Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pendidikan
Pancasila
Dosen Pengampu : Abdul Basit Amarullah ,M.Pd.
Oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat allah SWT. atas berkat rahmat dan karunia-
Nya. Kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kewarganegaraan” , sesuai
harapan.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Abdul Basit Amarulloh, M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah banyak memberikan motivasi
dan petunjuk kepada kami dalam pembuatan makalah ini.
Oleh karenanya, jika terdapat kesalahan maupun kekurangan dalam isi makalah ini kami
meminta maaf dan memohon kritik dan sarannya yang bersifat membangun untuk pembuatan
makalah yang lebih baik lagi nantinya. Kami berharap semoga segala sesuatu dan informasi
yang ada didalam makalah ini tidak hanya bermanfaat untuk kami melainkan juga untuk kita
semua yang membacanya.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan Penulis...................................................................................... 1
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Warga Negara………………….......................................... 2
B. Pengertian Kewarganegaraan………………….....................................3
C. Asas-Asas Kewarganegaraan………………………………………….4
D. Cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan………………...5
E. Hak dan Kewajiban Kewarganegaraan………………………..………6
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah suatu suatu unsur bagi terbentuknya suatu negara, disamping unsur wiayah dan
unsur pemerintah. Suatu negara tidak akan terbentuk tanpa adanya rakyat, walaupun
mempunyai wilayah tertentu dan pemerintahan yang berdaulat. Rakyat yang tinggal di
wilayah negara menjadi penduduk negara yang bersangkutan. Warga negara adalah
bagian dari penduduk suatu negara. Warga negara memiliki hubungan dengan negaranya.
Kedudukannya sebagai warga negara menciptakan berupa hak dan kewajiban yang
bersifat timbal balik. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap
negaranya. Sebaliknya negara juga mempunyai hak dan kewajiban terhadap warganya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Warga Negara?
2. Apa pengertian Kewarganegaraan?
3. Apa saja Asas-Asas Kewarganegaraan?
4. Bagaimana cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan?
5. Apa saja Hak dan Kewajiban kewarganegaraan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Warga Negara
2. Untuk mengetahui pengertian Kewarganegaraan
3. Untuk mengetahui Asas-Asas Kewarganegaraan
4. Untuk mengetahui cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan
5. Untuk mengetahui Hak dan Kewajiban kewarganegaraan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Titik Triwulan Tutik, konstruksi hukum Tata Negara Indonesia Pasca-Amandemen, … …, h.
303.
2
Dede Rosyada, dkk., (ed.) pendidikan kewarganegaraan (civil education): Demokrasi, Hak
Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, (Ciputat Jakarta Selatan: ICCE UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2003), h. 74
2
adalah orang-orang bangsa indonesia adalah orang-orang bangsa indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara
Indonesia.
2. Pengertian Kewarganegaraan
Kewarganegaraan memiliki keanggotaan yang menunjukan hubungan atau ikatan
antar negara dan warga negara. Kewarganegaraan adalah segala hal yang berhubungan
dengan negara. Pengertian kewarganegaraan dibedakan menjadi dua yaitu:3
a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis Kewargangaraan dalam arti yuridis ditandai
dengan adanya ikatan hukum antara orang-orang dan negara. Adanya ikatan hukum itu
menimbulkan akibat-akibat tertentu, yaitu orang tersebut berada di bawah kekuasaan
negara yang bersangkutan. Tanda dari adanya ikatan hukum misalnya akta kelahiran,
surat pernyataan, bukti kewarganegaraan, dan sebagainya.
b. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis Kewarganegaraan dalam arti sosiologis
tidak di tandai dengan ikatan hukum, tetapi ikatan emosional, seperti ikatan perasaan,
ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah, dan ikatan tanah air. Dengan kata lain
ikatan ini lahir dari penghayatan warga negara bersangkutan. Pada dasar status
kewarganegaraan seseorang memiliki dua aspek, yaitu : (1) Aspek Hukum, dimana
kewarganegaraan merupakan suatu status hukum kewarganegaraan, khususnya dibidang
hukum publik, 52 yang dimiliki warga negara dan yang tidak dimiliki orang asing.
