Anda di halaman 1dari 10

HAK dan

KEWAJIBAN
WARGA NEGARA

Dra. Ida Lamtumiur Pasaribu, M.Pd


HAK DAN KEWAJIBAN DALAM BELA NEGARA
Hak secara umum adalah sesuatu yang sepatutnya diterima
seseorang setelah ia memenuhi kewajiban. Sedangkan kewjiban adalah
sesuatu yang seharusnya dan wajib dilakukan seseorang dengan legitimasi
yang berlaku dalam masyarakat ataupun dalam hukum. Hak dan kewajiban
warga negara terhadap negara diatur dalam UUD 1945 dan aturan hukum
lainnya yang merupakan tindak lanjut dari UUD 1945.
Hak warga negara adalah sesuatu yang dapat dimiliki oleh warga
negara dari negaranya, seperti hak untuk hidup secara layak dan aman,
pelayana dan hak lain yang diatur dalam UU.
Kewajiban warga negaraterhadap negaranya adalah kewajiban
untuk membela negara dan mentaati UU. Prinsip utama dalam penentuan
hak dan kewajiban warga negara adalah terlibatnya warga negara, baik
secara langsung maupun tidak langsung, melalui perwakilan dalam setiap
perumusan hak dan kewajiban tersebut, sehingga warga negara sadar dan
memperlakukan hak dan kewajiban sebagai bagian dari kehidupannya.
(Supriatnoko, 2008 : 170)
Hak warga NegaraHak warga negara dari negaranya diatur dalam
UUD 1945, yaitu :
1.Pasal 27 ayat 2 pekerjaan yang layak
2.Pasal 27 ayat 3 membela negara
3.Pasal 28 hak berpendapat
4.Pasal 29 kemerdekaan memeluk agama
5.Pasal 30 ayat 1 hak dalam pertahanan keamanan negara
6.Pasal 31 ayat 1 hak mendapat pengajaran
7.Pasal 32 ayat 1 hak mengembangkan dan memajuka kebudayaan
8.Pasal 33 hak ekonomi atau untuk mendapatkan kesejahteraan
sosial
9.Pasal 34 fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara
Kewajiban warga NegaraaKewajiban warga
negara tehadap negaranya diatur pula dalam UUD
1945 yaitu :
1.Pasal 27 ayat 1 wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
2.Pasal 27 ayat 3 kewajiban membela negara
3.Pasal 30 ayat 1 kewajiban ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.
Status Kewarganegaraan Kedudukan warganegara dalam Negara
Hubungan warga negara dengan Negara terwujud dalam
bentuk hak dan kewajiban antara keduanya. Warga negara punya
hak dan kewajiban terhadap negara. Sebaliknya negara punya hak
dan kewajiban terhadap warganya.Jadi warga negara dengan negara
punya hubungan timbal balik yang sederajat.Hubungan warga
negara dengan negara ini bersifat khusus, sebab mereka yang
menjadi warga negaralahyang memiliki hubungan timbal balik.
(Winarno, 2009 : 50)
Penentuan warga Negara
Penentuan kewaRganegaraan didasarkan atas kelahiran yaitu
Ius Soli dan Ius Sanguinis. Ius Soli artinya kewarganegaraan
seseorang ditentukan dari tempat mana orang tersebut dilahirkan.
Sedangkan Ius Sanguinis adalah kewarganegaraan seseorang
ditentukan berdasarkan keturunan dari orang tersebut.Selain dari
ketentuan diatas, dapat juga kewarganegaraan seseorang ditentukan
persamaan derajat.
A. Asas persamaan hukum didasarkanpandangan bahwa suami istri
adalah suatu ikatan yang tidak terpecah sebagai inti dari
masyarakat. Dalam hidup bersama suami istri perlu
mencerminkan suatu kesatuan yang bulat termasuk dalam
masalah kewarganegaraan. Berdasarkan asas ini diusahakan
status kewarganegaraan suami dan istri adalah sama an satu.
B. Asas persamaan derajatberasumsi bahwa suatu perkawinan tidak
menyebabkan status kewarganegaraan suami atau istri. Keduanya
memiliki hak yang sama untuk menentukan sendiri
