Anda di halaman 1dari 35

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

1. Pengertian Hak dan Kewajiban Negara


a. Hak Warga Negara adalah kuasa atas sesuatu yang patut dimiliki warga Negara dari Negara.
b. Kewajiban warga Negara adalah kuasa atas sesuatu yang patut dilaksanakan/diberikan warga Negara kepada
Negara.
c. Warga adalah keluarga atau anggota masyarakat.
d. Negara adalah daerah dengan masyarakatnya yang teratur dan berada dibawah pemerintahan yang diakui oleh
rakyatnya.
e. Warga Negara adalah rakyat dari suatu Negara.

2. Kewajiban Utama warga Negara


a. Membela Negara :
- Sebagai rasa cinta tanah air
- Menjaga citra/nama baik Negara
- Menjaga keutuhan NKRI
b. Menghormati Negara meliputi :
1. Hormat kepada Bendera Negara sebagai lambing tertinggi Negara.
2. Hormat kepada Kepala Negara sebagai Presiden dan Pejabat Tertinggi Negara.
3. Hornat kepada Lagu Kebangsaan Negara sebagai lagu kebanggaan bangsa dan negara.
4. Hormat kepada pejabat negara, terhadap Kepala Desa sampai dengan Presiden.
c. Mentaati Hukum, perundang-undangan dan segala peraturan yang berlaku (membayar pajak, mentaati
peraturan lalulintas, dan lain sebagainya).

3. Warga Negara Mempunyai hak-hak yang patut diberikan dan dilindungi oleh Negara, antara lain:
Berdasarkan UUD 1945 :
- Pasal 27 (2) : setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
- Pasal 29 (2) : setiap Warga negara memiliki kemerdekaan untuk memeluk agamanya.
- Pasal 31 (1) : setiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.

4. Asas-asas kewarganegaraan
a. Asas Ius Soli : artinya kewarganegaraan sesorang ditentukan oleh Negara tempat kelahirannya
b. Asas Ius Sanguinis: artinya kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh kewarganegaraan orang tuanya.
c. Bipatride : artinya seseorang memiliki dua kewarganegaraan.
Contoh :
Ahmad dan Bety : (suami isteri) adalah Warga Negara Indonesia yang menganut asas Ius Sanguinis artinya
kewarganegaraan berdasarkan WN orangtuanya.
Ahmad dan Bety : sedang berada di Negara Chili yang menganut asas Ius Soli artinya kewarganegaraan
berdasarkan Negara tempat lahirnya.
Bety isterinya melahirkan Hadi di Negara Chili :
Kewaganegaraan Hadi : Menurut Negara Indonesia adalah Indonesia. Menurut Negara Chili adalah Chili.
Jadi Hadi memiliki 2 (dua) kewarganegaraan.
d. Apartride : artinya seseorang tidak memiliki kewarganegaraan.
Contoh :
Dodi danErna : (suami isteri) adalah warga Negara Cina yang menganut asas Ius Soli
Dodi dan Erna : berada di Negara Singapura yang menganut asas Ius Sanguinis
Erna isterinya melahirkan Yani di Negara singapura : Menurut Negara Cina adalah Singapura. Menurut Negara
Singapura adalah Cina.
Kewarganegaraan yani ditolak oleh Negara Cina dan Singapura, sehingga Yani Tidak memiliki
kewarganegaraan.

Pelaksanaan hak warga negara dalam UUD 1945 dikaitkan langsung


dengan kewajban karena memang mepunyai keterkaitan.Karenanya
perumusan hak dan kewajiban itu dicantumkan dalam satu pasal seperti
pasal 27 ayat (1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
itu dengan tidak ada kecualinya.Dalam kaitan ini dapat diketengahkan
masalah hak-hak warga negara misalnya masalah pendidikan,
kesejahteraan sosial dan pertahanan.

Sebelum amandemen tidak ada Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945. Hal
ini disebabkan Hak Asasi Manusia tidak sesuai dengan paham negara
integralistik yang dianut UUD 1945. Paham negara integralistik yang
diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller dan Hegel bukanlah untuk
menjamin perseorangan atau golongan, namun untuk menajamin
masyarakat secara persatuan (Kaelan, H., NS. 2002: 39). Menurut Dr. A.
S. S. Tambunan,SH kini kita menganut paham individualisme dan
liberalism seperti waktu UUDS 1950, terbukti dengan rumusan pasal-pasal
dalam Bab XA (Hak Asasi Manusia) beserta pasal-pasalnya itu
bertentangan Pembukaan UUD NKRI 1945.

UUD 1945 secara tegas menyatakan tentang:

1. Hak, antra lain melalui pasal 27(2) hak untuk mendapatkan


pekerjaan. Pasal 30(1) hak ikut serta dalam usahaa pembelaan
negara dan pasal 31(1) hak mendapatkan pengajaran.
2. Kewajiban, antara lain melalui pasal 27(1) kewajiban untuk
menjunjung hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecuali,
serta pasal 30(1) kewajiban ikut serta dalam usaha pembelaan
negara.
3. Kemerdekaan warga negara, antara lain melalui pasal 27(1) yaitu
persamaan di dalam hukum dan pemerintahan, pasal 29(2)
kemerdekaan untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama
dankepercayaannya, serta pasal 28 kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran.
Sedangkan Kewajiban Warga Negara Indonesia antara lain:

1. Menjunjung hukum dan pemeritahan-pasal 27 ayat (1)


2. Ikut serta dalam upaya pembelaan negara-pasal 27 ayat (3)
3. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara-pasal 30
ayat (1)
4. Mengikuti pendidikan dasar-pasal 31 ayat (2)
Hak warga negara

Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya
tergantung kepada kita sendiri. Setiap warga negara memiliki hak yang
sama satu sama lain tanpa terkecuali

Berikut ini adalah contoh Hak sebagai warga negara:

1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.

Maksudnya adalah Setiap warga negara derajatnya sama di mata hukum,


sekalipun fakir miskin dan anak terlantar juga dilindungi oleh negara

2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan
di dalam pemerintahan.

4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan


agama dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai.

5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.


6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan
Indonesia atau nkri dari serangan musuh

7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat,


berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-
undang yang berlaku.

Kewajiban warga negara

Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan atau keharusan


melaksanakannya.Kita sebagai masyarakat yang tinggal disuatu negara
mempunyai kewajiban sebagai warga negara. Berikut ini adalah kewajiban
sebagai warga negara:

1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam


membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan
musuh.

2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).

3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar


negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan
sebaik-baiknya.

4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap


segala hukum yang berlaku di wilayah negara indonesia.
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk
membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah
yang lebih baik.

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ASING DI INDOESIA

Bagi warga negara asing yang mendapat izin tinggal juga menerima hak
dan kewajibanm selama berada di Indonesia:

1. Kewajiban untuk tunduk dan patuh pada peraturan perundang-


undangan.
2. Hak untuk menerima perlindungan atas diri dan hartanya.
3. Tidak memiliki hak untuk dipilih dan memilih.
4. Tidak mempunyai jak dan kewajiban untuk bela negara.
HAK DAN KEWAJIBAN BELA NEGARA

Upaya pembelaan negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara
yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh
kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa and bernegara Indonesia
serta keyakinan pada Pancasila dan UUD 1945 (Basrei, 1992: 14). Untuk
dapat melaksanakan hak dan kewajiban membela Negara diperlukan
pengetahuan tentang bela negara dalam arti luas. Bela Negara dalam arti
luas tidak hanya menyangkut menghadapi bencana perang tetapi juga
bencana lain. Untuk itu setiap warganegara harus disiapkan dengan baik
dan sekaligus perlunya penjelasan secara meluas tentang hak dan
kewajiban dalam upaya bela negara dan upaya perthanan keamanan (pasal
27 dan pasal 30 ayat (1))

KONSTITUSI NKRI 1945


Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945 adalah
salah satu hasil gerakan kontitusionalisme. Yaitu paham yang selalu
mengawasi dan meinjau kembali agar pmerintahan tetap pada jalan yang
tetap dan benar. Dalam sejarah negara kita UUD 1945 telah diamandemen
sebanyak 4 kali agar ssuai dengan eranya.

Pada amandemen UUD 1945 tidak ada lagi Penjelasan tentang Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia. Padahal dengan membaca teksnya saja
masih sulit dimengerti tentang maksud dan makna pada saat UUD tersebut
dibuat. Pembukaan UUD dengan Batang Tubuh UUD hendaknya relevan.
Dalam Batang Tubuh UUD sebenarnya merupakan penjabaran dari
pembukaan dengan melalui pasal-pasal. Pasal-pasal akan sulit dimengerti
oleh masyarakat oleh karena itu, sebaiknya diikuti Penjelasan pada
pasalpasalnya melalui bagian atau bab tersendiri. Karena tidak ada
penjelasa maka akan terlihat adanya ketidaksamaan dalam isi UUD NKRI
1945.

Dalam UUD NKRI 1945 tersurat prinsip peyelenggaraan Negara:

1. Ketuhana Yang Maha Esa


2. Prinsip persatuan dan keragaman dalam Negara Kesatuan
3. Cita Negara Integralistik
4. Negara Republik
5. Sistem Pemerintahan Presidensiil
6. Paham Kedaulatan Rakyat
7. Demokrasi Langsung/demokrasi perwakilan
8. Cita Negara Hukum
9. Pemisahan kekuasaan dan prinsip check and balance
10. Demokrasi Ekonomi
11. Cita masyarakat madani, yaitu masyarakat yang rukun, adil,
dan beradab
Prinsip penyelenggaraan negara tersirat dalam Pembukaan UUD 1945 dan
penjabarannya melalui pasal-pasal asli UUD maupun pasal-pasal hasil
amandemen

About these ads

PENGERTIAN HAK, KEWAJIBAN DAN


WARGA NEGARA
PENGERTIAN HAK, KEWAJIBAN DAN WARGA NEGARA

Karmila Sari 1DA02 (44212027)

1) Pengertian Hak

Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita
sendiri. Contohnya: hak mendapatkan pengajaran, hak mendapatkan nilai dari guru dan
sebagainya. Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima
atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang
pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.

