Anda di halaman 1dari 17

Buah sukun tidak berbiji dan memiliki bagian yang empuk, yang mirip roti setelah

dimasak atau digoreng.Karena itu, orang-orang Eropa mengenalnya sebagai buah


roti.Musim panen sukun dua kali setahun.Panen raya bulan Januari Februari dan
panen susulan pada bulan Juli Agustus.Daerah penyebaran tanaman Sukun di
Indonesia hampir merata, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mengingat
penyebaran sukun terdapat di sebagian besar kepulauan Indonesia, serta jarang
terserang hama dan penyakit yang membahayakan, maka hal ini memungkinkan sukun
untuk dikembangkan (Koswara, 2008).
Pohon sukun mulai berbuah setelah berumur lima sampai tujuh tahun dan akan terus
berbunga hingga umur 50 tahun. Produktivitasnya cukup tinggi. Dalam satu tahun akan
diperoleh buah sukun sebanyak 400 buah pada umur 5 sampai 6 tahun, dan 700 800
buah per tahun pada umur 8 tahun. Buahnya berbentuk bulat berkulit tebal dan kasar,
dengan warna hijau muda dan kuning dengan berat sekitar 1,5 3 kg. Buah sukun bisa
digunakan untuk bahan pangan.Pohon sukun umumnya adalah pohon tinggi, dapat
mencapai 30 m, meski umumnya di pedesaan hanya belasan meter tingginya. Batang
besar dan lurus hingga 8 m, bercabang mendatar dan berdaun besar-besar yang
tersusun berselang-seling; lembar daun 20-40 20-60 cm, berbagi menyirip dalam,
hijau tua mengkilap di sisi atas, serta kusam, kasar dan berbulu halus di bagian bawah.
Kuncup tertutup oleh daun penumpu besar yang berbentuk kerucut.Perbungaan dalam
ketiak daun, dekat ujung ranting (Koswara, 2008).
KANDUNGAN KIMIA
Buah sukun mengandung niasin, vitamin C, riboflavin, karbohidrat, kalium, thiamin,
natrium, kalsium, dan besi.Pada kulit kayunya ditemukan senyawa turunan flavanoid
yang terprenilasi, yaitu artonol B dan sikloartobilosanton.(Makmur, L., et al., 1999).
Sukun mempunyai komposisi gizi yang relatif tinggi. Dalam 100 gram berat basah
sukun mengandung karbohidrat 35,5%, protein 0,1%, lemak 0,2%, abu 1,21%, fosfor
35,5%, protein 0,1%, lemak 0,2%, abu 1,21%, fosfor 0,048%, kalsium 0,21%, besi
0,0026%, kadar air 61,8% dan serat atau fiber 2%. Buah sukun berbentuk hampir bulat
atau bulat panjang. Pada buah yang telah matang, diameternya dapat mencapai 19,24
sampai 25,4 cm dan beratnya kurang lebih 4,54 kg. Kulit buah yang masih mudah
berwarna hijau dan daging buah berwarna putih.Setelah tua, warna kulit hijau
kekuningan atau kecoklatan, sedangkan daging buah berwarna putih
kekuningan.Bagian yang bisa dimakan (daging buah) dari buah yang masih hijau
sebesar 70 persen, sedangkan dari buah matang adalah sebesar 78 persen. Buah
sukun yang telah dimasak cukup bagus sebagai sumber vitamin A dan B komplek tetapi
miskin akan vitamin C. Kandungan mineral Ca dan P buah sukun lebih baik daripada
kentang dan kira-kira sama dengan yang ada dalam ubi jalar. Komposisi kimia buah
sukun yang muda dan tua atau masak dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Komposisi kimia dan zat gizi buah sukun per 100 gram buah (Koswara,
2006)

Unsur-unsur

Sukun muda

Sukun masak

Air (g)

87.1

69.1

Kalori (kal)

46

108

Protein (g)

