Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain,
sehingga dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang . Hak merupakan
segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan,
sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban bagi individu
dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut.
Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara seimbang dalam praktik
kehidupan , maka akan terjadi suatu ketimpangan yang akan menimbulkan
gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara .
Dewasa ini sering terlihat ketimpangan antara hak dan kewajiban,
terutama dalam bidang lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang
layak bagi setiap warga negara . Lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan
yang layak merupakan hal yang perlu diperhatikan . Pasal 27 ayat 2 UUD
1945 menjelaskan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan“. Secara garis besar dapat
dijelaskan bahwa pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan
hak untuk setiap warga negara sebagai salah satu tanda adanya
perikemanusiaan. Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan
guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan dalam pemenuhan
kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak diartikan sebagai
kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti: pangan,
sandang dan papan.
Pada era globalisasi ini sering terlihat tingginya angka akan tuntutan
hak tanpa diimbangi dengan kewajiban. 

1
1.2 Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian hak dan kewajiban warga Negara
2. Mengetahui hak dan kewajiban warga Negara
3. Dapat memahami implementasi dari hak dan kewajiban warga Negara

1.3 Manfaat Penulisan


1. Mahasiswa dapat memahami pengertian hak dan kewajiban warga
Negara
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja hak dan kewajiban warga Negara
3. Mahasiswa dapat memahami implementasi hak dan kewajiban warga
Negara

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara


1. Hak
 Secara etimologis, hak adalah kekuasaan yang benar atas sesuatu dan
menuntut untuk berbuat sesuatu mnurut ketentuan hukum.
 Secara operasional, hak adalah seuatu yang melekat pada diri seseorang
untuk melakukannya atau tidak melakukannya, dan sepenuhnya ada pada
kekuasaan seseorang tersebut (hak tidak dapat dipaksakan oleh orang lain
untuk dilakukannya)
 Secara kontekstual, hak bila dikaitkan dengan Negara, berarti warga
Negara (WN) berhak atas Negara.
 Hak pada umumnya didapatkan dengan cara diperjuangkan melalui
pertanggung jawaban atas kewajiban.

2. Kewajiban
 Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu
hal yang harus dilakukan).
 Pengingkaran akan hak dan kewajiban dapat melahirkan masalah, karena
antara hak dan kewaiban senantiasa timbal balik dalam keseimbangan,
tidak berat sebelah.

2.2 Warga Negara Indonesia


Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang-orang yang menempati
wilayah wilayah Negara Indonesia, atau pun tidak menempati wilayah
wilayah Indonesia namun masih memiliki pengakuan yang resmi dari pihak
yang berwenang, yaitu pemerintah Indonesia sebagai penduduk atas Negara
Indonesia.
a. Asas Kewarganegaraan
Asas kewarganegaraan merupakan dasar untuk menentukan masuk atau
tidaknya seseorang ke dalam golongan warga negara dari satu negara.

3
Untuk menentukan kewarganegaraan seseorang sangat bergantung pada
asas yang dianut oleh satu negara. Setiap negara berdaulat berhak
menentukan sendiri syarat-syarat untuk menjadi warga negara.

Ada dua asas kewarganegaraan dalam ilmu tata negara, yaitu:


 Ius Soli, yaitu asas daerah kelahiran. Asas ini menentukan
kewarganegaraan seseorang menurut daerah atau tempat ia
dilahirkan. Contohnya adalah jika seseorang lahir di negara A,
maka ia menjadi warga negara A. Negara yang menganut asas ini
adalah Inggris, Mesir, Amerika, dll.
 Ius Sanguinis, yaitu asas yang berdasarkan keturunan atau
hubungan darah, dimana asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang menurut pertalian dara atau keturunan dari orang yang
bersangkutan. Jadi, yang menentukan kewarganegaraan seseorang
adalah kewarganegaraan orang tuanya dengan tidak melihat tempat
ia sendiri dan orang tuanya dilahirkan. Contohnya jika seseorang
dilahirkan di negara A, tetapi orang tuanya adalah negara B, maka
yang dilahirkan tersebut tetap menjadi warga negara B. Negara
yang menganut asas ini adalah RRC.
 Naturalisasi, yaitu asas pewarganegaraan. Walaupun seseorang
yang tidak dapat memenuhi asas ius soli dan asas sanguinis, tetapi
ia dapat memperoleh kewarganegaraan melalui asas
pewarganegaraan atau naturalissi.
Ada dua jenis pewarganegaraan atau naturalisasi, yaitu aktif dan
pasif.
- Pewarganegaraan Aktif,yaitu seseorang dapat menggunakan hak
opsi untuk memilih atau mengajukan untuk mendapatkan
kewarganegaraan dari suatu Negara.
- Pewarganegaraan Pasif, yaitu seseorang dapat mengajukan
penolakan untuk dijadikan warga Negara dari suatu Negara. Ia
dapat menggunakan hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak
pemberian kewarganegaraan.

4
b. Status Kewarganegaraan
 Bipatride (dwi kewarganegaraan) terjadi jika peraturan dari
dua negara terkait seseorang dianggap sebagai warga
negaranya. Misalnya sepasang suami istri adalah warga
negara RRC dan berdomisili di Inggris. RRC menganut asas
Ius Sanguinis sedangkan Inggris menganut Ius Soli. Jika
pasangan itu melahirkan anak, maka menurut negara RRC itu
adalah warga negaranya karena orang tuanya (keturunan dan
hubungan darah) adalah warga negara RRC. Sedangkan
menurut negara Inggris, anak tersebut juga adalah warga
negara Inggris, karena dilahirkan di negara Inggris. Sehingga
anak tersebut mempunyai status dua (dwi) kewarganegaraan
atau Bipatride.
 Apatride (tanpa kewarganegaraan) terjadi Ika seseorang tidak
diakui sebagai warga negara dari negara manapun. Misalnya
sepasang suami istri adalah warga negara Inggris yang berasas
Ius Soli dan berdomisili di negara RRC yang berasas Ius
Sangu inis. Jika pasangan tersebut melahirkan seorang
anak, maka menurut negara Inggris, anak tersebut bukan
warga negaranya, tetapi menjadi warga negara RRC karena
anak itu dilahirkan di RRC. Sedangkan negara RRC tidak
mengakui anak tersebut karena tidak mempunyai keturunan
dengan warga negaranya. Dengan demikian anak tersebut
tidak mempunyai kewarganegaraan (Apatride).

2.3 Hak dan Kewajiban Warga Negara


Contoh hak warga Negara:
1. Berhak mendapat perlindungan hokum (pasal 27 ayat 1)
2. Berhak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27
ayat 2)

5
3. Berhak mendapatkan kedudukan yang sama dimata hokum dan dalam
pemerintahan (pasal 28D ayat 1)
4. Bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama yang
dipercayainya (pasal 29 ayat 2)
5. Berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
6. Memilih hak yang sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang
yang berlaku (pasal 28)

Contoh kewajiban warga Negara:


1. Wajib berperan serta dalam membela, mempertahankan, kedaulatan
Negara Indonesia dari serangan musuh (pasal 30 ayat 1 UUD 1945)
2. Wajib membayar pajak dan retribusi yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (UUD 1945)
3. Wajib menaati dan menjunjung tinggi dasar Negara, hokum dan
pemerintahan tanpa terkecuali serta dijlankan dengan sebaik-baiknya.
4. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain (pasal 28J ayat 1)
5. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-
undang (pasal 28J ayat 2)
6. Tiap Warga Negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk
memajukan bangsa kea rah yang lebih baik (pasal 28)

2.4 Implementasi Hak dan Kewajiban Warga Negara


 Semua warga negara dengan atau tanpa komando dan kesadaran diri
harus mampu melakoni kewajiban kewarganegaraan yang ditumpunya
sebagai suatu pengabdian bagi bangsa.
 Kesadaran pribadi sangat memegang peranan penting, pula
bahwasannya tiap individu dapat mengajak orang lain untuk mematuhi
peraturan yang berlaku.
 Sebagai warganegara sudah semestinya segala aspek pemenuhan dapat
kita usahakan secara maksimal.