kewarganegaraan. Jadi mereka dapat berbeda kewarganegaraan
seperti hak ketika belum berkeluarga. (Winarno, 2009 : 51)
Jadi suami-istri yang berbeda kewarganegaraan
melakukan ikatan perkawinan yang syah menurut hukum
negara, tidak serta merta kehilangan warga negara masng-
masing. Jadi mereka kebebasan apakah mau disatukan
kewarganegaraannya atau tetap masing -masing
kewarganegaraan asal. Jadi jelas disini masalah
kewarganegaraan merupakan hak asasi, sehingga undang-
undang tidak bisa memaksakan peralihan
kewarganegaraan salah satu pihak dalam ikatan suami-istri
tersebut. Yang menjadi masalah kewarganegaraan adalah
munculnya apatride dan bipatride. Apatride adalah orang
kehilangan kewarganegaraan.Bipatride adalah orang yang
mempunyai dua kewarganegaraan. Bahkan dapat muncul
multipatrideyaitu orang yang punya kewarganegaraan
lebih dari dua negara. Hal ini semuanya dapat terjadi
karena penentuan warganegara berdasarkan Ius Soli dan
Ius Sanguinis, tiap-tiap negara tidak sama ada yang Ius
Solidan ada Ius Sanguinis. Mungkin ada negara yang
Warga Negara Indonesia Indonesia telah menentukan
siapa yang menjadi WNI, yaitu (pasal 26 UUD 1945)
Yakni :
a. Orang-orang Indonesia asli dan orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang menjadi
Warga Negara Indonesia.
b. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan warga
negara asing.Ketentuan lebih lanjut diatur dalam UU
No. 12 tahun 2006 dan UU lainnya asalkan tidak
bertentangan ( atau belum diganti) dengan UU
12/2006. Seperti peraturan pelaksanaan UU No.
62/1958 jo UU No./1976
Kehilangan Kewarganegaraan IndonesiaYang dimaksud
kewarganegaraan Indonesia menurut UU No. 12 Tahun 2006 tentang
kewarganegaraan RI adalah : Pasal 4
a. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
atau berdasarkan perjanjian pemerintah Indonesiadan negara lain
sebelum UU 12 Tahun 2006 berlaku sudah menjadi WNI.
b. .........dst ( silahkan baca UU No. 12 / 2006 )
Sebaliknya WNI yang dimaksud pasal 4 UU No.2 Tahun 2006
bisa kehilangan status WNI-nya disebabkan pasal 23 yaitu :
c. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan sendiri.
d. ........dst. ( silahkan baca pasal 23 UU No.2 / 2006 ).Orang asing
(WNA) dapat menjadi WNI berdasarkan Pasal 8 yaitu
Kewarganegaraan Repulik Indonesia dapat juga diperoleh
melaluipewarganegaraan (tata cara bagi orang asing untuk
memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia dengan cara
ajukan permohonan pewarganegaraan sesuai ketentuan yang diatur
dalam pasal 9. (silahkan baca UU No.12 / 2006 tentang
Kewarganegaraan).
Dari sudut pandang hak, hak selalu menuntut dari
kewajiban. Akan tetapi perlu ada pembedaan. Ada dua
kategori untuk penentuan hak berdasar dari sebuah
kewajiban, yaitu hak-hak yang negatif dan yang positif. Hak-
hak yang negatif adalah bahwa seseorang dalam mendapatkan
hak-haknya, sudah menjadi kewajiban orang lain untuk tidak
ikut campur. Hak-hak positif menyangkut kewajiban sosisal
untuk keadilan sosial, contohnya: merupakan kewajiban
Negara untuk memenuhi hak-hak warga negaranya demi
keadilan sosial dan tatanan sosial yang baik. Seperti yang
tercantum di dalam UUD’ 45 Pasal 34, yang berisi “fakir
miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”
berarti pemiliharan atas fakir miskin dan anak-anak terlantar
termasuk pemenuhan atas hak-hak mereka adalah kewwajiban
Negara.

Anda mungkin juga menyukai