DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV :
2023
KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA
A. Pendahuluan
Hak dan kewajiban warga negara menurut para ahli dimulai dari Prof. Dr.
Notonegoro. Beliau mengungkapkan bahwa hak adalah sebuah kuasa untuk menerima atau
melakukan suatu hal yang memang semestinya diterima atau dilakukan. Dalam hal ini,
tidak bisa dilakukan atau diterima oleh pihak yang lain. Prof. Dr. Notogeoro menyatakan
kewajiban sebagai sebuah beban memberikan suatu hal yang sudah semestinya diberikan
oleh pihak tertentu. Dalam hal ini tidak bisa diberikan oleh pihak yang lain dan sifatnya
bisa dituntut secara paksa jika tidak dipenuhi. Kewajiban juga diartikan sebagai suatu hal
yang harus dilakukan. Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28,
yang menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan
diatur dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat
demokrasi. Adapun salah satu kewajiban sebagai warga negara yaitu Wajib menaati
hukum dan pemerintahan yang termuat dalam Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi:
segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. sedangkan
salah satu hak yang didapatkan sebagai warga negara yaitu Hak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak yang termuat dalam pasal 27 ayat 2 yang berbunyi : “Tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
B. Tujuan
Warga negara secara umum ada anggota suatu negara yang mempunyai
ketepatan timbal balik dengan negaranya. Warga negara adalah orang yang tinggal
dalam suatu negara dan mengakui semua peraturan yang terkandung di dalam negara
tersebut. Warga negara berarti penduduk sipil, penduduk sipil melaksanakan kegiatan
demokrasi secara langsung dalam suatu polisi atau negara kota ( city state ). Polisi
adalah suatu organisasi yang berperan dalam memberikan kehidupan yang lebih baik
bagi warga negaranya.
Peran dan kedudukan warga negara dalam suatu negara sangat dibutuhkan
untuk menjalankan sebah negara. Kaitanya dengan Negara Indonesia yang
multikultural di butuhkan partisipasi warga negara yang baik tentunya warga negara
yang memiliki rasa cinta tanah air dan memiliki wawasan kebangsaan yang bagus,
agar dapat menjadi pelindung dan pengembang Negara Indonesia kearah yang lebih
baik.
Definisi warga negara menurut UUD 1945 dalam Pasal 26 yang dikatakan
menjadi warga negara adalah sebagai berikut:
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal
di Indonesia.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang
2
Indonesia asli adalah golongan-golongan orang-orang yang mendiami Bumi
Nusantara secara turun temurun sejak zaman tandum. Pengertian warga Negara secara
umum adalah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan,
tempat lahir dan sebagainya, yang memiliki kewajiban dan hak penuh sebagai
seorang warga negara dari negara itu. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994 ).
1. Penduduk, yaitu orang-orang yang memiliki domisili atau tempat tinggal tetap di
wilayah negara itu, yang dapat dibedakan warga negara dan Warga
Negara Asing (WNA).
2. Bukan penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara
bersifat sementara sesuai dengan visa yang diberikan oleh negara
(kantor imigrasi) yang bersangkutan, seperti turis.
3
kewarganegaraan, hak ini berarti warga negara berhak mendapatkan penghidupan
yang layak, jaminan keamanan, perlindungan hukum dan lain sebagainya.
Diantara hak-hak warga Negara yang dijamin dalam UUD adalah hak asasi
manusia yang rumusan lengkapnya tertuang dalam pasal 28 UUD.
HAM merupakan hak dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya
kodrati, universal dan abadi sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa dan berfungsi
untuk menjamin kelangsungan hidup, kemerdekaan, perkembangan manusia dan
masyarakat yang tidak boleh diabaikan, dirampas atau diganggu gugat oleh
siapapun. Sedangkan dalam UndangUndang nomor 39 tahun 1999 ditegaskan
HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia
sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrahNya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
2. Pengertian kewajiban
Kewajiban adalah suatu hal yang wajib kita lakukan demi mendapatkan hak
atau wewenang kita. Bisa jadi kewajiban merupakan hal yang harus kita lakukan
karena sudah mendapatkan hak, tergantung situasinya. Sebagai warga negara kita
wajib melaksanakan peran sebagai warga negara sesuai kemampuan masing-
masing supaya mendapatkan hak kita sebagai warga negara yang baik.
3. Warga Negara
Warga negara merupakan orang-orang yang menjadi bagian dari suatu
penduduk yang menjadi unsure Negara. A.S. Hikam mendefinisikan bahwa
warganegara yang merupakan terjemahan dari citizenship adalah anggota dari
sebuah komunitas yang membentuk Negara Secara singkat, Koerniatmo S. juga
mendefinisikan warga Negara sebagai anggota Negara. Sebagai anggota Negara,
warga Negara memiliki kedudukan khusus terhadap Negara. Ia memiliki
hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya.
