Anda di halaman 1dari 19

Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Disusun oleh :
Rita Yuliyati (H1A012012)
Alin Lutpiani (K1A017002)
Rizka Maryati (K1A017020)
Novela Ardina Fluorenta (K1A017023)
Pitriyani (K1A017026)
Dyndie Maulidia Moesaw (K1A017034)
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia sebagai negara yang mempunyai dasar Negara yaitu pancasila
yang memiliki sebuah arti penting memiliki ideologi. Setiap bangsa dan negara
ingin berdiri kokoh, tidak mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan
hidup berbangsa dan bernegara.Tidak terkecuali negara Indonesia. Negara yang
ingin berdiri kokoh dan kuat, perlu memiliki ideologi negara yang kokoh
dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan rapuh. Di era yang serba
modern ini, makna pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia sedikit
dilupakan oleh sebagian rakyat Indonesia dan digantikan oleh perkembangan
tekhnologi yang sangat canggih. Padahal sejarah perumusan Pancasila melalui
proses yang sangat panjang dan rumit. Pancasila merupakan kesatuan yang tidak
bisa dipisahkan, karena dalam masing-masing sila tidak bisa di tukar tempat atau
dipindah. Bagi bangsa Indonesia, pancasila merupakan pandangan hidup bangsa
dan negara Indonesia. Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar
sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwijudkan dalam
pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih
bermatabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat menjelaskan
Pancasila sebagai ideologi negara, menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai
ideologi negara dan karakteristik Pancasila sebagai ideologi negara.
Pengetahuan ideologi mempunyai arti tentang gagasan-gagasan. Ideologi
secara fungsional merupakan seperangkat gagasan tentang kebaikan
bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap baik. Ciri-
ciri ideologi pancasila merupakan ideologi yang membedakan dengan ideologi
yang lainnya. Ciri-ciri tersebut yang pertama adalah Tuhan Yang Maha Esa yang
berarti pengakuan bangsa Indonesia terhadap Tuhan sebagai pencipta dunia
dengan segala isinya.Kedua adalah penghargaan kepada sesama umat manusia,
suku bangsa dan bahasanya sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
Ketiga adalah bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa, keempat
adalah bahwa kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan
atas sistem demokrasi. Makalah ini juga dapat dijadikan bekal keterampilan agar
dapat menganalisis dan bersikap kristis terhadap para petinggi negara yang
menyimpang dari Ideologi bangsa dan negara Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa arti Pancasila sebagai Ideologi bangasa dan Negara Indonesia?
2. Bagaimana Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi dari Masa ke Masa?
3. Apa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
dan Negara Indonesia?
4. Apa fungsi Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan makna Ideologi Pancasila bagi Bangsa dan
Negara.
2. Mengetahui perjalanan Pancasila sebagai Ideologi.
3. Mengetahui Makna dan Peranan Ideologi Pancasila sebagai Ideologi
Bangsa dan Negara.
BAB II

2.1 Pengertian Ideologi


Pengertian Ideologi menurut beberapa ahli adalah debagai berikut,
Pengertian Ideologi - Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden yang berarti
melihat, atau idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan
kata logi yang berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu
tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas (AL-Marsudi, 2001:57).
Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan
sebagai komplek pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan
seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta
menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang
dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar,
serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi adalah: Aterm
used for any group of ideas concerning various political and aconomic issues and
social philosophies often applied to a systematic scheme of ideas held by groups
or classes, artinya suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita
mengenai bebagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang sering
dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang
dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada
tiga ideologi (mabda). Yaitu Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, dan
Islam. Untuk saat ini dua mabda pertama, masing-masing diemban oleh satu atau
beberapa negara. Sedangkan mabda yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak
diemban oleh satu negarapun, melainkan diemban oleh individu-individu dalam
masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.
Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan Sosialisme berasal dari buatan akal
manusia, sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara).
Puspowardoyo menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai
komplek pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang
atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan
sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya
seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang
dinilai baik dan tidak baik.
Notonegoro
Mengemukakan bahwa Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau
cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat
dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang
antara lain memiliki ciri:
1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan;
2. Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup,
pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan
kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan
kesediaan berkorban.
Kamus Bahasa Indonesia ,319 Ideologi adalah kumpulan konsep bersistem
yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk
kelangsungan hidup. Atau cara berfikir seseorang atau suatu gagasan.
