Anda di halaman 1dari 16

TOPIK 3

KEWARGANEGARAAN

DISAMPAIKAN OLEH:

PRANYOTO S.Pi, MAP


Dosen PIP Semarang

Semarang Agustus 2023


TOPIK 3 : HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

A. Pengertian Warga Negara & Kewarga-


negaraan
1. Pengertian Warga Negara
Warga negara merupakan terjemahan dari citizenship adalah anggota dari
sebuah komunitas yang membentuk negara sendiri. (AS Hikam dalam
Marsono, 2013:31) dan Koerniatmanto S dalam Marsono, (2013:31)
mendefinisikan warga negara dengan anggota negara. Sebagai anggota
negara, seorang warga negara mempunyai kedudukan yang khusus
terhadap negaranya dan mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang
bersifat timbal balik terhadap negaranya.
Dalam perkembangan berikutnya warga negara diartikan orang-orang
sebagai bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara serta
mengandung arti peserta , anggota atau warga dari suatu negara, yakni
peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama.
(Marsono, 203 :31).
Ditjen Hubla 2
Warga negara menurut UUD NRI Tahun 1945 Pasal 26
(1), Yang menjadi warga negara ialah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan
orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
Dalam rumusan ini yang dimaksud warga negara
adalah WNI dan WNA yang sudah menjadi WNI
(migran). Sedangkan yang dimaksud dengan penduduk
adalah WNI dan WNA yang tingal di Indonesia.

Ditjen Hubla 3
 Dengan demikian pengertian warga negara dan pengertian
penduduk tidak sama. Dimana WN adalah orang Indonesia,
sedangkan penduduk adalah orang Indonesia dan orang asing
yang tinggal di Indonesia. Dalam UU No.12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Pasal 1 angka 1 : warga negara adalah warga
suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan, angka 2 : Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal
yang berhubungan dengan warga negara, angka 3 :
pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk
memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia melalui
permohonan.

Ditjen Hubla 4
2. Pengertian Kewarganegaraan
Secara umum pengertian kewargaegaraan dapat dibedakan
menjadi dua yakni sebagai berikut : (Ibid hal, 32-33)

a.Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan siologis


1)Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan
adanya ikatan hukum antara orang-orang dengan negara.
Adanya ikatan hukum itu menimbulkan akibat hukum
tertentu yaitu orang tersebut berada di bawah kekuasaan
negara yang bersangkutan. Tanda dari adanya ikatan hukum
misalnya akte kelahiran, bukti kewarganegaraan dan lain-lain.

Ditjen Hubla 5
2) Kewarganegaraan dalam arti sosiologis, tidak ditandai dengan ikatan
hukum , tetapi ikatan emosional, seperti ikatan perasaan, ikatan
keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah dan ikatan tanah air. Dengan
kata lain ikatan lahir dari penghayatan warga negara yang bersangkutan.
Kewarganegaraan dalam arti sosiologis, ada hal yang belum terpenuhi yaitu
persyaratan yuridis yang merupakan ikatan formal orang tersebut
dengan negara. Ada kalanya terdapat orang yang memiliki
kewarganegaraan dalam arti sosiologis. Ia memiliki tanda ikatan hukum
dengan negara, tetapi ikatan emosional dan penghayatan hidupnya
sebagai warga negara tidak ada.
Namun idealnya apabila seorang warga negara memiliki persyaratan
kewarganegaraan dalam arti yuridis dan juga memiliki kewarganegaraan
dalam arti sosiologis sebagai anggota dari negara.

Ditjen Hubla 6
b. Kewarganegaraan dalam arti formil dan materil
1)Kewarganegaraan dalam arti formil menunjuk pada tempat
kewarganegaraan . Dalam sistematika hukum masalah kewarganegaraan
berada pada ranah hukum publik.
2)Kewarganegaraan dalam arti materil, menunjuk pada akibat hukum dari
status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara.
Dengan memiliki status kewarganegaraan mengakibatkan seseorang memiliki
pertalian hukum serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan. Orang
yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan atau
kewenangan negara lain. Negara lain tidak berhak memperlakukan kaidah-
kaidah hukum pada orang yang bukan warganegaranya.
Kewarganegaraan secara umum merupakan keanggotaan seseorang dalam
satuan politik tertentu (secara khusus negara) yang dengannya membawa hak
untuk berpatisipasi dalam kegiatan politik, Seseorang dengan keanggotaan yang
demikian disebut warga negara, Seorang warga negara berhak memiliki akte
kelahiran, KTP dan Paspor dari negaranya.
Ditjen Hubla 7
B. Asas Kewarganegaraan

1.Penentuan Status Kewarganegaraan


Status kewarganegaraan seseorang dapat ditentukan
berdasarkan kelahiran (Ius Soli) dan berdasarkan perkawinan
(Ius Sanguinis).
a.Asas Ius Soli. yaitu asas yang menyatakan bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan dari tempat dimana
orang tersebut dilahirkan.
b.Asas Ius Sanguinis yaitu asas yang menyatakan bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan
keturunan dari orang tersebut.

