Anda di halaman 1dari 15

KONSEP HUBUNGAN BANGSA, NEGARA, DAN WARGA NEGARA

( STATUS, ASAS DAN SYARAT KEWARGANEGARAAN )

1) Status Kewarganegaraan
Rakyat merupakan satu dari beberapa syarat penting dalam
keberlangsungan sebuah negara, karena rakyat merupakan
elemen penting yang membentuk negara. Rakyat memiliki
pengertian yang berbeda dengan penduduk maupun warga
negara meskipun memiliki konsep yang sama namun pada
dasarnya sangat berbeda.
Penduduk dibagi menjadi dua kategori yakni penduduk dan bukan
penduduk. Yang dimaksud dengan penduduk ialah seseorang yang
berdomisili baik menetap maupun tinggal di dalam sebuah
wilayah negara. Sedangkan yang dikatakan dengan bukan
penduduk ialah seseorang yang berada di satu wilayah sebuah
negara namun tidak memiliki tujuan untuk berdomisili baik
menetap maupun tinggal di negara yang dimaksud dalam waktu
yang lama.
Warga negara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu warga
negara asli (pribumi), merupakan penduduk asli dalam negara
tersebut misalnya Suku Jawa, Suku Madura dan sebagainya.
Warga negara keturunan asing (non-pribumi), yaitu warga negara
asing yang telah menjadi warga negara Indonesia asli. Misalnya
warga negara Indonesia keturunan Arab, dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan status ialah sebuah kondisi maupun
kedudukan seseorang atau suatu badan bisa juga yang lainnya
yang memiliki hubungan dengan sesuatu hal (dalam hal ini
negara). Sedangkan pengertian kewarganegaraan ialah
keikutsertaan seseorang menjadi anggota di dalam sebuah
kendali lingkup politik negara.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa pengertian status
kewarganegaraan ialah kedudukan warga negara dalam negara
yang memiliki keterkaitan secara hukum dengan sebuah negara.
Diantara hubungan negara dengan warga negara tersebut terjadi
keterkaitan yang kemudian timbul sebuah hak dan kewajiban
warga negara dalam UUD 1945.
Kewarganegaraan menurut pemahaman seorang Wolhoff
ialah sebuah keanggotaan pada sebuah bangsa tertentu dalam hal
ini sejumlah manusia yang terikat dengan yang lainnya karena
memiliki kesatuan bahasa, kehidupan sosial dan adat budaya
serta kesadaran nasional. Kewarganegaraan dan kebangsaan
memiliki pengertian serupa namun memiliki prinsip dasar yang
berbeda dalam hal partisipasinya didalam kehidupan politik di
negara tersebut. Terdapat dua aspek mendasar yang
berhubungan dengan status kewarganegaraan seseorang, yaitu :
1. Status dalam hukum, status kewarganegaraan seseorang dalam
aspek hukum ialah kedudukan seseorang sebagai warga negara
dimana kedudukannya disahkan secara hukum (legal) yang
berlaku dinegara tersebut.
2. Status dalam sosial, status kewarganegaraan seseorang dalam
aspek sosial ialah merupakan kedudukan seseorang sebagai
warga negara yang kedudukannya diakui secara sosial namun
belum memiliki kekuatan hukum atas status tersebut.

