PERTEMUAN VIII
WARGANEGARA DAN SISTEM
KEWARGANEGARAAN
•KONSEP DASAR WARGA NEGARA
•SISTEM KEWARGANEGARAAN
A. KONSEP DASAR WARGA NEGARA
• Salah satu unsur yang harus ada dalam suatu negara
ialah adanya penduduk (ingezetenen) atau rakyat.
• Penduduk atau penghuni suatu negara merupakan
semua orang yang pada suatu waktu mendiami
wilayah negara.
• Secara sosiologis lazim disebut “rakyat”, yaitu
sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu
rasa persamaan dan bersama-sama mendiami
wilayah tertentu.
Konsep dasar Warga Negara
• Menurut Soepomo, penduduk ialah orang
yang dengan sah bertempat tinggal tetap
dalam suatu negara (tidak bertentangan
dengan ketentuan yang berlaku).
• Selain penduduk dalam suatu wilayah, ada
orang lain yang bukan penduduk (niet-
ingezetenen), misalnya wisatawan.
Konsep Dasar Warga Negara
• Dari segi hukum penduduk terdiri dari :
1. Orang Asing, adalah warga negara asing
yang bertempat tinggal pada suatu negara
tertentu, atau dengan kata lain orang asing
adalah semua orang yang bertempat tinggal
pada suatu negara tetapi ia bukan warga
negara dari negara tersebut.
Konsep Dasar Warga Negara
• Orang asing dalam suatu negara dilindungi oleh
hukum internasional, dimana ada dua macam
perlindungan (1) secara positif artinya negara tempat
dimana orang asing itu berada harus memberikan
kepadanya beberapa hak tertentu (Hak minimum
harus dijamin), (2) secara negatif artinya suatu
negara itu tdk dpt mewajibkan sesuatu kepada orang
asing yang berada di negaranya. (tdk dpt dibebani
kewajiban tertentu, misalnya kewajiban militer dlsb).
Konsep Dasar Warga Negara
• Perbedaan antara orang asing dengan warga
negara terletak pada kedudukan hak dan
kewajibannya; kedudukan sbg warga negara
yaitu (1) hanya warga negara mempunyai hak-
hak politik, misalnya hak memilih dan dipilih;
(2) warga negara mempunyai hak diangkat
menjadi jabatan negara.
Konsep Dasar Warga Negara
• Menurut UU darurat RI termuat dalam
Lembaran Negara 1955 No. 33 tentang
kependudukan di Indonesia: orang asing yang
menjadi penduduk negara Indonesia adalah
jika selama orang asing itu menetap di
Indonesia harus memiliki izin bertempat
tinggal dari pemerintah Indonesia.
2 Warga Negara…
• Warga negara diartikan dengan orang-orang
sebagai bagian dari suatu penduduk yang
menjadi unsur negara (dulu disebut hamba
atau kaula negara.
• AS Hikam mendefinisikan warga negara
sebagai terjemahan dari citizenship, yaitu
angota dari sebuah komunitas yang
membentuk negara itu sendiri.
2. Warga Negara…
• Kurniatmanto S mendefinisikan warga negara
dengan anggota negara, yang mempunyai
kedudukan khusus terhadap negaranya,
mempunyai hubungan hak dan kewajiban
yang bersifat timbal balik.
• Secara Yuridis berdasarkan pasal 26 ayat (1)
UUD 1945, istilah warga negara dibedakan
menjadi dua golongan :
2. Warga Negara…
Pertama : warga negara asli (pribumi) yaitu
penduduk asli negara tersebut (misal Jawa,
Batak, Dayak dll serta etnis keturunan yang
sejak kelahirannya menjadi WNI. Kedua :
Warga negara Asing,misalnya Tionghoa, Timur
Tengah, Idia yang telah disyahkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan
menjadi warga negara RI.
2. Warga Negara…
• Menurut Pasal 1 UU No. 12 Tahun 2006
(tentang Kewarga Negaraan); bahwa warga
negara Indonesia adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan UU sebagai warga
negara Indonesia.