Destutt de Tray ( 1801-orang yang pertama mengemukakan ideologi )
Ideologi adalah ilmu yang tentang gagasan yang menunjukan jalan yang benar
menuju masa depan.
Secara umum ideologi adalah seperangkat gagasan atau pemikiran yang
berorientasi pada tindakan yang diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.
Dalam ideologi terkandung tiga unsur,yaitu (1) Adanya suatu penafsiran atau
pemahaman terhadap kenyataan; (2) Memuat seperangkat nilai-nilai atau
preskripsi moral;(3) Memuat suatu orientasi tindakan,ideologi merupakan suatu
pedoman kegiatan untuk mewujudkan nilai-nilai yang termuat di dalamnya
(Sastrapratedja,1991:142)
2.2 Pengertian Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia yang tak lain adalah
ideologi terbuka. Pancasila sebagai ideologi terbuka artinya nilai-nilai dasar
pancasila bersifat tetap,namun dapat dijabarkan menjadi nilai instrumental yang
berubah dan berkembang secara dinamis dan kreatif sesuai dengan kebutuhan
perkembangan masyarakat Indonesia.
Tatanan nilai mempunyai tiga tingkatan fleksibelitas ideologi pancasila
mengandung nilai-nilai sebagai berikut :
a. Nilai Dasar
Nilai dasar adalah nilai-nilai dasar yang mempunyai sifat tetap (tidak
berubah), nilai-nilai ini terdapat dalam pembukaan UUD 1945 dan Pancasila.
b.Nilai Instrumental
Nilai instrumental adalah penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar secara lebih
kreatif dan dinamis dalam bentuk UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan
lainnya, dalam Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan Negara menurut UU
No.10 Tahun 2004. Nilai instrumental ini dapat berubah atau diubah.
c. Nilai Praktis
Nilai Praktis adalah nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan
nyata sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Nilai praktis juga dapat berubah atau diubah.
Menurut Alfian, kekutan suatu ideology tergantung pada 3 dimensi yang
terkandung di dalamnya yaitu sebagai berikut :
a. Dimensi Realitas
Dimensi realita mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung
dalam ideologi itu secara riil berakar dan hidup dalam masyarakat atau bangsanya,
terutama karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman
sejarahnya. Jika dihubungkan dengan ideologi pancasila maka dimensi realita
sudah terkandung dalam ideologi pancasila karena nilai-nilai dasar yang
terkandung dalam pancasila sesuai dengan kenyataan yang berlaku dalam
masyarakat Indonesia, bahkan nilai-nilai tersebut berasal dari kepribadian bangsa
Indonesia.
b. Dimensi idealis
Dimensi idealisme mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar ideologi
tersebut mengandung idealisme, bukan hanya lambungan angan-angan yang
memberikan harapan besar tentang masa depan yang lebih baik melalui
perwujudan atau pengalamannya dalam praktik kehidupan bersama mereka
sehari-hari dengan berbagai dimensinya.
c. Dimensi fleksibel
Dimensi fleksibilitas mengandung makna bahwa ideologi tersebut memiliki
keluwesan yang memungkinkan dan bahkan merangsang pengembangan
pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang dirinya, tanpa menghilangkan
atau mengingkari jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. Ideologi
pancasila memungkinkan untuk menerima pemikiran-pemikiran baru tanpa
mengingkari nilai dasar pancasila. Ketika sesuatu ideologi memiliki dimensi
fleksibilitas berarti ideologi tersebut sebagai ideologi terbuka.

III. PEMBAHASAN

3.1 Arti pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia.


Pengertian pancasila sebagai ideologi dan dasar negara artinya pancasila
memiliki nilai-nilai yang menjadi pandangan hidup bangsa indonesia sehingga
merupakan jati diri bangsa indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa
indonesia,hal ini dimaksudkan bahwa pancasila merupakan gagasan,ide-ide
maupun keyakinan yang menyeluruh dan sistematis yang meliputi berbagai
bidang kehidupan. Ideologi suatu negara menjadi dasar sistem kenegaraan untuk
seluruh rakyatnya dan juga bangsa tersebut.
Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia Indonesia untuk mencari kebenaran,
kemudian sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang
digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu.
Hasil pemikiran manusia yang sungguh-sungguh secara sistematis radikal itu
kemuduian dituangkan dalam suatu rumusan rangkaian kalimat yang mengandung
suatu pemikiran yang bermakna bulat dan utuh untuk dijadikan dasar, asas,
pedoman atau norma hidup dan kehidupan bersama dalam rangka perumusan satu
negara Indonesia merdeka, yang diberi nama Pancasila.
