Oleh:
ITP A
Latar Belakang
Singkong atau ubi kayu (Manihot utilissima Pohl) merupakan komoditas
tanaman pangan potensial yang dibudidayakan secara luas di Indonesia Bahkan
Indonesia menduduki posisi ke empat sebagai negara produsen ubi kayu terbesar
di dunia. Ubi kayu mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai alternatif
sumber pangan pokok untuk mendukung program ketahanan pangan yang terdapat
dalam Undang-undang nomor 7 tahun 1996 tentang usaha mewujudkan
ketersediaan pangan bagi seluruh rumah tangga, dalam jumlah yang cukup, mutu
dan gizi yang layak, aman dikonsumsi, merata serta terjangkau oleh setiap
individu.
Meskipun memiliki potensi yang besar, pemanfaatan ubi kayu sebagai
bahan pangan relatif terbatas. Upaya untuk memperluas penggunaan ubi kayu
sebagai bahan pangan, dapat dilakukan melalui pengolahan dalam bentuk tepung.
Dibandingkan dengan ubi kayu segar, ubi kayu dalam bentuk tepung memiliki
masa simpan yang lebih panjang dan aplikasi penggunaan yang lebih luas. Selain
itu karakteristik tepung ini mendekati terigu, tetapi kandungan kalori pada
singkong jauh lebih rendah Sehingga tepung berbahan dasar singkong ini
diharapkan mampu menggantikan tepung terigu dengan kandungan protein rendah
untuk berbagai jenis cake. Namun, sebagai bahan pangan, ubi kayu mempunyai
beberapa kekurangan diantaranya kandungan protein yang rendah, mempunyai
kandungan asam sianida (HCN) yang berbahaya bagi kesehatan, rasa pahit dan
aroma yang kurang menyenangkan.
Tujuan Praktikum
Praktikum yang berjudul pembuatan tepung ubi kayu dan tepung tapioka
ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan tepung ubi kayu dan tepung
tapioka, mengetahui karakteristik meliputi rendemen dan sifat sensoris dari tepung
ubi kayu dan tepung tapioka, dan untuk mengetahui pengaruh pemarutan yang
berulang terhadap rendemen tepung tapioka.
1
TINJAUAN LITERATUR
Prosedur Praktikum
Adapun prosedur praktikum pembuatan tepung ubi kayu dan tepung
tapioka ialah sebagai berikut :
1. Pembuatan Tepung Ubi Kayu
- Ubi kayu dikupas lalu dicuci bersih, dimana selama pengupasan bahan
harus tetap terendam dalam air.
- Setelah ubi dicuci bersih dipotong-potong/diiris setipis mungkin.
- Bahan dikeringkan sampai benar-benar kering (cirinya dapat dipatahkan).
- Setelah kering. Diblender atau dihancurkan kemudian diayak, sisa ayakan
diblender kembali hingga yang tinggal ampasnya.
Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dari pembuatan tepung ubi kayu dan tepung
tepaioka dengan variasi jumlah pemarutan menghasilkan rendema, warna, dan
aroma yang mirip. Hasil dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengamatan
Perlakuan
Keterangan Tepung Tepung Tapioka Tepung Tapioka Tepung Tapioka
Ubi Kayu (1 kali parutan) (2 kali parutan) (3 kali parutan)
Rendemen 27% 12,5% 6,5% 8%
(%)
Warna Putih Putih cerah Putih cerah Putih
Tekstur Halus Halus Halus Halus
Aroma Khas ubi Khas ubi kayu Khas ubi kayu Khas ubi kayu
kayu
1. Percobaan pembuatan tepung ubi kayu menunjukkan bahwa ubi kayu dapat
diolah menjadi tepung dengan menghasilkan rendemen sebesar 27% dan hasil
organoleptik yang baik, yaitu warna putih cerah, tekstur halus, serta aroma
khas ubi kayu.
2. Percobaan pembuatan tepung tapioka menunjukkan bahwa ubi kayu yang
diolah lebih lanjut dengan proses penghalusan dan proses ekstraksi yang
berbeda dapat menghasilkan tepung tapioka dengan rendemen yang berbeda
pula, yaitu sebesar 12,5%, 8%, 6,5%, serta hasil organoleptik berupa warna
yang putih, tekstur halus, dan aroma khas ubi kayu.
3. Perbedaan hasil rendemen antara tepung ubi kayu dan tepung tapioka
disebabkan oleh faktor proses pengolahan yang berbeda maupun kualitas bahan
yang digunakan, sedangkan perbedaan hasil rendemen antara ketiga perlakuan
tepung tapioka disebabkan oleh proses ekstraksi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar AK, Febriani AK. Uji kompresibilitas granul pati singkong dengan metode
granulasi basah. Journal of Pharmacy UMUS. 1(1): 7-11.
Ardianto, Jamaluddin, Wijaya M. 2015. Perubahan kadar air ubi kayu selama
pengeringan menggunakan pengering kabinet. Jurnal Pendidikan
Teknologi Pertanian. 3(2017): S112-S116.
Feliana F. 2014. Kandungan gizi dua jenis varietas singkong (Manihot esculenta)
berdasarkan umur panen di desa siney kecamatan tinombo selatan
kabupaten parigi moutong. Jurnal E-Jipbiol. 2(3): 1-14.
Hartati L, Syamsunihar A, Wijaya KA. 2017. Kajian agronomis dan kualitas
tepung berbahan ubi kayu lokal. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. 3(2):
247-255.
Kawijia, Atmaka W, Lestariana S. 2017. Studi karakteristik pati singkong utuh
berbasis edible film dengan modifikasi cross-linking asam sitrat. Jurnal
Teknologi Pertanian. 18(2): 143-152.
Mustafa, A. 2015. Analisis proses pembuatan pati ubi kayu (tapioka) berbasis
neraca massa. Agrointek. 9(2): 127-134.
LAMPIRAN