Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1           Latar Belakang


Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam
praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan
mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada
dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan/kewajiban bagi individu
dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan
hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak
berjalan secara seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu permasalahan
yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Dalam hal ini sering terlihat permasalahan antara hak dan kewajiban, terutama dalam
bidang lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak bagi setiap warga negara.
Lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hal yang perlu
diperhatikan. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menjelaskan bahwa “ Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “. Secara garis besar dapat
dijelaskan bahwa pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hak untuk setiap
warga negara sebagai salah satu tanda adanya perikemanusiaan . Lapangan pekerjaan
merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan
dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak dapat diartikan sebagai
kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti sandang, pangan, dan
papan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ditujukan untuk meluruskan permasalahan yang
akan dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah , sebagai berikut :
a. Apa itu hak, kewajiban dan warga negara ?
b.    Apakah hak dan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia ?
c.    Bagaimana bunyi hak dan kewajiban menurut UUD 1945 ?
d.   Siapa saja yang bisa dikatakan sebagai warga negara Indonesia?
e.  Bagaimana pelaksanaan Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 ?

1.3           Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan dari dibahasnya
pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah . Ada pun tujuan penulisan makalah ,
sebagai berikut :
a. Memahami pengertian akan hak, kewajiban dan warga negara.
b. Memahami hak dan kewajiban menjadi warga negara Indonesia.
c. Mengetahui tentang hak dan kewajiban warga negara menurut UUD 1945
d.   Memahami Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dan hubungan dengan warga negara
e.   Pelaksanaan Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945

 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak, Kewajiban dan Warga Negara


Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan . Adapun Prof. Dr.
Notonagoro mendefinisikannya sebagai berikut: “Hak adalah kuasa untuk menerima atau
melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan
tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
olehnya. Hak pada umumnya didapat dengan cara diperjuangkan melalui
pertanggungjawaban atas kewajiban. Hak warga negara yang tercantum dalam UUD 1945
meliputi hak hidup, hak memperoleh pendidikan, hak untuk melanjutkan keturunan, dan
masih banyak lagi.
Contoh Hak Warga Negara Indonesia ;
a. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.
b.    Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
c.    Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan.
d.    Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai.
e.    Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
f.     Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau NKRI
dari serangan musuh.
g.    Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.

Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan untuk
dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas
untuk didapat dengan kata lain memberikan atau melakukan apa yang harus kita lakukan
demi kemajuan bangsa ke arah yang lebih baik.
Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia ;
a.    Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.
b.    Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
c.    Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
d.    Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara Indonesia.
e.    Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar
bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah
Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri.
Pengertian Warga Negara menurut beberapa tokoh:
Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan
oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok
(domisili) dalam wilayah negara tersebut.
Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah
sebuah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan
sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara
itu.
Sedangkan menurut Dr. A.S. Hikam (2000), adalah anggota dari sebuah komunitas
yang membentuk itu sendiri.
Beberapa pengertian tentang warganegara juga diatur oleh UUD 1945, pasal 26
menyatakan : “ warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga negara”. Sedangkan di dalam pasal 26 ayat 2 berbunyi,
“Syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang”.
Pasal 1 UU No. 22/1958, dan UU Np. 12/2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia, menekankan kepada peraturan yang menyatakan bahwa warga negara RI adalah
orang yang berdasarkan perundang-undangan dan atau perjanjian-perjanjian dan atau
peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI.
Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab kemajuan dan
kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi anggota atau warga suatu
negara haruslah ditentukan oleh UU yang dibuat oleh negara tersebut. Sebelum negara
menentukan siapa yang menjadi warga negara, maka negara harus mengakui bahwa setiap
orang berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana diatur pasal 28 E ayat (1) UUD 1945.
Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah negara dapat
diklasifikasikian menjadi :
a.    Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
b.    Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai
dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara yang diberikan
oleh pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui kantor imigrasi.