Salah satu syarat untuk diterimanya status seseorang menjadi


warga negara dan memiliki status kewarganegaraan secara legal
ialah dengan adanya ketentuan hukum yang berlaku di sebuah
negara. Seperti yang tertera dalam UUD 1945 pasal 28D ayat (4)
UUD1945, yaitu “setiap orang berhak atas status
kewarganegaraan”. Dengan adanya Undang-undang yang menjadi
sebuah landasan hukum persamaan kedudukan warga negara,
maka kedudukan warga negara dalam negara menjadi semakin
jelas dan kuat.
Menurut tata cara serta ketentuan-ketentuan dalam memperoleh
status kewarganegaraan, terdapat dua cara yang lazimnya di
pergunakan. yaitu stelsel aktif dan juga stelsel pasif.
Stelsel aktif adalah seseorang harus melakukan tindakan-tindakan
hukum tertentu secara aktif untuk menjadi warga negara.
Sedangkan Stelsel pasif adalah seseorang dengan sendirinya
dianggap menjadi warga negara tanpa melakukan sesuatu
tindakan hukum tertentu.
Dalam pelaksanaannya kedua stelsel tersebut mengakibatkan dua
konsekuensi Hukum yaitu sebagai berikut :
1. Hak Opsi adalah hak untuk memilih kewarganegaraan dan
berpindah kewarganegaraan tertentu. Hak opsi ini berlaku
pada stelsel aktif
Contoh : Seseorang yang ingin menjadi warga negara tertentu
harus terlebih dahulu memenuhi syarat yang ditentukan oleh
negara tersebut, setelah memenuhi syarat tersebut maka
pemerintah negara tersebutlah yang menentukan masuk atau
tidaknya seseorang yang ingin menjadi warga negaranya
2. Hak Repudiasi adalah hak untuk menolak suatu
kewarganegaraan yang diberikan oleh negara lain. Hak
Repudiasi berlaku pada stelsel Pasif,
Contoh : Seseorang yang telah berjasa pada negara tertentu
tetapi bukan warga negaranya diberikan atau ditawarkan
menjadi warganegaranya tetapi menolak karena memilih
kewarganegaraan asalnya, menolak disini disebut hak
repudiasi.
Globalisasi yang terjadi di seluruh penjuru dunia membuat
mobilias seseorang menjadi sangat tinggi, demi pekerjaan
ataupun pendidikan seseorang bisa saja bertempat tinggal di
luar negeri kemudian menikah (lintas negara) dan berkeluarga.
Permasalahan yang timbul karena perkawinan campuran lintas
negara ini dapat membuat anak hasil perkawinan tersebut
memiliki status kewarganegaraan ganda, yang didapat dari
ayah maupun ibunya. Hal tersebut pun juga telah diatur di
dalam perundang-undangan yang berlaku. Beberapa masalah
yang timbul terkait status kewarganegaraan ialah sebagai
berikut.
a. Apatride, yakni seseorang yang tak memiliki status
kewarganegaraan. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki
status kewarganegaraan y (menganut asas ius soli) lahir di
negara x (menganut asas ius sanguinis), seseorang tersebut
tidak diaui oleh negara x maupun negara y, hal tersebut yang
membuatnya menjadi tanpa status kewarganegaraan
b. Bipatride, seseorang yang memiliki dua kewarganegaraan
sekaligus atau disebut kewarganegaraan ganda. Sebagai
contoh, seseorang yang memiliki status kewarganegaraan x
(menganut asas ius sanguinis) lahir di suatu wilayah negara y
(menganut asa ius soli). Kedua negara mengakui seseorang
tersebut sebagai warga negaranya karena pertalian darah
dengan orangtuanya dan juga tempat keahirannya
c. Multipatride, seseorang yang memiliki status
kewarganegaraan lebih dari dua. Seseorang yang telah
memiliki status kewarganegaraan ganda kemudian
mendapat pemberian status kewarganegaraan dari negara
lain tersebut tanpa melepas status kewarganegaraan yang
telah dimiliki sebelumnya.
2) Asas Kewarganegaraan
Asas merupakan dasar atau sesuatu yang menjadi tumpuan.
Sedangkan asas kewarganegaraan ialah dasar untuk menentukan
atau menggolongkan seseorang menjadi anggota disuatu negara
dengan ketentuan-ketentuan tertentu. Menurut asas
kewarganegaraan yang dianut di negara Indonesia, terdapat
beberapa cara dalam menentukan status kewarganegaraan
seseorang.
Asas kewarganegaraan yang dilandaskan oleh kelahiran :
a. Asas ius sanguinis (hubungan darah atau keturunan), yakni
status kewarganegaraan yang didapatkan dari hubungan
pertalian darah atau keturunan. Sebagai contoh jika seorang
bayi dilahirkan di suatu negara x dan orang tuanya berstatus
kewarganegaraan negara y, maka secara otomatis bayi
tersebut memiliki status kewarganegaraan y.
b. Asas ius soli (tempat lahir), yakni status kewarganegaraan yang
ditentukan menurut tempat kelahiran. Sebagai contoh,
seseorang dilahirkan di suatu negara x namun orang tua
memiliki status kewarganegaraan negara y, maka seseorang
tersebut dapat mendapatkan status kewarganegaraan negara x
(dengan ketentuan sesuai negara tersebut).
c. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan
satu kewarganegaraan bagi setiap orang. asas
kewarganegaraan tunggal merupakan prinsip tentang status
kewarganegaraan yang dimana setiap warga negara tidak boleh
berkewarganegaraan ganda.
d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yakni dasar dalam
menentukan kewarganegaraan bagi anak-anak hasil
perkawinan lintas negara. Ini adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak, dimana
penerapannya telah diatur di dalam undang-undang. Namun,
ketika anak tersebut telah berusia 18 tahun maka ia harus
memilih satu kewarganegaraan saja.
3) Syarat Kewarganegaraan
Ada istilah warga negara dan ada istilah penduduk. Kedua
hal tersebut memiliki maksud yang hampir mirip, namun
sebenarnya dua hal yang berbeda. Meskipun bila dilihat dari
pengertiannya, hanya ada sedikit perbedaan. Penduduk adalah
semua orang yang tinggal dalam suatu wilayah dan tidak tinggal
dalam wilayah, kalau wilayahnya negara berarti disebut penduduk
negara. Penduduk negara dapat merupakan warga negara asli dan
warga negara yang tinggal dan menetap di suatu negara karena
tujuan sesuatu. Misalnya warga negara yang tinggal sementara
untuk berwisata, bekerja, atau mengadakan penelitian di suatu
negara.
Sedangkan warga negara secara umum adalah orang yang tinggal
di suatu negara tertentu atau tinggal di negara lain, dan memiliki
pengakuan secara resmi sebagai penduduk suatu negara.
Berarti warga negara Indonesia adalah orang-orang yang
menempati wilayah Indonesia dan wilayah negara lain, dan
mendapat pengakuan resmi / tercatat oleh pemerintah Indonesia
sebagai penduduk negara Indonesia. Hal tersebut menunjukkan
bahwa penduduk negara Indonesia mencakup dua aspek, yaitu
warga negara Indonesia (yang tinggal di Indonesia dan tidak) dan
warga negara asing yang tinggal sementara di Indonesia. Contoh :
TKI yang bekerja dan tinggal di Arab Saudi merupakan warga
negara Indonesia yang juga berarti penduduk negara Indonesia.
Sementara warga negara asing yang datang ke Indonesia
merupakan penduduk Indonesia, namun berstatus sebagai warga
negara asing.
Kedudukan warga negara Indonesia, yang untuk selanjutnya kita
sebut WNI mempunyai hak dan kewajiban yang sesuai dengan
aturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan UU Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia dijelaskan bahwa orang asing dapat menjadi
warga negara Indonesia (WNI) setelah memenuhi syarat dan
tatacara yang diatur dalam peraturan dan undang-undang.
Pada pasal 8, disebutkan “Kewarganegaraan Republik Indonesia
dapat juga diperoleh melalui pewarganegaraan.”
pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk
memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui
permohonan.
Berdasarkan undang-undang tersebut adalah, seseorang dapat
dikatakan sebagai WNI apabila :
I. Orang tersebut yang berdasarkan perjanjian Pemerintah
Republik Indonesia dan sebelum berlakunya UUKI tahun
2006 sudah menjadi WNI.
II. Anak dari perkawinan yang sah (diakui secara resmi) dari
seorang ayah dan ibu WNI
III. Anak dari perkawinan yang sah (diakui oleh hukum agama
dan negara) antara ayah WNI dengan ibu WNA
IV. Anak dari perkawinan yang sah (resmi menurut hukum
agama dan negara) antara ayah WNA, namun ibunya adalah
WNI.
V. Orang tersebut adalah anak dari perkawinan yang sah antara
ibu WNI dan ayah yang tidak mempunyai pengertian status
kewarganegaraan. Sah berarti resmi secara agama dan
tercatat dalam catatan negara. Tidak bisa hanya sah secara
agama.
VI. Anak dari perkawinan yang sah antara ibu WNI dan ayah
WNA, dan anak tersebut tidak memperoleh
kewarganegaraan dari negara asal ayah.
VII. Anak yang terlahir dari perkawinan yang sah di mana ayah
adalah WNI dan telah meninggal dengan masa tenggang 300
hari sebelum kelahiran.
VIII. Anak yang lahir bukan dari perkawinan yang sah namun
ibunya adalah WNI
IX. Anak yang lahir bukan dari perkawinan yang sah dengan ibu
WNA dan ayahnya WNI, di mana ayahnya mengakuinya
sebagai anak sebelum usia 18 tahun atau sebelum kawin
X. Anak yang kelahirannya di wilayah Indonesia dengan status
kewarganegaraan ayah dan ibu tidak jelas atau tidak
diketahui keberadaannya. Termasuk di dalamnya anak yang
terlahir tidak diketahui siapa ayah dan ibunya /
diterlantarkan.
XI. Anak yang lahir di luar wilayah Indonesia dengan ayah dan
ibu WNI, namun negara tempat dilahirkannya juga
memberikan kewarganegaraan.
XII. Anak dari ayah atau ibu WNA yang sudah dikabulkan
permohonannya menjadi WNI,namun ayah dan ibu telah
meninggal sebelum mengucapkan sumpah atau janji setia
pada Indonesia.