2.0

1.3

Lemak (g)

0.7

0.3

Karbohidrat (g)

9.2

28.2

Kalsium (mg)

59

21

Fosfor (mg)

46

59

Besi (mg)

0.4

Vitamin B1 (mg)

0.12

0.12

Vitamin B2 (mg)

0.06

0.06

Vitami C (mg)

21

17

Abu (g)

1.0

0.9

Serat (g)

2.2

PEMANFAATAN SUKUN
Pemanfaatan buah sukun biasanya hanya sebatas direbus, digoreng, dijadikan keripik
atau dijadikan kolak setelah dibakar utuh seperti yang dilakukan di Maluku.Buah sukun
yang masih muda dapat pula dijadikan sebagai sayur. Sebenarnya terdapat
pemanfaatan lain dari buah sukun namun jarang dilakukan oleh masyarakat.
Selebihnya, banyak buah sukun yang menjadi tua di pohon dan jatuh terbuang.Padahal
dalam buah sukun terkandung banyak manfaat seperti kandungan serat yang mencapai
16 kali lipat dari serat yang terkandung dalam beras. Dengan kandungan serat ini, buah
sukun dapat membantu alat pencernaan dalam tubuh khususnya dalam proses

pencernaan. Buah sukun juga dapat digunakan untuk obat bahkan diduga potensial
untuk menurunkan gula darah.
Hampir seluruh bagian tanaman sukun dapat dimanfaatkan untuk keperluan hidup
manusia. Daun sukun yang telah kuning dapat dibuat minuman untuk obat penyakit
tekanan darah tinggi dan kencing manis, karena mengandung phenol, quercetin dan
champorol dan juga dapat digunakan sebagai bahan ramuan obat penyembuh kulit
yang bengkak atau gatal. Di Ambon, getah sukun (latek) digunakan sebagai bahan
pembuat dempul (dicampur tepung sagu, gula merah dan putih telur bebek) untuk tong
kayu atau perahu, supaya kedap air. Kayu pohon sukun tahan terhadap serangan
rayap, dan biasa digunakan untuk membuat perahu atau kontruksi rumah (Koswara,
2006).
Keripik Sukun

Keripik sukun merupakan salah satu makanan khas Pulau Seribu.Sukun memang
merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak kita temukan di Pulau Seribu.Cara
pembuatan kripik sukun sangat mudah. Pertama, 1 buah sukun ukuran sedang kupas
iris tipis lalu rendam dg air kapur selama kurang lebih 5 jam Setelah direndam cuci
sukun sampai bersih. Kemudian siapkan bumbu berupa kunyit dan garam. Bumbu ini
ditumbuk hingga halus, lalu dimasukan kedalam liter air.
Setelah bumbu sudah siap, masukan Buah Sukun yang sudah diiris tipis-tipis tadi
kedalam bumbu.Diamkan beberapa menit hingga bumbu tersebut menyerap kedalam
Buah Sukun.Panaskan 1 liter minyak goreng, lalu masukan sukun yang sudah
tercampur dengan bumbu kedalam penggorengan yang sudah panas. Balik-balik posisi
sukun didalam pengorengan hingga kematangannya merata dan berwarna
kekuningan. Keripik sukun siap diangkat.Setelah matang, siapkan Toples untuk tempat
penyimpanan agar Keripik terjaga kualitasnya dan renya saat dinikmati.Selamat
mecoba.(Asri, 2008).
Pembuatan Gaplek Sukun

