Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ni Putu Sintha Dewi Aqnie (P07131219029)

Kelompok : 7

LEMET

Judul Praktikum : Kudapan Snack dan Minuman

Tujuan Praktek :

 Untuk mengetahui Ukuran Rumah Tangga (URT) pada bahan makanan mentah dan
matang, membandingkan ukuran berat dan volume.
 Umtuk memperdalam pengetahuan tentang rumah tangga sebelum dan sesudah diolah
serta membandingkan ukuran berat dan volume.
 Untuk mengetahui penggunaan bumbu yang cocok pada saat pengolahan.
 Untuk mengetahui pengolahan makanan daerah di Indonesia.
 Mengetahui cara memasak lauk nabati dan hewani.
 Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam teknik mengolah dan mengembangkan
resep-resep hidangan lauk nabati dan hewani.
 Untuk mengetahui wadah apa yang tepat digunakan pada saat pengolahan dan penyajian.
 Untuk mengetahui garnish yang tepat digunakan dalam penyajian.

Praktek Ke- : 3 (tiga)

Hari/Tgl/Thn/Jam : Kamis, 12 Maret 2020 08:00-12:00

Tinjauan Literatur:

A. Pengetian Lemet

Lemet adalah kue tradisional yang berasal dari Jawa Timur. Kata lemet memiliki arti “lama”.
Lemet nikmat dimakan selagi hangat, rasanya kenyal,empuk, dan nikmat ditambah
perpaduan aroma singkong rebus dan rasa manisdari gula merah memberikan sensasi yang luar
biasa. Lemet dibuat dari parutan singkong, kelapa parut, gula merah, garam, dan air. Kue ini
memiliki sumber karbohidrat, vitamin, mineral, dan serat dari singkong. Selain itu
adanya kandungan lemak dan protein yang bernilai gizi tinggi dari kelapa.

B. Bahan Dasar Kue Lemet

1. Daging Kelapa Muda

. Kelapa parut merupakan salah satu pemanfaatan buah kelapa, dimana buah kelapa diparut dan
memiliki warna putih merupakan jenis buah yang tumbuh di wilayah tropis. Buah yang satu ini
cukup populer, terutama bagian dagingnya yang kaya akan mineral penting. Seperti mangan dan
tembaga. Dua mineral ini membantu fungsi enzim dan metabolisme lemak. Serta membantu
pembentukkan tulang hingga kesehatan jantung. Menurut Grimwood (1975) daging buah kelapa
mempunyai komposisi yang berbeda pada berbagai tingkat kematangan. Komposisi kimia daging
kelapa yakni kalori 68%,protein 1,0%, lemak 0,9%, kalsium 7%, karbohidrat 14,0%.

2. Singkong

Singkong atau sering juga disebut ubi kayu, tentu sudah sangat akrab dalam kehidupan sehari-
hari Kita. Secara tradisional, singkong sangat diminati sebagai pengganti dari makanan pokok
kita yaitu nasi. Hal itu tak salah, karena singkong memang mengandung cukup tinggi kalori dan
sumber energi yang baik. Dalam perkembangannya, singkong kini telah banyak dimanfaatkan
untuk membuat berbagai macam penganan, atau diambil patinya untuk berbagai macam
keperluan.Seperti halnya dengan ubi jalar, singkong juga sangat tinggi mengandung nutrisi yang
sangat bermanfaat bagi kesehatan kita. Singkong menyediakan Energi sebesar 160 Kcal, jumlah
Karbohidrat 38.06 g, Protein 1,36 g 2,5, Total Lemak 0.28 g, Kolesterol 0 mg, dan Serat 1,8 g.
Berikut kandungan gizi  per 100g singkong mentah menurut USDA

Vitamin: 
Kandungan vitamin tertinggi ubi kayu adalah Folat (vitamin B9) 27 mg, Vitamin C 20,6 mg, dan
Vitamin K 1,9 mg. Selebihnya adalah Niacin 0.854 mg, Pyridoxine 0.088 mg, Riboflavin 0.048
mg, Thiamin 0,087 mg, Vitamin A 13 IU <, dan Vitamin E 0,19 mg. 
Mineral: 
Sodium 14 mg, Kalium 271 mg, Kalsium 16 mg 1,6, Zat Besi 0,27 mg, Magnesium 21 mg,
Mangan 0,383 mg, Fosfor 27 mg, dan Zinc 0.34 mg.   