Contoh Hak Warga Negara Indonesia

1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum

2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan

4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai

5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran

6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau nkri
dari serangan musuh

7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku
2) Pengertian Kewajiban
Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu
oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa oleh yang berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro). Sedangkan Kewajiban adalah
Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia

1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh

2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)

3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya

4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara indonesia

5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar
bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik

3) Pengertian Warga Negara

Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara tersebut
dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut Kansil adalah
mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang
bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara
itu.

Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan 2 kriterium, yaitu:
1. Kriterium kelahiran.

Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:

a) Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis. Di dalam asas
ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara berdasarkan asas kewarganegaraan
orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.

b) Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam asas ini, seseorang
memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di mana dia dilahirkan, meskipun
orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.

Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan mengutamakan salah satu,
tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara Ius Soli dan Ius Sanguinis akan menyebabkan
terjadinya kewarganegaraan rangkap (bi-patride) atau tidak mempunya kewarganegaraan sama
sekali (a-patride). Berhubungan dengan itu, maka untuk menentukan kewarga negaraan seseorang
digunakan 2 stelsel kewarganegaraan (di samping kedua asas di atas), yaitu stelsel aktif dan
stelsel pasif. Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan dalam:
- Hak Opsi : ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif);
- Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel pasif).

2. Naturalisasi atau pewarganegaraan, adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang
dengan syarat-syarat tertentu mempunyai kewarganeraan negara lain.

Di indonesia, siapa-siapa yang menjadi warga negara telah disebutkan di dalam pasal 26 UUD
1945, yaitu:

(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

(2) Syarat-syarat mengenai kewarganeraan ditetapkan dengan undang-undang.


Pelaksanaan selanjutnya dari pasal 26 UUD 1945 ini diatur dalam UU nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang pasal 1-nya menyebutkan:

Warga Negara Republik Indonesia adalah:

a. Orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau perjanjian-perjanjian dan/atau


peraturan-peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah warga negara
Republik Indonesia.

b. Orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya,
seorang warga negara RI, dengan pengertian bahwa kewarganegaraan karena RI tersebut dimulai
sejak adanya hubungan hukum kekeluargaan ini diadakan sebelum orang itu berumur 18 tahun,
atau sebelum ia kawin pada usia di bawah umur 18 tahun.

c. Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia, apabila ayah itu pada waktu
meninggal dunia warga negara RI.

d. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, apabila ia pada waktu itu tidak
mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya.

e. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, jika ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau selama tidak diketahui kewarganegaraan ayahnya.

f. Orang yang lahir di dalam wilayah RI selama kedua orang tuanya tidak diketahui.

g. Seseorang yang diketemukan di dalam wilayah RI selama tidak diketahui kedua orang tuanya.
h. Orang yang lahir di dalam wilayah RI, jika kedua orang tuanya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau selama kewarganegaraan kedua orang tuanya tidak diketahui.
i. Orang yang lahir di dalam wilayah RI yang pada waktu lahirnya tidak mendapat
kewarganegaraan ayah atau ibunya itu.

j. Orang yang memperoleh kewarganegaraan RI menurut aturan undang-undang ini.


Selanjutnya di dalam Penjelasan Umum UU No. 62 Tahun 1958 ini dikatakan bahwa
kewarganegaraan RI diperoleh:

a) Karena kelahiran;

b) Karena pengangkatan;

c) Karena dikabulkan permohonan;

d) Karena pewarganegaraan;

e) Karena atau sebagai akibat dari perkawinan;

f) Karena turut ayah/ibunya;

g) Karena pernyataan.

Selanjutnya di dalam Penjelasan Pasal 1 UU Nomor 62 Tahun ini disebutkan: b, c, d, dan e.


Sudah selayaknya keturunan warga negara RI adalah WNI. Sebagaimana telah diterangkan di atas
dalam bab I huruf a yang menentukan status anak ialah ayahnya. Apabila tidak ada hubungan
hukum kekeluargaan dengan ayahnya atau apabila ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan
ataupun (selama) tidak diketahui kewarganegaraannya, maka barulah ibunya yang menentukan
status anak itu. Hubungan hukum kekeluargaan antara ibu dan anak selalu mengadakan hukum
secara yuridis. Anak baru turut kewarganegaraan ayahnya, setelah ayah itu mengadakan
hubungan hukum kekeluargaan dan apabila hubungan hukum itu baru diadakan setelah anak itu
menjadi dewasa, maka ia tidak turut kewarganegaraan ayahnya.

Pearan warga negara sebagai warga negara Indonesia:

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Bangsa adalah orangorang yang
memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa dan sejarah serta berpemerintahan sendiri. Atau
bisa diartikan sebagai kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan
wilayah tertentu dimuka bumi. Jadi Bangsa Indonesia adalah sekelompok manusia yang
mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses
di dalam satu wilayah Nusantara/Indonesia.

Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang sama-
sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengetahui adanya satu pemerintahan yang mengurus
tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut. Atau bisa
diartikan sebagai satu perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan melalui hukum yang
mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa bagi ketertiban sosial.

A. Contoh hak warga negara

1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum

2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan

4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai

5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran

6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau nkri
dari serangan musuh

7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku

B. Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia

1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh

2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)

3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya

4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara indonesia

5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar
bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik

C. Peran warga negara

Ikut berpartisipasi untuk mempengaruhi setiap proses pembuatan dan pelaksanaan


kebijaksanaan publik oleh para pejabat atau lembagalembaga negara

Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan

Berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional


Memberikan bantuan sosial, memberikan rehabilitasi sosial, mela- kukan pembinaan kepada
fakir miskin

Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar

Mengembangkan IPTEK yang dilandasi iman dan takwa

Menciptakan kerukunan umat beragama

Ikut serta memajukan pendidikan nasional

Merubah budaya negatif yang dapat menghambat kemajuan bangsa

Memelihara nilainilai positif (hidup rukun, gotong royong, dll)

Mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara

Menjaga keselamatan bangsa dari segala macam ancaman.

Hak dan kewajiban warga negara, terutama kesadaran bela negara akan terwujud dalam sikap dan
perilakunya bila ia dapat merasakan bahwa konsepsi demokrasi dan hak asasi manusia sungguh
sungguh merupakan sesuatu yang paling sesuai dengan kehidupannya seharihari.

Pembelaan negara adalah tekad, sikap dan tindakan warganegara yang teratur, menyeluruh,
terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan terhadap tanah air, serta kesadaran hidup
berbangsa dan bernegara. Bagi warganegara Indonesia, upaya pembelaan dilandasi oleh kecintaan
pada tanah tumpah darah yakni wilayah Nusantara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Disamping itu pula pembelaan negara juga didasari oleh kesadaran berbangsa dan bernegara,
dengan meyakini Pancasila sebagai dasar negara serta UUD 1945 sebagai pijakan konstitusi
negara.

Wujud dari upaya bela negara adalah kesiapan dan kerelaan warganegara untuk berkorban demi
mempertahankan kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah
Nusantara dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

Pasal dalam UUD45 yang Berisikan


tentang Hak dan Kewajiban
Warga Negara
Hak dan Kewajiban warga negara diatur dalam undang -undang sbb:

Pasal 27 ayat 1-3


Mengatur tentang Kedudukan warga negara , Penghidupan dan pembelaan terhadap negara.
Pasal 28 ayat A J
Mengatur tentang segala bentuk Hak Asasi Manusia.

Pasal 29 ayat 2
Mengatur tentang kebebasan atau hak untuk memeluk agama (kepercayaan )

Pasal 30 ayat 1-5


Mengatur tentang Kewajiban membela negara , Usaha pertahanan dan keamanan rakyat,
Keanggotaan TNI dan Tugasnya , Kepolisian Indonesia dan tugasnya , Susunan dan kedudukan
TNI & kepolisian Indonesia.

Pasal 31 ayat 1-5


Mengatur tentang Hak untuk mendapat pendidikan yang layak , kewajiban belajar ,Sistem
pendidikan Nasional ,dan Peran pemerintah dalam bidang Pendidikan dan kebudayaan

Pasal 33 ayat 1-5


Mengatur tentang pengertian perekonomian ,Pemanfaatan SDA , dan Prinsip Perekonomian
Nasional.

Pasal 34 ayat 1-4


Mengatur tentang Perlindungan terhadap fakir miskin dan anak terlantar sebagai tanggung jawab
negara.

HUKUM DALAM KEPERAWATAN


A. Pengertian Hukum

Hukum adalah keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan atau kaidah-kaidah dalam suatu kehidupan
bersama; atau keseluruhan peraturan tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan bersama, yang dapat
dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi.
Hukum adalah keseluruhan peraturan yang mengatur dan menguasai manusia dalam kehidupan bersama.
Berkembang di dalam masyarakat dalam kehendak, merupakan sistem peraturan, sistem asas-asas,
mengandung pesan kultural karena tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.
Pengertian Hukum Kesehatan :
Adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban baik dari tenaga kesehatan dalam melaksanakan
upaya kesehatan maupun dari individu dan masyarakat yang menerima upaya kesehatan tersebut dalam segala
aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta organisasi dan sarana.

B. Tujuan hukum dalam keperawatan


Tujuan hukum yang mengendalikan cakupan praktek keperawatan, ketentuaan, perizinan bagi perawat, dan
standar asuhan adalah melindungi kepentingan masyarakat .perawat yang mengetahui dan menjalankan undang-
undang praktik perawat serta standar asuhan akan memberikan layanan keperawatan yang aman dan kompeten.

