Penulis
Nama : Fitriani
NPM : 2116031086
PS : Ilmu Komunikasi
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Hak dan Kewajiban
Warga Negara Dalam Kebebasan Berpendapat" dengan tepat waktu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…....................................................................................... i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah
(governed) oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga
negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui
penguasaannya (control) monopolistis terhadap kekuasaan yang sah
(Budiardjo, 2008: 49). Unsur terbentuknya negara terdiri dari rakyat, wilayah,
pemerintah yang berdaulat, dan pengakuan dari negara lain. Menurut AS
Hikam, mendefinisikan warga negara sebagai terjemahan dari citizenship,
yaitu anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri.
Pengertian warga negara secara umum adalah bahwa warga negara
merupakan anggota negara yang mempunyai kedudukan khusus terhadap
negaranya, ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal
balik terhadap negaranya. Berdasarkan pada pengertian tersebut, maka warga
negara memiliki hak dan kewajiban yang diatur dalam undang-undang 1945.
Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan berhak diterima oleh
seseorang atau individu sebagai warga negara yang dilindungi. Dalam kamus
besar Bahasa Indonesia, hak adalah sesuatu yang benar, milik, kepunyaan,
kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh
undang-undang, aturan dan sebagainya), kekuasaan yang benar atas sesuatu,
derajat atau martabat. Sedangkan kewajiban adalah tugas yang harus
ditunaikan oleh seorang individu sebagai warga negara yang baik dan patuh
kepada pemerintah dan bangsa.
Seorang warga negara yang bertanggung jawab akan melaksanakan dan
mempertanggungjawabkan hak dan kewajibannya sejalan dengan peraturan
yang berlaku.
Kebebasan berpendapat merupakan salah satu hak asasi yang dimiliki
oleh setiap warga negara dan merupakan hak konstitusional yang dijamin oleh
negara, yaitu termuat dalam perubahaan keempat Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28E ayat (3) yang berbunyi bahwa
“setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.” Kebebasan berpendapat di Indonesia hampir tidak
terealisasikan dengan baik sesuai dengan apa yang terkandung dalam
Pancasila. Bagi sebuah negara yang saat ini berkembang, kebebasan
berpendapat sangat diperlukan agar negara dapat terus berkembang menuju
negara yang memiliki sistem demokrasi yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian hak dan kewajiban warga negara ?
2. Apakah pengertian kebebasan berpendapat dan apa pentingnya
kebebasan berpendapat bagi warga negara ?
3. Bagaimana pelaksanaan kebebasan berpendapat di Indonesia ?
C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini yaitu agar dapat mengetahui mengenai
hak dan kewajiban warga negara serta kebebasan berpendapat dan
pelaksanaanya di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4. Penyalahgunaan kekuasaan
Contohnya seperti pada kekuasaan di dalam perusahaan. Para
pengusaha yang tidak memedulikan hak-hak buruhnya yang jelas
melanggar hak warga negara. Oleh karena itu, setiap penyalahgunaan
kekuasaan mendorong timbulnya pelanggaran hak dan kewajiban warga
negara.
5. Ketidaktegasan aparat penegak hukum
Jika sangsi yang diberikan tidak tegas maka para pelaku tidak akan
merasa jera. Selain itu, aparat penegak hukum yang bertindak sewenang-
wenang juga merupakan bentuk pelanggaran hak warga negara dan
menjadi contoh yang tidak baik, serta dapat mendorong timbulnya
pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya.
6. Penyalahgunaan teknologi
Apabila kita tidak memanfaatkan kemajuan teknologi untuk hal-hal
yang sesuai aturan atau untuk hal-hal baik, tentu saja akan menjadi
penyebab timbulnya pelanggaran hak warga negara.
Untuk mengatasi berbagai pelanggaran hak dan kewajiban warga
negara diperlukan tindakan penegakan supremasi hukum dan demokrasi,
para pejabat penegak hukum harus dapat memenuhi kewajiban dengan
memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat, memberikan
perlindungan kepada setiap orang dari perbuatan melawan hukum, dan
menghindari tindakan kekerasan yang melawan hukum dalam rangka
menegakkan hukum, kemudian mengoptimalkan peran lembaga-lembaga
selain lembaga tinggi negara yang berwenang dalam penegakan hak dan
kewajiban warga negara seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia (Komnas HAM), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI),
dan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas
Perempuan) Serta sebagai warga negara kita harus menghormati keberadaan
orang lain secara keseluruhan. Sikap tersebut dapat ditampilkan dalam
perilaku di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.