Gaplek sukun terbuat dari buah sukun tua yang telah dikupas bersih, kemudian
dipotong-potong. Potongan buah sukun tersebut selanjutnya diiris tipis-tipis. Irisan
buah sukun kemudian dihamparkan di atas nampan untuk dijemur di bawah terik
matahari. Agar proses pengeringan gaplek sukun merata dan tidak mudah
terkontaminasi oleh jamur karena lembap, maka setiap 3 jam sekali perlu dibalik. Pada
saat musim kemarau saat terik matahari benar-benar optimal penjemuran dapat
dilakukan selama 3 hari (Koswara,2006).
Pembuatan Tepung Sukun
Pembuatan tepung sukun ada beberapa cara, namun pada prinsipnya adalah sama,
secara garis besar adalah dimulai dari pengupasan kulit buah, pencucian,
pengirisan/penyawutan, pengeringan, penepungan/penggilingan, dan pengayakan.
Kemudian dikemas dalam kantong plastik, dan disimpan atau siap untuk
didistribusikan.Pengemasan tepung sukun yang baik dapat tahan hingga 9 bulan.
Rendemen tepung sukun bervariasi 1724,4%, tergantung tingkat kemasakan buah
sukun, varietas, dan teknik/cara pembuatan tepungnya. Pada tingkat ketuaan optimal
rendemen tepung akan semakin tinggi, karena kadar patinya tinggi. Buah yang terlalu
muda maupun kelewat masak akan menghasilkan tepung dengan rendemen rendah.
Warna tepung sukun putih-kekuningan. Namun, buah yang muda maupun kelewat
masak akan menghasilkan tepung yang gelap. Untuk pembuatan tepung, buah sukun
dipilih yang tua tapi masih keras (mengkal) atau 710 hari sebelum petik optimal,
sehingga diperoleh mutu tepung yang baik dan rendemen tinggi.(Anonymous, 2009).
Tahapan pembuatan tepung sukun adalah (Suyanti, 2009):
1. Pengupasan
2. Perajangan
3. Pengukusan
4. Pengeringan
5. Penepungan
Tepung sukun tidak mengandung gluten sehingga dapat dicampur dengan tepung yang
lain seperti tepung terigu, tepung beras, tepung maisena atau tepung ketan.pemilihan
tepung tergantung jenis kue yang akan di olah. Penambahan tepung sukun dapat
mencapai 25-75%. Tepung sukun antara lain dapat dimanfaatkan untuk aneka kue
kering, cake, pancake, pie, dan lapis. Dengan memanfatkan tepung sukun sebagai
sumber karbohidrat lokal, penggunaan tepung terigu dapat dikurangihingga 75%
(Suyanti, 2009).
Untuk membuat kue kering, tepung sukun dapat dicampurkan 20-50% dalam terigu.Kue
kering tersebut memiliki warna dan penampakan yang disukai panelis.Namun, rasa

khas dan aroma sukun kadang kurang disukai panelis. Substitusi tepung sukun 20%
pada terigu untuk bahan baku roti menghasilkan roti yang bagus dan disukai panelis.
Makin banyak tepung sukun yang ditambahkan, roti menjadi tidak mengembang dan
aroma khas sukun makin tajam.

Pembuatan Pati Sukun


Pati sukun dibuat dari buah sukun yang sudah tua. Buah sukun dikupas bersih dan
dipotong-potong lalu diparut atau diblender. Untuk melarutkan tepung dan
memisahkannya dari ampas, tambahkan air ke dalam hasil parutan sukun.
Penyaringan bisa dilakukan berulang kali hingga seluruh pati terlarut. Selanjutnya
biarkan pati mengendap dengan memperhatikan lapisan air di bagian atasnya.
Semakin jernih air berarti pengendapan semakin baik. Setelah air endapan dibuang,
jemur pati di bawah terik matahari sampai kering. Pati sukun yang sudah kering dapat
disimpan dalam plastik.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.
2009.
Memproduksi
Tepung
Sukun.
http://www.sinartani.com/
pascapanen/memproduksi-tepung-sukun-1240821916.htm.
Diakses tanggal 3 Desember 2009 jam 11.00 WIB.
Asri.
2008.
Resep
Mbak
Sri
Kripik
Sukun.
http://asri78. wordpress.com/2008/02/17/keripik-sukun/ Diakses tanggal 3 Desember
2009 jam 11.00 WIB