Kemudian isi rumusan filsafat yang dinami Pancasila itu kemudian diberi
status atau kedudukan yang tegas dan jelas serta sistematis dan memenuhi
persyaratan sebagai suatu sistem filsafat. Termaktub dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 alinea ke empat maka filsafat Pancasila itu berfungsi sebagai
Dasar Negara Republik Indonesia yang diterima dan didukung oleh seluruh
bangsa atau warga Negara Indonesia.
Demikian isi rumusan sila-sila dari Pancasila sebagai satu rangkaian kesatuan
yang bulat dan utuh merupakan dasar hukum, dasar moral, kaidah fundamental
bagi peri kehidupan bernegara dan masyarakat Indonesia dari pusat sampai ke
daerah-daerah.
Sebagai ideologi suatu bangsa yang menjadi pandangan dan pegangan
hidup masyarakatnya, Pancasila haruslah bersifat universal mencakup segala
macam nilai-nilai sosial dan budaya Indonesia serta menjadi orientasi dalam hidup
oleh seluruh masyarakatnya. Sebagai ideologi bangsa, maka keberadaannya
selalu diimplementasikan ke dalam perilaku kehidupan dalam rangka berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat. Kalau dikaji dari butir-butir kelima sila dalam
ideologi Pancasila tersebut, sebenarnya sudah mencakup gambaran pembentukan
karakter manusia Indonesia yang ideal, sebagai mana yang diharapkan para
penggali dari pancasila itu sendiri. Gambaran pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya itu, dapat diilustrasikan Pada sila pertama tersirat bagaimana manusia
Indonesia berhubungan dengan Tuhannya atau kepercayaannya. Pada sila kedua
tergambar bagaimana manusia Indonesia harus bersikap hidup dengan orang lain
sebagaimana layaknya manusia yang punya pikiran dan ahklak hingga dia bisa
bersikap sebagai mahkluk yang tertinggi dibandingkan dengan mahkluk lainnya
yaitu binatang. Sila ketiga menerangkan bagaiama manusia Indonesia
menciptakan suatu pandangan betapa pentingnya arti persatuan dan kesatuan
bangsa dari pada bercerai berai seperti pada pepatah bersatu kita teguh dan
bercerai kita runtuh. Sila keempat telah menegaskan bagaimana manusia
Indonesia mengimplementasikan cara bersikap dan berpendapat serta
memutuskan sesuatu menyangkut kepentingan umum secara bijak demi
kelangsungan kehidupan berdemokrasi yang terlindungi antara menyuarakan hak
dan kewajibannya berimbang dalam mengimplementasikannya.
Pada sila kelima dijabarkan bagaimana manusia Indonesia mewujudkan
suatu keadilan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat Indonesia itu sendiri.
Dari penjabaran kelima sila tersebut di atas, maka sudah sepantasnya bahwa
Pancasila beserta kelima silanya itu layak dijadikan sebagai pandangan dan
pegangan hidup serta dijadikan sebagai pembimbing dalam menciptakan kerangka
berpikir untuk menjalankan roda demokratisasi dan diimplementasikan dalam
segala macam praktik kehidupan menyangkut berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat di dalam Negara kesatuan Republik Indonesia tercinta ini.maka
mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai
sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap warga Negara Indonesia harus tunduk
dan taat kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila sebagai dasar Negara,
harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan
kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara disertai sanksi-sanksi
hukum. Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu
pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum
tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusia Indonesia terikat dengan
cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup dan
kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang
barlaku di Indonesia.
Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan Pancasila
sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif memaksa.
Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan hidup
dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat
mengikat.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara dihubungkan fungsinya sebagai
dasar Negara, yang merupakan landasan idiil bangsa Indonesia dan Negara
Republik Indonesia dapatlah disebut pula sebagai ideologi nasional atau ideologi
Negara.

3.2 Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi dari Masa ke Masa


Berawal dari sidang pleno BPUPKI pertama yang diadakan pada tanggal
28 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945. Ketika itu, dr. Radjiman Widyodiningrat dalam
pidato pembukaannya selaku ketua BPUPKI mengajukan pertanyaan kepada
seluruh anggota sidang mengenai dasar negara apa yang akan dibentuk untuk
Indonesia. Pertanyaan ini menjadi persoalan paling dominan sepanjang 29 Mei-1
Juni 1945 dan memunculkan sejumlah pembicara yang mengajukan gagasan
mereka mengenai dasar filosofis Indonesia.