6
BAB III
STUDI KASUS

1. Contoh kasus pelanggaran hak

Jakarta - Koordinator Advokasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial


(BPJS) Watch, Timboel Siregar, mengatakan, saat ini  masih terjadi
banyak pelanggaran hak-hak konstitusional rakyat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang baik, terutama peserta BPJS Kesehatan. Etika
dan disiplin profesi tenaga kesehatan sudah terkikis, karena tenaga
kesehatan lebih mendahulukan materi, daripada kemanusiaan.

"Di akhir 2014, pasien bernama Rokayah (Nomor BPJS 0000375768483),


yang berumur 60 tahun, awalnya ditolak RSUD Cengkareng, Jakarta
Barat. Alasannya, kamar penuh. Keluarga pasien tidak percaya, lalu
mendatangi kamar satu persatu. Ternyata ada dua kamar dengan 8 tempat
tidur kosong di RSUD Cengkareng dan sempat difoto oleh keluarga.
Setelah menunjukan foto-foto kamar tidur yang kosong, RSUD
Cengkareng tidak bisa mangkir lagi dan akhirnya memberikan kamar
rawat pada pasien," ujar Timboel, Jakarta, Kamis (8/1).

Satu kasus lagi terjadi di awal 2015. Rumah Sakit Umum Daerah Abdul
Moeloek (RSUD AM) diduga kuat mengusir seorang pasien tidak mampu,
bernama Winda Sari (25) dari ruang perawatan. Pasien itu kemudian
dibawa pulang oleh keluarganya dengan menggunakan gerobak sampah.

Winda Sari, yang sehari-hari bermatapencaharian sebagai pemulung di


Bandar Lampung, dirawat di ruang Anyelir RSUD AM sejak enam hari
lalu. Ia menderita luka-luka di kakinya akibat ditabrak mobil. Meski belum
sembuh, Minggu (4/1) sore, pihak rumah sakit minta keluarga membawa
pulang Winda Sari.

Menurut Timboel, pemulung, gelandangan, anak yatim piatu, penghuni


lapas sudah dijamin oleh APBN menjadi peserta BPJS Kesehatan, pada

7
saat peluncuran Kartu Indonesia Sehat (KIS) oleh Presiden Jokowi
beberapa waktu lalu.

Dua contoh kasus nyata di atas merupakan akibat tidak adanya


pengawasan dan sanksi yang tegas terhadap perilaku pelanggaran etika dan
disiplin profesi tenaga kesehatan.

BPJS Watch mendesak dan meminta pemerintah, dalam hal ini


Kementerian Kesehatan dan BPJS Kesehatan untuk tegas dan fokus pada
masalah perilaku rumah sakit dan tenaga kesehatan yang sering
menelantarkan dan menolak pasien.

Pemerintah harus aktif dan mengoptimalkan peran Badan Pengawas RS


(BPRS), sementara BPJS Kesehatan harus menempatkan personelnya
selama 24 jam, 7 hari di seluruh rumah sakit, yang menjadi provider BPJS
Kesehatan, untuk menerima pengaduan dan melakukan advokasi kepada
pasien BPJS Kesehatan yang mengalami masalah di RS.

2. Contoh kasus pelanggaran kewajiban


Indonesia dikenal sebagai Negara yang santun dan berbudaya,
katanya. Namun, di Negara ini pula kita bisa menyaksikan betapa tindakan
yang tidak sewajarnya terjadi. Misalnya kasus penganiayaan guru yang
dilakukan murid serta orangtua murid.
Entah sampai kapan kejadian seperti ini akan terus terulang. Pada
rabu, tepatnya 10 agustus 2016 penganiayaan terhadap guru kembali
terulang di Makassar.
Guru arsitek SMAN 2 Makassar, Dasrul (52) dianiaya oleh
orangtua siswa bernama, Adnan Achmad (38).
Semua berawal saat Dasrul menagih tugas PR yang diberikan
kepada siswa kelas dua. Salah seorang siswa, Airul Aliq Sadang tidak
mengerjakan tugas sehingga ditegur oleh sang guru.
Saat ditegur, Aliq bukannya minta maaf, ia malah menggertak
gurunya dengan kata-kata kasar. Sang guru pun naik pitam dan menampar
Aliq.