Koswara, Sutrisno. 2006. Sukun sebagai Cadangan Pangan Alternatif.


http://www.ebookpangan.com/ARTIKEL/POTENSI_SUKUN_SEBAGAI_CADANGAN_P
ANGAN_NASIONAL.pdf Diakses tanggal 3 Desember 2009 jam 11.00 WIB
Makmur, L., et al., 1999, Artonol B dan Sikloartobilosanton. Tumbuhan Artocarpus
teysmanii MIQ. Lembaga Penelitian ITB, Bandung.
Suyanti, dkk.2009. Teknologi Pengolahan Tepung Sukun dan Pemanfaatannya
untuk
Berbagai
Produk
Makanan
Olahan.http://www.pustakadeptan.go.id/publikasi/wr252037.pdf Diakses tanggal 3 Desember 2009 jam 11.00 WIB
Syamsuhidayat, S.S and Hutapea, J.R, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, edisi
kedua, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Buah sukun pada umumnya kurang digemari terutama anak anak.Buah sukun muda oleh
beberapa orang dimanfaatkan sebagai masakan sayuran, sementara buah yang masak digoreng
sebagai camilan keluarga.Buah sukun biasanya hanya dimanfaatkan sendiri atau dibagikan ke
tetangga, atau dibuang begitu saja.Jarang sekali buah sukun dijual karena harga selain harganya
jualnya
murah,
dipasaran
kurang
diminati
konsumen.

Sebetulnya buah sukun memiliki potensi untuk


diolah menjadi tepung yang dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai macam produk olahan
atau dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu mulai dari 50 hingga 100%, tergantung
dari
jenis
olahan
yang
akan
dibuat.
Meskipun proses pembuatan tepung sukun masih memilliki kendala yaitu tepung yang dihasilkan
selalu berwarna cokelat dan rasa getir serta sedikit pahit belum bisa dihilangkan.
Terutama jika buah sukun yang akan kita buat banyak kontak langsung dengan udara. Untuk itu
satu satunya cara dengan selalu merendam buah yang telah dikupas atau telah dipotong dalam air
bersih serta segera mengukusnya. Lama pengukusan bergantung pada sedikit-banyaknya bahan,
atau
berkisar
antara
1020
menit.
Badan Litbang Pertanian terus-menerus melakukan riset untuk memperbaiki tepung sukun.
Untuk menghasilkan tepung sukun yang putih dan tidak getir/pahit (karena kandungan zat tanin)
maka setelah penyawutan/perajangan dilakukan perendaman dalam larutan natrium bisulfit atau
natrium metabisulfit 0,3% selama 1 jam. Untuk membuat larutan tersebut, ditimbang 3 gram

natrium
bisulfit
dan
larutkan
dalam
1
liter
air.
Tingkat ketuaan buah juga sangat berperan terhadap warna tepung yang dihasilkan.Buah yang
muda menghasilkan tepung sukun berwarna putih kecokelatan.Semakin tua buah, semakin putih
warna tepungnya.Buah sukun yang baik untuk diolah menjadi tepung adalah buah mengkal yang
dipanen
10
hari
sebelum
tingkat
ketuaan
optimal.
Bobot kotor buah sukun berkisar antara 1.2002.500 g. Pengeringan sawut (hasil
rajangan/parutan) sukun menggunakan alat pengering sederhana berkisar antara 56 jam dengan
suhu pengeringan 5560oC.Bila dengan sinar matahari, lama pengeringan bergantung pada
cuaca.Pada cuaca cerah, lama pengeringan berkisar antara 12 hari.
PROSES PEMBUATAN TEPUNG SUKUN
BUAH SUKUN
(Mengkal)
|
Pengupasan
|
Pembelahan
|
Pemblansiran (pengukusan) 10 menit
|
Penyawutan/Perajangan
|
Perendaman larutan natrium bisulfit 0,3% selama 1 jam
|
Pengepresan
|
Pengeringan
|
SAWUT KERING
|
Penepungan
|
TEPUNG SUKUN
|
Penyimpanan Diversifikasi olahan tepung sukun
http://www.saungtani.com/2013/09/cara-membuat-tepung-sukun.html