Pada tanggal 1 Juni 1945, secara eksplisit Ir. Soekarno mengemukakan
gagasannya mengenai dasar negara Indonesia dalam pidatonya yang berjudul
Lahirnya Pancasila. Menurut Drs. Mohammad Hatta, pidato tersebut bersifat
kompromis dan dapat meneduhkan pertentangan tajam antara pendapat yang
mempertahankan Negara Islam dan mereka yang menghendaki dasar negara
sekuler. Perdebatan tersebut pada akhirnya dimenangkan kelompok yang
menginginkan Islam sebagai dasar negara, terbukti dengan dikeluarkannya
Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945.
Namun, dalam perkembangan selanjutnya, ternyata beberapa rumusan Piagam
Jakarta diganti dan menimbulkan kekecewaan umat Islam terhadap pemerintahan
Soekarno dan Mohammad Hatta dan terus berkembang hingga masa pemerintahan
Soeharto, sampai-sampai Carol Gluck mengatakan bahwa Indonesia adalah negara
yang terlalu banyak meributkan masalah ideologi dibandingkan negara-negara
lain. Melihat pada perkembangan perumusan Pancasia sejak 1 Juni sampai 18
Agustus 1945, dapat diketahui bahwa Pancasila mengalami perkembangan fungsi.
Pada tanggal 1 dan 22 Juni, Pancasila yang dirumuskan Panitia Sembilan dan
disepakati oleh Sidang Pleno BPUPKI merupakan modus kompromi antara
kelompok yang memperjuangkan dasar negara nasionalisme dan kelompok yang
memperjuangkan dasar negara Islam. Akan tetapi, pada tanggal 18 Agustus 1945
Pancasila yang dirumuskan kembali oleh PPKI berkembang menjadi kompromi
antara kaum nasionalis, Islam dan Kristen-Katolik dalam hidup bernegara.
Pada era Orde Lama, dinamika perdebatan ideologi paling sering dibicarakan oleh
kebanyakan orang. Tampak ketika akhir tahun 1950-an, Pancasila sudah bukan
lagi merupakan kompromi atau titik temu bagi semua ideologi. Dikarenakan
Pancasila telah dimanfaatkan sebagai senjata ideologis untuk melegitimasi
tuntutan Islam bagi pengakuan negara atas Islam yang kemudian pada rentang
tahun 1948-1962 terjadi pemberontakan Darul Islam terhadap pemerintah pusat.
Setelah pemberontakan berhasil ditumpas, atas desakan AH Nasution, selaku
Pangkostrad dan kepala staf AD, pada 5 Juli 1959 Ir. Soekarno mengeluarkan
Dekrit Presiden untuk kembali pada UUD 1945 sebagai satu-satunya konstitusi
legal Republik Indonesia dan pemerintahannya dinamai dengan Demokrasi
Terpimpin.
Pada masa Demokrasi Terpimpin pun ternyata tidak semulus yang diharapkan.
Periode labil ini justru telah membubarkan partai Islam terbesar, Masyumi, karena
dianggap ikut andil dalam pemberontakan regional berideologi Islam. Bahkan,
Soekarno membatasi kekuasaan partai politik yang ada serta mengusulkan agar
rakyat menolak partai-partai politik karena mereka menentang konsep
musyawarah dan mufakat yang terkandung dalam Pancasila. Soekarno juga
menganjurkan sebuah konsep yang dikenal dengan NASAKOM yang
berarti persatuan antara nasionalisme, agama dan komunisme. Kepentingan politis
dan ideologis yang saling bertentangan menimbulkan struktur politik yang sangat
labil sampai pada akhirnya melahirkan peristiwa G 30S/PKI yang berakhir pada
runtuhnya kekuasaan Orde Lama.
Selanjutnya pada masa Orde Baru, Soeharto berusaha meyakinkan bahwa rezim
baru adalah pewaris sah dan konstitusional dari presiden pertama. Soeharto
mengambil Pancasila sebagai dasar negara dan ini merupakan cara yang paling
tepat untuk melegitimasi kekuasaannya. Berbagai bentuk perdebatan ternyata
tidak semakin membuat stabilitas negara berjalan dengan baik, tetapi justru
struktur politik labil yang semakin mengedepan dikarenakan Soeharto seringkali
mengulang pernyataan tegas bahwa perjuangan Orde Baru hanyalah untuk
melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen, yang berarti bahwa tidak
boleh ada yang menafsirkan resmi tentang Pancasila kecuali dari pemerintah yang
berkuasa.