Ada beberapa WNA yang telah lama menetap dan


bekerja di Indonesia jatuh cinta pada Indonesia. Atau ada
beberapa orang yang mempunyai suami / isteri WNI,
kemudian jatuh cinta pada Indonesia. Beberapa orang itu
kemudian ingin syarat menjadi warga negara Indonesia.
Padahal dia sudah mempunyai kedudukan warga negara
dalam negara yang jelas. Menurut UUD 1945 sebagai
konstitusi Indonesia, hal tersebut dapat dilakukan dan diatur
oleh undang-undang yang lebih rinci dalam Undang-Undang
kewarganegaraan Nomor 12 Tahun 2006
Indonesia mengakomodir keinginan warga negara asing yang
ingin menjadi warga negara Indonesia. Meskipun tidak
mudah, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi
WNA yang ingin menjadi WNI. Syarat tersebut akan sedikit
diuraikan di bawah ini

1. Usia 18 Tahun
WNI yang belum berusia 18 tahun, kewarganegaraannya
mengikuti orangtua, seperti yang telah disebutkan di atas.
Sedangkan orang yang sudah berusia 18 tahun atau sudah
kawin, harus mengikuti prosedur menjadi WNI.

2. Tinggal di Indonesia
Ketika mengajukan permohonan syarat menjadi warga
negara Indonesia, orang tersebut telah tinggal di
Indonesia selama 5 tahun berturut-turut atau telah
tinggal di Indonesia paling sedikit 10 tahun tidak dalam
waktuberturut-turut. Dibuktikan dengan dokumen-
dokumen yang dimiliki.

3. Sehat Jasmani dan Rohani


Orang yang mengajukan permohonan menjadi WNI
adalah orang yang sehat jasmani dan rohani. Dibuktikan
dengan pernyataan sehat dari dokter Karena untuk
menghindari orang yang ingin menjadi WNI kemudian
diterima permohonannya ternyata membawa penyakit
menular yang berbahaya.

4. Berbahasa Indonesia
Pemohon yang mengajukan permohonan menjadi WNI
harus sudah dapat berbahasa Indonesia secara pasif dan
aktif. meskipun belum fasih, Karena Bahasa Indonesia
adalah bahasa persatuan.
5. Mengakui Pancasila dan UUD 1945
Pancasila adalah dasar negara yang menjadi pedoman
hidup Bangsa Indonesia. Begitu pula dengan UUD 1945
yang merupakan konstitusi Indonesia. Jadi, orang yang
ingin menjadi WNI harus mengakui keduanya. Karena
ketika menjadi WNI orang harus tunduk terhadap aturan
UUD 1945 dan menjalankan nilai-nilai Pancasila sebagai
ideologi terbuka.