Asas-Asas Kewargananegaraan
Seseorang dapat dinyatakan sebagai warga negara apabila memenuhi ketentuan
-ketentuan dari suatu negara. Ketentuan ini biasanya ini menjadi asas atau sebagai pedoman
untuk menentukan kewarganegaraan seseorang. Setiap negara memiliki kebebasan dan
kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan nya. Dalam penentuan
kewarganegaraan ada 2 asas atau pedoman, yaitu asas kewarganegaraan berdasarkan
kelahiran dan asas kewarganegraan berdasarkan perkawinan. Dalam asas kewarganegaraan
berdasarkan kelahiran ada 2 yang digunakan yaitu ius soli ( tempat kelahiran ), ius sanguinis (
keturunan ). Sedangkan dari asas kewarganegaraan yang berdasarkan perkawinan juga dibagi
2, yaitu asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.
1.      Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Kelahiran
a.       Ius soli ( asas kelahiran )
Berasal dari bahasa latin; ius yang berarti hukum atau pedoman, sedangkan soli bersal
dari kata solum yang berrti negeri, tanah atau daerah. Jadi, ius soli adalah penentuan setatus
kewarganegaraan berdasarkan tempat aatau daerah atau kelahiran seseorang jadi, seseeorang
dapat menjadi warga negara dimana dia d lahirkan. Contoh negara yang menganut asas
kewarganegaraan ini, yaitu negara AS, Brazil,dll.
b.      Ius Sanguninis ( asas keturunan )
Berasal dari bahasa latin, ius yang berarti hukum atau pedoman, sedangkan sanguinis
dari kata sangius yang berarti darah atau keturunan. Asas ini menetapkan seseorang mendapat
warga negara jika orang tua nya adalah warga negara suatu negara. Misalkan seseorang yang
lahir di Indonesia namun orang tua nya memiliki kewarganegaraan dari negara lain, maka ia
mendapat kewarganegaraan dari orang tuanya. Contoh negara yang menggunakan asas ini
adalah negara China, Kroasia, dll.

2.      Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Perkawinan


Selain dilihat dari sisi kelahiran, kewarganegaraan juga di lihat dari sisi perkawinan yang
mencakup asas kesatuan atau kesamaan hukum dan persamaan derajat.
Asas kesatuan dan kesamaan hukum itu berdasarkan pada pradigma bahwa suami istri
ataupun ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang meniscayakan suasana sejahtera,
sehat, dan tidak terpecah. Jadi suami istri atau keluarga yang baik dalam menyelengggarakan
dalam kehidupan bermasyarakatnya harus mencerminkan adanya suatu kesatuan yang bulat.
Dan untuk merealisasikan terciptanya kesatuan dalam keluarga atau suami istri, maka
semuanya harus tunduk pada hukum yang sama.
Asas persamaan derajat menyebutkan suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan status
kewarganegaraan masing – masing. Jadi, baik suami atau istri dengan kewarganegaraan yang
aslinya. Sama seperti sebelum mereka dikaitkan oleh pernikahan dan keduanya memiliki hak
untuk memilih kewarganegaraan yang di anutnya.
Selain itu, dalam hukum negara juga mengatur tentang asas warga negara, yaitu pada UU
Nomor 12 Tahun 2006. Hukum negara tersebut membagi asas kewarganegaraan juga
menjadi dua asas atau pedoman, yaitu asas kewarganegaraan umum dan asas
kewarganegaraan khusus.
a.       Asas Kewarganegaraan Umum
Berdasarkan UU No 12 Tahun 2006 asas kewarganegaraan umum terdiri atas 4 asas :
asas kelahiran, asas keturunan, asas kewarganegaraan tunggal, dan asas kewarganegaraan
ganda terbatas. Asas kelahiran dan asas keturunan mempunyai pengertian yang sama dengan
yang telah diterangkan di atas tadi. Sedangkan asas kewarganegaraan tunggal adalah asas
yang menetukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang. Asas kewarganegaraan ganda
terbatas ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan lebih dari satu bagi
anak – anak sesuai dengan UU yang mengaturnya. Jadi kewarganegaraan ini hanya bisa
dimiliki anak anak yang masih berusia dibawah umur 18 thn setelah anak tersebut berumur
18 tahun maka ia harus memilih satu dari kewarganegaraan tersebut.
b.      Asas Kewarganegaraan Khusus
Asas ini terdiri atas beberapa macam asas atau pedoman kewarganegaraan, yaitu
1.      Asas Kepentingan Nasional
Mengutamakan kepentingan nasional indonesia dan mempertahankan kedaulatannya.
2.      Asas Perlindungan Maksimum
Pemerintah harus memberikan perlindungan kepada setiap warga negara.
3.      Asas Persamaan didalam hukum dan Pemerintahan
Setiap warga negara memiliki kesamaan hukum dalam pemerintahan.
4.      Asas Kebenaran Substantif
Asas diamana prosedur kewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat administratif,
tetapi juga bersifat substansi.
5.      Asas Non-Diskriminatif
Tidak membedakan setiap warga negara dari banyak hal seperti suku, ras, warna kulit,
dll.
6.      Asas pengakuan dan Permohonan terhadap HAM
Menjamin dan melindungi warga negara dan memuliakan nya pada persamaan HAM.
7.      Asas Keterbukaan
Segala sesuatu yang berhubungan dengan warga negara harus bersifat terbuka.
8.      Asas Publisitas
Bahwa seseorang yang kehilangan kewarganegaraan RI akan diumumkan dan
diberitakan agar masyarakat mengetahui.

Unsur – Unsur Kewarganegaraan


Asas kewarganegaraan seseorang dapat ditentukan oleh ketentuan oleh masing-masing
negara, warga negara adalah orang yang sebagai sebagian dari penduduk unsur suatu negara,
warga negara mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya dan mempunyai hubungan
timbal balik terhadap negaranya dan suatu negara mempunyai unsur-unsur negara. Adapun
unsur-unsur kewarganegaraan diantaranya :
1.      Unsur Darah Keturunan ( ius sanguinis )
Unsur ini adalah kewarganegaraan dari orang tua yang menurunkannya kewarganegaraan
seseorang, kebanyakan bangsa yang memiliki sejarah panjang menerapkan asas ini seperti
negara – negara di Eropa dan Asia Timur. contoh apabila orang tuanya keturunan warga
negara Indonesia maka anaknya warga negara Indonesia .
2.      Unsur Tempat Kelahiran ( ius soli )
Unsur ini adala daerah seseorang dilahirkan menentukan kewarganegaraan seseorang contoh
orang tua melahirkan anak tempatnya di negara Indonesia Unsur ini dianut oleh negara
inggris, amerika, prancis, jepang, serta indonesia
3.      Unsur Pewarganegaraan ( naturalisasi )
Unsur ini adalah proses perubahan status dari penduduk asing menjadi warga negara suatu
negara. Proses ini harus terlebih dahulu memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan
dalam peraturan kewarganegaraan negara yang bersangkutan. Hukum naturalisasi di setiap
negara berbeda-beda. Di Indonesia masalah kewarganegaraan diatur dalam UU No. 62 tahun
1958. Biasanya tata cara bagi orang asing untuk memperoleh kewarganegaraan Republik
Indonesia melalui permohonan. Dalam Undang-Undang dinyatakan bahwa kewarganegaraan
dapat juga diperoleh melalui pewarganegaraan. Permohonan pewarganegaraan dapat
diperoleh dengan memenuhi persyaratan tertentu. Syarat-syarat atau prosedur
pewarganegaraan disesuaikan menurut kebutuhan yang dibawakan oleh kondisi dan situasi
negara.
Dalam pewarganegaraan ini ada yang aktif ada pula yang pasif. Dalam pewarganegaraan
aktif, seseorang dapat menggunakan hak opsi untuk memilih atau mengajukan kehendak
menjadi warga negara dari suatu negara. Sedangkan dalam pewarganegaraan pasif, seseorang
yang tidak mau dijadikan warga negara suatu negara, maka yang bersangkutan dapat
menggunakan hak repuidasi yaitu hak untuk menolak pemberian kewarganegaraan tersebut.
Pembicaraan status kewarganegaraan seseorang dalam sebuah negara ada yang dikenal
dengan apatride untuk orang-orang yang tidak mempunyai status kewarganegaraan, bipatride
untuk orang- orang yang memiliki status kewarganegaraan rangkap/dwikewarganegaraan,
dan multipatride untuk menyebutkan status kewarganegaraan seseorang yang memiliki
memiliki satu atau dua kewarganegaraan.
Dari ada nya asas-asas dan unsur-unsur kewarganegaraan, dari kedua hal tersebut pula
muncul masalah tentang status kewarganegaraan. Masalah status kewarganegaraan ini
meliputi: apartide, bipatride, dan multipatride.
1.      Apartide
Kasus dimana anak tidak memiliki status kewarganegaraan. Keadaan ini terjadi karena
seorang ibu yang berasal dari negara yang menganut asas ius soli melahirkan seorang anak di
negara yang menganut asas ius sanguinis. Sehingga tidak ada negara baik itu negara asal
ibunya ataupun negara kelahiran nya.
2.      Bipatride
Kasus dimana timbul nya 2 kewarganegaraan. Hal ini terjadi pada seorang ibu yang berasal
dari negara yang memilki asas ius sanguinis melahirkan seorang anak di negara yang
memiliki asas ius soli. Sehingga negara asasl dan negara tempat dimana ia melahirkan
memberikan status kewarganegaraan.
3.      Multipatride
Kasus diamana seseorang meiliki 2 atau lebih kewarganegaraan. Contoh seseorang yang
bipatre juga memberi pemberian status kewarganegaraan lain nya ketika ia dewasa, dimana
saat menerima kewarganegaraan yang baru ia tidak melepaskan status bipatrenya. Penjelasan
Umum UU No. 62 Tahun 1958 ini dikatakan bahwa kewarganegaraan RI diperoleh:
a) Karena kelahiran.
b) Karena pengangkatan.
c) Karena dikabulkan permohonan.
d) Karena pewarganegaraan.
e) Karena atau sebagai akibat dari perkawinan.
f) Karena turut ayah/ibunya.
g) Karena pernyataan.

Syarat Permohonan Kewarganegaraan Indonesia


Berdasarkan ketentuan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia (“UU Kewarganegaraan”), syarat-syarat yang harus
dipenuhi untuk dapat memperoleh kewarganegaraan Indonesia adalah sebagai berikut:
1.   Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.
2.   Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10
(sepuluh) tahun tidak berturut-turut.
3.   Sehat jasmani dan rohani.
4.  Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5.   Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih.
6. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda.
7.   Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
8.   Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

Hal yang menyebabkan kehilangan kewarganegaraan


Pasal 23 UU RI No. 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan mengatur sebab-sebab
kehilangan kewarganegaraan Indonesia, yaitu sbb:
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri
2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu.
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri,
apabila yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin., bertempat tinggal di
luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan RI tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan.
4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu oleh presiden
5. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu
di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan hanya dapat dijabat oleh
WNI
6. Secara suka rela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing
atau bagian dari negara asing tersebut
7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan
untuk suatu negara asing
8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat
diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas
namanya
9. Bertempat tinggal diluar NKRI selama 5 tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas
negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk
tetap menjadi WNI kepada perwakilan RI yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
yang bersangkutan.

Sedangkan pasal 26 UU RI No.12 tahun 2006, juga menyebutkan kehilangan


kewarganegaraan bagi suami atau istri WNI dengan ketentuan sebagai berikut;

1. Perempuan WNI yang kawin dengan laki-laki WNA kehilangan kewarganegaraannya,


jika menurut hukum negara asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti
kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut
2. Laki-laki WNI yang kawin dengan perempuan WNA kehilangan kewarganegaran RI,
jika menurut hukum asal istrinya kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan
istri sebagai akibat dari perkawinan tsb.

2.2 Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia


Hak dan kewajiban memiliki hubungan yang cukup erat dan tidak dapat dipisahkan.
Segala akibat yang ditimbulkan dari adanya hak tentunya ada kewajiban, Untuk itu dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari, antara hak dan kewajiban dapat dijalankan dengan
imbang, karena kalau tidak dijalankan dengan imbang maka akan menimbulkan pertentangan.
Hak kita sebagai warga negara yaitu mendapatkan sesuatu yang sama dari negara
tanpa membeda-bedakanya dengan warga negara lainnya. Sedangkan kewajiban kita sebagai
warga negara Indonesia yaitu memberikan atau melakukan apa yang harus kita lakukan demi
kemajuan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik dan rela berkorban demi tumpah darah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.3 Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945
Hak dan kewajiban negara adalah menggambarkan apa yang seharusnya diterima dan
dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan menjamin kelangsungan
kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945. Hak dan kewajiban manusia sebagai warga negara tercantum
dalam Undang-Udang dasar 1945 mulai dari pasal 27 sampai dengan pasal 34 sebagai berikut
:
2.3.1 Hak warga negara Indonesia

1. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan (pasal 27 ayat 2).
2. Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dalam
kehidupannya (pasal 28A).
3. Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).
4. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (pasal 28B ayat 2).
5. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia (pasal 28C ayat 1).
6. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dengan memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya (pasal 28C ayat
2).
7. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum (pasal 28D ayat 1).
8. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28D ayat 2)
9. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan
(pasal 28D ayat 3).
10. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraannya (pasal 28D ayat 4).
11. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikap, sesuai dengan hati nuraninya. (pasal 28E ayat 2).
12. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat (pasal 28E ayat 3).
13. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia (Pasal 28F)
14. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi (Pasal 28G ayat 1).
15. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain (Pasal
28G ayat 2).
16. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan (Pasal 28H ayat 1).
17. Setiap orang berhak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan (Pasal 28H ayat 2).
18. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat (Pasal 28H ayat 3).
19. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun (Pasal 28H ayat 4).
20. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa
pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu (Pasal 28I ayat 2).
21. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (pasal 28J ayat 1).
22. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara
(pasal 30 ayat 1).
23. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran (pasal 31 ayat 1).

2.3.2 Kewajiban warga negara Indonesia

1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (Pasal 27
ayat 1).
2. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 28J ayat 1).
3. Di dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain
dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis (pasal
28J ayat 2).
4. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara
(pasal 30 ayat 1).

2.4 Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dan Hubungan dengan Warga Negara
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan“. Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap
individu sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan
yang layak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan
pendapatan yang akan digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan
yang layak diartikan sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar,
seperti sandang, pangan dan papan.
Pada era globalisasi ini sering terlihat tingginya angka akan tuntutan hak tanpa
diimbangi dengan kewajiban. Disisi lain, masih terdapat pula hak yang kian tak bersambut
dengan kewajiban yang telah dilakukan. Kedua hal tersebut merupakan pemicu terjadinya
ketimpangan antara hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak dengan
kewajiban yang tak kunjung dilaksanakan.
Tingginya angka akan tuntutan hak tanpa diimbangi dengan kewajiban, pada
umumnya disebabkan oleh adanya sifat malas dan kurangnya kemampuan dalam suatu
bidang pekerjaan. Sifat malas tersebut dapat menghambat individu sebagai tenaga kerja untuk
menjadi lebih produktif dan inovatif yang menyebabkan tertundanya penghidupan yang
layak, sedangkan kurangnya kemampuan memicu pola pikir individu menjadi pesimis yang
menyebabkan individu tidak dapat bergerak kearah tingkat kehidupan yang lebih layak
Hak yang tak kunjung bersambut atas pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan,
pada umumnya disebabkan oleh kurangnya perhatian baik dari pihak pemerintah maupun
swasta atas upah yang tidak sesuai dengan pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan.
Hal tersebut dapat memicu gejolak masyarakat atas terjadinya ketimpangan akan hak
dengan kewajiban. Gejolak masyarakat timbul akibat adanya rasa ketidakpuasan terhadap
ketimpangan tersebut yang menyebabkan timbulnya berbagai demo hingga mogok kerja.
Fenomena tersebut merupakan hal yang seharusnya tidak perlu dijumpai dalam kehidupan
kewarganegaraan .

2.5 Pelaksanaan Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945


Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan“. Bunyi ayat pasal tersebut secara teori telah
dijelaskan dalam UUD 1945, namun secara praktik belum dapat dikatakan bahwa
pelaksanaan akan pasal tersebut telah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat
dari tingginya tingkat pengangguran dan warga negara dengan tingkat kehidupan yang
kurang layak. Pengangguran dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, terutama tingkat
pendidikan dan kemampuan. Hal tersebut merupakan pemicu terbesar dari tingginya tingkat
pengangguran. Tingginya angka tingkat pengangguran menyebabkan terjadinya
ketidakefisienan terhadap kegiatan produksi yang mengakibatkan semakin jauhnya tingkat
kehidupan yang layak bagi warga negara.
Disisi lain, tingkat kehidupan yang kurang layak dapat disebabkan oleh sifat malas
dari warga negara tersebut yang tidak ingin mencoba merubah tingkat kehidupannya ke arah
yang lebih baik dari sebelumnya. Pada umumnya, warga negara demikian terfokus untuk
menunggu uluran tangan dari individu lain maupun pemerintah, tanpa melakukan suatu usaha
sebagai kewajiban untuk memenuhi hak penghidupan yang layak.

  

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada didalam kandungan, sedangkan
kewajiban merupakan suatu keharusan/kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran
sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan
pelaksanaan kewajiban tersebut. Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu
sama lain, sehingga dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang.
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan“. Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap
individu sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta kehidupan
yang layak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Lapangan pekerjaan
merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan
dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak diartikan sebagai
kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti sandang, pangan dan
papan.

3.2 Saran
Hak dan kewajiban merupakan suatu instrumen yang saling terkait, sehingga
pelaksanaan hal tersebut harus dilakukan secara seimbang agar tidak terjadi permasalahan
yang akan menyebabkan timbulnya gejolak masyarakat yang tidak diinginkan .
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Hak
http://id.wikipedia.org/wiki/Kewajiban
http://id.wikipedia.org/wiki/Kewarganegaraan
http://birokrasi.kompasiana.com/2014/06/01/hak-dan-kewajiban-warga-negara-indonesia-
661840.html
http://www.smansax1-edu.com/2015/01/jenis-hak-warga-negara-dalam-uud-ri-1945.html
http://www.kodam17cenderawasih.mil.id/tulisan/fokus/hak-dan-kewajiban-warga-negara-
indonesia
ttps://kumpulansebuahskripsi.blogspot.co.id/2014/11/contoh-makalah-hak-dan-kewajiban-
warga.html
http://tifferi.blogspot.co.id/2015/01/hak-dan-kewajiban-warga-negara.html
http://mariamah-sulaiman.blogspot.co.id/2010/02/hal-yang-menyebabkan-kehilangan.html
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt52690eee8c74f/syarat-dan-tata-cara-
memperoleh-kewarganegaraan-indonesia

Anda mungkin juga menyukai