Pada masa reformasi (setelah rezim Soeharto runtuh), seolah menandai adanya
jaman baru bagi perkembangan perpolitikan nasional sebagai anti-tesis dari Orde
Baru yang dianggap menindas dengan konfrimitas ideologinya. Pada era ini
timbul keingingan untuk membentuk masyarakat sipil yang demokratis dan
berkeadilan sosial tanpa kooptasi penuh dari negara. Lepas kendalinya masyarakat
seolah menjadi fenomena awal dari tragedi besar dan konflik berkepanjangan.
Tampaknya era ini mengulang problem perdebatan ideologi yang terjadi pada
masa Orde Lama, Orde Baru, yang berakhir dengan instabilitas politik dan
perekonomian secara mendasar. Berbagai bentuk interpretasi monolitik selama ini
cenderung mengaburkan dan menguburkan makna substansial Pancasila dan
berakibat pada Pancasila yang menjadi sebuah mitos, selalu dipahami secara
politis-ideologis untuk kepentingan kekuasaan serta nilai-nilai dasar Pancasila
menjadi nilai yang distopia, bukan sekedar utopia
3.3 Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan
Negara
Indonesia
Nilai nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Ini merupakan nilai
dasar bagi kehidupan kewarganegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai-
nilai pancasila tergolong nilai kerohanian yang di dalamnya terkandung nilai-nilai
lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, vital, kebenaran, atau
kenyataan. Estetis, estis maupun religius. Nilai-nilai-nilai Pancasila bersibat
obyektif dan subyektif, artinya hakikat nilai-nilai pancasila bersifat universal atau
berlaku dimanapun, sehingga dapat diterapkan di negara lain.
Nilai nilai pancasila bersifat objektif, maksutnya :
1. Rumusan dari pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam menunjukkan
adanya sifat umum universal dan abstrak
2. Inti dari nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia
3. Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari segala sumber
hukum di Indonesia
Sedangkan nilai-nilai pancasila bersifat subjektif bahwa keberadaan nilai-nilai
pancasila itu terlekat pada bangsa Indonesia sendiri karena,
1. Nilai- nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia
2. Nilai-nilai pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia
Nilai-nilai pancasila terkandung nilai kerohanian yang sesuai dengan hati nurani
bangsa Indonesia.
3.4 Fungsi Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia
Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara kesatuan
republik Indonesia Pancasila berkedudukan juga sebagai ideologi nasional
Indonesia yang dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.
Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya (
cultural bond) yang berkembangan secara alami dalam kehidupan masyarakat
Indonesia bukan secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah
mendarah daging dalam kehidupanehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah ideologi
dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat tergantung
daya tahan dari ideologi itu.
Alfianmengatakan bahwa kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi
yang dimiliki oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas.
Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:
1. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana
ideologi itu lahir atau
muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar ideologi itu mencerminkan
realita masyarakat pada awal kelahira nnya.
2. Dimensi Iidalisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam
nilai dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau
golongan masyarakat tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman
dalam praktikkehidupan bersama sehari-hari.
3. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi
dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan
masyarakatnya. Mempengaruhi artinya ikut wewarnai proses perkembangan
zamantanpa menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang tercermin dalam
nilai dasarnya. Mempengaruhi berarti pendukung ideologi itu berhasil
menemukan tafsiran tafsiran terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai
dengan realita -realita baru yang muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan
zaman.
Menurut Dr.Alfian Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila
dapat dikatakan sebagai ideologi terbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi
Negara, yaitu :
1. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang
majemuk.
2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta
membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam
pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai kedaan bangsa dan
Negara.
Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat
menjadi etos yang mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan
perlunya aktualisasi maksimal setiap elemen bangsa. Hal tersebut bisas saja
terwujud karena Pancasila itu sendiri memuat lima prinsip dasar di dalamnya,
yaitu: Kesatuan/Persatuan, kebebasan, persamaan, kepribadian dan prestasi.
Kelima prinsip inilah yang merupakan dasar paling sesuai bagi pembangunan
sebuah masyarakat, bangsa dan personal-personal di dalamnya.
Menata sebuah negara itu membutuhkan suatu konsensus bersama sebagai alat
lalu lintas kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus tersebut,
masyarakat akan memberlakukan hidup bebas tanpa menghiraukan aturan main
yang telah disepakati. Ketika Pancasila telah disepakati bersama sebagai sebuah
konsensus, maka Pancasila berperan sebagai payung hukum dan tata nilai prinsipil
dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara.