PEMBUATAN TEMPE DARI KACANG MERAH, KACANG HIJAU, DAN


KACANG TOLO DITINJAU DARI SEGI RASA DAN KESUKAAN DI
LABORATORIUM BOGA AKADEMI KESEJAHTERAAN SOSIAL
AKK YOGYAKARTA
25 Mei

BAB I
PENGANTAR
Laporan Akhir Studi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh derajat
Diploma III pada Akademi Kesejahteraan Sosial AKK Yogyakarta.Adapun Laporan Akhir ini
memilih judul Pembuatan Tempe dari Kacang Merah, Kacang Hijau, dan Kacang Tolo Ditinjau
dari Segi Rasa dan Kesukaan di Laboratorium Boga Akademi Kesejahteraan Sosial AKK
Yogyakarta.
Dalam melaksanakan penelitian, terlebih dahulu perlu mengemukakan latar belakang masalah
yang akan diteliti, batasan masalah dan tujuan penelitian yang akan dicapai, untuk itu dalam bab
I penulis akan mengemukakan tentang :
A.Latar Belakang Masalah
B.Pembatasan Masalah
C.Tujuan Penelitian
A.Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah, penulis memilih judul Pembuatan Tempe dari Kacang Merah, Kacang
Hijau, maupun Kacang Tolo Ditinjau dari Segi Rasa dan Kesukaan di Laboratorium Boga
Akademi Kesejahteraan Sosial AKK Yogyakarta, adalah :
1.Pada umumnya tempe dibuat dari kacang kedelai, tetapi dalam hal ini penulis akan mencoba
membuat tempe dari bahan lain yaitu kacang merah, kacang hijau, dan kacang tolo.
2.Kacang merah, kacang hijau, maupun kacang tolo yang biasanya pengolahannya hanya
digunakan sebagai sayur, kue kering, pembuatan tauge, diolah menjadi bubur dan minuman segar
sari kacang hijau, serta dihaluskan untuk diambil tepungnya. Oleh karena itu, penulis ingin
menggunakan bahan kacang merah, kacang hijau, dan kacang tolo sebagai bahan pembuatan
tempe.
3.Kacang merah, kacang hijau, maupun kacang tolo, mempunyai nilai gizi yang sangat penting
bagi manusia terutama proteinnya yang sangat tinggi dan harganya yang relatif murah. Oleh
karena itu, penulis ingin mengolah kacang merah, kacang hijau, maupun kacang tolo menjadi
makanan yang bercita rasa tinggi, misalnya diolah menjadi tempe.
B.Pembatasan Masalah
Untuk membatasi permasalahan perlu adanya istilah-istilah yang ada kaitannya dengan judul.
Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah :
1.Pembuatan