8
Aliq lalu mengadu kepada ayahnya. Tak ayal, Adnan sang ayah
pun langsung ke sekolah dan menghajar Dasrul di koridor sekolah. Guru
yang malang tersebut mengalami luka memar di pelipisnya, hidungnya
pun mengeluarkan darah.

9
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk
didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada
didalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu
keharusan/kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai
anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai
dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Hak dan kewajiban merupakan
suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam praktik harus
dijalankan dengan seimbang.

3.2 Saran
Hak dan kewajiban merupakan suatu instrument yang saling terkait,
sehingga pelaksanaan hal terseuut harus dilakukan secara seimbang agar
tidak terjadi ketimpangan yang akan menyebabkan timbulnya gejolak
masyarakat yag tidak diinginkan.

1
DAFTAR PUSTAKA

http://tifferi.blogspot.co.id/2015/01/hak-dan-kewajiban-warga-negara.html
http://www.softilmu.com/2015/10/pengertian-penduduk-warga-negara-asas-
kewarganegaraan.html
https://novieanggraeni.wordpress.com/2011/03/02/implementasi-hak-dan-
kewajiban-warga-negara/

1
LAMPIRAN

Pertanyaan Dan Jawaban


Kelompok 1 (Esa Nurul Handayani)
Bisa tidak seseorang kehilangan kewarganegaraannya? Apa faktor
penyebabnya?
- Menurut PP no. 2 tahun 2007 pasal 31 ayat 1 dan 2, warganegara
Indonesia dinyatakan hilang kewarganegaraannya karena :
memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan sendiri, masuk dalam
dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari presiden, secara suka
rela masuk dalam dinas Negara asing, secara suka rela mengangkat
sumpah atau menyatakan janji setia kepada Negara asing, bertempat
tinggal diluar Negara RI selama 5 tahun terus menerus dan bukan
dalam rangka dinas Negara .
Kelompok 2 (Atatya Nisa Salsabila)
Sebutkan faktor penyebab seseorang mempunyai kewarganegaraan
apatride. Lalu nasib keturunannya bagaimana?
- Seorang keturunan bangsa A (IUS SOLI) lahir dinegara B (IUS
SANGUINIS) maka orang tersebut bukan warga Negara A maupun
Negara B, nasib keturunanya bisa menggunakan asas kewarganegaraan
aktif (memohon permentiaan kewarganegaraan) atau pasif (pemberian
kewarganegaraan dari Negara tersebut).

Kelompok 3 (Edward Sirait)


Ada hak untuk memiliki kesetaraan hukum. Hal apa yang mendasari
perbedaan hukum? Kenapa hukum tajam kebawah, tumpul keatas?
- Di Indonesia hukum berlaku sesuai undang undang dan keten tuan
yang ada, hanya karena media yang tidak menampilkan peradilan bagi
orang orang tindak pidana korupsi dan semacamnya, namun begitu
mengekspose peradilan hukuman bagi orang orang kecil sehingga
hukum dinegara Indonesia seakan akan tumpul ke ataas dan tajam ke
bawah.

1
Kelompok 4 (Idris)
Bagaimana bisa indonesia menganut asas ius soli? Apa asal-usulnya?
- Sebenarnya Negara Indonesia menganut asas IUS SANGUINIS, tetapi
orang-orang yang tinggal di Indonesia kebanyakan menganut asas IUS
SOLI (berdasarkan tempat kelahiran) jadi otomatis Indonesia
menganut dua asas tersebut.