Dan sebagai ideologi yang dikenal oleh masyarakat internasional, Pancasila juga
mengalami tantangan-tantangan dari pihak luar/asing. Hal ini akan menentukan
apakah Pancasila mampu bertahan sebagai ideologi atau berakhir seperti dalam
perkiraan David P. Apter dalam pemikirannya The End of Idiology. Pancasila
merupakan hasil galian dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia sendiri dan
berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu religius
monotheis, humanis universal, nasionalis patriotis yang berkesatuan dalam
keberagaman,demokrasi dalam musyawarah mufakat dan yang berkeadilan sosial.
Dengan demikian Pancasila bukanlah imitasi dari ideologi negara lain, tetapi
mencerminkan nilai amanat penderitaan rakyat dan kejayaan leluhur bangsa.
Keampuhan Pancasila sebagai ideologi tergantung pada kesadaran, pemahaman
dan pengamalan para pendukungnya. Pancasila selayaknya tetap bertahan sebagai
ideologi terbuka yang tidak bersifat doktriner ketat. Nilai dasarnya tetap
dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersifat fleksibel. Ketahanan ideologi
Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa Indonesia dengan keterbukaannya
tersebut.
Pada akhirnya, semoga seluruh bangsa dan negara Indonesia serta
Pancasila sebagai ideologinya akan tetap bertahan dan tidak goyah meskipun
dihantam badai globalisasi dan modernisme. Sebagai generasi penerus, marilah
kita menjaga Indonesia dan Pancasila agar saling berdampingan dan tetap utuh
hingga anak cucu kita nantinya sebagai penerus kelangsungan negara ini.
Nilai nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari
kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu
kita sebagai generasi penerus bangsa harus mampu menjaga nilai nilai tersebut.
Untuk dapat hal tersebut maka perlu adanya berbagai upaya yang didukung oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Upayaupaya tersebut antara lain :
1. Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran khusus pancasila
pada setiap satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan tinggi.
2. Lebih memasyarakatkan pancasila.
3. Menerapkan nilai nilai tersebut dalam kehidupan sehari hari.
4. Memberikan sanksi kepada pihak pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
pancasila.
5. Menolak dengan tegas faham faham yang bertentangan dengan pancasila.
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan negara Indonesia itu sangat
penting.Karena Ideologi merupakan alat yang paling ampuh untuk menciptakan
negara Indonesia yang kokoh, bermartabat dan berbudaya tinggi.
Tanpa Ideologi bangsa akan rapuh dan hilang jati dirinya. Pancasila sebagai
sumber nilai menunjukkan identitas bangsa Indonesia yang memiliki
nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, hal ini menandakan bahwa
denganPancasila bangsa Indonesia menolak segala bentuk penindasan,
penjajahan darisatu bangsa terhadap bangsa yang lain. Ideologi bangsa
Indonesia itu adalah Pancasila.
Indonesia mempunyai Ideologi Pancasila diharapkan mampu untuk membawa
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih bagus dari sekarang. Ideologi juga
diharapkan mampu untuk membangkitkan kesadaran bangsa. Setiap pengambilan
keputusan harus berdasarkan ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila. Supaya
dalam pengambilan keputusan keputusan tidak keluar dari aturan dan kaidah
negara Indonesia.
Tidak hanya negara yang menganut ideologi Pancasila, tetapi juga
masyarakat Indonesia, masyarakat Indonesia dalam bertingkah laku juga harus
berpedoman teguh pada ideologi Pancasila supaya cita-cita yang diharapkan oleh
masyarakat tersebut dapat terwujud dengan benar
4.2 Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan supaya makalah ini bermanfaat bagi
pembaca dan dapat menambah pengetahuan tentang Pancasila sebagai ideology
bangsa dan Negara.
Daftar Pustaka
http://wittalistiya.blogspot.com/2011/04/pancasila-sebagai-ideologi-bangsa-dan.html
http://suhardiman2.blogspot.com/2011/11/fungsi-pokok-pancasila-sebagai-dasar.html
http://pancasila.univpancasila.ac.id/?p=343
http://smpn1ciemas.sch.id/materi/40-pendidikan-kewarganegaraan/107-nilai-nilai-pancasila-
sebagai-ideologi.html

Anda mungkin juga menyukai