Pembuatan adalah studi proses untuk mengerjakan sesuatu dari pengelolaan bahan-bahan mentah
menjadi bahan yang siap dipakai
(J.S. Badudu dan Muhammad Zain, 2001: 20).
Dalam hal ini yang dimaksud dengan pembuatan adalah suatu proses mengerjakan atau membuat
tempe dari kacang merah, kacang hijau, maupun kacang tolo, mulai dari persiapan sampai tempe
tersebut siap dikonsumsi.
2.Tempe
Tempe adalah makanan asli Indonesia yang merupakan hasil peragian kacang kedelai oleh
Kapang Rhizopus Oligosporus, bentuknya padat kompak, terdiri dari butiran-butiran kedelai
yang dihubungkan satu sama lain oleh serabut-serabut yang berwarna putih (Muhammad
Ngafenan, 1996: 67).
Dalam hal ini yang dimaksud dengan tempe adalah makanan tradisional yang sudah dikenal
sejak berabad-abad tahun yang lalu, teutama dalam budaya makan masyarakat Jawa, khususnya
di Yogyakarta dan Surakarta. Di Indonesia, industri tempe merupakan industri rakyat, kasiat
tempe yang sangat besar, baik dari segi gizi maupun kesehatan, telah mendorong berkembangnya
produk tempe yang kini telah populer menjadi menu keluarga maupun di dalam seni bidang
kuliner penganekaragaman tempe, terutama tempe yang terbuat dari bahan kacang-kacangan
selain kedelai, yaitu tempe yang terbuat dari kacang merah, kacang hijau dan kacang tolo.
3.Kacang Merah
Kacang merah atau disebut juga Phaseolus Vulgaris termasuk tanaman varietas polong buncis,
bentuknya panjang, bulat atau panjang pipih. Sewaktu polong masih muda berwarna hijau-muda,
hijau tua atau kuning, tetapi setelah tua berubah warna menjadi kuning atau coklat, bahkan ada
pula yang berwarna kuning berbintik-bintik merah, panjang polong berkisar antara 12-13 cm
atau lebih, dan tiap polong mengandung biji antara 2-6 butir, tetapi kadang-kadang dapat
mencapai 12 butir (Rahmat Rukmana, 1997: 16).
4.Kacang Hijau
Kacang hijau atau disebut juga Phaseolus Radiatus adalah buah berpolong, panjangnya antara 6
15 cm. Biasanya tiap polong berisi 6-16 butir biji, biji kacang hijau berbentuk bulat kecil dengan
bobot (berat) tiap butir 0.05 mg 0,8 mg atau berat per 1000 butir antara 36 gr 78 gr berwarna
hijau sampai hijau mengkilap (Rahmat Rukmana, 1997: 16).
5.Kacang Tolo
Kacang tolo adalah sejenis kacang panjang yang disebut kacang tunggak, panjang polongnya
antara 15 sampai 30 cm dan kalau sudah agak tua kaku dan keras (M.D. Soetomo
Soerdirdjoatmodjo, 1986: 52).
6.Rasa
Rasa adalah sesuatu yang terkecap oleh lidah atau kulit dan dapat dirasakan oleh indera pengecap
(Poerwadarminta, 1983: 882).
Dalam hal ini yang dimaksud dengan rasa adalah rasa tempe yang gurih, dan lezat.
7.Tekstur
Tekstur adalah ukuran dan susunan bagian suatu benda (Depdikbud, 1995: 1024) maksud tekstur

dari penelitian ini adalah tingkat kekerasan dari tempe tersebut.


8.Kesukaan
Kesukaan adalah kesenangan atau kegemaran seseorang tehadap suatu hal atau masakan
(Poerwadarminta, 1983: 970).
Dalam hal ini yang dimaksud kesukaan adalah suka atau tidaknya seseorang terhadap tempe
yang terbuat dari kacang merah, kacang hijau, maupun kacang tolo.
9.Laboratorium
Laboratorium adalah tempat atau ruang kerja yang dilengkapi dengan berbagai peralatan untuk
mengadakan penelitian
(J.S. Badudu dan Muhammad Zain, 2001: 751).
Dalam hal ini laboratorium yang dimaksud adalah tempat penulis melaksanakan eksperimen
pembuatan tempe dari kacang merah, kacang hijau, maupun kacang tolo yaitu di Laboratorium
Boga Akademi Kesejahteraan Sosial AKK Yogyakarta.
C.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dari penelitian ini yaitu :
1.Ingin melihat hasil pembuatan tempe dari kacang merah, kacang hijau, maupun kacang tolo.
2.Ingin mendapatkan resep yang tepat dan hasil yang baik dalam pembuatan tempe dari kacang
merah, kacang hijau, maupun kacang tolo.
3.Untuk mempraktekkan ilmu dan pengetahuan yang telah didapat di bangku kuliah dan
selanjutnya disumbangkan kepada masyarakat.