• Warga negara tidak selamanya bertempat
tinggal di negaranya (orang Indonesia
bertempat tinggal di luar negeri)
2. Warga Negara…
• Status kewarganegaraan seseorang mempunyai dua
aspek (1) Aspek Hukum, dimana kewarganegaraan
merupakan suatu status hukum kewarganegaraan,
suatu kompleks hak dan kewajiban, khusus nya
dibidang hukum publik, yang dimiliki warga negara
dan yang tidak dimilki oleh warga asing. (contohnya
hak warga negara hak pilih aktif dan pasif),
sedangkan kewajiban warga negara membela negara
dari serangan negara lain.
2. Warga Negra…
• (2) Aspek sosial , dimana kewarganega raan
merupakan keanggotaan suatu bangsa
tertentu, yakni sekumpulan manusia yang
terikat suatu dengan lainnya karena kesatuan
bahasa, kehidupan sosial budaya serta
kesadaran nasional.
2. Warga Negara…
• Tetapi dilihat dari tidak adanya unifermiteit
dalam menentukan persyaratan timbulnya
kewarganegaraan, menimbulkan masalah.
Misalnya timbul apatride dan bipatride yang
menimbulkan kerugian bagi orang tsb dan
negara.
2. Warga Negara…
• Dalam peraturan per UU an, selain ditentukan
persyaratan kewarganegaraan, juga meliputi :
(a) cara-cara kehilangan kewarganegaraan
dan cara memperoleh kembali, dan (b) cara-
cara naturalisasi orang asing dan akibatnya
bagi istri (suami) dan anak-anak orang yang
dinaturalisasi
B. SISTEM KEWARGANEGARAAN
• Ada tiga sistem (kriteria umum) yang
dipergunakan untuk menentukan siapa yang
menjadi warga negara suatu negara, yaitu
kriteria yang didasarkan atas : kelahiran,
perkawinan dan naturalisasi.
• Kriteria kelahiran dibagi dalam : (1)ius
sanguinis (asas keibubapakan) dan (2) ius soli
( tempat kelahiran)
Sistem Kewarganegaraan
1. Sistem Kewarganegaraan Berdasarkan kelahiran
a) Asas Ius Sanguinis atau Hukum Darah (Law of
the blood) atau asas genealogis, atau asas
keibubapakan, adalah asas yang menetapkan
seseorang mempunyai kewarganegaraan menurut
kewarganegaraan orang tuanya, tanpa
mengindahkan dimana ia dilahirkan.
Sistem Kewarganegaraan
• Keuntungan asas ius sanguinis (1) akan
memperkecil jumlah orang keturunan asing
sbg warga negara (2) Tidak akan memutuskan
hubungan antara negara dengan warga
negara yang lahir (3) Semakin menumbuhkan
semangat nasionalisme, dan (4) Bagi negara
daratan seperti Cina dll, yang tidak menetap
pada suatu negara tertentu, keturunan tetap
sbg warganegaranya.
Sistem Kewarganegaraan
• B) Asas Ius Soli
Pada awalnya asas kewarganegaraan berdasarkan
kelahiran hanya satu yaitu ius soli, dengan dasar
pada angapan bahwa karena seseorang lahir di suatu
wilayah negara, maka otomatis dan logis ia menjadi
warganegara tersebut.
Ius Soli = tempat kelahiran = hukum tempat
kelahiran (law of the soil) atau asas teritorial adalah
asas yang menetapkan seseorang mempunyai
kewarganegaraan menurut tempat dimana ia
dilahirkan.
Sistem Kewarganegaraan
• Asas ius soli menguntungkan yaitu dengan
lahirnya anak-anak dari para imigran di negara
tersebut maka putuslah hubungan dengan
negara asal, akan tetapi dengan semakin
tingginya mobilitas manusia , diperlukan suatu
asas lain yang tidak hanya berpatokan pada
tempat kelahiran saja.
Sistem Kewarganegaraan
• Akan tetapi ada orang tua mereka yang berbeda
kebangsaan. Hal ini akan bermasalah jika anaknya
lahir di salah satu negara orang tuanya, ia hanya
memperoleh kewarganegaraan dari salah satu
negara orang tuanya dimana ia dilahirkan
• Dalam beberapa negara ada yang menggabunghkan
kedua asas ini (mis.: Inggris dan Indonesia).