Dalam konteks Indonesia, istilah warga Negara (sesuai dengan UUD 1945 pasal
26) yang dimaksudkan untuk bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga Negara. adapun Asas kewarganegaraan merupakan
anggota sebuah Negara yang mempunyai tanggung jawab dan hubungan timbal
balik terhadap negaranya. Setiap Negara mempunyai kebebasan dan kewenangan
untuk menentukan asas kewarganegaraan seseorang. Dalam menerapakan asas
4
kewarganegaraan ada dua pedoman yaitu asas kewarganegaraan yang berdasarkan
kelahiran dan asas kewarganegaraan yang berdasarkan perkawinan.
4. Hubungan Antara Hak dan Kewajiban
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terkait satu sam lain, sehingga
dalam praktik harus di jalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu
yang pantas dan mutlak untuk di dapatkan oleh individu sebagai anggota warga
Negara sejak masih berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakn
seuatu keharusan/kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai
anggota warga Negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan
pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara
seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu permasalahan yang
akan menimbulkan gejola masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik
dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, maupun bernegara
Berikut adalah hak dan kewajiban warga Negara berdasarkan UUD 1945:
5
1. Pembukaan UUD NRI 1945, hak warga Negara untuk merdeka dan bebas dari
penjajahan. Hal ini tercantum jelas dalam pembukaan UUD 1945 karena
Indonesia mendukung penghapusan penjajahan di dunia yang tidak
berkeperimanusiaan dan berperi keadilan.
2. Pasal 6 ayat 1 UUD NRI 1945, hak warga Negara untuk menjadi presiden dan
wakil presiden. Setiap warga Negara Indonesia berhak untuk menjadi presiden
dan wakil presiden yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam undang-
undang.
3. Pasal 23A UUD NRI 1945, kewajiban Negara membayar pajak terhadap
Negara. Negara berhak untuk memungut pajak dan pungutan resmi lainnya
kepada warga Negara sesuai dengan undang-undang yang berlaku di
Indonesia.
4. Pasal 26 ayat (1), yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga Negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai
kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.
5. Pasal 27 ayat (1), segala warga Negara bersamaan dengan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu. Pada ayat (2), tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
6. Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
7. Pasal 30 ayat (1), hak dan kewajiban warga Negara untuk ikut serta dalam
pebelaan Negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur
dengan undang-undang.
8. Pasal 27 ayat (1) UUD NRI 1945, hak warga Negara untuk memiliki
kedudukan sama dalam hukum. Hukum berlaku bagi semua warga Negara
tanpa kecuali.
9. Pasal 27 ayat (1) UUD NRI 1945, kewajiban warga Negara untuk menjunjung
tinggi hukum. Warga Negara wajib untuk mematuhi hukum yang berlaku di
Indonesia.
10. Pasal 27 ayat (1) UUD NRI 1945, hak warga Negara untuk mendapatkan
penghidupan yang layak dan mengusahakan suatu usaha untuk mencapai
tujuan tersebut.
6
Asas Kewarganegaraan
7
permasalahan. Banyak orang tak berkewarganegaraan menjadi korban dari
pemindahan paksa. Orang-orang yang terusir dari kampung halamannya cenderung
rawan menjadi tak berkewarganegaraan dan kehilangan kewarganegaraannya,
terutama jika kepindahan mereka diikuti dengan pemetaan ulang batas wilayah negara
mereka. Pada umumnya, keadaan tak berkewarganegaraan dapat disebabkan oleh
berbagai hal, diantaranya adalah karena :
a. Konflik Hukum
Konflik hukum yang dimaksud ini adalah konflik hukum terkait dengan
pembatalan kewarganegaraan. Beberapa negara mempunyai hukum
kewarganegaraan yang mengijinkan warganya untuk menanggalkan
kewarganegaraannya tanpa terlibih dahulu memperoleh atau mendapat jaminan
perolehan kewarganegaraan lain. Hal ini sering berakibat pada keadaan tak
berkewarnegaraan.
b. Perubahan Wilayah Negara
Peralihan wilayah atau kedaulatan suatu negara sudah lama menjadi penyebab
terjadinya ke-takberkewarganegaraan. Hukum kewarganegaraan dan
pelaksanaannya biasanya berubah saat negara mengalami perubahan wilayah atau
kedaulatan seperti saat negara merdeka dari kekuasaan penjajah, setelah negara
bubar, jika suatu negara atau negara-negara baru muncul setelah negara bubar, atau
jika negara dipulihkan kembali setelah dibubarkan selama beberap waktu.
c. Hukum Perkawinan
Beberapa negara secara otomatis merubah status kewarganegaraan seorang
perempuan pada saat ia menikah dengan seorang non warganegara. Perempuan
demikian dapat menjadi tak berkewarganegaraan jika dia tidak segera memperoleh
kewarganegaraan suaminya secara otomatis, atau jika suaminya tak
berkewarganegaraan.
d. Prosedur administrasi
Ada banyak ketentuan administrasi dan prosedur yang terkait dengan
perolehan, pemulihan dan lepasnya kewarganegaraan. Walaupun seseorang sudah
layak mengajukan permohonan untuk memperoleh kewarganegaraan – bahkan, jika
seseorang telah berhasil mengajukan permohonan kewarganegaraan, namun biaya
administrasi, waktu tenggat yang terlalu ketat, dan/atau ketidakmampuan untuk
memberikan dokumen yang diinginkan karena masih dipegang oleh negara
8
kewarganegaraan sebelumnya, semuanya dapat mencegah seseorang untuk
memperoleh kewarganegaraan.
e. Diskriminasi
Salah satu prinsip yang membatasi wewenang negara untuk memberikan atau
menolak kewarganegaraan seseorang adalah larangan terhadap diskriminasi ras.
Prinsip ini tercermin dalam Konvensi tentang penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Ras maupun dalam perangkat-perangkat lain. Diskriminasi
berdasarkan ras, warna kulit, suku, agama, jender, pendapat politik, atau faktor-
faktor lain yang dilakukan secara terbuka atau dibuat seenaknya menjadi hukum
atau pada saat pelaksanaannya. Suatu hukum dapat dikatakan diskriminatifjika
mengandung kata-kata yang bersifat prasangka atau jika pelaksanaan
hukum tersebut mengakibatkan perlakuan diskriminatif.
f. Tidak mempunyai surat kelahiran
Internasional tentang Hak Sipil dan Politik dan Konvensi hak Anak
menyatakan bahwa setiap anak, dimanapun dilahirkan, harus segera didaftarkan
setelah lahir. Setiap anak mempunyai hak untuk memperoleh kewarganegaraan.
Kewarganegaraan seorang anak akan ditentukan menurut hukum dari negara yang
bersangkutan; dan semua negara memerlukan penjelasan tentang dimana anak itu
dilahirkan dan dari siapa dilahirkan. Tanpa bukti kelahiran ini, atau tanpa adanya
pendaftaran kelahiran yang diakui, maka sulit bagi anak untuk menegaskan
identitas diri serta memperoleh kewarganegaraan.
g. Pembatalan kewarganegaraan oleh negara
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa tak seorangpun
dapat dicabut kewarganegaraannya secara sewenang-wenang. Konvensi 1961 dan
Konvensi Kewarganegaraan Eropa 1997 secara tegas membatasi wewenang negara
yang dapat membuat seseorang kehilangan kewarganegaraannya. Kehilangan
kewarganegaraan demikian harus disertai jaminan prosedur yang lengkap dan tidak
mengakibatkan ke-tak berkewarganegaraan. Hilangnya kewarganegaraan
seseorang terjadi ketika negara membatalkan warga negara seseorang karena
negara sedang melaksanakan prosedur yang diskriminatif. Tindakan ini biasanya
diikuti dengan pengusiran orang tersebut.
2. Status kewarganegaraan
9
• Apatride: istilah untuk orang-orang yang tdk memiliki status kewarganegaraan
(dwi kewarganegaraan)
10
6. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
8. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara
11
2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang
yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
3. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari presiden;
4. Secara sukarela masuk dalam dinas Negara asing, yang jabaatan dalam dinas
semacam itu di Indonesia sesuai dengan keteneuan peraturan perundang-undangan
hanya dapat dijabat oleh warga Negara Indonesia (antara lain pegawai negeri,
pejabat Negara, dan intelijen);
5. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji kepada Negara asing
atau bagian dari Negara asing tersebut (adalah wilayah yuridiksi Negara asing
yang bersangkutan);
6. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu Negara asing;
7. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari Negara asing atau surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
Negara lain atas namanya;atau
8. Bertempat tinggal di luar wilayah Negara R.I. selama 5 (lima) tahun terus menerus
bukan dalam rangka dinas Negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja
tidak menyatakan keinginannya untuk tetep menjadi warga Negara Indonesia
sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir (yang dimaksud alasan yang sah
adalah alasan yang diakibatkan oleh kondisi diluar kemampuan yang
bersangkutan sehingga ia tidak dapat menyatakan keinginanuntuk tetap menjadi
warga Negara Indonesia, antara lain karena keterbatasan mobilitas yang
bersangkutan,akibat paspornya tidak berada dalam penguasa yang bersangkutan,
pemberitaan pejabat tidak diterima).
b. Kehilangan Kewarganegaran R.I atas permohonan
Warga Negara Indonesia dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh
presiden atas permohonannya sendiri, apabila yang bersangkutan sudah berusia 18
(delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal diluar negeri dan dengan
dinyatakan hilang kewarganegaraan R.I. tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
Permohonan kehilangan kewarganegaraan dimaksud diajukan secara tertulis oleh
yang bersangkutan kepada presiden atau menteri. Permohonan dibuat dalam bahasa
Indonesia diatas kertas bermaterai cukup dan sekurang-kurangnya memuat (a)
nama lengkap (b) tempat dan tanggal lahir; (c) alamat tempat tinggal; (d) pekerjaan
(e) jenis kelamin (f) status perkawinan pemohon; dan (g) alasan permohonan.
12
Permohonan disampaikan kepada perwaklan Republik Indonesia (perwakilan R.I.)
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon , disertai lampiran.
2. Pembatalan Kewarganegaraan Republik Indonesia
Sesuai Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan
republik Indonesia pasal 28 “Setiap oramng yang memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia berdasarkan keterangan yang kemudian dinyatakan palsu atau
dipalsukan, tidak benar, atau terjadi kekeliruan mengenai orangnya oleh instansi yang
berwenang, dinyatakan batalkewarganegaraannya”. Pernyataan keterangan palsu atau
dipalsukan, tidak benar atau terjadi kekeliruan mengenai orang yang didasarkan pada
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Berdasarkan
putusan pengadilan, Menteri menyampaikan kepada presiden untuk membatalkan
kewarganegaraan R.I. dalam hal kewarganegaraan R.I. berdasarkan keputusan
menteri, pembatalannya ditetapkan dengan keputusan menteri.
D. Kesimpulan
1. Warga negara adalah orang Indonesia asli dan orang bangsa lain yang disahkan
dengan undang-undang sebagai warga negara. Sedangkan Penduduk adalah warga
negara Indonesia dan orang asing yang berada di Indonesia.
2. Hak adalah sesuatu yang pantas dan mutlak didapatkan oleh seluruh warganegara
sejak dalam masa kandungan sekalipun. Dan kewajiban adalah tugas dan tuntutan
yang harus ditunaikan oleh seluruh warga negara berkaitan dengan ketentuan yang
telah berlaku baik secara hukum dan tatanan ketatanegaraan. Hak dan kewajiban
warganegara telah diatur dan tercantum dengan sangat jelas dalam undang-undang
dasar 1945 yang menyatakan bahwa tiap warganegara berhak mendapatkan dan
atas kehidupan dan penghidupan yang layak serta pekerjaan bagi kemanusiaan.
Artinya pemerintah bertanggung jawab penuh dengan ketersediannya lapangan
pekerjaan sehingga semua warganegara dapat menghidupi kehidupannya degan
layak.
3. Asas kewarganegaraan adalah dasar hukum bagi kewarganegaraan bagi penduduk
atau warga yang berada di sebuah negara. Asas kewarganegaraan mencakup: Asas
kelahiran (ius soli), Asas Keturunan (Ius Sanguinis), Asas Kewarganegaraan
Tunggal, dan Asas Kewarganegaraan Terbatas.
13
4. Masalah kewarganegaraan walaupun sudah diatur oleh hukum kewarganegaraan
nasional maupun hukum internasional, ternyata masih banyak menyisakan
berbagai permasalahan. Salah satu contohnya yaitu konflik hukum dimana bisa
mengakibatkan keadaan tidak berkewarganegaraan. Tanpa adanya
kewarganegaraan maka seseorang tidak dapat memperoleh perlindungan dari
negara. Seseorang yang tidak memiliki kewarganegaraan disebut dengan aptride.
Oleh karena itu sebuah status kewarganegaraan sangatlah penting.
5. Tata cara kewarganegaraan Republik Indonesia dapat juga diperoleh melalui
pewarganegaraan. Batas minimal usia pada orang yang mengajukan berusia 18
tahun atau telah menikah. Paling singkat 5 (lima) tahun atau 10 tahun tinggal di
salah salah satu wilayah negara Republik Indonesia untuk bisa mengajukan surat
permohonan dan Sehat jasmani dan rohani.
6. Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia dapat terjadi karena dua hal
yang pertama kehilangan Kewarganegaraan RI dengan sendirinya dan Kehilangan
Kewarganegaraan RI dengan Permohonan.
14
E. Daftar Pustaka
Yasin, J. (n.d.). HAK ASASI MANUSIA DAN HAK SERTA KEWAJIBAN WARGA NEGARA
DALAM HUKUM POSITIF INDONESIA.
Finaka, A. W. (2021). Syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan RI. indonesiabaik.id.
PP No.2 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan dan
Memperoleh Kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia
15