Ditjen Hubla 8
Selain dari asas kelahiran, penentuan kewarganegaraan
dapat didasarkan pada aspek perkawinan yang mencakup
asas ketentuan hukum dan asas persamaan derajat.
a. Asas persamaan hukum
Didasarkan pandangan bahwa suami isteri adalah suatu
ikatan yag tidak terpecah sebagai inti dari masyarakat.
Dalam menyelenggarakan kehidupan bersama, suami isteri
perlu mencerminkan suatu kesatuan yang bulat termasuk
dalam masalah kewarganegaraan. Berdasarkan asas ini
diusahakan status kewarganegaraan suami dan isteri
adalah sama dan satu.

Ditjen Hubla 9
b. Asas persamaan derajat
Suatu perkawinan menyebabkan perubahan status
kewarganegaraan suami atau isteri. Keduanya punya hak yang
sama menentukan kewarganegaraan. Dengan demikian mereka
dapat berbeda kewaganegaraannya seperti halnya ketika belum
berkeluarga.
Kelemahan dari asas persamaan derajat ini dapat menciptakan
problem kewarganegaraan bagi seorang warga negara. seperti
munculnya apatrida yaitu kehilangan kewarganegaraan.,
bipatrida yaitu memiliki kewarganegaraan ganda. multipatrida
yaitu memiliki banyak kewarganegaraan.

Ditjen Hubla 10
2. Ketentuan menjadi Warga Negara Indonesia

Menurut UU No.12 Tahun 2006 , asas kewargangeraan meliputi :


a. Asas Ius Sangunis (low of the blood) yaitu asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan.
b. Asas Ius Soli (law of soil) secara terbatas yaitu asas menentukan
kewarganegaraan berdasarkan negara tempat kelahiran, yang
diperuntukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam UU.
c. Asas kewarganegaraan tunggal yaitu asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang.
d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas yaitu asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam UU No. 12 Tahun 2006. (pada usia 18 tahun atau belum
18 tahun sudah kawin, si anak ini harus menentukan
kewarganegaraannya) Jadi kewarganegaraan ganda terbatas hanya
khusus buat anak yang orang tuanya beda kewaganegaraan. Ditjen Hubla 11
C. Hak dan Kewajiban Warga Negara
Wujud hubungan antara warganegara dengan negara pada umumnya berupa
peranan (role) . Peranan pada dasarnya adalah tugas yang dilakukan sesuai
dengan status yang dimiliki, dalam hal ini sebagai warga negara. Secara teori
peranan warga negara meliputi :
1.Peranan pasif, kepatuhan warga negara terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2.Peranan aktif, aktivitas warga negara untuk terlibat serta ambil bagian
dalam kehidupan bernegara.
3.Peranan positif, aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari
negara untuk memenuhi kebutuhan hidup.
4.Peranan negatif, akivitas warga negara untuk menolak campur tangan
negara dalam persoalan pribadi.

Ditjen Hubla 12
Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945 pasal 27
sampai pasal 34, tertuang beberapa hak warga
negara sebagai berikut :
1.Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
2.Hak membela negara
3.Hak berpendapat
4.Hak kemerdekaan memeluk agama
5.Hak dan kewajiban membela negara
6.Hak mendapatkan pengajaran
7.Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan
nasional Indonesia
8.Hak ekonomi atau hak mendapatkan kesejahteraan social.
9.Hak mendapatkan jaminan keadilan social

Ditjen Hubla 13
Disamping hak tersebut di atas, juga ada kewajiban warga negara terhadap negara
yaitu :
1.Kewajiban untuk mentaati hukum dan pemerintahan
2.Kewajiban membela negara
3.Kewajiban dalam upaya pertahanan negara
Dengan adanya hak dan kewajiban warga negara terhadap negara, maka sebaliknya
negara punya hak dan kewajiban pula terhadap warga negaranya, meliputi:
1.Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahannya
2.Hak negara untuk dibela
3.Hak negara untuk menguasai bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya untuk kepentingan rakyat.
4.Kewajiban negara untuk menjamin system hukum yang adil
5.Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara
6.Kewajiban negara untuk mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat
7.Kewajiban negara memberi jaminan social
8.Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah.
Ditjen Hubla 14
D. Diskusi Kelompok Dengan Paparan Kasus

Taruna wajib membuat kelompok untuk membuat karya


tulis dengan tema hak dan kewajiban warga negara
terhadap negaranya. Kemudian karya tulis tersebut di
seminarkan di kelas dengan pembahas kelompok lainnya
di kelas tersebut.

Ditjen Hubla 15
Ditjen Hubla 16

Anda mungkin juga menyukai