C. Fungsi hukum dalam keperawatan

1. Hukum memberikan kerangka kerja untuk menetapkan jenis tindakan keperawatan yang sah dalam asuhan
klien.
2. Hukum membedakan tanggung jawab perawat dari tenaga propesional kesehatan lain.
3. Hukum membantu memberikan batasan tindakan keperawatan yang mandiri.

4. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan

5. Membedakan tanggung jawab dengan profesi yang lain

6. Membantu mempertahankan standar praktek keperawatan dengan meletakkan posisi perawat memiliki
akuntabilitas di bawah hukum

D. Sumber Hukum

Pedoman legal yang dianut perawat berasal dari hukum perundang-undangan, hukum peraturan, dan hukum
umum.

1. Hukum Perundang-undangan

Hukum yang dikeluarkan oleh badan legislatif. Menggambarkan dan menjelaskan batasan legal praktek
keperawatan. Undang-undang ini melindungi hak-hak penyandang cacat di tempat kerja, institusi pendidikan,
dan dalam masyarakat.

2. Hukum peraturan atau hukum administratif

Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh badan administratif. Salah satu contoh hukum peraturan adalah
kewajiban untuk melaporkan tindakan keperawatan yang tidak kompeten atau tidak etis.

3. Hukum umum

Berasal dari keputusan pengadilan yang dibuat di ruang pengadilan saat kasus hukum individu diputuskan.
Contoh hukum umum adalah informed consent dan hak klien untuk menolak pengobatan.

E. Peran Perawat Berdasarkan Hukum

Berdasarkan hukum, perawat memiliki tiga peran berbeda yang saling bergantung, masing-masing dengan hak
dan kewajiban yang terkait, yaitu sebagai penyedia layanan, pegawai atau penerima kontrak sebagai penyedia
layanan, dan warga negara.

1. Penyedia Layanan

Perawat diharapkan memberikan perawatan yang aman dan kompeten. Tersirat dalam peran ini adalah beberapa
konsep hukum, yakni tanggung wajib, standar asuhan, dan kewajiban kontrak.
2. .Pegawai atau Penerima Kontrak Sebagai Penyedia Layanan

Perawat yang diperkerjakan oleh suatu lembaga bekerja sebagai perwakilan lembaga tersebut dan kontrak
perawat dengan klien merupakan bentuk kontrak tersirat.

3. Warga Negara

Hak dan kewajiban perawat sebagai warga negara sama dengan setiap individu yang berada di bawah sistem
hukum. Hak-hak kewarganegaran melindungi klien dari bahaya dan menjamin pemberian hak atas harta pribadi
mereka, hak atas privasi, kerahasian, dan hak-hak lain. Hak ini juga berlaku bagi perawat.

F. UU yang berkaitan dengan Praktek keperawatan

1. UU No. 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan

2. Bab II (Tugas Pemerintah), pasal 10 antara lain menyebutkan bahwa pemerintah mengatur kedudukan hukum,
wewenang dan kesanggupan hukum.

3. UU No. 6 tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan.

4. UU Kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang Wajib Kerja Paramedis.

5. Pada pasal 2, ayat (3)dijelaskan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda, menengah dan rendah wajib
menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama 3 tahun.

TUGAS ETIKA KEPERAWATAN

OLEH:
NAMA : NI KOMANG LUCYANI
NIM : 12E 10849
KELAS : 1.C
PRODI : D3 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILAMU KESEHATAN BALI TAHUN
AJARAN 2012/2013
Hak menurut C. Fagin ( 1975) mengemukakan bahwa hak adalah tuntutan terhadap sesuatu,
dimana seseorang berhak seperti kekuasaan dan hak-hak istimewa yang berupa tuntutan yang
berdasarkan keadilan, moralitas atau legalitas.
Hak dapat dipandang dari sudut hukum dan pribadi. Dari sudut hukum hak mempunyai atau
memberi kekuasaan tertentu untuk mengendalikan sesuatu. Ex. Seseorang mepunyai hak
untuk masuk restoran dan membeli makanan yang diinginkannya. Dalam hal ini jika ditinjau
dari sudut hukum orang yang bersangkutan mempunyai kewajiban tertentu yang
menyertainya yaitu orang tersebut diharuskan untuk berprilaku sopan dan membayar
makanan tersebut. Dari sudut pribadi mempunyai hal yang harus diperhatikan yaitu
pertimbangan etis, cara seseorang mengatur kehidupannya, keputusan yang dibuat
berdasarkan konsep benar salah, baik buruk yang ada dilingkungan tempat ia hidup dan
tinggal dalam kurun waktu tertentu.
Peranan hak-hak.
1. Hak dapat digunakan sebagai pengekspresian kekuasaan dalam konflik antara seseorang
dengan kelompok
Contoh :
Seorang dokter mengatakan pada perawat bahwa ia mempunyai hak untuk menginstruksikan
pengobatan yang ia inginkan untuk pasiennya. Disini terlihat bahwa dokter tersebut
mengekspresikan kekuasaannnya untuk menginstruksikan pengobatan terhadap pasien, hal ini
mmerupakan haknya selaku penanggung jawab medis.
2. Hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran pada suatu tindakan.
Contoh :
Seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatannya mendapat kritikan karena
terlalu lama menghabiskan waktunya bersama pasien. Perawat tersebut dapat mengatakan
bahwa ia mempunyai hak untuk memberikan asuhan keperawatan yang terbaik untuk pasien
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Dalam hal ini, perawat tersebut mempunayi
hak melakukan asuhan keperawatan sesuai denga kondisi dan kebutuhan pasien.
3. Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan. Seseorang seringkali dapat
menyelesaikan suatu perselisihan dengan menuntut hak yang juga dapat diakui oleh orang
lain.
Contoh :
Seorang perawat menyarankan pada pasien agar tidak keluar ruangan selama dihospitalisasi.
Pada situasi tersebut pasien marah karena tidak setuju dengan saran perawat dan pasien
tersebut mengatakan pada perawat bahwa ia juga mempunyai hak untuk keluar dari ruanagan
bilamana ia mau. Dalam hal ini, perawat dapat menerima tindakan pasien sepanjang tidak
merugikan kesehatan pasien. Bila tidak tercapai kesepakatan karena membatasi pasien,
berarti ia mengingkari kebebasan pasien.

Jenis-jenis hak :
1. Hak untuk memilih/kebebasan
Yaitu hak orang-orang untuk hidup sesuai dengan pilihannya dalam batas-batas yang telah
ditentukan.
Contoh :
Seorang perawat wanita yang bekerja dirumah sakit dapat mempergunakan seragam yang
diiginkan (haknya) asalkan berwarna putih bersih dan sopan sesuai dengan batas-batas.
Batas-batas ini merupakan kebijakan RS dan suatu norma yang ditetapkan perawat.
2. Hak kesejahteraan
Yaitu hak-hak yang diberikan secara hukum untuk untuk hal-hal yang merupakan standar
keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau wilayah tertentu.
Contoh :
Hak pasien untuk memperoleh asuhan keperawatan, hak penduduk memperoleh air bersih,
dan lain-lain.
3. Hak legislatif
Yaitu hak yang diterapkan oleh hukum berdasarkan konsep keadilan.
Contoh :
Seorang wanita mempunyai hak legal untuk tidak diperlakukan semena-mena oleh suaminya.
Bandman dan Bandman (1986) menyatakan bahwa hak legislatif mempunyai 4 peranan
dimasyarakat yaitu membuat peraturan, mengubah peraturan, membatasi moral terhadap
peraturan yang tidak adil, memberikan keputusan pengadilan atau menyelesaikan
perselisihan.
Hak-hak pasien sekarang sudah sering dibicarakan, tumbuh dari mata rantai pasal 25 The
United Nations Universal Declaration Of Human rights 1948; pasal 1 The United Nations
International Convention Civil and Political Rights 1966 yaitu :
1. Hak memperoleh pemeliharaan kesehatan (the right to health care)
2. Hak menentukan nasib sendiri (the right to self determination)
Kemudian dari Deklarasi Hesinki, oleh The 18th World Medical Assembly, Finland 1964
muncul hak untuk memperoleh informasi (the right to informasi)
Ada 4 hak dasar yang dikemukakan oleh John F. Kennedy (1962) yaitu :
1. Hak mendapatkan perlindungan keamanan
2. Hak mendapat informasi
3. Hak memilih
4. Hak mendengar
Beberapa hak pasien yang dibahas disini adalah :
1. Hak memberikan consent (persetujuan)
Consent mengandung arti suatru tindakan atau aksi beralasan yang diberikan tanpa paksaan
oleh seseorang yang memiliki pemgetahuan yang cukup tentang keputusan yang ia berikan,
dimana secara hukum orang tersebut secara hukum mampu memberikan consent. Consent
diterapkan pada prinsip bahwa setiap manusia dewasa mempunyai hak untuk menentukan apa
yang harus dilakukan terhadapnya. Kriteria consent yang sah :
a. Tertulis
b.Ditandatangani oleh pasien atau orang yang bertanggung jawab terhadapnya
c.Hanya ada salah satu prosedur yang tepat dilakukan
d.Memenuhi beberapa elemen penting : penjelasan kondisi, prosedur dan konsekuensinya,
penanganan atau prosedur alternative, manfaat yang diharapkan, Tawaran diberikan oleh
pasien dewasa yang secara fisik dan mental mampu membuat keputusan
2. Hak untuk memilih mati
Keputusan tentang kematian dibuat berdasarkan standar medis oleh dokter, salah satu kriteria
kematian adalah mati otak atau brain death. Hak untuk memilih mati sering bertolak belakang
dengan hak untuk tetap mempertahankan hidup.
Permasalahan muncul pada saat pasien dalam keadaan kritis dan tidak mamapu membuat
keputusan sendiri tentang hidup dan matinya misal dalam keadaan koma. Dalam situasi
inipasien hanya mampu mempertahankan hidup jika dibantu dengan pemasangan peralatan
mekanik.
3. Hak perlindungan bagi orang yang tidak berdaya
Yang dimaksudkan dengan golongan orang yang tidakberdaya disini adalah orang dengan
gangguan mental dan anak-anak dibawah umur serta remaja dimana secara hukum mereka
tidak dapat membuat keputusan tentang nasibnya sendiri, serta golongan usia lanjut yang
sudah mengalami gangguan pola berpikir maupun kelemahan fisik.
4. Hak pasien dalam penelitian
Penelitian sering dilakukan dengan melibatkan pasien. Setiap penelitian misalnya
penggunaan obat atau cara penanganan baru yang melibakan pasien harus memperhatikan
aspek hak pasien. Sebelum pasien terlibat, kepada mereka harus diberikan informasi secara
jelas tentang percobaan yang dilakukan, bahaya yang timbul dan kebebasan pasien untuk
menolak atau menerima untuk berpartisipasi. Apabila perawat berpartisipasi dalam penelitian
yang melibatkan pasien, maka perawat harus yakin bahwa hak pasien tidak dilanggar baik
secara etik maupun hukum. Untuk itu perawat harus memahami hak-hak pasien : membuat
keputusan sendiri untuk berpartisipasi, mendapat informasi yang lengkap, menghentikan
partisipasi tanpa sangsi, mendapat privasi, bebas dari bahaya atau resiko cidera, percakapan
tentang sumber-sumber pribadi dan hak terhindar dari pelayanan orang yang tidak kompeten.
Hak-hak yang dinyatakan dalam fasilitas asuhan keperawatan (Annas dan Healey, 1974),
terdiri dari 4 katagori yanitu :
1. Hak kebenaran secara menyeluruh
2. Hak privasi dan martabat pribadi (kerahasiaan dan keamanannya)
3. Hak untuk memelihara pengambilan keputusan untuk diri sendiri sehubungan dengan
kesehatan
4. Hak untuk memperoleh catatan medis baik selama dan sesudah dirawat di rumah sakit

HAK PASIEN DAN PERAWAT


Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya
sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas. Setiap manusia mempunyai hak asasi untuk
berbuat, menyatakan pendapat, memberikan sesuatu kepada orang lain dan menrima sesuatu
dari orang lain atau lembaga tertentu. Hak tersebut dapat dimiliki oleh setiap orang. Dalam
menuntut suatu hak, tanggung jawab moral sangat diperlukan agar dapat terjalin suatu ikatan
yangmerupakan kontrak sosial, baik tesurat maupun yang tersirat, sehingga segala sesuatunya
dapat memberikan dampak positif.
Semakin baik kehidupan seseorang atau masyarakat, semakin perlu pula pemahaman tentang
hak-hak tersebut agar terbentuyk sikap saling menghargai hak-hak orang lain dan tercipta
kehidupan yang damai dan tentram.
Hak-hak pasien dan perawat pada prinsipnya tidak terlepas pula dengan hak-hak manusia
atau lebih dasar lagi hak asasi manusia. Hak asasi manusia tidak tanpa batas dan merupakan
kewajiban setiap negara/pemerintah untuk menentukan batas-batas kemerdekaan yang dapat
dilaksanakan dan dilindungi dengan mengutamakan kepentingan umum.
Menurut sifatnya hak asasi manusia dibagi dalam beberapa jenis:
1. Personal Rights (hak-hak asasi pribadi)
Meliputi kemerdekaan menyatakan pendapat dan memeluk agama, kebebasan bergerak, dsb.
2. Property Rights (Hak untuk memiliki sesuatu)
Meliputi hak untuk membeli, menjual barang miliknya tanpa dicampuri secara berlebihan
oleh pemerintah termasuk hak untuk mengadakan suatu perjanjian dengan bebas.
3. Rights of legal aquality
Yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dan sederajat dalam hukum dan
pemerintahan.
4. Political Rights (hak asasi politik)
Yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan dengan ikut memilih atau dipilih, mendirikan
partai politik, mengadakan petisi, dll.
5. Social and Cultural Rights (hak asasi sosial dan kebudayaan), diantaranya hak untuk memilih
pendidikan serta mengembangkan kebudayaan yang disukai.
6. Procedural Rights, yaitu hak untuk memperoleh tata cara peradilan dan jaminan
perlindungan misalnya dalam hal penggeledahan dan peradilan.
Dalam UUD 1945 baik pada pembukaan maupun batang tubuh telah diuraikan dengan jelas
beberapa hak asasi manusia. Pada pembukaan disebutkan hak kemerdekaan, hak asasi
ekonomi berupa kemakmuran dan hak asasi sosial serta kebudayaan. Kemudian dalam batang
tubuh terdapat dalam pasal-pasal :
a. Pasal 27 (persamaan dalam hukum dan penghidupan yang layak)
b. Pasal 28 (beserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisan
c.Pasal 29 ( kebebasan beragama)
d.Pasal 31 ( mendapatkan pengajaran)
e. Pasal 32 (perlindungan bersifat kultural)
f. Pasal 33 (ekonomi)
g.Pasal 34 ( kesejahteraan sosial)
PERNYATAAN HAK-HAK PASIEN
Pernyataan hak-hak pasien (Patient;s Bill of Rights) dikeluarkan oleh The American Hospital
Association (AHA) pada tahun 1973 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang
pentingnya pemahaman hak-hak pasien yang akan dirawat di RS.
1. Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan
keperawatan/keperawatan yang akan diterimanya.
2. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang memeriksanya berkaitan
dengan diagnosis, pengobatan dan prognosis dalam arti pasien layak untuk mengerti masalah
yang dihadapinya.
3. Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan suatu persetujuan tentang
dimulainya suatu prosedur pengobatan, serta resiko penting yang kemungkinan akan
dialaminya, kecuali dalam situasi darurat.
4. Pasien berhak untuk menolak pengobatan sejauh diizinkan oleh hukum dan diinformasikan
tentang konsekuensi tindakan yang akan diterimanya.
5. Pasien berhak mengetahui setiap pertimbangan dari privasinya yang menyangkut program
asuhan medis, konsultasi dan pengobatan yang dilakukan dengan cermat dan dirahasiakan
6. Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan catatan tentang asuhan
kesehatan yang diberikan kepadanya.
7. Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ketempat lain yang lebih lengkap dan
memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan rujukan tersebut, dan RS yang ditunjuk
dapat menerimanya.
8. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan RS dengan instansi lain,
seperti instansi pendidikan atau instansi terkait lainnya sehubungan dengan asuhan yang
diterimanya.
9. Pasein berhak untuk memberi pendapat atau menolak bila diikutsertakan sebagai suatu
eksperimen yang berhubungan dengan asuhan atau pengobatannya.
10. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian delegasi dari dokternya ke
dokter lainnya, bila dibutuhkan dalam rangka asuhannya.
11. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang biaya yang diperlukan
untuk asuhan keehatannya.
12. Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan RS yang harus dipatuhinya sebagai
pasien dirawat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hak pasien :


1. Meningkatnya kesadaran para konsumen terhadap asuhan kesehatan dan lebih besarnya
partisipasi mereka dalam perencanaan asuhan
2. Meningkatnya jumlah malpraktik yang terjadi dimasyarakat
3. Adanya legislasi (pengesahan) yang diterapkan untuk melindungi hak-hak asasi pasien
4. Konsumen menyadari tentang peningkatan jumlah pendidikan dalam bidang kesehatan dan
penggunaan pasien sebagai objek atau tujuan pendidikan dan bila pasien tidak berpartisipai
apakah akan mempengaruhi mutu asuhan kesehatan atau tidak.
Kewajiban Pasien :
Kewajiban adalah seperangkat tanggung jawab seseorang untuk melakukan sesuatu yang
memang harus dilakukan, agar dapat dipertanggungjawabkan sesuai sesuai dengan haknya.
1. Pasien atau keluarganya wajib menaati segala peraturan dan tata tertib yang ada diinstitusi
kesehatan dan keperawatan yang memberikan pelayanan kepadanya.
2. Pasien wajib mematuhi segala kebijakan yanga da, baik dari dokter ataupun perawat yang
memberikan asuhan.
3. Pasien atau keluarga wajib untuk memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang
penyakit yang dideritanya kepada dokter atau perawat yang merawatnya.
4. Pasien atau keluarga yang bertanggungjawab terhadapnya berkewajiban untuk menyelesaikan
biaya pengobatan, perawatan dan pemeriksaan yang diperlukan selama perawatan.
5. Pasien atau keluarga wajib untuk memenuhi segala sesuatu yang diperlukan sesuai dengan
perjanjian atau kesepakatan yang telah disetujuinya.

