak dan kewajiban bela Negara.
Dinyatakan “bahwa Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamamnan Negara”.
6. Pasal 31 ayat (1) dan (2) UUD 1945 Hak untuk mendapatkan pengajaran.
Ayat (1) menerangkan bahwa “tiap-tiap warga Negara berhak untuk
mendapatkan pengajaran. Adapun ayat (2) dijelaskan bahwa pemerintah
mengusahakan dan meyelenggarakan satu system pengajaran nasional
yang diatur dengan UUD 1945”.
7. Hak mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia.
Pasal 32 UUD 1945 ayat (1) menyatakan bahwa “Negara memajukan
kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan

PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
106
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembngkan
nilai-nilai budayanya”.
8. Hak ekonomi atau hak mendapatkan kesejahteran social. Pasal 33 ayat
(1), (2), (3), (4), dan (5) UUD 1945 berbunyi:
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bgi Negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
(3) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk bgi
kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasn lingkungan, kamandirian serta menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.
9. Hak untuk mendapatkan jaminan keadilan social. Dalam pasal 34 UUD
1945 dijelaskan bahwa: “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara
oleh Negara”.

Kewajiban warga negara Indonesia terhadap negara antara lain:


a. Kewajiban untuk menaati hokum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1)
UUD 1945 berbunyi: “segala warga Negara bersamaan kedudukannya di
dalam hokum dan pemerintahan dn wajib menjunjung hokum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
b. Kewajiban bela Negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan
“Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan Negara”.
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
107
c. Kewajiban pertahanan Negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 menyatakan:
“Tiap-tiap warga Negara berhk dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan Negara”.

Di samping adanya hak dan kewajibaan warga negara terhadap


negara, dalam UUD 1945 perubahan pertama dicantumkan adanya hak asasi
manusia. Ketentuan mengenai hak asasi manusia adalah langkah maju dari
bangsa Indonesia menuju kehidupan konstitusional yang demokratis.
Ketentuan mengenai hak asasi manusia termaktub pada Pasal 28 A sampai J
UUD 1945. Dalam ketentuan tersebut juga dinyatakan adanya Kewajiban
Asasi Manusia.
Selanjutnya hak-hak warga negara yang tertuang dalam UUD 1945
sebagai Konstitusi Negara disebut Hak Konstitusional. Setiap warga negara
memiliki hak konstitusional sebagaimana yang ada dalam UUD 1945. Warga
negara berhak menggugat bila ada pihak-pihak lain yang berupaya
membatasi atau menghilangkan hak konstitusionalnya.
Selain itu diatur pula hak dan kewajiban yang dimiliki negara
terhadap warga negara. Hak dan kewajiban yang dimiliki negara terhadap
warga negara merupakan kewajiban dan hak warga negara terhadap negara.
Beberapa ketentuan itu antara lain sebagai berikut:
a. Hak negara untuk ditaati dalam hukum dan pemerintahan.
b. Hak negara untuk mendapatkan pembelaan dari warga negara.
c. Hak negara untuk menguasai bumi, air, dan kekayaan untuk
diperuntukkan bagi kepentingan rakyat.
d. Kewajiban negara untuk menjamin adanya sistem hukum yang adil.
e. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi manusia bagi warga negara
Negara.
f. Kewajiban negara untuk mengembangkan sistem pendidikan nasional
untuk kepentingan rakyat.
g. Kewajiban Negara memberi jaminan sosial bagi rakyat.
h. Kewajiban Negara memberi kebebasan beribadah bagi rakyat.
PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
108
E. KETENTUAN UNDANG-UNDANG MENGENAI WARGA NEGARA
INDONESIA
Mengenai warga negara Indonesia diatur dengan undang-undang.
Sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sampai saat ini, undang-undang
tentang perihal kewarganegaraan adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang No.3 Tahun 1946 tentang warga Negara dan penduduk
Negara.
b. Undang-Undang No.6 Tahun 1947 tentang perubahan atas Undang-
Undang No.3 Tahun 1946 tentang warga Negara dan penduduk Negara.
c. Undang-Undang No.8 Tahun 1947 tentang memperpanjang waktu untuk
mengajukan pernyataan berhubung dengan kewargaan Negara
Indonesia.
d. Undang-Undang No.11 Tahun 1948 tentang memperpanjang waktu lagi
untuk mengajukan pernyataan berhubung dengan kewargaan Negara
Indonesia.
e. Undang-Undang No.62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia.
f. Undang-Undang No.3 Tahun 1976 tentang perubahan atas pasal 18
Undang-Undang No.62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia.
g. Undang-Undang No.12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik
Indonesia.
Undang-Undang yang mengatur tentang kewarganegaraan Indonesia
sebagai pelaksanaan dari pasal 26 UUD 1945 yang berlaku sekarang ini
adalah Undang-Undang No.12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diundangkan pada 1 Agustus 2006. Undang-Undang
ini menggantikan undang-undang kewarganegaraan lama, yaitu Undang-
Undang No. 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia.

PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
109
Beberapa ketentuan yang terdapat didalam Undang-undang No. 12
Tahun 2006 antara lain sebagai berikut:
a. Tentang siapa yang berhak menjadi warga negara Indonesia, dinyatakan
bahwa warga negara Indonesia adalah:
1) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia
dengan negara lain sebelum undang-undang ini berlaku sudah
menjadi warga negara Indonesia.
2) Anak yang dilahirkan dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
warga negara Indonesia dan ibu warga negara Indonesia.
3) Anak yang dilahirkan dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
warga negara Indonesia dan ibu warga negara asing.
4) Anak yang dilahirkan dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
warga negara asing dan ibu warga negara Indonesia.
5) Anak yang dilahirkan di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu
warga negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak memiliki
kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak
memberikan kewrganegaraan kepada anak tersebut.
6) Anak yang dilahirkan dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari
setelah ayahnya meninggal dari perkawinan yang sah dan ayahnya
warga negara Indonesia.
7) Anak yang dilahirkan di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu
warga negara Indonesia.
8) Anak yang dilahirkan di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu
warga negara asing yang diakui oleh seorang ayah warga negara
Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum
anak tersebut berusia 19 (delapan belas) tahun dan/atau belum
kawin.
9) Anak yang dilahirkan di wilayah Negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.

PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
110
10) Anak yang baru dilahirkan yang ditemukan di wilayah Negara
Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui.
11) Anak yang dilahirkan di wilayah Negara Republik Indonesia apabila
ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya.
12) Anak yang dilahirkan di luar wilayah Negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu warga Negara Indonesia oleh karena ketentuan
dari Negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
13) Anak warga Negara Indonesia yang belum genap berusia 5 (lim)
tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh warga negara asing
berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui sebagai warga Negara
Indonesia.

a. Tentang pewarganegaraan.
Pewarganeraan adalah tata cara bagi warga Negara asing untuk
memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan.
Dalam undang-undang dinyatakan bahwa kewarganegaraan Republik
Indonesia dapat juga diperoleh melalui pewarganegaraan. (Winarno,
2007:54)
Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Telah berusia 19 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.
2) Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
Negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut
atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut.
3) Sehat jasmani dan rohani.
4) Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
111
5) Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih.
6) Jika dengan memperoleh kewarganegraan Republik Indonesia, tidak
menjadi berkewarganegaraan ganda.
7) Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap
8) Membayar uang pewarganegaraan ke kas Negara.
Permohonan Pewarganegaraan diajukan di Indonesia oleh pemohon
dengan cara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermaterai cukup
kepada Presiden melalui Menteri. Menteri yang dimaksud adalah menteri
yang bertanggungjawabn di bidang kewarganegaraan Republik Indonesia
dalam hal ini Menteri Hukum dan HAM.
Menteri meneruskan permohonan tersebut disetai dengan
pertimbangan kepada Presiden dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan
terhitung sejak permohonan diterima. Selanjutnya Presiden berwenang
mengabulkan atau menolak permohonan pewarganegaraan tersebut.
Pengabulan permohonan pewarganegaraan ditetapkan dengan Keputusan
Presiden (Keppres).
Warga Negara asing yang kawin secara sah dengan warga Negara
Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia dengan
menyampaikan pernyataan menjadi warga Negara Indonesia di hadapan
pejabat berwenang.
Pernyataan tersebut dilakukan apabila yang bersangkutan sudah
bertempat tinggal di wilayah Negara Republik Indonesia minimal 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-
turut, kecuali dengan perolehan kewarganegaraan tersebut mengakibatkan
berkewarganegaraan ganda.
Orang asing yang telah berjasa kepada Negara Republik Indonesia
atau dengan alasan kepentingan Negara dapat juga diberi kewarganegaraan
Republik Indonesia oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, kecuali dengan pemberian

PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
112
kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang bersangkutan
berkewarganegaraan ganda.

