Disusun oleh :
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB 1.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1. LATAR BELAKANG..................................................................................................................4
1.2. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................4
1.3. TUJUAN PENULISAN...............................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
KAJIAN TEORI.....................................................................................................................................6
2.1. PENGERTIAN HAK , KEWAJIBAN DAN WARGANEGARA.........................................................6
BAB III..................................................................................................................................................13
3.1. PENGERTIAN HAK, KEWAJIBAN, DAN WARGA NEGARA.......................................................13
3.2. HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA/ PEMERINTAH....................................................................13
PEMBAHASAAN...............................................................................................................................13
BAB IV..................................................................................................................................................15
PENUTUP.........................................................................................................................................15
4.1. KESIMPULAN........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain , sehingga
dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang . Hak merupakan segala sesuatu yang
pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak
masih berada dalam kandungan , sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan /
kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna
mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut .
Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara seimbang dalam praktik kehidupan , maka
akan terjadi suatu ketimpangan yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam
pelaksanaan kehidupan individu baik dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa ,
maupun bernegara .
Dewasa ini sering terlihat ketimpangan antara hak dan kewajiban , terutama
dalam bidang lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak bagi setiap warga
negara . Lapangan pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hal yang
perlu diperhatikan . Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 menjelaskan bahwa “ Tiap - tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Secara
garis besar dapat dijelaskan bahwa pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak
merupakan hak untuk setiap warga negara sebagai salah satu tanda adanya
perikemanusiaan . Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna
menghasilkan pendapatan yang akan digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang
layak . Penghidupan yang layak diartikan sebagai kemampuan dalam melakukan
pemenuhan kebutuhan dasar , seperti : pangan , sandang , dan papan .
Pada era globalisasi ini sering terlihat tingginya angka akan tuntutan hak tanpa
diimbangi dengan kewajiban . Oleh karena itu diharapkan dengan adanya makalah ini
pembaca dapat mengerti hak dan kewajiban warganegara Indonesia lalu menggunakan
sekaligus melakukan hak dan kewajibannya secara berimbang.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada makalah dtitujukan untuk merumuskan permasalahan
yang akan dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah, sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud Hak, Kewajiban, dan Warga Negara?
2. Siapakah yang berhak menjadi warga Negara Indonesia?
3. Apa saja Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara Indonesia?
4. Bagaimana kasus tentang Hak dan Kewajiban warganegara?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan dari dibahasnya
pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah . Adapun tujuan penulisan makalah,
sebagai berikut :
1. Memahami pengertian akan hak dan kewajiban warga negara.
2. Memahami siapa – siapa saja yang memiliki hak menjadi warga negara
Indonesia.
3. Mengetahui tentang apa saja yang menjadi Hak dan Kewajiban sebagai
warga Indonesia.
4. Mengetahui berbagai masalah tentang Hak dan Kewajiban warganegara
di Indonesia
BAB II
KAJIAN TEORI
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima
atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga
yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
Hak searah atau relatif, muncul dalam hukum perikatan atau perjanjian. Misal
menagih atau melunasi prestasi. Hak jamak arah atau absolut, terdiri dari :
Hak dalam HTN (Hukum Tata Negara) pada penguasa menagih pajak, pada warga
hak asasi;
Hak kepribadian, hak atas kehidupan, hak tubuh, hak kehormatan dan kebebasan;
Hak kekeluargaan, hak suami istri, hak orang tua, hak anak;
Hak atas objek imateriel, hak cipta, merek dan paten.
b. Pengertian Kewajiban
1. Menurut Prof. Dr. Notonegoro
Kewajiban berasal dari kata wajib. Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu
yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh
pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang
berkepentingan. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan.
2. Menurut Curzon
Kewajiban mutlak, tertuju kepada diri sendiri maka tidak berpasangan dengan hak
dan nisbi melibatkan hak di lain pihak;
Kewajiban publik, dakam hukum publik yang berkorelasi dengan hak publik ialah
wajib mematuhi hak publik dan kewajiban perdata timbul dari perjanjian berkorelasi
dengan hak perdata;
Kewajiban positif, menghendaki dilakukan sesuatu dan kewajiban negatif, tidak
melakukan sesuatu;
Kewajiban universal atau umum, ditujukan kepada semua warga negara atau secara
umum, ditujukan kepada golongan tertentu dan kewajiban khusus, timbul dari
bidang hukum tertentu, perjanjian;
Kewajiban primer, tidak timbul dari perbuatan melawan hukum, misal kewajiban
untuk tidak mencemarkan nama baik dan kewajiban yang bersifat memberi sanksi,
timbul dari perbuatan melawan hukum misal membayar kerugian dalam hukum
perdata.
c. Pengertian Warganegara
A.S Hikam (2000)mendefenisikan Warga Negara (citizenship) adalah anggota dari sebuah
komunitas yang membentuk itu sendiri.
