Oleh :
Ahmad Syahyudi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam
nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik
kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-
cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Dalam tulisan ini hendak diuraikan perihal tentang pengertian warganegara, perbedaannya
dengan orang asing serta penduduk. Kemudian diuraikan perihal kewarganegaraan yang akan
memuat asas kewarganegaraan, warga negara republik indonesia, cara memperoleh
kewarganegaraan, bagaimana kehilangan kewarganegaraan dan cara memperoleh kembali
kewarganegaraan serta hak dan kewajiban warganegara.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang
saya susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin
mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini
(KEWARGANEGARAAN) sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rakyat merupakan suatu unsur bagi terbentuknya suatu negara, disamping unsur
wiayah dan unsur pemerintah. Suatu negara tidak akan terbentuk tanpa adanya rakyat,
walaupun mempunyai wilayah tertentu dan pemerintahan yang berdaulat. Rakyat yang
tinggal di wilayah negara menjadi penduduk negara yang bersangkutan. Warga negara
adalah bagian dari penduduk suatu negara. Warga negara memiliki hubungan dengan
negaranya. Kedudukannya sebagai warga negara menciptakan berupa hak dan kewajiban
yang bersifat timbal balik. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap
negaranya. Sebaliknya negara juga mempunyai hak dan kewajiban terhadap warganya.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Kewarganegaraan
Pengertian kewarganegaraan dapat dibedakan dalam dua arti yaitu
kewarganegaraan dalam arti formal dan kewarganegaraan dalam arti material.
Kewarganegaraan dalam arti formal menunjuk pada hal ikhwal masalah
kewarganegaraan yang umumnya berada pada ranah hukum publik. Kewarganegaraan
dalam arti formal membicarakan hal ikhwal masalah kewarganegaraan seperti siapakah
warga negara, bagaimana cara memperoleh kewarganegaraan, pewarganegaraan,
bagaimana kehilangan kewarganegaraan, dan seterusnya.
Sedangkan kewarganegaraan dalam arti material adalah akibat hukum dari
pengertian kewarganegaraan itu sendiri. Kewarganegaraan dalam arti material menunjuk
pada akibat hukum dari status kewarganegaraan yaitu adanya hak dan kewajiban warga
negara. Kewarganegaraan dalam arti material ini merupakan isi dari kewarganegaraan itu
sendiri yaitu masalah hak dan kewajiban warga negara.
Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki pertalian
hukum serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan.
C. Penentuan Kewarganegaraan
Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang dikenal dengan adanya asas
kewarganegaraan yaitu asas ius soli dan asas ius sanguinis.
Asas ius adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut daerah
atau negara tempat dimana orang tersebut dilahirkan.Asas ius soli disebut juga asas
daerah kelahiran. Sedang asas ius sanguinis ialah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang menurut pertalian daerah atau keturunan dari orang yang
bersangkutan.
Asas ius solidan asas ius sanguinis dianggap sebagai asas yang utama dalam
menentukan status hukum kewarganegaraan. Pada sekarang ini umumnya negara
menganut kedua asas tersebut secara simultan.
Negara-negara imigran yaitu negara yang sebagian besar warganya merupakan kaum
pendatang atau cenderung didatangi orang asing, maka kecenderungannya menggunakan
asas ius soli sebagai asas kewarganegaraannya. Adapun dasar pertimbangannya adalah
negara menghendaki warga baru segera melebur diri sebagai warga negara di negara
tersebut. Contoh: Amerika Serikat menerapkan asas ius soli , yaitu menentukan
kewarganegaraan berdasarkan faktor tanah kelahiran.
Sebaliknya negara-negara emigran yaitu negara yang warganya cenderung keluar
dari negara, maka kecenderungannya lebih menggunakan asas ius sanguinis. Penentuan
asas kewarganegaraan yang berbeda-beda oleh setiap warga negara dapat menimbulkan
masalah kewarganegaraan bagi seorang warga. Masalah kewarganegaraan tersebut
adalah timbulnya apatride dan bipatride.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Warga negara adalah orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi merupakan
anggota dari suatu negara tertentu. Mereka memberikan kesetiaannya pada negara itu, menerima
perlindungan darinya, serta menikmati hak untuk ikut serta dalam proses politik. Mereka
mempunyai hubungan secara hukum yang tidak terputus dengan negaranya meskipun yang
bersangkutan telah didomisili diluar negeri, asalkan ia tidak memutuskan kewarganegaraannya.
Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki pertalian hukum
serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan. Kewarganegaraan menghasilkan akibat
hukum yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara maupun negara. Disamping itu akibat hukum
yang lain adalah bahwa orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan
atau kewenangan negara lain.negara lain juga tidak berhak memperlakukan kaidah-kaidah hukum
pada orang yang bukan warga negaranya.
Asas ius adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut daerah atau
negara tempat dimana orang tersebut dilahirkan.Asas ius soli disebut juga asas daerah kelahiran.
Sedang asas ius sanguinis ialah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut
pertalian daerah atau keturunan dari orang yang bersangkutan.
Asas ius solidan asas ius sanguinis dianggap sebagai asas yang utama dalam menentukan
status hukum kewarganegaraan. Pada sekarang ini umumnya negara menganut kedua asas tersebut
secara simultan.
Negara-negara imigran yaitu negara yang sebagian besar warganya merupakan kaum
pendatang atau cenderung didatangi orang asing, maka kecenderungannya menggunakan asas ius
soli sebagai asas kewarganegaraannya.
Sebaliknya negara-negara emigran yaitu negara yang warganya cenderung keluar dari
negara, maka kecenderungannya lebih menggunakan asas ius sanguinis. Penentuan asas
kewarganegaraan yang berbeda-beda oleh setiap warga negara dapat menimbulkan masalah
kewarganegaraan bagi seorang warga. Masalah kewarganegaraan tersebut adalah timbulnya
apatride dan bipatride.