B.
KEWARGANEGARAA
N
Oleh:
Kelompok 6
Member of group Davina Nisya Al-Bahri
Risna Maysari
Rakyat merupakan salah satu unsur konstitutif terbentuknya suatu
negara. Istilah rakyat digunakan untuk orang-orang yang memiliki
hubungan hukum dengan negara, baik yang bertempat tinggal di dalam
negeri maupun di luar negeri. Rakyat secara politik adalah semua orang
yang berada dan berdomisili di suatu negara atau menjadi penghuni
negara yang tunduk pada kekuasaan negara tersebut. Secara teoretis,
rakyat dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan hubungan dengan
pemerintah negaranya dan berdasarkan hubungan dengan daerah
tertentu dalam suatu negara.
1. Berdasarkan Hubungan dengan
Pemerintah Negaranya
Penghuni negara dibagi menjadi dua, yaitu warga negara dan bukan warga negara.
Warga negara (Indonesia) adalah rakyat Indonesia. Adapun bukan warga negara ialah
mereka yang berada di Indonesia, namun secara hukum tidak menjadi anggota negara
yang bersangkutan. Contohnya, duta besar beserta staf, konsuler, dan tenaga kerja
asing di Indonesia.
2. Berdasarkan Hubungan dengan
Daerah Tertentu dalam Suatu Negara
Penghuni negara dibagi menjadi dua, yaitu penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah
orang yang berdomisili atau bertempat tinggal untuk waktu yang lama. WNI dan WNA yang
menetap di Indonesia disebut penduduk Indonesia. Adapun bukan penduduk adalah mereka
yang berada di suatu negara, namun tidak menetap atau hanya sementara waktu. Misalnya,
turis dan tamu-tamu dari negara lain. Oleh karena itu, penduduk Indonesia yang
berkewarganegaraan Indonesia adalah rakyat Indonesia dan WNI yang tinggal di negara lain
juga termasuk rakyat Indonesia.
Perbedaan status sebagai warga negara atau sebagai penduduk berkaitan erat dengan hak dan
kewajibannya dalam hubungannya dengan harus negara. Negara memiliki hak untuk
menentukan siapa saja yang dapat menjadi warga negaranya. Meskipun demikian, suatu
negara menghormati prinsip-prinsip hukum umum tentang kewarganegaraan. Prinsip-prinsip
tersebut, yaitu sebagai berikut.
1. Suatu negara berhak 3. Seseorang dianggap
menetapkan siapa saja menjadi anggota suatu
yang dapat memperoleh negara harus
kewarganegaraan dan
berdasarkan ikatan
siapa saja yang dapat
kehilangan
tertentu.
kewarganegaraan.
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara.
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1947 tentang perubahan undang Undang Nomor 3 Tahun 1946.
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 tentang Memperpanjang Waktu untuk Mengajukan
Pernyataan Berhubung
dengan Kewargaan Negara Indonesia.
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1948 tentang Memperpanjang Waktu Lagi untuk Mengajukan
Pernyataan
Berhubung
dengan Kewarganegaraan Negara Indonesia.
5. Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1968 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
3. Asas-Asas
Suatu negara mempunyai kebebasan untuk menentukan asas
Kewarganegaraan
kewarganegaraan yang hendak digunakan. Asas kewarganegaraan
adalah dasar bagi suatu negara untuk menentukan siapa saja yang dapat
menjadi warga negaranya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia menganut beberapa asas
kewarganegaraan, yaitu sebagai berikut.
a. Asas ius sanguinis (late of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan dan bukan
berdasarkan negara tempat kelahiran.
b. Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara
tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.
c. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang.
d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.
Selain asas-asas di atas, ada beberapa asas khusus yang menjadidasar
penyusunan Undang-Undang tentang Kewarganegaraan
RepublikIndonesia, yaitu sebagai berikut.
1. Asas kepentingan nasional
2. Asas perlindungan maksimum
3. Asas persamaan di dalam hokum dan pemerintahan
4. Asas kebenaran substantive
5. Asas nondiskriminatif
6. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia
7. Asas keterbukaan
8. Asas publisitas
4. Ketentuan Umum
Secara umum, perolehan atau pengubahan status kewarganegaraan
Warga Negara
dapat dibagi menjadi dua, yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif.
Seseorang yang kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia dapat memperoleh kembali kewarganegaraannya
melalui prosedur pewarganegaraan, yaitu sebagai berikut.
a. Warga Negara Indonesia yang kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia yang disebabkan oleh beberapa
hal berikut.
1) Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama lima tahun berturut-turut bukan dalam
rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah, dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap
menjadi WNI kepada perwakilan wilayah RI yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang
bersangkutan,
padahal perwakilan Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan,
sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi apatride.
2) Perempuan WNI yang menikah dengan laki-laki warga negara asing jika menurut ketentuan asal negara
suaminya, kewarga- negaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami sebagai akibat dari perkawinan tersebut.
3) Laki-laki WNI yang menikah dengan perempuan warga negara asing jika menurut ketentuan asal negara
istrinya, kewarga- negaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat dari perkawinan tersebut.
6. Persyaratan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan
b. Permohonan untuk memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia dapat diajukan oleh perempuan
atau laki-laki yang kehilangan kewarganegaraannya akibat pernikahan yang diajukan sejak putusnya pernikahan.
c. Kepala Perwakilan Republik Indonesia meneruskan permohonan tersebut kepada Menteri dalam waktu paling
lama 14 (empat belas) hari setelah menerima permohonan.
Pelaksanaan teknis undang-undang kewarganegaraan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007
tentang Tatacara Memperoleh, Kehilangan, serta Pembatalan dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan RI. Dalam
Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Yang menjadi
warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara. Setelah amandemen Undang-Undang Dasar dan ditetapkannya Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan, pengertian orang- orang bangsa Indonesia asli mengalami
perubahan dan yang menjadi batasannya adalah batasan hukum. Bangsa Indonesia asli adalah orang- orang Warga
Negara Indonesia (WNI) yang dilahirkan dari orang tua yang memperoleh kewarganegaraan, bukan dari proses
pewarganegaraan.
WAWASAN KEWARGANEGARAAN
Orang asing yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dapat mengajukan permohonan
pewarganegaraan kepada presiden melalui menteri. Adapun persyaratan dalam Pasal 9 tersebut adalah sebagai
berikut.