a. Tentang kehilangan kewarganegaraan, dinyatakan bahwa


kewarganegaraan Republik Indonesia hilang oleh karena:
1) Memperoleh kewarganegaraan lain dengan kemauannya sendiri.
2) Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan
orang tersebut mendapat kesempatan untuk itu.
3) Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas
permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18
(delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar
negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan Republik
Indonesia tidak menjadi orang tersebut tanpa kewarganegaraan.
4) Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin sebelumnya dari Presiden.
5) Dengan sukarela masuk dalam dinas Negara asing, yang dalam jabatan
dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara
Indonesia.
6) Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji untuk
setia kepada Negara asing atau bagian dari Negara asing tersebut.
7) Tidak diwajibkan akan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu
yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu Negara asing.
8) Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari Negara asing
atau surat yang dapat diterjemahkan sebagai tanda kewarganegaraan
yang masih berlaku dari Negara lain atas namanya.
9) Bertempat tinggal di luar wilayah Negara Republik Indonesia selama 5
(lima) tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas Negara, tanpa
alasan yang sah dan dengan sengaja tidak manyatakan keinginannya
untuk tetap menjadi warga negara Indonesia sebelum jangka waktu 5
(lima) tahun tersebut berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya

PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
113
yang bersaangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap
menjadi warga negara Indonesia kepada perwakilan Republik
Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang
bersangkutan padahal perwakilan Republik Indonesia tersebut telah
memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan,
sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
10) Perempuan warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki
warga Negara asing kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
jika menurut ketentuan hokum Negara asal suaminya,
kewarganegaraan istri mengikuti kewrganeganegaraan suami sebagai
akibat perkawinan tersebut.
11) Laki-laki warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga Negara asing kehilangan kewarganegraan Republik Indonesia
jika menurut ketentuan hokum asal istrinya, kewarganegraan suami
mengikuti kewarganegraan istri sebagai akibat perkawinan tersebut.
Atau jika ingin tetap menjadi warga Negara Indonesia dapat
mengajukan surat pernyataan mengenai keinginannya kepada pejabat
atau perwakilan Republik Indonesia yang wilayahnya meliputi tempat
tinggal perempuan atau laki-laki tersebut, kecuali pengajuan tersebut
mengakibatkan kewarganegraan ganda. Surat pernyataan dapat
diajukan oleh perempuan setelah 3 (tiga) tahun sejak tanggal
perkawinannya.
12) Setiap orang yang mempunyai kewarganegraan Republik Indonesia
berdasarkan keterangan yang kemudian hari dinyatakan palsu atau
dipalsukan, tidak benar, atau tejadi kekeliruan mengenai orangnya
oleh instansi yang berwenang, dinyatakan batal kewarganegaraannya.
Menteri mengumumkan nama orang tersebut kehilangan
kewarganegraan Republik Indonesia dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
114
Asas-asas kewarganegaraan yang digunakan dalam Undang-Undang
No.12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia meliputi:
a. Asas ius sanguinis, adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan pada keturunan bukan negara tempat kelahiran.
b. Asas ius soli secara terbatas, adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan pada negara tempat kelahiran,
yang diperuntukkan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam undang-undang.
c. Asas kewarganegaraan tunggal, adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap seorang.
d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam undang-undang ini.
Undang-Undang No.12 Tahun 2006 pada dasarnya tidak mengenal
adanya kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan
(apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak-anak
merupakan suatu pengecualian.

RANGKUMAN

Negara adalah integrasi dari kekuasaan politik, yang merupakan


organisasi pokok dari kekuasaan politik. Negara ialah alat kekuasaan dalam
masyarakat untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam
masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat.
Teori-teori terbentuknya Negara dapat digolongkan dalam beberapa
teori, antara lain, teori alamiah,toeri ketuhanan, teori kekuatan, teori kontrak
social, dan teori patriakal dan matriakal.
Unsur-unsur terbentunya negra antara lain, penduduk, wilayah,
pemerintahan dan pengakuan. Setiap Negara memiliki fungsi yang mutlak
dilakukan antara lain: melaksanakan ketertiban, mewujudkan kesejahteraan

PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
115
dan kemakmuran rakyat, pertahanan, dan menegakkan keadilan.
Bentuk Negara terdiri dari Negara republic dan Negara serikat, sedangkan
bentuk pemerintahan terdiri dari Republic dan Monarki.
Kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan
hubungan atau ikatan antara Negara dengan warga Negara. Tiga unsur yang
menentukan kewarganegaraannya, yaitu: Asas Ius Soli, Asas Ius Sanguinis,
Asas Naturalisasi (pewarganegaraan).
Persoalan kewarganegaraan yang dapat terjadi ialah munculnya
apatride dan bipatride. Apatride adalah sebutan untuk orang-orang yang
tidak memiliki kewarganegaraan. Bipatride adalah sebutan untuk orang-
orang yang memiliki kewarganegaraan rangkap (dua). Bahkan, dapat muncul
multipatride yaitu sebutan untuk orang-orang yang memiliki
kewarganegaraan banyak (lebih dari dua).

PENDIDIKANPANCASILA&KEWARGANEGARAAN
116

Anda mungkin juga menyukai