6. Tidak Pernah Dipidana


Pemohon tidak boleh orang yang pernah dipidana di
negaranya dengan hukuman pidana lebih dari 1 tahun.
Karena hukuman lebih dari 1 tahun menandakan tindak
pidana kejahatan yang cukup berat.

7. Tidak Memiliki Kewarganegaraan Ganda


Ketika resmi menjadi WNI harus rela melepaskan
kerwarganegaraan aslinya. Hukum negara Indonesia tidak
mengijinkan warga negaranya memiliki kewarganegaraan
ganda.

8. Mempunyai Pekerjaan Tetap


Orang yang mengajukan permohonan menjadi WNI
adalah orang yangmempunyai pekerjaan / penghasilan
tetap. Jangan sampai ketika diterima menjadi WNi
menjadi beban negara.

9. Membayar Kas
Ketika mengajukan permohonan dan diterima, maka
pemohon harus membayar sejumlah uang yang
ditentukan kepada kas negara sebagai uang
pewarganegaraan.
10. Surat Keterangan Imigrasi
Syarat tambahan menjadi WNI adalah adanya Surat
Keterangan Imigrasi (SKIM), yang berisi keterangan telah
tinggal di Indonesia minimal 5 tahun berturut-turut atau
selama minimal 10 tahun tidak berturut-turut. Surat
diserahkan kepada Kantor Wilayah Departemen Hukum
dan Hak Asas iManusia di wilayah pemohon tinggal di
Indonesia.

11. Surat Keterangan dari Kedutaan Besar Negara Pemohon


Pemohon harus mempunyai surat keterangan dari
Kedutaan Besar negara asalnya yang menyatakan negara
asalnya tidak keberatan apabila pemohon pindah
kewarganegaraan.

12. Legalisir Semua Dokumen


Semua dokumen dan administrasi yang menjadi syarat
untuk menjadi WNI harus dilegalisir. Khusus untuk warga
negara Amerika Serikat, semua dokumen harus dilegalisir
oleh kedutaan besar Amerika Serikat di Indonesia.
Sedangkan untuk pemohon dari negara lain dapat
melegalisir semua dokumen di Departemen Hukum dan
Hak Asasi Manusia di wilayah hukum di mana dia tinggal.

13. Surat Keterangan Penghasilan


Surat keterangan penghasilan berisi pernyataan tentang
penghasilan dan pekerjaan pemohon selama ini. Surat ini
dikeluarkan oleh kecamatan berdasarkan surat pengantar
Kelurahan sesuai surat keterangan perusahaan tempat
pemohon bekerja atau surat keterangan dari keluarga
tempat dia tinggal.
14. Surat Keterangan Catatan Kepolisian
Surat Keterangan Catatan Kepolisian umumnya untuk
mendukung pernyataan tidak pernah dipidana lebih dari 1
tahun selama di negeri asalnya dan juga di Indonesia. Ini
diperlukan agar jangan sampai Pemerintah Indonesia
menerima permohonan WNI yang ternyata pelarian atas
tindakan kejahatan.

15. Semua Dokumen Lengkap


Semua dokumen yang disebutkan di atas harus dipenuhi
secara lengkap dengan 2 rangkap jika ini ingin menjadi
WNI.
Selanjutnya proses akan berlangsung selama sekitar 3
sampai 7 bulan, hingga permohonan diterima Pemerintah
Indonesia.