Kacang Hijau

Kacang Merah

Kacang Tolo
http://primachie.wordpress.com/2011/05/25/pembuatan-tempe-dari-kacang-merahkacang-hijau-dan-kacang-tolo-ditinjau-dari-segi-rasa-dan-kesukaan-di-laboratoriumboga-akademi-kesejahteraan-sosial-%E2%80%9Cakk%E2%80%9D-yogyakarta/

Tempe Kacang Merah


Awalnya hanya sebatas ide dan belum diproduksi maupun dijual tetapi secara prinsip
hampir semua kacang-kacangan dapat difermentasikan untuk dijadikan tempe, seperti kacang
merah. Melihat bahan dasar tempe yakni kedelai kurang terpenuhi dari hasil pertanian Indonesia.
Permasalahan kebutuhan terhadap kedelai yang tinggi dan kegagalan pertanian monokultur
tersebut mendorong kita untuk mencari alternatif yang dapat memecahkan permasalahan tersebut
yaitu terpenuhinya sumber protein sekaligus tidak menambah daftar persoalan bagi ekonomi
maupun lingkungan dan kesehatan.Salah satu tanaman alternatif yang dapat mengatasi
permasalahan tersebut adalah tanaman kacang merah (Vigna angularis).Di Indonesia, kacang
merah di olah menjadi berbagai makanan lezat seperti bubur, sup atau campuran sayur, nasi tim
atau es. Kandungan gizi yang terdapat pada kacang merah juga tidak kalah dengan kedelai.
Kacang merah memiliki banyak sekali kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan, maka
akan baik sekali jika digunakan menjadi bahan baku alternatife dalam pembuatan tempe.

Cara Pembuatan Tempe kacang merah


Pembuatan tempe secara tradisional biasanya menggunakan tepung
tempe yang dikeringkan di bawah sinar matahari. Sekarang pembuatan
tempe ada juga yang meggunakan ragi tempe, Inokulum rhyzopus sp. yang
berwarna putih kapas.

no

Tahapan Pengolahan

Persiapan

Penimbangan bahan

Perebusan

Keterangan
Menyiapkan bahan dan alat
Timbang kacang merah, misalnya 1 kg.
Selanjutnya timbang ragi tempe 2 gram
Kacang merah dalam 400 ml air selama 30menit
untuk melunakkan biji (perbandingan kacang
merah : air =
1 kg : 2 liter)

Buang air rebusan,lalu pisahkan kulit biji


dengantangan atau alat pengupas mekanis
Pemisahan kulit

Perendaman

Pengukusan dan
pendinginan

Peragian

Dengan air, pisahkan kulit yang


mengapung,tiriskan biji

Rendam biji dalam 3 liter air selama 12


jam(perbandingan kacang merah : air =
1 kg : 3 liter), lalu tiriskan
Kukus biji selama 1 jam
Dinginkan di atas tampah selama
4-5 jam
Taburkan ragi di atas kacang merahcampur dan
ratakandengan tangan
Simpan di tempat gelap dan hangat selama 30-36
jam (dapat ditutupi dengan lembaran plastik)
Bila tempe terasa panas setelah 15-20 jam,
lakukan pendinginan dengan membuka tutup
plastik dan membuka ruangan.