B. Kebebasan Berpendapat
Kebebasan berekspresi dan berpendapat dimaknai sebagai hak yang
melekat pada setiap manusia, untuk memiliki. Kebebasan berekspresi
digunakan untuk menyampaikan pandangan dan pendapat, baik antar
individu atau kelompok (Wiratraman, 51: 2016). Kebebasan berpendapat
adalah hak setiap warga negara untuk menyampaikan pikiran melalui lisan,
tulisan, dan sebagainya secara bebas dan bertanggung jawab sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal tersebut berarti
setiap warga negara, baik secara perseorangan maupun kelompok, bebas
menyampaikan pendapat. Penyampaian pendapat yang dilakukan dapat
melalui beberapa cara, yaitu lisan (pidato, dialog, diskusi), tulisan (petisi,
gambar, pamflet, poster, brosur, selebaran atau spanduk), serta cara lain
(mogok makan, mogok bicara, atau mogok kerja). Dalam pelaksanaan
kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum harus berlandaskan
asas keseimbangan antara hak dan kewajiban, asas musyawarah dan mufakat,
asas kepastian hukum dan keadilan, serta asas proporsionalitas
(keseimbangan).
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suatu negara tentu memiliki hak dan kewajiban bagi warga
negaranya. Hak warga negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh
warga negara guna melakukan sesuatu sesuai peraturan perundang-
undangan. Sedangkan Kewajiban warga negara adalah suatu keharusan yang
tidak boleh ditinggalkan oleh warga negara dalam kehidupan bermasyarkat
berbangsa dan bernegara. Hak warga negara telah diatur dalam Undang-
Undang Dasar 1945, yaitu dalam pasal 26 sampai pasal 34.
Dalam hak dan kewajiban warga negara juga terdapat terjadi
pelanggaran yang disebabkan oleh sikap egois, rendahnya kesadaran
berbangsa dan bernegara, sikap tidak toleran, penyalahgunaan kekuasaan,
ketidaktegasan apparat penegak hukum dan penyalahgunaan teknologi.
Berbagai pelanggaran tersebut dapat diatasi dengan menegakkan supremasi
hukum dan demokrasi, mengoptimalkan peran Lembaga yang berwenang
dalam hak dan kewajiban warga negara, serta menghormati keberadaan orang
lain.
Kebebasan berpendapat adalah hak setiap warga negara untuk
menyampaikan pikiran melalui lisan, tulisan, dan sebagainya secara bebas
dan bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Penyampaian pendapat dapat dilakukan dengan
lisan, tulisan, dan cara lainnya. Pelaksanaan mengemukakan pendapat di
muka umum harus berlandaskan asas keseimbangan antara hak dan
kewajiban, asas musyawarah dan mufakat, asas kepastian hukum dan
keadilan, serta asas proporsionalitas (keseimbangan). Hak kebebasan
berekspresi dan berpendapat di Indonesia diatur dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 28, Pasal 28 E,
dan Pasal 28F. Kebebasan menyampaikan pendapat memiliki beberapa
tujuan, salah satunya yaitu untuk mewujudkan kebebasan yang bertanggun
jawab sebagai salah satu pelaksanaan HAM sesuai dengan Pancasila dan
UUD 1945. Di Indonesia kebebasan perpendapat dimuka umum telah diatur
secara khusus dalam UU no. 9 tahun 1998, UU Pasal 28, 28E dan 28F, serta
Undang-Undang nomor 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia, dalam
pasal 14, 23, 24, dan 25.
Kebebasan berpendapat di Indonesia saat ini sudah dipandang tinggi
dan juga sudah mulai muncul berbagai organisasi yang bergerak dalam
kebebasan hak untuk berpendapat. Proses kebebasan berpendapat di
Indonesia tidak lepas dari adanya penyalahgunaan kebebasan berpendapat
sehingga dapat menimbulkan perpecahan. Di Indonesia, hak atas kebebasan
ekspresi dan berpendapat tidak berlaku absolut (dapat dibatasi) yang diatur
dalam beberapa undang-undang. Di antaranya Undang-Undang Kebebasan
Informasi, Undang-Undang Intelijen, Undang-Undang Pornografi.
B. Saran
Dalam menyampaikan pendapat hendaknya kita mengikuti aturan yang
ada sehingga tidak akan menimbulkan perpecahan dan juga kita harus
menghormati hak orang lain.
7
DAFTAR PUSTAKA