Contohnya yaitu adalah hak pilih aktif dan pasif. Sedangkan kewajiban warga negara
misalnya kewajiban membela negara dari serangan negara lain; dan (2) Aspek Sosial,
dimana kewarganegaraan merupakan suatu keanggotaan suatu bangsa tertentu, yakni
sekumpulan manusia yang terikat suatu dengan lainnya karena kesatuan bahasa,
kehidupan sosial budaya serta kesadaran nasional.4
3
Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, Civic Education Antara Realitas Politik dan Implementasi
Hukumnya,… …, h.97.
4
Titik Triwulan Tutik, konstruksi hukum Tata Negara, … …, h. 305
3
3. Asas-Asas Kewarganegaraan
1. Asas ius sanguinis atau (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara
tempat kelahiran. Secara sederhana, dengan asas ini, kewarganegaraan seorang
anak ditentukan berdasarkan kewargangeraan orang tuanya.
2. Asas ius soli atau (law of the soil) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan tempat kelahiran. Di Indonesia, asas ini
diberlakukan secara terbatas bagi anak-anak yang kemudian peraturannya diatur
lebih rinci dalam undang-undang.
Penting untuk diketahui bahwa kewarganegaraan ganda atau bipatride serta tanpa
kewarganegaraan atau apatride tidak kenal dalam undang-undang. Namun, status
kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak merupakan suatu pengecualian
khusus.5
5
Tim Hukumonline “ Asas-Asas Kewarganegaraan yang Berlaku di Indonesia”,
Hukumonline.com, April 18, 2023,
https://www.hukumonline.com/berita/a/asas-asas-kewarganegaraan-lt643e042404dfc/
4
4. Cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan
5
5. Hak dan Kewajiban Kewarganegaraan
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima
atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga
yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya..
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi
terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga
negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi
pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam
menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi
lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat
itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk
memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan antara
hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan sosial yang
berkepanjangan.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya. Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan
kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan-aturan yang
berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat
akan aman sejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang.
Apabila masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan
pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih
memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat, sampai saat ini
masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita sebagai
warga negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan
merubahnya untuk mendapatkan hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita
sebagai rakyat Indonesia.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan
bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
6
pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam
undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi.
Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita. Harus
menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu
dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan seimbang. Dengan memperhatikan
rakyat-rakyat kecil yang selama ini kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan
hak-haknya.
1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara dan
negara pada umumnya berupa peranan (role).
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara Indonesia
tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
a. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk
hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).
c. Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan Berkembang”
7
e. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
f. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
g. Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak,
h. Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).
1. Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi:
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”.
3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan;
8
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
5. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1)
UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.”
Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan
30, yaitu :
1.) Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan
dengan undang-undang.
2.) Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di
dalam
hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada
ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
3.) Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4.) Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan
undang-undang.6
6
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, “Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia”,
Lembaga Negara Pengawal Konstitusi, Agustus 11, 2015,
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11732
9
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Warga negara adalah orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi
merupakan anggota dari suatu negara tertentu. Mereka memberikann kesetiaannya pada
negara itu, menerima perlindungan darinya, serta menikmatii hak untuk ikut serta dalam
proses politik. Mereka mempunyai hubungan secara hukum yang tidak terputus dengan
negaranya meskipun yang bersangkutan telah didomisili diluar negeri, asalkan ia tidak
memutuskan kewarganegaraannya.
Asas ius solidan asas ius sanguinis dianggap sebagai asas yang utama dalam
menentukan status hukum kewarganegaraan. Pada sekarang ini umumnya negara
menganut kedua asas tersebut secara simultan.
10
Negara-negara imigran yaitu negara yang sebagian besar warganya merupakan
kaum pendatang atau cenderung didatangi orang asing, maka kecenderungannya
menggunakan asas ius soli sebagai asas kewarganegaraannya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Titik Triwulan Tutik (2015), konstruksi hukum Tata Negara Indonesia Pasca-
Amandemen, Jakarta: Prenadamedia
Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi (2010), Civic Education Antara Realitas Politik dan
Implementasi Hukumnya, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
iii