BAB III
PEMBAHASAAN
Membayar pajak.
Membela pertahanan dan keamanan.
Menghormati hak asasi.
Menjunjung hukum dan pemerintahan.
Ikut serta membela negara.
Tunduk pada pembatasan yang ditetapkan oleh UU.
Wajib mengikuti pendidikan dasar.
Berikut adalah isi dari pasal yang menyatakan HAK dan KEWAJIBAN warga Negara dalam
UUD 1945:
Pasal 26 ayat 1 yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
Negara pada ayat 2, syarat –syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dgn
undang-undang.
Pasal 27 ayat 1 bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukan nya didalam
hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya. Pada ayat 2 disebutkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28 disebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dgn lisan dan sebagainya ditetapkan dgn undang-undang.
Pasal 30 ayat 1 bahwa hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara dan ayat 2 mengatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan
UU.
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah
Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk
menurut Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang
ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai
tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara itu.
Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah
sebuah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat
kelahiran, dan sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai
seorang warga dari negara itu. Sedangkan menurut Dr. A.S. Hikam (2000), adalah
anggota dari sebuah komunitas yang membentuk itu sendiri. Beberapa pengertian
tentang warganegara juga diatur oleh UUD 1945, pasal 26 menyatakan : “ warga
negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang
sebagai warga negara”. Pasal 1 UU No. 22/1958, dan UU Np. 12/2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, menekankan kepada peraturan yang
menyatakan bahwa warga negara RI adalah orang yang berdasarkan perundang-
undangan dan atau perjanjian-perjanjian dan atau peraturan yang berlaku sejak
Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI.
Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab
kemajuan dan kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi
anggota atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh UU yang dibuat oleh
negara tersebut. Sebelum negara menentukan siapa yang menjadi warga negara,
maka negara harus mengakui bahwa setiap orang berhak memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak
kembali sebagaimana diatur pasal 28 E ayat (1) UUD 1945.
Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilayah negara
dapat diklasifikasikian menjadi :
Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara
sesuai dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal
sementara yang diberikan oleh pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan
negara melalui kantor imigrasi.
Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara,
digunakan 2 kriterium.
1. Kriterium kelahiran
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
a. Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius
Sanguinis. Di dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu
negara berdasarkan asas kewarganegaraan orang tuanya, di manapun ia
dilahirkan.
b. Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam
asas ini, seseorang memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara
tempat di mana dia dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga negara
dari negara tersebut.
Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan
mengutamakan salah satu, tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara Ius Soli
dan Ius Sanguinis akan menyebabkan terjadinya kewarganegaraan rangkap (bi-
patride) atau tidak mempunya kewarganegaraan sama sekali (a-patride).
Berhubungan dengan itu, maka untuk menentukan kewarga negaraan seseorang
digunakan 2 stelsel kewarganegaraan (di samping kedua asas di atas), yaitu stelsel
aktif dan stelsel pasif.
Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan dalam:
o Hak Opsi, ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel
aktif);
o Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel
pasif).
2. Naturalisasi atau pewarganegaraan, adalah suatu proses hukum yang
menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai
kewarganeraan negara lain
3.2 HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA/ PEMERINTAH
Hak dan kewajiban negara adalah menggambarkan apa yang seharusnya
diterima dan dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan
menjamin kelangsungan kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan
tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
1. Hak negara atau pemerintah adalah meliputi :
Menciptakan peraturan dan UU untuk ketertiban dan keamanan.
Melakukan monopoli sumber daya yang menguasai hajat hidup orang
banyak.
Memaksa warga negara taat akan hukum yang berlaku.
2. Kewajiban negara berdasarkan UUD 1945 :
a. Melindungi wilayah dan warga negara.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
e. Menjamin kemerdekaan penduduk memeluk agama.
f. Membiayai pendidikan dasar.
g. Menyelenggarakan sistem pendidikan nasional.
h. Memprioritaskan anggaran pendidikan minimal 20 % dari anggaran belanja
negara dan belanja daerah.
i. Memajukan pendidikan dan kebudayaan.
j. Mengembangkan sistem jaminan sosial.
k. Menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kebudayaan nasional.
l. Menguasai cabang-cabang produksi penting bagi negara dan menguasai
hidup orang banyak.
m. Menguasai bumi, air, dan kekayaan alam demi kemakmuran rakyat.
n. Memelihara fakir miskin.
o. Mengembangkan sistem jaminan sosial.
p. Menyediakan fasilitas layanan kesehatan dan publik yang layak.