Kelompok 5 (Mufid)
Menyangkut kepada pasal 27 ayat 2. Bagaimana tentang hak nelayan soal
masalah reklamasi? Bagaimana solusinya supaya nelayan bisa mendapat
pekerjaan yg layak?
- Memang dalam pasal tersebut dicantumkan “Berhak mendapatkan
pekerjaan dan penghidupan yang layak”, tetapi kita tahu bahwa
seseorang yang hidup disana itu tidak harus menjadi seorang nelayan
walaupun sebenarnya pekerjaan disana itu umumnya nelayan.
Solusinya, Pemerintah bisa memberikan modal untuk membuka usaha
membuka lapangan pekerjaan sendiri untuk mendapatkan kebutuhan
hidup.

Kelompok 6 (Aqil)
Menyangkut pada studi kasus. Orangtua siswa memukul guru, pihak mana
yg harus disalahkan?
- Menurut kami, pihak yang bersalah itu adalah pihak dari murid dan
orangtuanya. Kenapa ? karena dalam kasus ini seorang murid telah
melanggar kewajiban seorang murid untuk menaati peraturan yang ada
dalam sekolah tersebut, dan juga dia telah melanggar kewajiban
sebagai murid untuk mengikuti pendidikan, serta dalam kasus ini
orangtua murid tidak tahu sifat dari anaknya sendiri bagaiamana, yang
mana sifat dari anaknya tersebutlah yang salah.

Kelompok 7 (mussayad)

1
Kenapa setiap warga negara harus memiliki hak dan kewajiban warga
negara?
- Karena HAK dan kewajiban sudah tercantum dalam UUD sebagai
bentuk kehormatan, derajat yang mulai sebagai manusia. Dengan
adanya hak dan kewajiban juga menjadikan warga Negara mempunyai
hubungan langsung dengan pemerintah agar terjadi keseimbangan.

Kelompok 8 (haryani)
Apa penyebab rakyat Indonesia banyak yang pengangguran? Apa solusi
yang diberikan pemerintah?
- Di Indonesia saat in lapangan pekerjaan mulai sepit dan tingkat
populasi yang ada semakin meningkat, maka dari itu pemerintah
menggencarkan sistem KB dimana setiap pasuti maksimal memiliki 2
anak

Kelompok 9 (geri)
Pasal 27 ayat 2 tentang hak mendapat pekerjaan yg layak. Tapi nyatanya di
indonesia blm terpenuhi, gmn solusinya?
- Di Indonesia saat in lapangan pekerjaan mulai sepit dan tingkat
populasi yang ada semakin meningkat, maka dari itu pemerintah
menggencarkan sistem KB dimana setiap pasuti maksimal memiliki 2
anak

Kelompok 10 (puspita)
Pasal 29 ayat 2 tentang kebebasan memeluk agama dan menjalankan
kepercayaan. Bagaimana tentang gafatar?
- Kita ketahui bersama bahwa ciri-ciri gafatar diantaranya tidak wajib
sholat 5 waktu, tidak wajib puasa ramadhan, syahadat mereka berbeda.
Dari ciri-ciri tersebut sudah jelas bahwa mereka telah merusak nama
baik islam,serta bertolak belakang dengan ajaran islam.

1
Kelompok 11 (lina)
Ada hak tentang berhak memperoleh pendidikan. Tapi ternyata di bangku
pendidikan masih dipungut biaya. Lalu apa sanksi untuk sekolah yg masih
memungut biaya?
- Sebenarnya sekarang di Indonesia sudah ada bantuan dana berupa
BSM untuk siswa yang ingin melanjutkan pendidikan namun siswa
tersebut kurang mampu untuk membayar iuran sekolah. untuk sekolah
yang masih memungut biaya padahal sudah diberikan keringan pada
siswa yang kurang mampu lebih baik diberi sanksi berupa penurunan
akreditasi, namun jika hal tersebut terjadi karena keterlambatan dana
itu hal yang diwajarkan,dan itu merupakan kesalahan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai