Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Sehingga dalam praktiknya di kehidupan sehari-hari harus berjalan
secara seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk
dimiliki atau didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih
berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak
dan kewajiban tidak berjalan secara seimbang dalam praktik kehidupan, maka
akan terjadi suatu permasalahan yang akan menimbulkan gejolak masyarakat
dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, maupun bernegara.

Dewasa ini sering terlihat ketimpangan antara hak dan kewajiban, seperti
tingginya angka tuntutan akan hak tanpa diimbangi dengan pelaksanaan
kewajiban dan di sisi lain kewajiban dilaksanakan akan tetapi hak tidak kunjung
terpenuhi. Terutama dalam bidang lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan
yang layak bagi setiap warga negara. Lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan
yang layak merupakan hal yang perlu diperhatikan. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945
menjelaskan bahwa “ Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “. Secara garis besar dapat dijelaskan
bahwa pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hak untuk setiap
warga negara sebagai salah satu tanda adanya perikemanusiaan . Lapangan
pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan
yang akan digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang
layak dapat diartikan sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan
kebutuhan dasar, seperti sandang, pangan, dan papan.

1
Oleh karena itu, dalam menjalankan peran sebagai warga negara perlu
untuk mengetahui hak dan kewajibannya serta pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut harus berjalan secara seimbang agar tidak terjadi ketimpangan yang akan
menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial yang berkepanjangan.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ditujukan untuk merumuskan


permasalahan yang akan dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah, sebagai berikut :

a) Apakah pengertian dari hak, kewajiban dan warga negara ?


b) Apakah hak dan kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia ?
c) Apa sajakah hak dan kewajiban warga negara menurut UUD 1945 ?
d) Apa bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban ?
e) Apa saja factor-faktor penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban ?
f) Apa contoh kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban ?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan
dari dibahasnya pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah . Ada pun
tujuan penulisan makalah , sebagai berikut :

a) Memahami pengertian akan hak, kewajiban dan warga negara


b) Memahami hak dan kewajiban menjadi warga negara Indonesia
c) Mengetahui tentang hak dan kewajiban warga negara menurut UUD 1945
d) Memahami bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
e) Mengetahui factor-faktor penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban
f) Mengetahui contoh kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
yang ada di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Hak, Kewajiban dan Warga Negara


Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan .
Hak pada umumnya didapat dengan cara diperjuangkan melalui
pertanggungjawaban atas kewajiban. Hak warga negara yang tercantum dalam
UUD 1945 meliputi hak hidup, hak memperoleh pendidikan, hak untuk
melanjutkan keturunan, dan masih banyak lagi.

Contoh Hak Warga Negara Indonesia ;


1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan
di dalam
pemerintahan.
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan
agama dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai.
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan
Indonesia atau NKRI dari serangan musuh.
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat,
berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang
yang berlaku.

Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan


untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna
mendapatkan hak yang pantas untuk didapat dengan kata lain memberikan atau
melakukan apa yang harus kita lakukan demi kemajuan bangsa ke arah yang lebih
baik.

3
Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia ;
1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam
membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan
musuh.
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara,
hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-
baiknya.
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala
hukum yang berlaku di wilayah negara Indonesia.
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk
membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah
yang lebih baik.

Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh


Pemerintah Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun
pengertian penduduk menurut Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-
syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan,
diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara
itu. Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002)
adalah sebuah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan,
tempat kelahiran, dan sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh
sebagai seorang warga dari negara itu. Sedangkan menurut Dr. A.S. Hikam
(2000), adalah anggota dari sebuah komunitas yang membentuk itu sendiri.
Beberapa pengertian tentang warganegara juga diatur oleh UUD 1945,
pasal 26 menyatakan : “ warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa
lain yang disahkan undang-undang sebagai warga negara”.
Pasal 1 UU No. 22/1958, dan UU Np. 12/2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia, menekankan kepada peraturan yang menyatakan bahwa
warga negara RI adalah orang yang berdasarkan perundang-undangan dan atau

4
perjanjian-perjanjian dan atau peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17
Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI.
Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab
kemajuan dan kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi
anggota atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh UU yang dibuat oleh
negara tersebut. Sebelum negara menentukan siapa yang menjadi warga negara,
maka negara harus mengakui bahwa setiap orang berhak memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana diatur pasal 28 E ayat (1)
UUD 1945.
Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah
negara dapat diklasifikasikian menjadi :
1. Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara.
2. Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat
sementara sesuai dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan
tinggal sementara yang diberikan oleh pejabat suatu negara yang dituju) yang
diberikan negara melalui kantor imigrasi.

Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara,


digunakan 2 kriterium.
1. Kriterium kelahiran
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:

a. Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius


Sanguinis. Di dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan
suatu negara berdasarkan asas kewarganegaraan orang tuanya, di manapun
ia dilahirkan.
b. Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam
asas ini, seseorang memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara

5
tempat di mana dia dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga
negara dari negara tersebut.

2. Naturalisasi atau pewarganegaraan, adalah suatu proses hukum yang


menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai hak
kewarganeraan negara lain

2.2 Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia


Hak dan kewajiban memiliki hubungan yang cukup erat dan tidak dapat
dipisahkan. Segala akibat yang ditimbulkan dari adanya hak tentunya ada
kewajiban, Untuk itu dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, antara hak dan
kewajiban dapat dijalankan dengan imbang, karena kalau tidak dijalankan dengan
imbang maka akan menimbulkan pertentangan.
Hak kita sebagai warga negara yaitu mendapatkan sesuatu yang sama dari
negara tanpa membeda-bedakanya dengan warga negara lainnya. Sedangkan
kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia yaitu memberikan atau melakukan
apa yang harus kita lakukan demi kemajuan bangsa Indonesia ke arah yang lebih
baik dan rela berkorban demi tumpah darah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.3. Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945


Hak dan kewajiban negara adalah menggambarkan apa yang seharusnya
diterima dan dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan
menjamin kelangsungan kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan tujuan
nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Hak dan
kewajiban manusia sebagai warga negara tercantum dalam Undang-Undang dasar
1945 mulai dari pasal 27 sampai dengan pasal 34 sebagai berikut :

2.3.1. Hak warga negara Indonesia

1. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan (pasal 27 ayat 2).

6
2. Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup
dalam kehidupannya (pasal 28A).
3. Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).
4. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (pasal 28B
ayat 2).
5. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia (pasal 28C ayat 1).
6. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dengan memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan
negaranya (pasal 28C ayat 2).
7. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum (pasal 28D
ayat 1).
8. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28D ayat 2)
9. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan (pasal 28D ayat 3).
10. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraannya (pasal 28D ayat 4).
11. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. (pasal 28E ayat 2).
12. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat (pasal 28E ayat 3).
13. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia (Pasal 28F)

7
14. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas
rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi (Pasal 28G ayat 1).
15. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka
politik dari negara lain (Pasal 28G ayat 2).
16. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan (Pasal 28H ayat 1).
17. Setiap orang berhak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan (Pasal 28H ayat 2).
18. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat
(Pasal 28H ayat 3).
19. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut
tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun (Pasal
28H ayat 4).
20. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan
yang bersifat diskriminatif itu (Pasal 28I ayat 2).
21. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (pasal 28J ayat 1).
22. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara (pasal 30 ayat 1).
23. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran (pasal 31 ayat 1).

8
2.3.2. Kewajiban warga negara Indonesia

1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan


pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya (Pasal 27 ayat 1).
2. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 28J ayat
1).
3. Di dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas
hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil
sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis (pasal 28J ayat 2).
4. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara (pasal 30 ayat 1).

2.4 Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban

Pada dasarnya setiap warga Negara memiliki hak dan kewajiban


yang sama. Hak dan kewajiban merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan. Meminta hak biasanya lebih didahulukan daripada
melaksanakan kewajiban. Mendahulukan melaksanakan kewajiban
daripada menuntut hak bertujuan untuk menghindari permasalahan yang
dapat memicu berbagai pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban.

2.4.1. Pengertian pelanggaran hak warga Negara

Sebagaimana yang diketahui bahwa hak adalah sesuatu


yangmutlak menjadi milik kita dan pengunaannya tergantung kepada kita
sendiri. Setiap warga Negara berhak mendapatkan haknya masing-masing.
Hak yang tidak terpenuhi menyebabkan pelanggaran hak. Pelanggaran hak

9
termasuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan juga melanggar
hukum yang berlaku.

Pelanggaran hak adalah setiap perbuatan seorang atau sekelompok


orang yang disengaja atau tidak disengaja yang melawan hukum
membatasi hak seorang atau sekelompok orang yang dijamin dengan
undang-undang.

Pelanggaran hak warga negara merupakan akibat dari adanya


pelalaian atau pengingkaran terhadap kewajiban, baik yang dilakukan oleh
pemerintah maupun oleh warga negara sendiri, misalnya kemiskinan yang
masih menimpa sebagian masyarakat Indonesia, penyebabnya bias dari
pemerintah ketika program pembangunan tidak sejalan sebagaimana
mestinya atau bias juga disebabkan oleh perilaku warga negara sendiri
yang malas untuk bekerja atau tidak mempunyai keterampilan sehingga
mereka hidup digaris kemiskinan.

2.4.2. Bentuk pelanggaran hak warga negara

Pelanggaran hak warga negara dapat terjadi dalam berbagai bidang


kehidupan masyarakat. Bentuk- bentuk pelanggaran hak warga negara
sebagai berikut:

1) Penanngkapam dan penahanan seseorang demi menjaga


stabilitas, tanpa berdasarkan hukum
2) Pengeterapan budaya kekerasan untuk menindak warga
masyarakat yang dianggap ekstrem yang dinilai oleh
pemerintah mengganggu stabilitas keamanan yang akan
membahayakan kelangsungan pembangunan’
3) Pembungkaman kebebasan pers dengan cara pencabutan
SIUP , khususnya terhadap pers yang dinilai mengkritisi
kebijakan pemerintah, dengan dalih mengganggu stabilitas
keamanan

10
4) Menimbulkan rasa ketakutan masyarakat luas terhadap
pemerintah, karena takut dicurigai sebagai oknum
pengganggu stabilitas atau oposan pemerintah (ekstrim),
hilangnya rasa aman demikian ini merupakan salah satu
bentuk pelanggaran hak asasi warga negara

2.4.3 Bentuk-bentuk pengingkaran kewajiban

Seperti yang diungkapkan bahwa kewajiban merupakan sesuatu hal


yang harus dikerjakan atau dilaksanakan. Melaksanakan kewajiban berarti
menepati janji. Seseorang yang tidak menepati janji disebut mengingkari
janji. Pengingkaran berasal dari kata ingkar. Ingkar adalah tidak menepati
atau tidak mau menuruti. Mengingkari berarti tidak mengakui; tidak
membenarkan; menyangkal; memungkiri; atau menampik. Jadi,
pengingkaran kewajiban dapat diartikan sebagai tidak mau mengakui apa
yang seharusnya diberikan atau dilakukan.

Pengingkaran kewajiban adalah pola tindakan warga negara yang


tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana memiliki kewajibannya
sendiri sebagai warga negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pengingkaran kewajiban sebagai warga negara dapat berdampak negative
bagi kehidupan masyarakat, misalnya pembangunan nasional menjadi
terhambat, mengganggu kelangsungan hidup bangsa dan negara,
menimbulkan kekacauan dalam kehidupan masyarakat, dan merugikan
masyarakat. Adapun contoh pengingkaran kewajiban yang dilakukan oleh
warga negara sebagai berikut.

a. Mengemplang pajak atau bahkan tidak membayar pajak


b. Merusak fasilitas umum/berbuat anarkis
c. Berkhianat terhadap negara, misalnya ikut dalam gerakan
separatis atau membocorkan dokumen negara kepada
negara asing

11
d. Berbuat lalim kepada masyarakat yang lain, misalnya
memeras, meneror, dan membunuh
e. Tidak bersedia berpartisipasi dalam usaha pembelaan
negara
f. Tidak mau ikut dalam siskamling
g. Tidak mau membantu korban bencana alam
h. Melakukan kekerasan dalam segala kegiatan
i. Memaksa agama dan keyakinan kepada orang lain

2.4.4. Faktor-faktor penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran


kewajiban

Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban disebabkan oleh


berbagai factor. Adapun factor-faktor penyebab tejadinya pelanggaran
hak dan pengingkaran kewajiban warga negara sebagai berikut.

a. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri. Sikap


ini akan menyebabkan seseorang untuk selalu menuntut
haknya, sementara kewajibannya sering diabaikan.
Seseorang yang mempunyai sikap seperti ini akan
menghalalkan segala cara agar haknya dapat terpenuhi,
meskipun caranya tersebut dapat melanggar hak orang lain
b. Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara. Hal ini
akan menyebabkan pelaku pelanggaran berbuat seenaknya.
Pelaku tidak mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai
hak yang harus dihormati. Sikap tidak mau tahu ini
berakibat munculnya perilaku atau tindakan penyimpangan
terhadap hak dan kewajiban warga negara.
c. Sikap tidak toleran. Sikap ini akan menyebabkan
munculnya perilaku tidak saling menghargai dan tidak
menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain.

12
Sikap ini pada akhirnya akan mendorong orang untuk
melakukan diskriminasi kepada orang lain.
d. Penyalahgunaan kekuasaan. Didalam masyarakat terdapat
banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan di sini tidak
hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga
bentuk-bentuk kekuasaan lain yang terdapat dalam
masyarakat. Salah satu contohnya adalah kekuasaan di
dalam perusahaan. Para pengusaha yang tidak
mempedulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak
warga negara. Oleh karena itu, setiap penyalahgunaan
kekuasaan mendorong timbulnya pelanggaran hak dan
kewajiban warga negara.
e. Ketidaktegasan aparat penegak hukum. Aparat penegak
hukum yang tidak bertindak tegas terhadap setiap
pelanggaran hak dan kewajiban warga negara, tentu saja
akan mendorong timbulnya pelanggaran lainnya.
Penyelesaian kasus pelanggaran yang tidak tuntas akan
menjadi pemicu bagi munculnya kasus-kasus lain. Para
pelaku tidak akan merasa jera, dikarenakan mereka tidak
menerima sanksi yang tegas atas perbuatan itu. Selain hal
tersebut, aparat penegak hukum yang bertindak sewenang-
wenang juga merupakan bentuk pelanggaran hak warga
negara dan menjadi contoh yang tidak baik, serta dapat
mendorong timbulnya pelanggaran yang dilakukan oleh
masyarakat pada umumnya.
f. Penyalahgunaan teknologi. Kemajuan teknologi dapat
memberikan pengaruh yang positif, tetapi dapat juga
memberikan pengaruh negative bahkan dapat memicu
timbulnya kejahatan. Kalian tentunya pernah mendengar
terjadinya kasus penculikan yang berawal dari pertemanan
dalam jejaring social. Kasus tersebut menjadi bukti, apabila

13
kemajuan teknologi tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang
sesuai aturan, tentu saja akan menjadi penyebab timbulnya
pelanggaran hak warga negara. Selain itu juga, kemajuan
teknologi dalam bidang produksi ternyata dapat
menimbulkan dampak negative, misalnya munculnya
pencemaran lingkungan yang dapat mengakibatkan
terganggunya kesehatan manusia.

2.5 Kasus-kasus Pelanggaran Hak dan Kewajiban dalam Kehidupan


Berbangsa dan Bernegara

Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan,


akan tetapi terjadinya pelanggaran hak dan kewajiban menyebabkan
ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat itu tidak ada akan
terjadi kasus pelanggaran hak dan kewajiban.

1. Contoh kasus-kasus pelanggaran hak dan kewajiban

Kasus pelanggaran hak terhadap warga negara dapat terjadi


karena dalam pelaksanaannya ada kecenderungan lebih
mengutamakan hak-hak daripada kewajiban-kewajiban asasi warga
negara. Ada kecendrungan menuntuk hak-hak yang berlebihan
sehingga merugikan orang lain. Penuntutan hak-hak yang berlebih-
lebihan atau tanpa batas akan merugikan orang lain yang memiliki
hak yang sama sehingga terjadi kasus pelanggaran hak.
Pelanggaran hak dapat dilakukan oleh pemerintah atau warga
negara itu sendiri. Berikut beberapa kasus pelanggaran hak warga
negara yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.

a. Tragedi Trisakti

Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada 12


Mei 1998, terhadap mahasiwa pada saat demonstrasi

14
menuntuk Presiden Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian
ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di
Jakarta, serta puluhan lainnya luka. Tragedi ini merupakan
pelanggaran HAM dan hak warga negara khususnya.

b. Penggusuran rumah warga

Penggusuran rumah warga diberbagai daerah di


Indonesia. Tata ruang kota selalu menjadi alas an bagi
pemerintah untuk melakukan kebijakan yang merugikan bagi
sebagian warga kota itu. Kebijakan pemerintah melakukan
penggusuran ini dinilai sebagai bentuk pelanggaran hak warga
negara oleh sebagia besar masyarakat

c. Pelanggaran hak pekerjaan dan penghidupan yang layak


Beberapa media cetak di Indonesia pernah
memberitahukan tentang suami istri yang sudah tua hidup
bersama dengan seekor kambing, digubuk yang mereka diami.
Juga tidak terdaftar warga untuk masuk dalam institusi RT
atau RW karena lahan yang ditempati warga bermasalah
dengan hukum. Kehidupan yang dialami oleh keluarga
tersebut tidak layak. Hal ini bertentangan dengan pasal 27 ayat
(2) UUD 1945 Amandemen yang berbunyi “Tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.” Peristiwa ini dinilai merupakan pelanggaran
hak warga negara karena tidak mendapatkan pekerjaan atau
penghidupan yang layak.
d. Pelanggaran hak mendapatkan pendidikan

Dalam berbagai media cetak dan elektronik sekarang


ini, muncul kasus tentang tindak kekerasan secara fisik yang
terjadi di sekolah dilakukan oleh sejumlah oknum tenaga
pengajar di Indonesia terhadap siswanya. Hal ini tentu

15
bertentangan dengan pasal-pasal dalam UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1045 Amandemen. Dalam hal ini siswa tidak
mendapatkan hak pendidikan sehingga dapat dikatakan
sebagai pelanggaran hak warga negara. Selain kasus-kasus
yang tadi, contoh kasus pelanggaran hak warga negara yang
seringkali terjadi dalam kehidupan masyarakat sebagai berikut.

1) Proses penegakkan hukum masih belum optimal


dilakukan, misalnya masih terjadinya kasus salah
tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat penegak
hukum terhadap para pelanggar hukum dengan dasar
kekayaan atau jabatan masih terjadi. Dan sebagainya.
Hal itu merupakan bukti bahwa amanat pasal 27 ayat
(1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan, “Segala warga negara bersamaan
kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya”, belum sepenuhnya
dilaksanakan.
2) Semakin merebaknya kasus pelanggaran hak asasi
manusia, seperti pembunuhan, pemerkosaan, kekerasan
dalam rumah tangga, dan sebagainya. Kasus tersebut
bertentangan dengan pasal 28A-28J UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menjamin keberadaan
hak asasi manusia.
3) Menjamin terjadinya tindak kekerasan
mengatasnamakan agama, misalnya penyerangan
tempat peribadatan, padahal pasal 29 ayat (2) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan
bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing

16
dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya masing-masing.
4) Angka putus sekolah yang cukup tinggi
mengindikasikan belum terlaksananya secara
sepenuhnya amanat pasal 31 ayat (1) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan
bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan.

2.5.2. Contoh kasus pengingkaran kewajiban sebagai warga negara

Kewajiban warga negara telah diatur dalam undang-


undang. Akan tetapi, kasus-kasus pengingkaran kewajiban masih
terjadi di masyarakat dan sekarang cenderung semakin meningkat.
Berikut ini beberapa kasus pengingkaran kewajiban yang sering
terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

a. pengingakaran kewajiban menjunjung tinggi hukum dan


pemerintahan
Tawuran antar pelajar SMA 6 dan SMA 70 terjadi di
Bunderan Bulungan, Jakarta Selatan pada pukul 12.20 pada Senin,
24 September 2012. Terdapat satu orang tewas, bernama Alawy,
siswa kelas X SMA 6, yang tinggal di Larangan, Ciledug Indah.
Alawy yang mendapat luka tusuk di bagian dada, sempat dilarikan
ke Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring, Jakarta Selatan.
Namun, nyawanya tidak dapat diselamatkan karena telah
meninggal dunia sesampainya di sana. Kasus tersebut dapat
dikatakan sebagai pengingkarn kewajiban karena siswa yang ikut
dalam tawuran antarpelajar melanggar hukum dan pemerintahan.

17
b. Pengingkaran kewajiban tunduk pada pembatasan yang ditetapkan

Pada era Reformasi banyak para pengunjuk rasa yang


menyampaikan aspirasi dengan cara kebablasan, tidak jarang
mereka memblokad jalan raya, merusak fasilitas umum, dan
merusak harta benda miik orang lain. Sebagai contoh, kasus
perusakan dan penjarahan direstoran cepat saji oleh massa yang
terjadi di Makassar, peristiwa tersebut terjadi ketika unjuk rasa
menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Menyampaikan
pendapat boleh dilakukan asalkan dilaksanakan sesuai prosedur
yang diatur undang-undang. Warga yang tidak mematuhi undang-
undang berarti telah melakukan pengingkaran kewajiban

c. Pengingkaran kewajiban membayar pajak

Kasus pengemplangan pajak banyak terjadi dan melibatkan


perusahaan-perusahaan besar. Sebagai contoh perusahaan yang
melakukan pengemplangan pajak dan telah inkracht (berkekuatan
hukum tetap) adalah grup Asia Agri. Perusahaan tersebut
melakukan penggelapan pajak sebesar Rp. 1,25 triliun selama
2002-2005. Disemua negara, pajak merupakan salah satu masukan
besar bagi keuangan negara. Oleh karena itu, apabila warga negara
mengingkari kewajibannya untuk membayar pajak, maka
pembangunan negara menjadi terhambat.

d. Pengingkaran kewajiban warga negara dalam menjaga keutuhan


negara

Setiap warga negara wajib menjaga keutuhan negara.


Warga negara yang tidak bersedia menjaga keutuhan negara dapat
dikatakan mengingkari kewajiban untuk menjaga keutuhan bangsa
dan negara. Kasus seperti ini dapat kita lihat dari berbagai media
massa atau elektronik tentang gerakan separatis yang menghendaki
untuk memisahkan diri dari NKRI. Hal ini sangat bertentangan

18
dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Amandemen.

e. Pengingkaran kewajiban warga negara tentang pertahanan dan


keamanan negara

Menurut pasal 30 ayat (1) UUD 1945 Amandemen yang


berbunyi, “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”. Akan tetapi,
sekarang ini muncul kasus terorisme yang melanda beberapa kota
di Indonesia bahkan di dunia. Warga negara yang bergabung dalam
aksi terorisme bearti telah mengingkari kewajibannya sebagai
warga negara Indonesia.

19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan .
Hak pada umumnya didapat dengan cara diperjuangkan melalui
pertanggungjawaban atas kewajiban. Sedangkan kewajiban adalah segala sesuatu
yang dianggap sebagai suatu keharusan untuk dilaksanakan oleh individu sebagai
anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk didapat dengan
kata lain memberikan atau melakukan apa yang harus kita lakukan demi kemajuan
bangsa ke arah yang lebih baik. Hak dan kewajiban adalah sesuatu yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain sehingga dalam praktiknya di kehidupan sehari-
hari harus dijalankan secara seimbang.
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan“. Pasal tersebut
menjelaskan bahwa setiap individu sebagai anggota warga negara berhak untuk
mendapatkan pekerjaan serta kehidupan yang layak dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Lapangan pekerjaan merupakan sarana
yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan dalam
pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak diartikan sebagai
kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti sandang,
pangan dan papan.
Dalam pelaksanaan hak dan kewajiban sering terjadi pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban. Pelanggaran hak warga negara adalah tindakan aparat
negara yang melanggar atau tidak memberikan apa yang menjadi hak warga
negara. Pengingkaran kewajiban adalah pengingkaran warga negara terhadap
kewajiban yang ditentukan pemerintah.

3.2. Saran
Hak dan kewajiban adalah dua hal yang saling terikat satu sama lain
sehingga dalam praktiknya di kehidupan harus dijalankan secara seimbang agar

20
tidak terjadi ketimpangan yang akan menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial
yang berkepanjangan dan timbulnya gejolak yang tidak diinginkan di dalam
masyarakat.

21

Anda mungkin juga menyukai