Sistem Kewarganegaraan
• C) Masalah Kewarganegaraan
Status kewarganegaraan secara yuridis diatur oleh
peraturan perundangan yang berlaku secara
nasional. Akan tetapi dg tdk adanya uniformiteit
dalam menentukan persyaratan untuk diakui sbg
warganegara dari berbagai akibat dari perbedaan
dasar, maka timbul bermacam permasalahan, ada
kemungkinan tdk memiliki kewarganegaraan atau
ada yang memiliki kewarganegaraan ganda.
Sistem Kewarganegaraan
• 1) Dwi Kewarganegaraan.
Terjadi apabila seorang anak yang negara orang
tuanya menganut ius sanguinis lahir di negara lain
yang menganut asas ius soli, maka kedua negara
tersebut menganggap bahwa anak tersebut warga
negaranya. Misal antara Cina – Indonesia sebelum
ada perjanjian orang Cina yang berdomisili di
Indonesia (ius Soli) merupakan warga negara
Indonesia dan warga negara Cina (ius Sanguinis)
Sistem Kewarganegaraan
• Untuk mencegah bipatride menurut UU
Kewarganegaraan, bahwa seorang
perempuan/ laki-laki asing yang kawin dengan
laki-laki/perempuan WNI dapat memperoleh
kewarganegaraan Indonesia dengan
melakukan pernyataan, dengan syarat bahwa
dia harus meninggalkann kewarganegaraan
asalnya.
Sistem Kewarganegaraan
• 2) Tanpa Kewarganegaraan (Apatride)
terjadi apabila seorang anak yang negara orang
tuanya menganaut asas ius soli lahir di negara yang
menganut asas ius sanguinis. Misal dahulu orang
Cina yang pro Koumintang, tidak diakui sebagai
warga RRC sedangkan Taiwan sebagai negara asal
pada 1958 belum ada hubungan diplomatik dengan
Indonesia, maka mereka juga tidak diakui sebagai
warga Taiwan, sehingga mereka merupakan defacto
Apatride.
Sistem Kewarganegaraan
• Untuk mencegah apatride menurut UU 62
tahun 1958, pasal 1 huruf f menyatakan
bahwa anak yang lahir diwilayah Indonesia,
selama orang tuanya tidak diketahui adalah
warga negara Indonesia, sementara orang
cina sebelum lahir UU 62/58 untuk
menentukan kewarganegara annya diadakan
perjanjian Indonesia Cina (Soenario-Chow) 22-
4-55, diundangkan
Sistem Kewarganegaraan
• Berisi antara lain berisi semua orang cina
yang berdomisili di Indonesia harus
mengadakan pilihan kewarganegaraan dengan
tegas dan secara tertulis.D3 kelas B, 4-6-2015
2. Sistem kewarganegaraan berdasarkan
perkawinan
Berkaitan dengan asas perkawinan terdapat
dua asas, yaitu asas kesatuan hukum dan
asas persamaan derajat.
a. Asas Kesatuan Hukum.
Asas ini berangkat dari paradigma bahwa
suami istri ataupun ikatan keluarga
merupakan inti masyarakat yang
meniscayakan suasana sejahtera, sehat dan
tidak terpecah.
Sist Kewarganegaraan berdasarkan
perkawinan
• Dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakatnya, suami istri yang baik perlu
mencerminkan adanya suatu kesatuan yang bulat,
atau tunduk pada asas hukum yang sama, maka
dengan adanya kesamaan hukum maka akan timbul
pemahaman dan komitmen dalam menjalankan
kebersamaan atas dasar hukum yang sama, ini
menggambarkan dengan adanya kewarganegaraan
yg sama.
Sisten Kewarganegaraan berdasarkan
perkawinan
b. Asas Persamaan derajat.
Menurut asas ini perkawinan sama sekali tidak
mempengaruhi kewarganegaraan seseorang
atau masing-masing suami istri bebas dalam
menentukan sikap dalam menentukan
kewarganegaraannya, atau suami istri tetap
berkewarganegaraan asal sekalipun sudah
menjadi suami istri.
Sist kewarganegaraan berdasarkan
perkawinan
• Asas ini menghindari terjadinya
penyeleundupan hukum. Misalnya seorang
warga negar asing ingin memperoleh status
kewarganegaraan suatu negara dengan
berpura-pura melakukan pernikahan, dan
setelah memperoleh kewarganegaraan
dengan alasan nikah, selanjutnya ia cerai.
Sist. Kewarganegaraan berdasarkan
perkawinan
• Dengan berkembangnya emansipasi wanita (gender)
memperlihatkan pengaruh, sehingga banyak negara
yang menerima persamaan.
• Menurut pasal 19 ttg kewarganegaraan menyatakan
bahwa seorang perempuan yang kawin dengan WNI,
memperoleh kewarganegaraab RI, kecuali apabila
dalam jangka waktu satu tahun menyatakan
keterangan menolaknya.
• Sedangkan menurut pasal 26 ayat (1) dan (3)
menentukan bahwa perempuan WNI yang
kawin dengan laki-laki WNA kehilangan
kewarganegaraan RI nya jika menurut hukum
asal negara suaminya, kewarganegaraan istri
mengikuti kewarganegaraan suami sebagai
akibat perkawinan tersebut, kecuali
mengajukan permohonan tetap menjadi
WNI,4-4-2015
3. Sistem kewarganegaraan berdasarkan
naturalisasi
• Naturalisasi adalah suatu cara bagi orang
asing memperoleh kewarganegaraan suatu
negara.
• Jika dipandang dari hukum naturalisasi
berarti : perbuatan hukum (rechtsbandeling)
yang menyebabkan seseorang memperoleh
kewarganegara suatu negara tertentu.
Berdasarkan Naturalisasi
• Naturalisasi dapat terjadi karena dua hal : pertama,
karena yang bersangkutan mengajukan
permohonan; dan kedua karena diberikan dengan
alasan kepentingan negara atau yang bersangkutan
telah berjasa pada negara tersebut.
• Maka dikenal dengan dua istilah, yaitu naturalisasi
biasa dan naturalisasi istimewa
Naturalisasi
1. Naturalisasi biasa, ialah naturalisasi yang
dilakukan oleh orang asing melalui
permohonan dengan prosedur (a)
Permohonan secara tertulis dan bermeteri
kepada Menteri Kehakiman melalui
Pengadilan Negeri atau Perwakilan RI di
tempat tinggal pemohon; (b) Permohonan
ditulis dalam bahasa Indonesia, disertai bukti-
bukti: umur, persetujuan istri, kecakapan
berbahasa Indonesia dll.
Naturalisasi
2. Naturalisasi Istimewa, yaitu pewarganegaraan
yang diberikan oleh pemerintah (Presiden)
dengan persetujuan DPR dengan alasan
kepentingan negara atau yang bersangkutan
telah berjasa terhadap negara (Megawati
Soekarnoputri memberikan kepada
Hendrawan/pebulutangkis)
Naturalisasi
• Ada dua stelsel dalam menentukan
kewarganegaraan, yaitu (1) Stelsel Aktif, yakni
untuk menjadi warganegara suatu negara
seseorang harus melakukan tindakan hukum
secara aktif. (2) Stelsel Pasif, yakni seseorang
dengan sendirinya dianggap sebagai warga
negara tanpa melakukan tindakan hukum.
Naturalisasi
• Sehubungan dengan dua stelsel tersebut,
maka seseorang memiliki dua hak dalam
menentukan kewarganegaraanya, yaitu (1)
Hak Opsi, yakni hak untuk memilih suatu
kewrganegaraan. Hal ini dipergunakan bagi
mereka yang melakukan stelsel aktif; dan (2)
Hak Repudasi, yakni hak untuk menolak suatu
kewarganegaraan bagi yang melakaukan
stelsel pasif.
Naturalisasi
• Hasil KMB dipergunakan stelsel aktif dengan
hak opsi bagi penduduk Indonesia keturunan
Eropa, dan stelsel pasif dengan hak repudasi
bagi penduduk Indonesia keturunan Timur
Asing.D3 kelas B, 30-5-2012), D3 analis
kesehatan kelas A
C. SEJARAH KEWARGANEGARAAN
1. Zaman Belanda
Hindia Belanda bukan suatu negara, maka
tanah air Indonesia pada zaman Belanda
tidak mempunyai warga negara