“Kewarganegaraan”
Dosen Pengampu:
Anta Rini Utami, S.H., M.H.
Disusun oleh:
KELOMPOK 4
Puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayat-Nya, Kami
dapat menyelasaikan tugas makalah “Kewarganegaraan” dengan baik dan tepat waktu.
Shalawat serta salam tak lupa kami sampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta para
sahabat dan pengikutnya yang setia.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari ibu Anta Rini Utami, S.H., M.H. selaku
dosen untuk mata kuliah Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga para penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Anta Rini Utami, S.H., M.H selaku dosen
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, dan semua pihak yang telah membantu dan berkontribusi dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami sadar sepenuhnya, bahwa makalah yang kami buat ini masih
banyak kekurangan baik dalam tata bahasa maupun dari segi susunan kalimat. Maka dari itu,
Kami menerima dengan lapang dada segala saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Tim penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Warga negara merupakan salah satu hal terpenting bagi keberadaan suatu negara, mereka
harus mendapat jaminan hukum dan jaminan hukum yang memadai dari negara. Sebagaimana
dikemukakan para ahli, sudah menjadi fakta umum bahwa syarat-syarat untuk mendirikan negara
yang merdeka sekurang-kurangnya harus memiliki tiga syarat, yaitu adanya wilayah, adanya
orang tetap (warga negara), adanya pemerintahan yang berdaulat dan adanya pengakuan oleh
negara lain. Seorang warga negara Indonesia harus mendapat jaminan perlindungan dan jaminan
hukum atas hak-hak yang dimilikinya, serta kewajiban yang dimilikinya sebagai warga negara.
Penetapan warga negara Republik Indonesia ditetapkan berdasarkan perjanjian
kewarganegaraan pada Konferensi Meja Bundar (KMB) di Belanda pada tanggal 27 Desember
1949, selanjutnya diberlakukan kembali aturan kewarganegaraan yang diatur dalam Undang-
Undang No. 3 tahun 1946, maka aturan tentang kewarganegaraan, UU no. 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan pada makalah ini,
yaitu:
1. Apa Pengertian Kewarganegaraan?
2. Bagaimana sejarah kewarganegaraan?
3. Bagaimana Penentuan Kewarganegaraan?
4. Apa saja Persoalan Kewarganegaraan?
5. Apa saja Hak Dan Kewajiban Warga Negara?
6. Bagaimana Ketentuan Undang-Undang Mengenai Warga Negara Indonesia?
1.3 Tujuan
2. Ius Soli
Meskipun orang tidak dapat memenuhi dua prinsip di atas,namun dapat juga memperoleh
kewarganegaraan dengan jalan pewarganegaraan atau naturalisasi. Setiap Negara memiliki
mekanisme tersendiri terkait dengan naturalisasi ini.
Selain dari sisi kelahiran, penentuan asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.
a. Asas persamaan hokum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah suatu ikatan
yang tidak terpecah sebagai inti dari masyarakat. Dalam menyelenggarakan kehidupan
bersama, suami istri perlu mencerminkan suatu kesatuan yang bulat termasuk dalam
masalah kewarganegaraan. Berdasarkan asas ini diusahakan status kewarganegaraan
suami dan istri adalah sama dan satu.
b. Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan
perubahan status kewarganegaraan suami dan istri. Keduanya memiliki hak yang sama
untuk menentukan sendiri kewarganegaraan. Jadi, mereka dapat berbeda
kewarganegaraan seperti halnya ketika belum berkeluarga.
2.4 Persoalan kewarganegaraan
Persoalan kewarganegaraan yang dapat terjadi ialah munculnya apatride bipatride dan
multipatride.
1) Apatride adalah seseorang yang tidak memiliki kewarganegaraan. Bisa terjadi jika anak
lahir di negara B yang menganut asas ius sanguinis sedangkan orang tua berasal dari
negara A. Si anak tidak mendapat kewarganegaraan negara B karena lahir dari orang tua
yang bukan warga negara B. Anak juga tidak mendapat kewarganegaraan orang tuanya
(negara A) karena tidak lahir di negara A (ius soli – berdasarkan tempat lahir).
2) Bipatride adalah seseorang yang memiliki dua kewarganegaraan (kewarganegaraan
ganda) yang bisa terjadi karena anak lahir di negara A yang menganut asas
kewarganegaraan ius soli (tempat kelahiran), namun orang tuanya warga negara B yang
menganut asas ius sanguinis. Anak tersebut akan mendapat 2 kewarganegaraan dari
negara A berdasarkan tempat lahir dan dari negara B karena faktor keturunan.
3) Multipatride adalah seseorang yang memiliki 2 atau lebih kewarganegaraan. Hal ini bisa
terjadi jika bipatride menerima juga pemberian status kewarganegaraan lain ketika dia
telah dewasa, namun tidak melepaskan status kewarganegaraan yang lama.
2.5 Hak Dan Kewajiban Warga Negara