Fermentasi

Sebagian pengrajin menutupi


tempe dengan lembaran batang pisang untuk
mendinginkan/menurunkan suhu

http://ekamegaputri.blogspot.com/2013/02/materi-lks-tahun-2012-pembuatantempe.html

TENTANG LABU

Biskuit Labu Kuning Bebas Gluten (Gluten Free


Pumpkin Biscuit) (1y+)

Yeay! bisa posting resep lagi. Beberapa lama ga bisa posting resep karena
kehabisan kuota internet.Kali ini ngenet malem2 demi kuota midnight dan ngepost
resep.Resep ini udah ditunggu-tunggu teman2 grup FB Baby-Led Weaning (BLW)
Indonesia #halah. Jarang banget aku bikin kue kering seperti ini, alasannya karena
lebih suka cake sama roti aja. Kali ini pengen nyobain bikin biskuit yang bebas
gluten dan penuh nutrisi.Pilihannya jatuh pada labu kuning (hehehe, lagi-lagi labu
kuning).Resep aslinya ga pakai labu kuning. Dasar maniak labu kuning, jadi aku
tambahin aja :D. Eksperimen banget nih bikinnya, soalnya ga pakai tepung terigu
sama sekali, pakai tepung maizena dan dicampur dengan puree labu kuning yang
udah dikukus. Rasanya enak, hanya karena pemakaian labu kuning biskuit ini tidak
krenyes-krenyes saat digigit. Begitu masuk di mulut langsung lumer dan berasa
labu kuning, I like it! Tapi, harus sikat gigi habis makan ini, soalnya sedikit lengket,
jadi pesenku jangan ngemil ini malem2, kalo sampai lupa sikat gigi, kasihan tuh
giginya. Kalau mau dibikin buat baby <1tahun tinggal skip gulanya aja. Untuk versi
dewasa tinggal tambah chocochip, versi baby dan anak bisa ditambah kismis :).
Asik
juga
lho,
buat
cemilan
anak
BLW.
Mari
cekidot!

Biskuit Labu Kuning Bebas Gluten (Gluten


Free Pumpkin Biscuit)
Resep

diadaptasi

dari biskuit

maizena

blog

justtryandtaste

Untuk 28 buah biskuit


Bahan:
220
gram
tepung
maizena
- 100 gram puree labu kuning (labu kuning kupas, potong-potong dikukus sampai
bisa ditusuk garpu aja, kalo kelamaan jadi banyak airnya, dihaluskan)
- 100 gram gula pasir --> aku ganti 50 gr gula palem
- 1/2 sendok teh garam --> aku skip
- 1 butir telur
- 1/2 sendok teh vanila ekstrak --> aku skip
- 95 gram mentega/margarine, suhu ruang

Cara membuat:
1. Siapkan oven, set disuhu 165'C --> karena pakai otang langsung panasin dengan
api besar. siapkan loyang yang dialasi dengan kertas baking. Sisihkan.
2. Siapkan mangkuk mikser --> aku pakai wadah biasa, masukkan semua bahan ke
dalam mangkuk. Kocok dengan kecepatan rendah aduk dengan tangan hingga
semua bahan tercampur rata.Diamkan adonan selama 10 - 15 menit.
3. Lumuri jari dan telapak tangan anda dengan tepung maizena, ambil 1 sendok

makan adonan. Bulatkan dengan telapak tangan dan ujung jari hingga menjadi bola
bulat.Jika adonan terlalu lengket masukkan ke dalam kulkas sekitar 10 menit hingga
agak keras. Tata bola adonan di loyang. Beri jarak antar kue karena kue akan
meleber cukup lebar saat dipanggang --> karena pakai labu kuning, teksturnya
lebih padat, jadi langsung digepengkan aja, ga melebar saat dipanggang.

4. Panggang selama 15 - 20 menit --> pakai api sedang 30-40 menit atau hingga
bagian pinggir kue terlihat mengeras, permukaannya berwarna keemasan dan
bagian tengahnya masih empuk. Keluarkan dari oven, dinginkan selama 10 menit di
loyang baru pindahkan ke rak kawat agar benar-benar dingin. Hati-hati menyusun
kuenya
di
toples
karena
agak
rontok
luarnya.

Selamat Mencoba :)
http://dokter-chef.blogspot.com/2013/11/biskuit-labu-kuning-bebas-glutengluten.html

Anda mungkin juga menyukai