16. Mengucapkan Janji Setia dan Sumpah Setia


Setelah permohonan diterima, syarat terakhir menjadi
WNI adalah mengucapkan sumpah dan janji setia kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Isi janji dan sumpah
setia tentang kesetiaan pada NKRI dan pengakuan
terhadap UUD 1945 dan Pancasila
KESIMPULAN
Hubungan antara warga negara dengan negara telah di atur
dalam UUD 1945. Hubungan antara warga negara dengan negara
indonesia tersebut digambarkan dengan baik dalam pengaturan
mengenai hak dan kewajiban. Baik itu hak dan kewajiban warga negara
terhadap negara maupun hak dan kewajiban negara terhadap
warganya. Ketentuan selanjutnya mengenai hak dan kewajiban warga
negara diberbagai bidang terdapat dalamperaturan perundang-
undangan dibawah undang-undang dasar.
a) Salah satu syarat untuk diterimanya status seseorang menjadi
warga negara dan memiliki status kewarganegaraan secara legal
ialah dengan adanya ketentuan hukum yang berlaku di sebuah
negara. Seperti yang tertera dalam UUD 1945 pasal 28D ayat (4)
UUD 1945, yaitu “setiap orang berhak atas status
kewarganegaraan”. Dengan adanya Undang-undang yang menjadi
sebuah landasan hukum persamaan kedudukan warga negara,
maka kedudukan warga negara dalam negara menjadi semakin
jelas dan kuat.
b) Asas merupakan dasar atau sesuatu yang menjadi tumpuan.
Sedangkan asas kewarganegaraan ialah dasar untuk menentukan
atau menggolongkan seseorang menjadi anggota disuatu negara
dengan ketentuan-ketentuan tertentu. Menurut asas
kewarganegaraan yang dianut di negara Indonesia, terdapat dua
asas yaitu asas kelahiran dan asas perkawinan.
c) Berdasarkan UU Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia dijelaskan bahwa orang asing dapat menjadi
warga negara Indonesia(WNI) setelah memenuhi syarat dan
tatacara yang diatur dalam peraturan danundang-undang. Pada
pasal 8, disebutkan “Kewarganegaraan Republik Indonesia dapat
juga diperoleh melalui pewarganegaraan.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para negara dan warga negara identik dengan adanya hak dan
kewajiban, antara warga
negara dengan negaranya ataupun sebaliknya. Negara memiliki
kewajiban untuk memberikan
keamanan, kesejahteraan, perlindungan terhadap warga ne wajib
membela negara dan berhak
mendapatkan perlindungan dari negara. Di Indonesia seringkali terjadi
adanya kesenjangan
antara peranan negara dengan kehidupan warga negara. Masalah-
masalah politik, sosial,
ekonomi, dan budaya misalnya, seringkali terjadi karena adanya
kesenjangan antara peranan
negara serta kehidupan warga negaranya. Dalam deretan pasal-pasal
beserta ayat-ayatnya,
UUD 1945 secara jelas mencantumkan hak serta kewajiban negara atas
rakyatnya yang
secara jelas juga harus dipenuhi melalaui tangan-tangan trias politica
ala Monteqeiu. Melalui
tangan Legislatif suara rakyat tersampaikan, melalui tangan eksekutif
kewajiban negara, hak
rakyat dipenuhi, dan di tangan yudikatif aturan-aturan pelaksanaan hak
dan kewajiban di
jelaskan. Idealnya begitu, tapi apa daya sampai sekarang boleh di
hitung dengan sebelah
tangan seberapa jauh negara menjalankan kewajibannya. Boleh
dihitung juga berapa banyak
negara menuntut haknya.
Bukan hal yang aneh ketika sebagian rakyat menuntut kembali haknya
yang selama
ini telah di berikan kepada negara sebagai jaminan negara akan
menjaga serta menjalankan
kewajibannya. Negara sebagai sebuah entitas dimana meliputi sebuah
kawasan yang diakui
(kedaulatan), mempunyai pemerintahan, serta mempunyai rakyat.
Rakyat kemudian
memberikan sebagian hak-nya kepada negara sebagi ganti negara akan
melindunginya dari
setiap mara bahaya, serta berkewajiban untuk mengatur rakyatnya.
Hak-hak rakyat tadi
adalah kewajiban bagi sebuah negara. Hak untuk hidup, hak untuk
mendapatkan kerja serta
hak-hak untuk mendapatkan pelayanan umum seperti kesehatan,
rumah, dan tentunya hak
untuk mendapatkan pendidikan. Semuanya itu harus mampu dipenuhi
oleh negara, karena
itulah tanggung jawab negara. Kalau hal itu tak bisa dipenuhi oleh
sebuah negara maka tidak
bisa disebut sebuah nega
MAKALAH
KONSEP HUBUNGAN BANGSA, NEGARA, DAN WARGA NEGARA
( STATUS, ASAS DAN SYARAT KEWARGANEGARAAN )
Disusun oleh :
Xxxxxx (L1Axxxxxx)
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGG

Anda mungkin juga menyukai