2.3 KASUS HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA
Penetapan hak warga negara adalah hal mutlak yang harus mendapat perhatian
khusus dari negara sebagai jaminan di junjung tingginya sila ke-5 yaitu “Keadilan Sosial
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Pengakuan Hak sebagai warga negara indonesia dalam
konsepnya mendorong terciptanya suatu masyarakat yang tertata baik. Namun dalam
praktik atau kenyataannya hak warga negara justru hanya dijadikan slogan pemerintah
untuk menarik simpati warga negara dan diajak untuk “bermimpi” bisa mendapatkan
pengakuan akan hak – hak tersebut secara utuh. Misalnya saja hak warga negara untuk
mendapatkan penghidupan yang layak. Tentunya jika melihat kondisi rakyat di negara
Indonesia ini, hal itu hanya menjadi impian semata. Pengakuan hak hanya untuk warga
negara yang mampu membeli hak – hak tersebut dengan uang, jabatan dan kekuasaan.
Sedangkan untuk rakyat yang kurang beruntung kehidupannya hanya bisa menunggu
kapan mereka diperhatikan kesejahteraannya atau menunggu berubahnya kebijakan
pemerintah yang lebih memihak kepada mereka.
Memang didalam pelaksanaannya ada kecenderungan lebih mengutamakan hak – hak
dari pada kewajiban – kewajiban asasi warga negara. Ada kecenderungan menuntut hak
– hak yang berlebihan sehingga merugikan orang lain.penuntutan hak – hak yang
berlebih – lebihan atau tanpa batas akan merugikan orang lain yang memiliki hak yang
sama. Oleh sebab itu, pelaksanaan hak – hak warga negara perlu dibatasi, akan tetapi
tidak dihilangkan atau dihapuskan.
2. Perlindungan Hukum
Kita sebagai warga negara berhak mendapatkan Perlindungan Hukum tetapi
kenyataannya masih banyak dari kita yang belum mendapatkan perlindungan hukum
dengan baik. Contoh Kasus belakangan yang marak terjadi yaitu BEGAL!!! Dimana
pemerintah (dalam hal ini di wakilkan oleh APARAT KEAMANAN) lebih banyak
bertindak setelah adanya kejadian bukan sebelumnya kejadian.
3. Tragedi Trisakti
Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada 12 Mei 1998, terhadap
mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya.
Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta, Indonesia
serta puluhan lainnya luka. Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana, Heri
Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie. Mereka tewas tertembak di dalam
kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, leher, dan
dada.Tragedi ini jelas merupakan pelanggaran HAM dan Hak Warga Negara
khususnya.
4. Pergusuran Rumah
Penggusuran terhadap rumah warga selalu terjadi setiap tahun. Tata ruang
kota selalu menjadi alasan bagi pemerintah untuk melakukan kebijakan yang
merugikan bagi sebagian warga kota itu.Kebijakan pemerintah melakukan
penggusuran ini dinilai sebagai bentuk pelanggaran Hak Warga Negara. Beberapa
yang sudah di sebutkan tadi merupakan beberapa contoh dari sekian banyaknya
kasus pelanggaran Hak di Indonesia contohnya seperti Buruh Marsinah, dan Tragedi
Tanjung Priok serta masih banyak lagi.
Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara di Indonesia
Negara akan dapat berjalan dengan baik bila warga negaranya mendukung. Ada
beberapa hal yang merupakan kewajiban dari warga negara dan sebaliknya ada beberapa hal
yang menjadi kewajiban dari negara. Demikian pula dengan hak, ada beberapa hal yang
menjadi hak dari negara dan demikian pula ada beberapa hak yang menjadi hak dari warga
negara. Penjaminan hak dan kewajiban antara negara dan warga negara terdapat dalam
konstitusi negara, dalam hal ini UUD 1945. UUD 1945 adalah konstitusi Republik
Indonesia.
Pelaksanaan Hak dan kewajiban yang tidak seimbang, berimbang dan berat sebelah
menimbulkan pertikaian, konflik, permusuhan dan kekerasan. Nyatanya, didalam pelaksanaan
hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara tidak selalu berjalan dengan
mulus. Masih sering kita temui pelanggaran yang terjadi, terlebih didalam pelaksanan
kewajiban negara terhadap pelaksanaan hak-hak dasar warga negara. Berikut beberapa
contoh pelanggaran pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga
negara.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada didalam kandungan , sedangkan
kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran
sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan
pelaksanaan kewajiban tersebut . Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu
sama lain , sehingga dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang .
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “ Tiap – tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap
individu sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan serta
kehidupan yang layak dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa , dan bernegara .
Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan
yang akan digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak . Penghidupan yang layak
diartikan sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar , seperti :
pangan , sandang , dan papan.
DAFTAR PUSTAKA
Eddy, 2015. Pelanggaran Hak Dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara. http://pkn-
ips.blogspot.co.id/ (diakses 4 November 2021)