Hak Hak Perawat


Sebagai tenaga profesional perawat mempunyai berbagai macam hak, seperti yang telah
disebutkan dalam UU Kes. No. 23 tahun 1992 pasal 50 tentang pelaksanaan tugas tenaga
kesehatan dan pasal 53 (ayat 1) tentang perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan, maka
pengaturan hak dan kewajiban perawat dapat dijabarkan dari pasal-pasal ini.
Berikut ini akan dibahas beberapa hak-hak umum yang dimiliki perawat :
1. Hak perlindungan wanita
Jumlah perawat wanita sampai saat ini masih lebih banyak dari pada pria. Secara nasional
hak dan peran wanita telah mendapat perhatian dari pemerintah seperti tercantum dalam
GBHN (1980 telah disebutkan kedudukan wanita sebagai subjek pembangunan
. wanita merupakan mitra sejajar yang mempunyai hak, kewajiban dan
kesempatan yang sama dengan kaum pria serta mempunyai peran sangat penting
.. Kemudian dalam Pelita V dikatakan: .. wanita mempunyai hak,
kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria disegala bidang kehidupan
Jadi keikutsertaan perawat dan sekaligus sebagian sebagai wanita dalam pembangunan
kesehatan diakui cukup banyak tidak diragukan.
2. Hak berserikat dan berkumpul
Ini merupakan hak setiap warga negara seperti yang tertuang dalam UUD 1945. Hak perawat
ini telah diwujudkan dengan terbentuknya organisasi profesi dengan menjadi anggota dan
juga mengambil peran dalam aksi politik untuk mewakili keperawatan atau masyarakt
sebagai penerima layanan kesehatan.
3. Hak mengendalikan praktik keperawatan sesuai yang diatur oleh hukum.
Hak ini berkaitan dengan tugas atau tanggung jawab yang diberikan kepada perawat untuk
menjalankan praktik keperawatan. Dalam setiap pembuatan keputusan yang menyangkut
nasib perawat, maka para perawat harus dilibatkan secara aktif sehingga pelanggaran hak
tidak terjadi.
4. Hak mendapat upah yang layak
Perawat mempunyai hak untuk mendapat penghargaan secara ekonomi atau upah kerja.
Penghargaan ini dapat berupa gaji bulanan, tunjangan jabatan, tunjangan keluarga, asuransi
kesehatan, termasuk biaya bila sakit, melahirkan atau kecelakaan, upah hari libur, kenaikan
gaji berkala dan jaminan pensiun.
Untuk menjalankan tugas keperawatan yang penuh resiko, perawat harus tetap mejaga
kesehatannya sendiri, meningkatkan ilmu dan ketrampilan, mempunyai tempat tinggal yang
layak yang semuanya membutuhkan biaya. Untuk itu upah yang diberikan dapat memenuhi
kebutuhan dan seimbang dengan tanggung jawabnya
5. Hak bekerja dilingkungan yang baik
Maksudnya lingkungan tersebut cukup aman, tidak mengancam keselamatan dan kesehatan
fisik maupun mental. Lingkungan juga hatus mempunyai sarana dan peralatan yang memadai
untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Perawat berhak untukbekerja sesuai
jam kerja yang tepat dan tidak bekerja secara terus menerus tanpa memperhatikan istirahat
atau melebihi jam kerja.
6. Hak terhadap pengembangan profesional
Dengan mengikuti pendidikan formal maupun kegiatan ilmiah seperti temu kerja, konferensi,
seminar atau berbagai kursus singkat. Pendidikan berkelanjutan penting diikuti perawat agar
mereka dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas
7. Hak menyusun standar praktik dan pendidikan keperawatan
Standar yang baik akan membantu dalam mewujudkan sistem pelayanan kesehatan yang
berkualitas. Perawat juga mempunyai hak untuk menyusun rancangan hukum yang diajukan
untuk melindungi perawat dan penerima jasa keperawatan.

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN, PERAWAT, RUMAH


SAKIT DASAR HUKUM
1. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. PP No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 647/Menkes/SK/IV/2000 tentang Registrasi dan Praktik
Perawat
4. Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. YM.02.04.3.5.2504 Tahun 1997
tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit
5. Surat Keputusan Dirjen Yanmed No. 00.03.2.6.951 Tahun 1997 tentang berlakunya Hak dan
Kewajiban Perawat dan Bidan di RS.
PENGERTIAN-PENGERTIAN
Hak : Kekuasaan / kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu badan hukum
untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu.
Kewajiban : Sesuatu yang harus diperbuat atau yang harus dilakukan oleh seseorang atau
suatu badan hokum
Pasien : Penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam keadaan sehat
maupun sakit
Perawat : seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar
negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Rumah Sakit : sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian
Hak pasien : hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien
SE Direktur Jenderal Pelayanan Medik No.YM.02.04.3.5.2504 Tahun 1997 tentang pedoman
Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DI RS :


HAK PASIEN :
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit.
2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
3. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi
kedokteran / kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi .
4. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan dengan standar profesi keperawatan
5. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
6. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis dan
pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
7. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut
(second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengetahuan dokter yang merawat.
8. Pasien berhak atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya.
9. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
penyakit yang diderita tindakan medik apa yang hendak dilakukan
kemungkinan penyakit sebagai akibat tindakan tsb sebut dan tindakan untuk mengatasinya
alternatif terapi lainnya
prognosanva.
perkiraan biaya pengobatan
10. Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
11. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang
jelas tentang penyakitnya.Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
12. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya.
13. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah
sakit
14. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya.
15. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.

KEWAJIBAN PASIEN
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib rumah
skait
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam
pengobatannya.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit
yang diderita kepada dokter yang merawat.
4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa
pelayanan rumah sakit/dokter
5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

HAK-HAK PERAWAT :
1. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
2. Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar belakang pendidikannya.
3. Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan perundangan serta
standar profesi dan kode etik profesi.
4. Mendapatkan informasi lengkap dari klien/pasien yang tidak puas terhadap pelayanannya.
5. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam bidang
keperawatan/kebidanan/kesehatan secara terus menerus.
6. Diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit maupun klien/pasien dan atau keluarganya.
7. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya.
8. Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan kesehatan di rumah sakit
9. Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh
klien/pasien dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lain.
10. Menolak pihak lain yang memberi anjuran/permintaan tertulis untuk melakukan tindakan
yang bertentangan dengan perundang-undangan, standar profesi dan kode etik profesi.
11. Mendapatkan perhargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai peraturan/ketentuan
yang berlaku di rumah sakit.
12. Memperoleh kesempatan mengembangkan karir sesuai dengan bidang profesinya.
KEWAJIBAN PERAWAT :
1. Mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan
2. Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi dan batas-
batas kegunaannya
3. Merujuk pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik, bila yang bersangkutan tidak dapat mengatasinya
4. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk berhubungan dengan keluarganya sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan dan standar profesi yang ada
5. Memberikan kesempatan pada apsien untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan
agamanya sepanjang tidak menganggu pasien lain
6. Berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan terkait lainnya dalam memberikan
pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada pasien
7. Memberikan informasi yang akurat tentang tindakana keperawatan yang diberikan pada
pasien dan keluarganya sesuai dengan batas kemampuannya
8. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan demi
kepuasan pasien
9. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan secara akurat dan berkesinambungan
10. Mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan atau kesehatan secara terus menerus
11. Melakukan pelayanan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai dengan batas-batas
kewenangannya
12. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, kecuali jika dimintai
keterangan oleh pihak yang berwenang
13. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah dibuat sebelumnya
terhadap institusi tempat bekerja

HAK CACAT FISIK DAN MENTAL


1. Hak mendapatkan penghargaan
2. Hak sebagai penduduk dan berpolitik sesuai dengan kemampuannya
3. Hak atas tindakan yang memungkinkan dia untuk percaya diri
4. Hak memperoleh tindakan atau pengobatan medis dan perawatan
5. Hak memperoleh kesejahteraan sosial, ekonomi dalam kehidupannya
6. Hak mendapatkan kebutuhan spesifik
7. Hak untuk tinggal bersama keluarga atau orang tua dan hidup bersosialisasi di masyarakat
8. Hak untuk menggunakan kesempatan bantuan hukum
9. Hak untuk berorganisasi
10. Hak untuk mendapatkan informasi tentang hak mereka

HAK INDIVIDU YANG AKAN MENINGGAL


1. Hak diperlakukan sebagai manusia yang hidup sampai ajalnya tiba
2. Berhak mempertahankan harapan hidup
3. Hak mendapatkan perawatan
4. Hak mengekspresikan perasaan
5. Hak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
6. Hak memperoleh perhatian, perawatan ,pengobatan secara berkesinambungan
7. Hak untuk tidak meninggal dalam kesendirian
8. Hak untuk bebas dari rasa sakit
9. Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan secara jujur
10. Hak untuk memperoleh bantuan dari perawat atau tenaga medis
11. Hak untuk meninggal dalam damai dan bermartabat
12. Hak untuk tetap dalam kepercayaan agamanya
13. Hak untuk memperdalam dan meningkatkan kepercayaannya
14. Hak untuk mengharapan kesucian raga manusia akan dihormati setelah mereka meninggal
15. Hak untuk mendapatkan perawatan dari orang lain secara profesiona
HAK-HAK WANITA HAMIL
1. Hak meperoleh informasi tentang obat yang diminumnya
2. Hak mendapatkan informasi persiapan kehamilan
3. Hak untuk mendapatkan operasi sesar
4. Hak mendapatkan informasi tentang perubahan fisik dan mental
5. Hak mendapatkan infroas tantang komposisi obat dan pabrik yang memproduksinya
6. Hak untuk membuat keputusan tentang dirinya baik untuk menerima dan menolak
7. Hak untuk mengetahui nama orang yang menolongnya
8. Hak untuk memperoleh keuntungan prosedur suatu tindakan
9. Hak untuk didampingi oleh perawat selama dalam persalinan
10. Hak untuk memilih posisi setelah melahirkan
11. Ha mendapatkan informasi tentang kemungkinan konsisi anak yang sehat agar lebih
produktif
HAK ANAK
1. Hak mendapat perlindungan fisik dan mental
2. Hak untuk dihargai
3. Hak untuk memperoleh kasih sayang
4. Hak untuk memperoleh pendidikan
5. Hak untuk berkomunikasi
6. Hak untuk bermain
7. Hak untuk tumbuh dan kembang
8. Hak untuk menolak dipekerjakan sebagai orang dewasa
9. Hak untuk diperlakukan baik, sopan, dan santun
10. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum

TANGGUNG JAWAB HUKUM / URAIAN TUGAS PERAWAT DALAM PRAKTEK


Dalam tatanan klinis pada dasarnya ada 2 jenis tindakan yang dilakukan oleh perawat yaitu
tindakan yang dilakukan berdasarkan pesanan dokter dan tindakan yang dilakukan secara
mandiri. Tindakan yang berdasarkan pesanan dokter tidak dapat sepenuhnya secara hukum
dibebankan kepada perawat sedangkan tindakan mandiri sepenuhnya dapat dibebankan pada
perawat.
1. Menjalankan pesanan dokter dalam hal medis
Becker (1983) mengemukakan 4 hal yang harus ditanyakan perawat untuk melindungi
mereka secara hukum :
1. Tanyakan setiap pesanan yang diberikan dokter , Jika pasien yang telah menerima injeksi im
memberitahu perawat bahwa dokter telah mengganti pesanan dari obat injeksi ke obat oral,
maka perawat harus memeriksa kembali pesanan sebelum meberikan obat.
2. Tanyakan setiap pesanan bila kondisi pasien telah berubah. Perawat bertanggung jawab untuk
memberitahu dokter tentang setiap perubahan kondisi pasien. Misalnya bila seorang pasien
yang menerima infus intravena tiba-tiba mengalami peningkatan kecepatan denyut nadi, nyeri
dada dan batuk, perawat harus segera memberitahu dokter dan menanyakan kelanjutan
pengaturan kecepatan tetesan infus.
3. Tanyakan dan catat pesanan verbal untuk mencegah kesalahan komunikasi. Catat waktu/jam,
tanggal, nama dokter, pesanan, keadaan yang harus diberitahukan dokter, baca kembali
pesanan kepada dokter dan cata bahwa dokter telah menyepakati pesanannya seaktu
diberikan.
4. Tanyakan pesanan, terutama bila perawat tidak pengalaman. Hal ini memberikan tambahan
tanggung jawab perawat dalam melatih diri membuat keputusan sewaktu melaksanakannya.
Bagi perawat yang merasa tidak berpengalaman harus minta petunjuk baik dari perawat
senior maupun dokter.
2. Melaksanakan intervensi keperawatan mandiri
2. Ketahui pembagian tugas mereka. Ini memudahkan perawat untuk berfungsi sesuai dengan
tugas dan tahu apa yang diharapkan dan tidak diharapkan.
3. Ikuti kebijaksanaan dan prosedur yang ditetapkan ditempat kerja
4. Selalu identifikasi pasien, terutama sebelum melaksanakan intervensi utama.
5. Pastikan bahwa obat yang benar diberikan dengan dosis, waktu dan pasien yang benar.
6. Lakukan setiap prosedur secara tepat.
7. Catat semua pengkajian dan perawatan yang diberikan dengan cepat dan akurat.
8. Catat semua kecelakaan yang mengenai pasien. Catatan segera memudahkan untuk tetap
melindungi kesejahteraan pasien, menganalisa mengapa kecelakaan terjadi dan mencegah
pengulangan kembali.
9. Jalin dan pertahankan hubungan saling percaya yang baik dengan pasien.
10. Pertahankan kompetisi praktek keperawatan. Dengan tetap belajar, termasuk
mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan klinis perkembangan jaman.
11. Mengetahui kekuatan dan kelemahan perawat.
12. Sewaktu mendelegasikan tanggung jawa keperawatan, pastikan orang yang diberi delegasi
tugas mengetahui apa yang harus dikerjakan dan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
dibutuhkan.
13. Selalu wapada saat melakukan intervensi keperawatan dan perhatikan secara penuh setiap
tugas yang dilaksanakan.

KONTRAK
Dalam setiap bentuk kerjasama dibutuhkan kontrak. 2 jenis kontrak yang paling banyak
dilakukan dalam keperawatan adalah :
1. Kontrak antara perawat dengan pihak/ institusi yang mengerjakan perawat
2. Kontrak antara perawat dengan pasien
Kontrak mengandung arti ikatan persetujuan atau perjanjian resmi antara dua atau lebih partai
untuk mengerjakan atau tidak sesuatu. Kontrak dapat secara lisan atau tertulis. Kontrak secara
hukum tidak berlaku apabila tidak dapat dipahami. Pada umumnya kontrak ditandatangani
oleh dua pihak yang mengadakan perjanjian.
Perikatan/perjanjian dapat dikatakan sah bila memenuhi syarat :
a. Ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang membuat perjanjian (consensus)
b. Ada kecakapan pihak-pihak untuk membuat perjanjian (capacity)
c. Ada suatu hal tertentu dan ada suatu sebab yang halal
Sebelum menerima atau diterima bekerja disuatu tempat, perawat mempelajari dan
menyetujui kontrak bila kedua belah pihak setuju. Kontrak perjanjian ini dapat meliputi
berbagai hal misalnya gaji, jam kerja, liburan, asuransi kesehatan, ijin cuti dan lain-lain.
Kontrak perawat pasien dilakukan sebelum asuhan keperawatan diberikan. Perawat seringkali
tidak melaksankan hal ini sehingga dalam pelaksanaan asuhan keperawatan sering terjadi hal-
hal yang tidak diiginkan kedua belah pihak.
Kontrak pada dasarnya dapat dipakai untuk melindungi hak-hak antara kedua belah pihak
yang bekerja sama. Secara hukum antara kedua pihak dapat menggugat apabila rekanan
kerjanya melanggar kontrak yang disepakati bersama.

TANGGUNG JAWAB HUKUM PERAWAT DALAM PRAKTEK


Dalam tatanan klinis pada dasarnya ada 2 jenis tindakan yang dilakukan oleh perawat yaitu
tindakan yang dilakukan berdasarkan pesanan dokter dan tindakan yang dilakukan secara
mandiri. Tindakan yang berdasarkan pesanan dokter tidak dapat sepenuhnya secara hukum
dibebankan kepada perawat sedangkan tindakan mandiri sepenuhnya dapat dibebankan pada
perawat.
1. Menjalankan pesanan dokter dalam hal medis
Becker (1983) mengemukakan 4 hal yang harus ditanyakan perawat untuk melindungi
mereka secara hukum :
a. Tanyakan setiap pesanan yang diberikan dokter
Jika pasien yang telah menerima injeksi im memberitahu perawat bahwa dokter telah
mengganti pesanan dari obat injeksi ke obat oral, maka perawat harus memeriksa kembali
pesanan sebelum meberikan obat.
b. Tanyakan setiap pesanan bila kondisi pasien telah berubah
Perawat bertanggung jawab untuk memberitahu dokter tentang setiap perubahan kondisi
pasien. Misalnya bila seorang pasien yang menerima infus intravena tiba-tiba mengalami
peningkatan kecepatan denyut nadi, nyeri dada dan batuk, perawat harus segera memberitahu
dokter dan menanyakan kelanjutan pengaturan kecepatan tetesan infus.
c. Tanyakan dan catat pesanan verbal untuk mencegah kesalahan komunikasi.
Catat waktu/jam, tanggal, nama dokter, pesanan, keadaan yang harus diberitahukan dokter,
baca kembali pesanan kepada dokter dan cata bahwa dokter telah menyepakati pesanannya
seaktu diberikan.
d. Tanyakan pesanan, terutama bila perawat tidak pengalaman.
Hal ini memberikan tambahan tanggung jawab perawat dalam melatih diri membuat
keputusan sewaktu melaksanakannya. Bagi perawat yang merasa tidak berpengalaman harus
minta petunjuk baik dari perawat senior maupun dokter.
2. Melaksanakan intervensi keperawatan mandiri
a. Ketahui pembagian tugas mereka. Ini memudahkan perawat untuk berfungsi sesuai dengan
tugas dan tahu apa yang diharapkan dan tidak diharapkan.
b. Ikuti kebijaksanaan dan prosedur yang ditetapkan ditempat kerja
c.Selalu identifikasi pasien, terutama sebelum melaksanakan intervensi utama.
d. Pastikan bahwa obat yang benar diberikan dengan dosis, waktu dan pasien yang benar.
e.Lakukan setiap prosedur secara tepat.
f. Catat semua pengkajian dan perawatan yang diberikan dengan cepat dan akurat.
g. Catat semua kecelakaan yang mengenai pasien. Catatan segera memudahkan untuk tetap
melindungi kesejahteraan pasien, menganalisa mengapa kecelakaan terjadi dan mencegah
pengulangan kembali.
h. Jalin dan pertahankan hubungan saling percaya yang baik dengan pasien.
i.Pertahankan kompetisi praktek keperawatan. Dengan tetap belajar, termasuk
mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan klinis perkembangan jaman.
j. Mengetahui kekuatan dan kelemahan perawat.
k. Sewaktu mendelegasikan tanggung jawa keperawatan, pastikan orang yang diberi delegasi
tugas mengetahui apa yang harus dikerjakan dan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
dibutuhkan.
l. Selalu wapada saat melakukan intervensi keperawatan dan perhatikan secara penuh setiap
tugas yang dilaksanakan.
TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT PERAWAT
Tanggung jawab (responsibilitas) adalah eksekusi terhadap tugas-tugas yangberhubungan
dengan peran tertentu dari perawat. Pada saat memberikan obat perawat bertanggung jawab
untuk mengkaji kebutuhan pasien akan obat tersebut, memberikannya dengan aman dan
benar dan mengevaluai respons pasien terhadap obat tersebut. Perawat yang selalu
bertanggung jawab dalam bertindak akan mendapatkan kepercayaan dari pasien karena
melaksanakan tugas berdasarkan kode etiknya.
Tanggung jawab perawat secara umum :
1. Menghargai martabat setiap pasien dan keluarganya.
2. Menghargai hak pasien untuk menolak pengobatan, prosedur atau obat-obatan tertentu dan
melaporkan penolakan tersebut kepada dokter dan orang-orang yang tepat ditempat tersebut.
3. Menghargai setiap hak pasien dan keluarganya dalam hal kerahasiaan informasi
4. Apabila didelegasikan oleh dokter menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien dan memberi
informasi yang biasanya diberikan oleh dokter.
5. Mendengarkan pasien secara seksama dan melaporkan hal-hal penting kepada orang yang
tepat.
Tanggung gugat (akuntabilitas) ialah mempertanggungjawabkan prilaku dan hasil-hasilnya
yang termasuk dalam lingkup peran profesional seseorang sebagaimana tercermin dalam
laporan periodik secara tertulis tentang prilku tersebut dan hasil-hasilnya. Perawat
bertanggunggugat terhadap dirinya sendiri, pasien, profesi, sesama karyawan dan mayarakat.
Jika seorang perawat memberikan dosis obat yang salah kepada pasien, maka ia dapat digugat
oleh pasien yang menerima obat tersebut, dokter yang memberikan instruksi, pembuat
standar kerja dan masyarakat. Agar dapat bertanggung gugat perawat harus bertindak
berdasarkan kode etik profesinya. Akuntabilitas dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas
perawat dalam melakukan praktek. Akuntabilitas bertujuan untuk :
1. Mengevaluasi praktisi-praktisi profesional baru dan mengkaji ulang praktisi-prakstisi yang
sudah ada.
2. Mempertahankan standar perawatan kesehatan
3. Memberikan fasilitas refleksi profesional, pemikiran etis dan pertumbuhan pribadi sebagai
bagian dari profeional perawatan kesehatan
4. Memberi dasar untukmebuat keputusan etis

Hak pasien dalam pemberian pelayanan kesehatan tentunya tidak boleh diabaikan. Dalam
pemberian pelayanan kesehatan termasuk dalam pelayanan keperawatan tentunya ada pemberi
pelayanan dan juga penerima pelayanan. Dalam hal ini kita mengenal akan petugas kesehatan
dan juga klien atau pasien. Hari ini kita akan sedikit berbagai hal mengenai hak dan kewajiban
pasien dan semoga hal ini akan dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Yang dimaksud dengan pengertian kewajiban adalah sesuatu yang harus diberikan dengan
penuh tanggung jawab. Sedangkan pengertian hak adalah sesuatu hal yang mutlak menjadi milik
kita dan penggunaannya tergantung pada diri kita. Termasuk hak dan kewajiban pasien dalam
memperoleh pelayanan kesehatan bagi setiap warga negara Indonesia.
Selain kita mengetahui akan hak kewajiban para pasien, kita juga perlu untuk mengetahui akan
beberapa hal yang berkaitan dengan hak kewajiban petugas tenaga kesehatan seperti halnya hak
kewajiban dokter, hak kewajiban rumah sakit, serta juga hak kewajiban perawat pula.

Berikut ini beberapa hak pasien menurut surat edaran DirJen Yan Medik No: YM.02.04.3.5.2504
Tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit, Tahun 1997; UU Republik
Indonesia No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran dan Pernyataan/SK PB. IDI,
Yang berisikan akan beberapa sebagai hal yang merupakan hak pasien adalah hak-hak pribadi
yang dimiliki manusia sebagai pasien dan hak tersebut adalah :

1. Hak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit. Hak
atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
2. Hak untuk mendapatkan pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi
kedokteran / kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi.
3. Hak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan
4. Hak untuk memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku di rumah sakit.
5. Hak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinik dan pendapat etisnya
tanpa campur tangan dari pihak luar.
6. Hak atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya kecuali
apabila ditentukan berbeda menurut peraturan yang berlaku.
7. Hak pasien untuk memperoleh informasi / penjelasan secara lengkap tentang tindakan medik
yang akan dilakukan terhadap dirinya.
8. Hak untuk memberikan persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan
dengan penyakit yang dideritanya.
9. Hak untuk menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang
jelas tentang penyakitnya.
10. Hak didampingi keluarga dan atau penasehatnya dalam beribadah dan atau masalah lainya
(dalam keadaan kritis atau menjelang kematian).
11. Hak beribadah menurut agama dan kepercayaannya selama tidak mengganggu ketertiban,
ketenangan umum / pasien lainya.
12. Hak atas keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan di rumah sakit.
13. Hak untuk mengajukan usul, saran, perbaikan atas pelayanan rumah sakit terhadap dirinya.
14. Hak transparansi biaya pengobatan / tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya
(memeriksa dan mendapatkan penjelasan pembayaran).
15. Hak akses /inzage kepada rekam medis / hak atas kandungan ISI rekam medis miliknya.
Sedangkan kewajiban pasien adalah :

1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya kepada dokter
yang merawat.
2. Pasien berkewajiban mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi dan perawat dalam
pengobatannya.
3. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. Berkewajiban memenuhi hal-hal yang
telah disepakati / perjanjian yang telah dibuatnya.
Demikian tadi sahabat mengenai hak dan kewajiban pasien dan semoga dengan kita terutama
para perawat sebagai salah satu pemberi pelayanan kesehatan terutama dalam bidang
keperawatan mengetahui akan hak kewajiban pasien kita bisa memberikan pelayanan yang
terbaik kepada para pasien dalam rangka ikut menyehatkan bangsa Indonesia tercinta ini. - See
more at: http://askep-net.blogspot.com/2012/04/hak-dan-kewajiban-
pasien.html#sthash.UZjEo9Ys.dpuf

KODE ETIK KEPERAWATAN MENURUT PPNI,ICN,ANA


KODE ETIK KEPERAWATAN MENURUT PPNI,ICN,ANA
Kode Etik Menurut PPNI
Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman
perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.
Aturan yang berlaku
untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik
perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik
sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan. Kode etik keperawatan di Indonesia telah
disusun oleh Dewan Pinpinan Pusat Persatuan Perawat Nasioanl Indonesia (DPP PPNI) melalui
munas PPNI di Jakarta pada tangal 29 November 1989.
Fungsi Kode Etik Perawat
Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi status
profesional dengan cara sebagai berikut:
1. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan
memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang diberikan kepada
perawat oleh masyarakat
2. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan
keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal
3. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi
yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat dengan
tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi keperawatan
sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan
kesehatan
4. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.
Kode etik keperawatan Indonesia : Terdiri dari 5 Bab, dan 17 pasal. yaitu:

1. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat


a. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada
tanggungjawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan individu,
keluarga dan masyarakat.
b. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat dan
kelangsungan hidup- beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.
c. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga dan masyarakat
senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur
keperawatan.Tanggungjawab terhadap tugas
d. Perawat senantiasa menjalin hubungan kerja sama dengan individu, keluarga dan
masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan khususnya
serta upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi kepentingan
masyarakat.
2. Tanggungjawab terhadap tugas
a. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.
b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan untuk
tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan
penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan
sosial.
e. Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam
melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan
jika menerima atau mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada hubungannya dengan
keperawatan.
3. Tanggungjawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya
a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan dengan
tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan
kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
b. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan
pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang
keperawatan.
4. Tanggungjawab terhadap profesi keperawatan
a. Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan profesional secara sendiri-
sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
b. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.
c. Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan dan pendidikan
keperawatan.
d. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
5. Tanggungjawab terhadap pemerintah, bangsa dan negara
a. Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang
diharuskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
b. Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada
masyarakat.
Kelompok 5
By : Yeliani Rahmi Fauzi
IB

Kode Eik Menurut ICN


ICN adalah suatu federasi perhimpunan perawat di seluruh dunia yang didirikan pada
tanggal 1 Juli 1899 oleh Mrs.Bedford Fenwich di Hanover Square, London dan direvisi
pada tahun 1973. Adapun kode etiknya adalah sebagai berikut :
1. Tanggung jawab utama perawat :
Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya
penyakit, memelihara kesehatan dan mengurangi penderitaan. Untuk melaksanakan
tanggung jawab utama tersebut, perawat harus meyakini bahwa :
a. kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan di berbagai tempat adalah
sama.
b. pelaksanaan praktik keperawatan dititik beratkan pada penghargaan terhadap
kehidupan yang bermartabat dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia.
c. dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan /atau keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, perawat mengikutsertakan kelompok dan instansi
terkait.
Analisis : Menurut kami
2. Perawat, individu, dan anggota kelompok masyarakat.
Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan masyuarakat. Oleh karena itu , dalam menjalankan tugas, perawat
perlu meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan dengan menghargai nilai-nilai yang
ada di masyarakat, menghargai aadat kebiasaan serta kepercayaan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menjadi pasien atau kliennya. Perawat dapat
memegang teguh rahasia pribadi (privasi) dan hanya dapat memberikan keterangan bila
diperlukaan oleh pihak yang berkepentingan atau pengadilan.

3.Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan


Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar
praktik keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar
pendidikan keperawatan. Perawat dapat mengembangkan pengetahuan yang
dimilikinya secara aktif untuk menopang perannya dalam situasi tertentu. Perawat
sebagai anggota profesi, setiap saat dapat mempertahankan sikap sesuai dengan
standar profesi keperawatan.
4. Perawat dan lingkungan masyarakat
Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan dapat
berperan serta secara aktif dalam menentukan masalah kesehatan dan masalah sosial
yang terjadi di masyarakat.
5. Perawat dan sejawat
Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman kerja, baik tenaga
keperawatan maupun tenaga profesi lain di keperawatan. Perawat dapat melindungi dan
menjamin seseorang, bila dalam masa perawatannya merasa terancam.
6. Perawat dan profesi keperawatan
Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar praktik
keperawatan dan pendidikan keperawatan . Perawat diharapkan ikut aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dalam menopang pelaksanaan perawatan secara
profesional. Perawat sebagai anggota profesi berpartisipasi dalam memelihara
kestabilan sosial dan ekonomi sesuai dengan kondisi pelaksanaan praktik keperawatan.
Kelompok 5
By : Tedi Nurohman
IB

Kode Etik Menurut ANA


Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan oleh
seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawab moral.
1. Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan
dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan status sosial atau ekonomi,
atribut personal atau corak masalah kesehatan.
Analisis: Dalam kode etik menurut ANA. Menurut analisis kami, bahwa point ini sangat
penting sekali dalam sebuah profesi terutama perawat, karena dalam sebuah pekerjaan
terutama kita sebagai calon perawat diwajibkan untuk memberikan pelayanan dengan
baik, sopan, santun, serta dengan penuh hormat terhadap pasien. Dan kita juga jangan
pernah membeda-bedakan pasien, seperti keluarga pejabat dengan keluarga tukang
becak, semuanya harus diperlakukan sama. Tapi sesuai dengan fakta sekarang bahwa
pelayanan diberbagai RS, 75 % sangat membeda-bedakan antara keluarga perawat
dengan keluarga tukang becak. seharusnya pelayanan seperti itu harus dihapuskan
karena pelayanan seperti itu tidak adil, tidak sesuai dengan kode etik keperawatan.

2. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang
bersifat rahasia.
Analisis : Menurut kami, point ini sangat pentingsekali dalam sebuah profesi terutama
perawat. Karena dalam sebuah profesi terutama kita sebagai orang kesehatan
mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan dengan baik, sopan, santun, serta
menghormati privasi klien. Selain itu, kita sebagai tenaga kesehatan sudah seharusnya
melindungi, memenuhi hak-hak klien dan menjaga penuh segala informasi-informasi
yang bersifat rahasia. Sesuai dengan fakta sekarang, yang terjadi saat ini, bahwa
pelayanan kesehatan diberbagai rumah sakit, agak tidak sesuai dengan tugas perawat
sebagaimana mestinya, karena perawat sekarang bekerja dengan apa adanya, serta
kurangnya fasilitas-fasilitas kesehatan yang disediakan di rumah sakit tersebut.
3. Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam
oleh praktek seseorang yang tidak berkompoten, tidak etis atau illegal.
Analisis : Menurut analisis kami, tentang pernyataan tersebut bisa diartikan bahwa
sebagai seorang perawat harus bisa menjaga kesehatan dan keselamatan klien dan
publik karena hal tersebut merupakan tugas pokok yang harus dikerjakanoleh seorang
perawat. seorang perawat juga harus bisa melakukan tugasnya dengan etika, legal, juga
berkompeten. supaya klien dan publik selamat, tidak terancam gagal praktek, sehingga
klien dan publik dapat terlimdungi dengan baik.
Sedangkan menurut pandangan agama : Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap
orang adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas
segala tugas-tugasnya, oleh karena itu, seorang perawat yang profesional harus bisa
bertanggung jawab terhadap segala tugas-tugas dan perbuatannya.
Sedangkan penerapannya dilapangan : Belum diterapkan karena kebanyakan perawat
belum menerapkan etika kerja profesional dan kebanyakan perawat dilapangan bekerja
dengan setengah hati, belum benar-benar bisa menerapkan tugas dan
tanggungjawabnya kepada klien dan publik dengan baik.
4. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang
dijalankan masing-masing individu.
Analisis : Menurut pendapat kami Betul, karena seorang perawat harus bisa
mempertanggung jawabkan atas semua tindakan dan pertimbangannya terhadap
pasien yang dirawatnya. Apabila terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki ataupun diluar
prediksi, maka seorang perawat harus semaksimal mungkin bias mengembalikan
keadaan menjadi seperti sedia kala karena dengan adanya kode etik keperawatan
tersebut, semua perawat yang mempunyai jiwa tanggung jawab yang tinggi, akan
melaksanakan semua pelayanan kepada pasien dengan professional dan mengacu
kepada kode etik tersebut. sehingga, pasien akan merasa puas dengan pelayanan
perawat tersebut. Menurut kami, fakta yang sekarang ada, tidak semua perawat pada
umumnya dapat bertanggung jawab pada tindakan yang diberikan kepada pasien,
banyak perawat yang lari dari tanggungjawab sehingga banyak pasien tidak mempunyai
kpercayaan kepada perawat, oleh sebab itu, kita harus bertanggungjawab terutama
pada profesi kita yaitu profesi keperawatan.
5. Perawat memelihara kompetensi keperawatan.
Analisis : artinya, perawat harus tetap mempertahankan bahkan menambah atau
mengembangkan wawasan yang mereka miliki. supaya bisa berlomba dengan perawat
lain untuk menjadi perawat yang lebih baik. dan dapat memberikan pelayanan yang
memuaskan bagi seluruh klien. Namun faktanya sekarang masih banyak pelayan
kesehatan, yang memberi pelayanan kesehatan yang kurang memuaskan bagi
masyarakat sehingga pelayanan kesehatan tersebut kurang baik dimata mastarakat.
6. Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan kompetensi
dan kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan konsultasi, menerima
tanggung jawab dan melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang lain.
Analisis : Menurut analisis kami, point ini sangat penting dalam kode etik keperawatan.
Jadi kita sebagai perawat harus bisa mempunyai dan memahami body knowledge
keperawatan dengan baik. Sehingga kita bisa menjadi narasumber dan memberikan
pendidikan kepada masyarakat baik individu ataupun kelompok sehingga dapat
dipertangungjawabkan.
7. Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan
profesi.
Analisis : meurut analisis saya, poin tersebut sangat penting dalam kode etik
keperawatan. karena seorang perawat itu harus aktif, beraktivitas sesuai profesinya.
selain itu juga perawat harus mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas tentang
profesinya. selain untuk dirinya sendiri, seorang perawat harus bisa mengembangkan
pengetahuan profesinya kepada orang lain, salah satunya bisa dilakukan dengan cara
pelatihan-pelatihan atau seminar kesehatan. dengan cara tersebut, sedikitnya wawasan
kita akan bertambah, dari yang tidak tahu akan menjadi tahu. selain itu juga, dalam turut
serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan profesi, salah satu
cirinya dengan adanya organisasi keperawatan . Nah, sebagai seorang perawat, kita
harus ikut berpartisifasi dalam organisasi tersebut, guna untuk mencapai suatu tujuan
yang diinginkan. Dilihat dari fakta sekarang, bahwa tidak semua perawat ikut
berkecimpung didalam organisasi keperawatan, hanya sebagian saja. Tetapi didalam
mengembangkan pengetahuan keperawatan menurut saya sudah cukup, karena
terbukti dengan adanya bahkan banyak sekali sekolah-sekolah keperawatan yang ada
saat ini, walaupun sebagian mungkin fasilitas-fasilitas keperawatannya masih kurang.
Sudut pandang menurut agama :
agama islam mengajarkan kepada kita supaya kita selalu senantiasa memberikan atau
mengamalkan ilmu pengetahuan yang kita miliki kepada orang lain, walaupun itu hanya
sedikit saja, tetapi itu semua akan bermanfaat bagi kita.
8. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan
meningfkatkan standar keperawatan.
Analisis : Point ini sangat penting dalam kode etik keperawatan karena sebagai seorang
perawat kita harus bisa memberikan sesuatu yang terbaik untuk profesi kita. memang
sudah selayaknya perawat itu bekerja sesuai standar etika keperawatan. Dan bila perlu
prawat itu lebih mengembangkan wawasannya dan meningkatkan standar keperawatan
untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada klien atau masyarakat agar tercipta image
yang baik dimata masyarakat. Fakta sekarang membuktikan bahwa tidak sesuai dengan
kode etik di atas, karena memang perawat sudah berusaha untuk menjadi perawat
profesional tetapi nyatanya karena sarana dan prasarana yang ada kurang memadai
jadi menuju perawat profesional itu memang sulit.
9. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina
kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas.
Analisis : maksudnya sebagai seorang perawat kita harus memberi pelayanan kepada
masyarakat itu yang berkualitas baik dimata masyarakat jangan sampai mengecewakan
masyarakat,karna kalau masyarakat sudah pada tau bahwa pelayanan kita itu
berkualitas maka masyarakat tidak akan menghormati dan memberi kesan yang baik
kepada kita selaku pelayanan kesehatan.
10. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik terhadap
informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat.
Analisis : Menurut analisis kami, point ini sangat penting dalam kode etik keperawatan
karena sebagai perawat harus bisa meluruskan terhadap arah yang menyimpang dalam
propesi keperawatan. sehingga pihak lain dalam hal ini selain propesi perawat, bisa
memprespektifkan informasi dan gambaran yang di terima secara benar, serta propesi
perawat bisa mempertahankan cakupan kerjanya atau bidang garapnya agar tidak
terambil oleh propesi lain.
11. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat
lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan public.
Analisis : Point tersebut penting dalam kode etik karena seorang perawat harus bekerja
sama dengan anggota profesi kesehatan yang lain, demi meningkatkan mutu kesehatan
publik, selain itu perawat harus bekerja sama dengan warga masyarakat lainnya, demi
terwujudnya rasa kepercayaan dari warga masyarakat kepada perawat sehingga akan
terjadinya pelayanan kesehatan yang baik. kalau di pandang menurut agama point ini
adalah hal yang baik karena sama halnya dengan menjalin hubungan baik antaa
sesama manusia. selain itu disini juga akan terjadi musyawarah karena antara perawat
dan anggota profesi kesehatan akan mengupaiakan untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan public. Fakta yang ada adalah perawat banyak bekerja sama dengan
anggota profesi kesehatan, satu sama lain saling membutuhkan tetapi antara perawat
dengan warga masyarakat belum sepenuhnya terciptanya rasa kepercayaan dari
masyarakat kepada perawat

Anda mungkin juga menyukai