3. Warga Negara Mempunyai hak-hak yang patut diberikan dan dilindungi oleh Negara, antara lain:
Berdasarkan UUD 1945 :
- Pasal 27 (2) : setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
- Pasal 29 (2) : setiap Warga negara memiliki kemerdekaan untuk memeluk agamanya.
- Pasal 31 (1) : setiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.
4. Asas-asas kewarganegaraan
a. Asas Ius Soli : artinya kewarganegaraan sesorang ditentukan oleh Negara tempat kelahirannya
b. Asas Ius Sanguinis: artinya kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh kewarganegaraan orang tuanya.
c. Bipatride : artinya seseorang memiliki dua kewarganegaraan.
Contoh :
Ahmad dan Bety : (suami isteri) adalah Warga Negara Indonesia yang menganut asas Ius Sanguinis artinya
kewarganegaraan berdasarkan WN orangtuanya.
Ahmad dan Bety : sedang berada di Negara Chili yang menganut asas Ius Soli artinya kewarganegaraan
berdasarkan Negara tempat lahirnya.
Bety isterinya melahirkan Hadi di Negara Chili :
Kewaganegaraan Hadi : Menurut Negara Indonesia adalah Indonesia. Menurut Negara Chili adalah Chili.
Jadi Hadi memiliki 2 (dua) kewarganegaraan.
d. Apartride : artinya seseorang tidak memiliki kewarganegaraan.
Contoh :
Dodi danErna : (suami isteri) adalah warga Negara Cina yang menganut asas Ius Soli
Dodi dan Erna : berada di Negara Singapura yang menganut asas Ius Sanguinis
Erna isterinya melahirkan Yani di Negara singapura : Menurut Negara Cina adalah Singapura. Menurut Negara
Singapura adalah Cina.
Kewarganegaraan yani ditolak oleh Negara Cina dan Singapura, sehingga Yani Tidak memiliki
kewarganegaraan.
Sebelum amandemen tidak ada Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945. Hal
ini disebabkan Hak Asasi Manusia tidak sesuai dengan paham negara
integralistik yang dianut UUD 1945. Paham negara integralistik yang
diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller dan Hegel bukanlah untuk
menjamin perseorangan atau golongan, namun untuk menajamin
masyarakat secara persatuan (Kaelan, H., NS. 2002: 39). Menurut Dr. A.
S. S. Tambunan,SH kini kita menganut paham individualisme dan
liberalism seperti waktu UUDS 1950, terbukti dengan rumusan pasal-pasal
dalam Bab XA (Hak Asasi Manusia) beserta pasal-pasalnya itu
bertentangan Pembukaan UUD NKRI 1945.
Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya
tergantung kepada kita sendiri. Setiap warga negara memiliki hak yang
sama satu sama lain tanpa terkecuali
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan
di dalam pemerintahan.
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
Bagi warga negara asing yang mendapat izin tinggal juga menerima hak
dan kewajibanm selama berada di Indonesia:
Upaya pembelaan negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara
yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh
kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa and bernegara Indonesia
serta keyakinan pada Pancasila dan UUD 1945 (Basrei, 1992: 14). Untuk
dapat melaksanakan hak dan kewajiban membela Negara diperlukan
pengetahuan tentang bela negara dalam arti luas. Bela Negara dalam arti
luas tidak hanya menyangkut menghadapi bencana perang tetapi juga
bencana lain. Untuk itu setiap warganegara harus disiapkan dengan baik
dan sekaligus perlunya penjelasan secara meluas tentang hak dan
kewajiban dalam upaya bela negara dan upaya perthanan keamanan (pasal
27 dan pasal 30 ayat (1))
Pada amandemen UUD 1945 tidak ada lagi Penjelasan tentang Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia. Padahal dengan membaca teksnya saja
masih sulit dimengerti tentang maksud dan makna pada saat UUD tersebut
dibuat. Pembukaan UUD dengan Batang Tubuh UUD hendaknya relevan.
Dalam Batang Tubuh UUD sebenarnya merupakan penjabaran dari
pembukaan dengan melalui pasal-pasal. Pasal-pasal akan sulit dimengerti
oleh masyarakat oleh karena itu, sebaiknya diikuti Penjelasan pada
pasalpasalnya melalui bagian atau bab tersendiri. Karena tidak ada
penjelasa maka akan terlihat adanya ketidaksamaan dalam isi UUD NKRI
1945.
1) Pengertian Hak
Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita
sendiri. Contohnya: hak mendapatkan pengajaran, hak mendapatkan nilai dari guru dan
sebagainya. Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima
atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang
pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau nkri
dari serangan musuh
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku
2) Pengertian Kewajiban
Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu
oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa oleh yang berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro). Sedangkan Kewajiban adalah
Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.
1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara indonesia
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar
bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara tersebut
dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk menurut Kansil adalah
mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang
bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara
itu.
Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan 2 kriterium, yaitu:
1. Kriterium kelahiran.
a) Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis. Di dalam asas
ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara berdasarkan asas kewarganegaraan
orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.
b) Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam asas ini, seseorang
memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di mana dia dilahirkan, meskipun
orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.
Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan mengutamakan salah satu,
tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara Ius Soli dan Ius Sanguinis akan menyebabkan
terjadinya kewarganegaraan rangkap (bi-patride) atau tidak mempunya kewarganegaraan sama
sekali (a-patride). Berhubungan dengan itu, maka untuk menentukan kewarga negaraan seseorang
digunakan 2 stelsel kewarganegaraan (di samping kedua asas di atas), yaitu stelsel aktif dan
stelsel pasif. Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan dalam:
- Hak Opsi : ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif);
- Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel pasif).
2. Naturalisasi atau pewarganegaraan, adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang
dengan syarat-syarat tertentu mempunyai kewarganeraan negara lain.
Di indonesia, siapa-siapa yang menjadi warga negara telah disebutkan di dalam pasal 26 UUD
1945, yaitu:
(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
b. Orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya,
seorang warga negara RI, dengan pengertian bahwa kewarganegaraan karena RI tersebut dimulai
sejak adanya hubungan hukum kekeluargaan ini diadakan sebelum orang itu berumur 18 tahun,
atau sebelum ia kawin pada usia di bawah umur 18 tahun.
c. Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia, apabila ayah itu pada waktu
meninggal dunia warga negara RI.
d. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, apabila ia pada waktu itu tidak
mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya.
e. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, jika ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau selama tidak diketahui kewarganegaraan ayahnya.
f. Orang yang lahir di dalam wilayah RI selama kedua orang tuanya tidak diketahui.
g. Seseorang yang diketemukan di dalam wilayah RI selama tidak diketahui kedua orang tuanya.
h. Orang yang lahir di dalam wilayah RI, jika kedua orang tuanya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau selama kewarganegaraan kedua orang tuanya tidak diketahui.
i. Orang yang lahir di dalam wilayah RI yang pada waktu lahirnya tidak mendapat
kewarganegaraan ayah atau ibunya itu.
a) Karena kelahiran;
b) Karena pengangkatan;
d) Karena pewarganegaraan;
g) Karena pernyataan.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Bangsa adalah orangorang yang
memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa dan sejarah serta berpemerintahan sendiri. Atau
bisa diartikan sebagai kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan
wilayah tertentu dimuka bumi. Jadi Bangsa Indonesia adalah sekelompok manusia yang
mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses
di dalam satu wilayah Nusantara/Indonesia.
Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang sama-
sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengetahui adanya satu pemerintahan yang mengurus
tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut. Atau bisa
diartikan sebagai satu perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan melalui hukum yang
mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa bagi ketertiban sosial.
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau nkri
dari serangan musuh
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku
1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara indonesia
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar
bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik
Hak dan kewajiban warga negara, terutama kesadaran bela negara akan terwujud dalam sikap dan
perilakunya bila ia dapat merasakan bahwa konsepsi demokrasi dan hak asasi manusia sungguh
sungguh merupakan sesuatu yang paling sesuai dengan kehidupannya seharihari.
Pembelaan negara adalah tekad, sikap dan tindakan warganegara yang teratur, menyeluruh,
terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan terhadap tanah air, serta kesadaran hidup
berbangsa dan bernegara. Bagi warganegara Indonesia, upaya pembelaan dilandasi oleh kecintaan
pada tanah tumpah darah yakni wilayah Nusantara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Disamping itu pula pembelaan negara juga didasari oleh kesadaran berbangsa dan bernegara,
dengan meyakini Pancasila sebagai dasar negara serta UUD 1945 sebagai pijakan konstitusi
negara.
Wujud dari upaya bela negara adalah kesiapan dan kerelaan warganegara untuk berkorban demi
mempertahankan kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah
Nusantara dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Pasal 29 ayat 2
Mengatur tentang kebebasan atau hak untuk memeluk agama (kepercayaan )
Hukum adalah keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan atau kaidah-kaidah dalam suatu kehidupan
bersama; atau keseluruhan peraturan tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan bersama, yang dapat
dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi.
Hukum adalah keseluruhan peraturan yang mengatur dan menguasai manusia dalam kehidupan bersama.
Berkembang di dalam masyarakat dalam kehendak, merupakan sistem peraturan, sistem asas-asas,
mengandung pesan kultural karena tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.
Pengertian Hukum Kesehatan :
Adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban baik dari tenaga kesehatan dalam melaksanakan
upaya kesehatan maupun dari individu dan masyarakat yang menerima upaya kesehatan tersebut dalam segala
aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta organisasi dan sarana.
1. Hukum memberikan kerangka kerja untuk menetapkan jenis tindakan keperawatan yang sah dalam asuhan
klien.
2. Hukum membedakan tanggung jawab perawat dari tenaga propesional kesehatan lain.
3. Hukum membantu memberikan batasan tindakan keperawatan yang mandiri.
6. Membantu mempertahankan standar praktek keperawatan dengan meletakkan posisi perawat memiliki
akuntabilitas di bawah hukum
D. Sumber Hukum
Pedoman legal yang dianut perawat berasal dari hukum perundang-undangan, hukum peraturan, dan hukum
umum.
1. Hukum Perundang-undangan
Hukum yang dikeluarkan oleh badan legislatif. Menggambarkan dan menjelaskan batasan legal praktek
keperawatan. Undang-undang ini melindungi hak-hak penyandang cacat di tempat kerja, institusi pendidikan,
dan dalam masyarakat.
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh badan administratif. Salah satu contoh hukum peraturan adalah
kewajiban untuk melaporkan tindakan keperawatan yang tidak kompeten atau tidak etis.
3. Hukum umum
Berasal dari keputusan pengadilan yang dibuat di ruang pengadilan saat kasus hukum individu diputuskan.
Contoh hukum umum adalah informed consent dan hak klien untuk menolak pengobatan.
Berdasarkan hukum, perawat memiliki tiga peran berbeda yang saling bergantung, masing-masing dengan hak
dan kewajiban yang terkait, yaitu sebagai penyedia layanan, pegawai atau penerima kontrak sebagai penyedia
layanan, dan warga negara.
1. Penyedia Layanan
Perawat diharapkan memberikan perawatan yang aman dan kompeten. Tersirat dalam peran ini adalah beberapa
konsep hukum, yakni tanggung wajib, standar asuhan, dan kewajiban kontrak.
2. .Pegawai atau Penerima Kontrak Sebagai Penyedia Layanan
Perawat yang diperkerjakan oleh suatu lembaga bekerja sebagai perwakilan lembaga tersebut dan kontrak
perawat dengan klien merupakan bentuk kontrak tersirat.
3. Warga Negara
Hak dan kewajiban perawat sebagai warga negara sama dengan setiap individu yang berada di bawah sistem
hukum. Hak-hak kewarganegaran melindungi klien dari bahaya dan menjamin pemberian hak atas harta pribadi
mereka, hak atas privasi, kerahasian, dan hak-hak lain. Hak ini juga berlaku bagi perawat.
2. Bab II (Tugas Pemerintah), pasal 10 antara lain menyebutkan bahwa pemerintah mengatur kedudukan hukum,
wewenang dan kesanggupan hukum.
5. Pada pasal 2, ayat (3)dijelaskan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda, menengah dan rendah wajib
menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama 3 tahun.
OLEH:
NAMA : NI KOMANG LUCYANI
NIM : 12E 10849
KELAS : 1.C
PRODI : D3 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILAMU KESEHATAN BALI TAHUN
AJARAN 2012/2013
Hak menurut C. Fagin ( 1975) mengemukakan bahwa hak adalah tuntutan terhadap sesuatu,
dimana seseorang berhak seperti kekuasaan dan hak-hak istimewa yang berupa tuntutan yang
berdasarkan keadilan, moralitas atau legalitas.
Hak dapat dipandang dari sudut hukum dan pribadi. Dari sudut hukum hak mempunyai atau
memberi kekuasaan tertentu untuk mengendalikan sesuatu. Ex. Seseorang mepunyai hak
untuk masuk restoran dan membeli makanan yang diinginkannya. Dalam hal ini jika ditinjau
dari sudut hukum orang yang bersangkutan mempunyai kewajiban tertentu yang
menyertainya yaitu orang tersebut diharuskan untuk berprilaku sopan dan membayar
makanan tersebut. Dari sudut pribadi mempunyai hal yang harus diperhatikan yaitu
pertimbangan etis, cara seseorang mengatur kehidupannya, keputusan yang dibuat
berdasarkan konsep benar salah, baik buruk yang ada dilingkungan tempat ia hidup dan
tinggal dalam kurun waktu tertentu.
Peranan hak-hak.
1. Hak dapat digunakan sebagai pengekspresian kekuasaan dalam konflik antara seseorang
dengan kelompok
Contoh :
Seorang dokter mengatakan pada perawat bahwa ia mempunyai hak untuk menginstruksikan
pengobatan yang ia inginkan untuk pasiennya. Disini terlihat bahwa dokter tersebut
mengekspresikan kekuasaannnya untuk menginstruksikan pengobatan terhadap pasien, hal ini
mmerupakan haknya selaku penanggung jawab medis.
2. Hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran pada suatu tindakan.
Contoh :
Seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatannya mendapat kritikan karena
terlalu lama menghabiskan waktunya bersama pasien. Perawat tersebut dapat mengatakan
bahwa ia mempunyai hak untuk memberikan asuhan keperawatan yang terbaik untuk pasien
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Dalam hal ini, perawat tersebut mempunayi
hak melakukan asuhan keperawatan sesuai denga kondisi dan kebutuhan pasien.
3. Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan. Seseorang seringkali dapat
menyelesaikan suatu perselisihan dengan menuntut hak yang juga dapat diakui oleh orang
lain.
Contoh :
Seorang perawat menyarankan pada pasien agar tidak keluar ruangan selama dihospitalisasi.
Pada situasi tersebut pasien marah karena tidak setuju dengan saran perawat dan pasien
tersebut mengatakan pada perawat bahwa ia juga mempunyai hak untuk keluar dari ruanagan
bilamana ia mau. Dalam hal ini, perawat dapat menerima tindakan pasien sepanjang tidak
merugikan kesehatan pasien. Bila tidak tercapai kesepakatan karena membatasi pasien,
berarti ia mengingkari kebebasan pasien.
Jenis-jenis hak :
1. Hak untuk memilih/kebebasan
Yaitu hak orang-orang untuk hidup sesuai dengan pilihannya dalam batas-batas yang telah
ditentukan.
Contoh :
Seorang perawat wanita yang bekerja dirumah sakit dapat mempergunakan seragam yang
diiginkan (haknya) asalkan berwarna putih bersih dan sopan sesuai dengan batas-batas.
Batas-batas ini merupakan kebijakan RS dan suatu norma yang ditetapkan perawat.
2. Hak kesejahteraan
Yaitu hak-hak yang diberikan secara hukum untuk untuk hal-hal yang merupakan standar
keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau wilayah tertentu.
Contoh :
Hak pasien untuk memperoleh asuhan keperawatan, hak penduduk memperoleh air bersih,
dan lain-lain.
3. Hak legislatif
Yaitu hak yang diterapkan oleh hukum berdasarkan konsep keadilan.
Contoh :
Seorang wanita mempunyai hak legal untuk tidak diperlakukan semena-mena oleh suaminya.
Bandman dan Bandman (1986) menyatakan bahwa hak legislatif mempunyai 4 peranan
dimasyarakat yaitu membuat peraturan, mengubah peraturan, membatasi moral terhadap
peraturan yang tidak adil, memberikan keputusan pengadilan atau menyelesaikan
perselisihan.
Hak-hak pasien sekarang sudah sering dibicarakan, tumbuh dari mata rantai pasal 25 The
United Nations Universal Declaration Of Human rights 1948; pasal 1 The United Nations
International Convention Civil and Political Rights 1966 yaitu :
1. Hak memperoleh pemeliharaan kesehatan (the right to health care)
2. Hak menentukan nasib sendiri (the right to self determination)
Kemudian dari Deklarasi Hesinki, oleh The 18th World Medical Assembly, Finland 1964
muncul hak untuk memperoleh informasi (the right to informasi)
Ada 4 hak dasar yang dikemukakan oleh John F. Kennedy (1962) yaitu :
1. Hak mendapatkan perlindungan keamanan
2. Hak mendapat informasi
3. Hak memilih
4. Hak mendengar
Beberapa hak pasien yang dibahas disini adalah :
1. Hak memberikan consent (persetujuan)
Consent mengandung arti suatru tindakan atau aksi beralasan yang diberikan tanpa paksaan
oleh seseorang yang memiliki pemgetahuan yang cukup tentang keputusan yang ia berikan,
dimana secara hukum orang tersebut secara hukum mampu memberikan consent. Consent
diterapkan pada prinsip bahwa setiap manusia dewasa mempunyai hak untuk menentukan apa
yang harus dilakukan terhadapnya. Kriteria consent yang sah :
a. Tertulis
b.Ditandatangani oleh pasien atau orang yang bertanggung jawab terhadapnya
c.Hanya ada salah satu prosedur yang tepat dilakukan
d.Memenuhi beberapa elemen penting : penjelasan kondisi, prosedur dan konsekuensinya,
penanganan atau prosedur alternative, manfaat yang diharapkan, Tawaran diberikan oleh
pasien dewasa yang secara fisik dan mental mampu membuat keputusan
2. Hak untuk memilih mati
Keputusan tentang kematian dibuat berdasarkan standar medis oleh dokter, salah satu kriteria
kematian adalah mati otak atau brain death. Hak untuk memilih mati sering bertolak belakang
dengan hak untuk tetap mempertahankan hidup.
Permasalahan muncul pada saat pasien dalam keadaan kritis dan tidak mamapu membuat
keputusan sendiri tentang hidup dan matinya misal dalam keadaan koma. Dalam situasi
inipasien hanya mampu mempertahankan hidup jika dibantu dengan pemasangan peralatan
mekanik.
3. Hak perlindungan bagi orang yang tidak berdaya
Yang dimaksudkan dengan golongan orang yang tidakberdaya disini adalah orang dengan
gangguan mental dan anak-anak dibawah umur serta remaja dimana secara hukum mereka
tidak dapat membuat keputusan tentang nasibnya sendiri, serta golongan usia lanjut yang
sudah mengalami gangguan pola berpikir maupun kelemahan fisik.
4. Hak pasien dalam penelitian
Penelitian sering dilakukan dengan melibatkan pasien. Setiap penelitian misalnya
penggunaan obat atau cara penanganan baru yang melibakan pasien harus memperhatikan
aspek hak pasien. Sebelum pasien terlibat, kepada mereka harus diberikan informasi secara
jelas tentang percobaan yang dilakukan, bahaya yang timbul dan kebebasan pasien untuk
menolak atau menerima untuk berpartisipasi. Apabila perawat berpartisipasi dalam penelitian
yang melibatkan pasien, maka perawat harus yakin bahwa hak pasien tidak dilanggar baik
secara etik maupun hukum. Untuk itu perawat harus memahami hak-hak pasien : membuat
keputusan sendiri untuk berpartisipasi, mendapat informasi yang lengkap, menghentikan
partisipasi tanpa sangsi, mendapat privasi, bebas dari bahaya atau resiko cidera, percakapan
tentang sumber-sumber pribadi dan hak terhindar dari pelayanan orang yang tidak kompeten.
Hak-hak yang dinyatakan dalam fasilitas asuhan keperawatan (Annas dan Healey, 1974),
terdiri dari 4 katagori yanitu :
1. Hak kebenaran secara menyeluruh
2. Hak privasi dan martabat pribadi (kerahasiaan dan keamanannya)
3. Hak untuk memelihara pengambilan keputusan untuk diri sendiri sehubungan dengan
kesehatan
4. Hak untuk memperoleh catatan medis baik selama dan sesudah dirawat di rumah sakit
KEWAJIBAN PASIEN
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib rumah
skait
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam
pengobatannya.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit
yang diderita kepada dokter yang merawat.
4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa
pelayanan rumah sakit/dokter
5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
HAK-HAK PERAWAT :
1. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
2. Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar belakang pendidikannya.
3. Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan perundangan serta
standar profesi dan kode etik profesi.
4. Mendapatkan informasi lengkap dari klien/pasien yang tidak puas terhadap pelayanannya.
5. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam bidang
keperawatan/kebidanan/kesehatan secara terus menerus.
6. Diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit maupun klien/pasien dan atau keluarganya.
7. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya.
8. Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan kesehatan di rumah sakit
9. Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh
klien/pasien dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lain.
10. Menolak pihak lain yang memberi anjuran/permintaan tertulis untuk melakukan tindakan
yang bertentangan dengan perundang-undangan, standar profesi dan kode etik profesi.
11. Mendapatkan perhargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai peraturan/ketentuan
yang berlaku di rumah sakit.
12. Memperoleh kesempatan mengembangkan karir sesuai dengan bidang profesinya.
KEWAJIBAN PERAWAT :
1. Mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan
2. Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi dan batas-
batas kegunaannya
3. Merujuk pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik, bila yang bersangkutan tidak dapat mengatasinya
4. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk berhubungan dengan keluarganya sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan dan standar profesi yang ada
5. Memberikan kesempatan pada apsien untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan
agamanya sepanjang tidak menganggu pasien lain
6. Berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan terkait lainnya dalam memberikan
pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada pasien
7. Memberikan informasi yang akurat tentang tindakana keperawatan yang diberikan pada
pasien dan keluarganya sesuai dengan batas kemampuannya
8. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan demi
kepuasan pasien
9. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan secara akurat dan berkesinambungan
10. Mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan atau kesehatan secara terus menerus
11. Melakukan pelayanan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai dengan batas-batas
kewenangannya
12. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, kecuali jika dimintai
keterangan oleh pihak yang berwenang
13. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah dibuat sebelumnya
terhadap institusi tempat bekerja
KONTRAK
Dalam setiap bentuk kerjasama dibutuhkan kontrak. 2 jenis kontrak yang paling banyak
dilakukan dalam keperawatan adalah :
1. Kontrak antara perawat dengan pihak/ institusi yang mengerjakan perawat
2. Kontrak antara perawat dengan pasien
Kontrak mengandung arti ikatan persetujuan atau perjanjian resmi antara dua atau lebih partai
untuk mengerjakan atau tidak sesuatu. Kontrak dapat secara lisan atau tertulis. Kontrak secara
hukum tidak berlaku apabila tidak dapat dipahami. Pada umumnya kontrak ditandatangani
oleh dua pihak yang mengadakan perjanjian.
Perikatan/perjanjian dapat dikatakan sah bila memenuhi syarat :
a. Ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang membuat perjanjian (consensus)
b. Ada kecakapan pihak-pihak untuk membuat perjanjian (capacity)
c. Ada suatu hal tertentu dan ada suatu sebab yang halal
Sebelum menerima atau diterima bekerja disuatu tempat, perawat mempelajari dan
menyetujui kontrak bila kedua belah pihak setuju. Kontrak perjanjian ini dapat meliputi
berbagai hal misalnya gaji, jam kerja, liburan, asuransi kesehatan, ijin cuti dan lain-lain.
Kontrak perawat pasien dilakukan sebelum asuhan keperawatan diberikan. Perawat seringkali
tidak melaksankan hal ini sehingga dalam pelaksanaan asuhan keperawatan sering terjadi hal-
hal yang tidak diiginkan kedua belah pihak.
Kontrak pada dasarnya dapat dipakai untuk melindungi hak-hak antara kedua belah pihak
yang bekerja sama. Secara hukum antara kedua pihak dapat menggugat apabila rekanan
kerjanya melanggar kontrak yang disepakati bersama.
Hak pasien dalam pemberian pelayanan kesehatan tentunya tidak boleh diabaikan. Dalam
pemberian pelayanan kesehatan termasuk dalam pelayanan keperawatan tentunya ada pemberi
pelayanan dan juga penerima pelayanan. Dalam hal ini kita mengenal akan petugas kesehatan
dan juga klien atau pasien. Hari ini kita akan sedikit berbagai hal mengenai hak dan kewajiban
pasien dan semoga hal ini akan dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Yang dimaksud dengan pengertian kewajiban adalah sesuatu yang harus diberikan dengan
penuh tanggung jawab. Sedangkan pengertian hak adalah sesuatu hal yang mutlak menjadi milik
kita dan penggunaannya tergantung pada diri kita. Termasuk hak dan kewajiban pasien dalam
memperoleh pelayanan kesehatan bagi setiap warga negara Indonesia.
Selain kita mengetahui akan hak kewajiban para pasien, kita juga perlu untuk mengetahui akan
beberapa hal yang berkaitan dengan hak kewajiban petugas tenaga kesehatan seperti halnya hak
kewajiban dokter, hak kewajiban rumah sakit, serta juga hak kewajiban perawat pula.
Berikut ini beberapa hak pasien menurut surat edaran DirJen Yan Medik No: YM.02.04.3.5.2504
Tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit, Tahun 1997; UU Republik
Indonesia No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran dan Pernyataan/SK PB. IDI,
Yang berisikan akan beberapa sebagai hal yang merupakan hak pasien adalah hak-hak pribadi
yang dimiliki manusia sebagai pasien dan hak tersebut adalah :
1. Hak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit. Hak
atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
2. Hak untuk mendapatkan pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi
kedokteran / kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi.
3. Hak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan
4. Hak untuk memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku di rumah sakit.
5. Hak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinik dan pendapat etisnya
tanpa campur tangan dari pihak luar.
6. Hak atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya kecuali
apabila ditentukan berbeda menurut peraturan yang berlaku.
7. Hak pasien untuk memperoleh informasi / penjelasan secara lengkap tentang tindakan medik
yang akan dilakukan terhadap dirinya.
8. Hak untuk memberikan persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan
dengan penyakit yang dideritanya.
9. Hak untuk menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang
jelas tentang penyakitnya.
10. Hak didampingi keluarga dan atau penasehatnya dalam beribadah dan atau masalah lainya
(dalam keadaan kritis atau menjelang kematian).
11. Hak beribadah menurut agama dan kepercayaannya selama tidak mengganggu ketertiban,
ketenangan umum / pasien lainya.
12. Hak atas keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan di rumah sakit.
13. Hak untuk mengajukan usul, saran, perbaikan atas pelayanan rumah sakit terhadap dirinya.
14. Hak transparansi biaya pengobatan / tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya
(memeriksa dan mendapatkan penjelasan pembayaran).
15. Hak akses /inzage kepada rekam medis / hak atas kandungan ISI rekam medis miliknya.
Sedangkan kewajiban pasien adalah :
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya kepada dokter
yang merawat.
2. Pasien berkewajiban mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi dan perawat dalam
pengobatannya.
3. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. Berkewajiban memenuhi hal-hal yang
telah disepakati / perjanjian yang telah dibuatnya.
Demikian tadi sahabat mengenai hak dan kewajiban pasien dan semoga dengan kita terutama
para perawat sebagai salah satu pemberi pelayanan kesehatan terutama dalam bidang
keperawatan mengetahui akan hak kewajiban pasien kita bisa memberikan pelayanan yang
terbaik kepada para pasien dalam rangka ikut menyehatkan bangsa Indonesia tercinta ini. - See
more at: http://askep-net.blogspot.com/2012/04/hak-dan-kewajiban-
pasien.html#sthash.UZjEo9Ys.dpuf
2. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang
bersifat rahasia.
Analisis : Menurut kami, point ini sangat pentingsekali dalam sebuah profesi terutama
perawat. Karena dalam sebuah profesi terutama kita sebagai orang kesehatan
mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan dengan baik, sopan, santun, serta
menghormati privasi klien. Selain itu, kita sebagai tenaga kesehatan sudah seharusnya
melindungi, memenuhi hak-hak klien dan menjaga penuh segala informasi-informasi
yang bersifat rahasia. Sesuai dengan fakta sekarang, yang terjadi saat ini, bahwa
pelayanan kesehatan diberbagai rumah sakit, agak tidak sesuai dengan tugas perawat
sebagaimana mestinya, karena perawat sekarang bekerja dengan apa adanya, serta
kurangnya fasilitas-fasilitas kesehatan yang disediakan di rumah sakit tersebut.
3. Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam
oleh praktek seseorang yang tidak berkompoten, tidak etis atau illegal.
Analisis : Menurut analisis kami, tentang pernyataan tersebut bisa diartikan bahwa
sebagai seorang perawat harus bisa menjaga kesehatan dan keselamatan klien dan
publik karena hal tersebut merupakan tugas pokok yang harus dikerjakanoleh seorang
perawat. seorang perawat juga harus bisa melakukan tugasnya dengan etika, legal, juga
berkompeten. supaya klien dan publik selamat, tidak terancam gagal praktek, sehingga
klien dan publik dapat terlimdungi dengan baik.
Sedangkan menurut pandangan agama : Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap
orang adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas
segala tugas-tugasnya, oleh karena itu, seorang perawat yang profesional harus bisa
bertanggung jawab terhadap segala tugas-tugas dan perbuatannya.
Sedangkan penerapannya dilapangan : Belum diterapkan karena kebanyakan perawat
belum menerapkan etika kerja profesional dan kebanyakan perawat dilapangan bekerja
dengan setengah hati, belum benar-benar bisa menerapkan tugas dan
tanggungjawabnya kepada klien dan publik dengan baik.
4. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang
dijalankan masing-masing individu.
Analisis : Menurut pendapat kami Betul, karena seorang perawat harus bisa
mempertanggung jawabkan atas semua tindakan dan pertimbangannya terhadap
pasien yang dirawatnya. Apabila terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki ataupun diluar
prediksi, maka seorang perawat harus semaksimal mungkin bias mengembalikan
keadaan menjadi seperti sedia kala karena dengan adanya kode etik keperawatan
tersebut, semua perawat yang mempunyai jiwa tanggung jawab yang tinggi, akan
melaksanakan semua pelayanan kepada pasien dengan professional dan mengacu
kepada kode etik tersebut. sehingga, pasien akan merasa puas dengan pelayanan
perawat tersebut. Menurut kami, fakta yang sekarang ada, tidak semua perawat pada
umumnya dapat bertanggung jawab pada tindakan yang diberikan kepada pasien,
banyak perawat yang lari dari tanggungjawab sehingga banyak pasien tidak mempunyai
kpercayaan kepada perawat, oleh sebab itu, kita harus bertanggungjawab terutama
pada profesi kita yaitu profesi keperawatan.
5. Perawat memelihara kompetensi keperawatan.
Analisis : artinya, perawat harus tetap mempertahankan bahkan menambah atau
mengembangkan wawasan yang mereka miliki. supaya bisa berlomba dengan perawat
lain untuk menjadi perawat yang lebih baik. dan dapat memberikan pelayanan yang
memuaskan bagi seluruh klien. Namun faktanya sekarang masih banyak pelayan
kesehatan, yang memberi pelayanan kesehatan yang kurang memuaskan bagi
masyarakat sehingga pelayanan kesehatan tersebut kurang baik dimata mastarakat.
6. Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan kompetensi
dan kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan konsultasi, menerima
tanggung jawab dan melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang lain.
Analisis : Menurut analisis kami, point ini sangat penting dalam kode etik keperawatan.
Jadi kita sebagai perawat harus bisa mempunyai dan memahami body knowledge
keperawatan dengan baik. Sehingga kita bisa menjadi narasumber dan memberikan
pendidikan kepada masyarakat baik individu ataupun kelompok sehingga dapat
dipertangungjawabkan.
7. Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan
profesi.
Analisis : meurut analisis saya, poin tersebut sangat penting dalam kode etik
keperawatan. karena seorang perawat itu harus aktif, beraktivitas sesuai profesinya.
selain itu juga perawat harus mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas tentang
profesinya. selain untuk dirinya sendiri, seorang perawat harus bisa mengembangkan
pengetahuan profesinya kepada orang lain, salah satunya bisa dilakukan dengan cara
pelatihan-pelatihan atau seminar kesehatan. dengan cara tersebut, sedikitnya wawasan
kita akan bertambah, dari yang tidak tahu akan menjadi tahu. selain itu juga, dalam turut
serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan profesi, salah satu
cirinya dengan adanya organisasi keperawatan . Nah, sebagai seorang perawat, kita
harus ikut berpartisifasi dalam organisasi tersebut, guna untuk mencapai suatu tujuan
yang diinginkan. Dilihat dari fakta sekarang, bahwa tidak semua perawat ikut
berkecimpung didalam organisasi keperawatan, hanya sebagian saja. Tetapi didalam
mengembangkan pengetahuan keperawatan menurut saya sudah cukup, karena
terbukti dengan adanya bahkan banyak sekali sekolah-sekolah keperawatan yang ada
saat ini, walaupun sebagian mungkin fasilitas-fasilitas keperawatannya masih kurang.
Sudut pandang menurut agama :
agama islam mengajarkan kepada kita supaya kita selalu senantiasa memberikan atau
mengamalkan ilmu pengetahuan yang kita miliki kepada orang lain, walaupun itu hanya
sedikit saja, tetapi itu semua akan bermanfaat bagi kita.
8. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan
meningfkatkan standar keperawatan.
Analisis : Point ini sangat penting dalam kode etik keperawatan karena sebagai seorang
perawat kita harus bisa memberikan sesuatu yang terbaik untuk profesi kita. memang
sudah selayaknya perawat itu bekerja sesuai standar etika keperawatan. Dan bila perlu
prawat itu lebih mengembangkan wawasannya dan meningkatkan standar keperawatan
untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada klien atau masyarakat agar tercipta image
yang baik dimata masyarakat. Fakta sekarang membuktikan bahwa tidak sesuai dengan
kode etik di atas, karena memang perawat sudah berusaha untuk menjadi perawat
profesional tetapi nyatanya karena sarana dan prasarana yang ada kurang memadai
jadi menuju perawat profesional itu memang sulit.
9. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina
kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas.
Analisis : maksudnya sebagai seorang perawat kita harus memberi pelayanan kepada
masyarakat itu yang berkualitas baik dimata masyarakat jangan sampai mengecewakan
masyarakat,karna kalau masyarakat sudah pada tau bahwa pelayanan kita itu
berkualitas maka masyarakat tidak akan menghormati dan memberi kesan yang baik
kepada kita selaku pelayanan kesehatan.
10. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik terhadap
informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat.
Analisis : Menurut analisis kami, point ini sangat penting dalam kode etik keperawatan
karena sebagai perawat harus bisa meluruskan terhadap arah yang menyimpang dalam
propesi keperawatan. sehingga pihak lain dalam hal ini selain propesi perawat, bisa
memprespektifkan informasi dan gambaran yang di terima secara benar, serta propesi
perawat bisa mempertahankan cakupan kerjanya atau bidang garapnya agar tidak
terambil oleh propesi lain.
11. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat
lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan public.
Analisis : Point tersebut penting dalam kode etik karena seorang perawat harus bekerja
sama dengan anggota profesi kesehatan yang lain, demi meningkatkan mutu kesehatan
publik, selain itu perawat harus bekerja sama dengan warga masyarakat lainnya, demi
terwujudnya rasa kepercayaan dari warga masyarakat kepada perawat sehingga akan
terjadinya pelayanan kesehatan yang baik. kalau di pandang menurut agama point ini
adalah hal yang baik karena sama halnya dengan menjalin hubungan baik antaa
sesama manusia. selain itu disini juga akan terjadi musyawarah karena antara perawat
dan anggota profesi kesehatan akan mengupaiakan untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan public. Fakta yang ada adalah perawat banyak bekerja sama dengan
anggota profesi kesehatan, satu sama lain saling membutuhkan tetapi antara perawat
dengan warga masyarakat belum sepenuhnya terciptanya rasa kepercayaan dari
masyarakat kepada perawat