Manfaat bagi kesehatan 


Sumber energi: Singkong rendah lemak dan 0 kolesterol, namun ia cukup tinggi kalori, bahkan
hampir dua kali lipat kalori daripada kentang. Hal ini mungkin yang tertinggi dari setiap umbi
tropis yang kaya pati. 100 g ubi kayu menyediakan 160 kalori, terutama berasal dari sukrosa
yang membentuk sebagian besar gula pada umbi-umbian, yang total terhitung lebih dari 69 %
dari total gula. Gula kompleks amilosa lainnya adalah sumber karbohidrat utama yaitu sekitar
16-17 %. Dengan demikian, singkong bisa sebagai makanan alternatif selain nasi untuk
mendapatkan cukup energi bagi tubuh kita. 
Mengandung Serat dan 0 kolesterol: Mengonsumsi makanan yang tinggi serat akan sangat
bermanfaat untuk kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol,
dan membantu pencernaan. Rendahnya lemak dan kolesterol, yang ditambah dengan kandungan
serat, membuat singkong juga baik untuk mencegah resiko obesitas. 
Mengandung protein: Singkong sangat rendah lemak, juga lebih rendah protein jika dibanding
dengan sereal dan kacang-kacangan. Meskipun demikian, makanan yang murah meriah ini
mengandung lebih banyak protein, jika dibandingkan dengan sumber makanan lainnya seperti
ubi, kentang, pisang, dll. Protein tertinggi terutama terdapat dalam daun singkong yang juga
tinggi manfaatnya bagi kesehatan.
Bebas gluten: Seperti halnya umbi-umbian lain, ubi kayu juga bebas gluten. Pati singkong yang
bebas gluten digunakan sebagai makanan khusus untuk pasien penyakit celiac dan autisme. 
Sumber vitamin K: Vitamin K berperan potensial dalam membangun massa tulang dengan cara
mempromosikan aktivitas osteotrophic dalam tulang. Selain itu, vitamin ini juga berguna dalam
pengobatan pasien penyakit Alzheimer dengan cara membatasi kerusakan saraf di otak. 
Sumber vitamin B: Singkong merupakan sumber yang cukup baik dari beberapa vitamin B-
kompleks, seperti folat, thiamin, piridoksin (vitamin B – 6), riboflavin, dan asam pantotenat.
Vitamin B Kompleks adalah vitamin esensial yang harus diperoleh setiap hari dari makanan,
yang sangat penting bagi kesehatan secara menyeluruh. 
Magnesium dan Tembaga: Makan Singkong akan membantu Anda untuk mendapatkan asupan
magnesium dan tembaga lebih banyak lagi. Diet makanan yang kaya magnesium akan
meningkatkan kesehatan seumur hidup, menurunkan tekanan darah, serta mengurangi risiko
osteoporosis. Mineral penting lain yang bisa diperoleh dari makan singkong adalah mangan, zat
besi, serta seng. 
Tinggi Kalium: Selain itu, ubi kayu juga menyediakan kalium yang cukup baik (271 mg per
100g, atau 6 % dari kebutuhan setiap hari). Kalium merupakan senyawa penting dari sel dan
cairan tubuh yang bermanfaat untuk membantu mengatur detak jantung dan tekanan darah. 
Pembuatan kue lemet ini diawali dengan pengupasan dan pencucian singkong.
Sebaiknya singkong direndam terlebih dahulu dengan air untuk menghilangkan rasa
pahit akibat kandungan racun glukosida yang dapat membentuk asam sianida (Sadjad, 2000).
Setelah itu kelapa diparut agar memperkecil ukuran bahan dan menambah permukaan padatan
sehingga pada saat penambahan bahan lain pencampuran dapat dilakukan secara merata.

3. Gula Merah

Di Indonesia, gula merah berasal dari kelapa, aren (enau), lontar (siwalan), nipah (rumbia), dan
tebu. Gula merah atau gula jawa datang dalam berbagai bentuk (batok, butiran, koin, dll),
berbagai warna (emas pucat sampai coklat gelap) dan berbagai rasa. Dihasilkan dari cairan nira
yang manis yang menetes dari kuncup bunga yang potong dan kemudian dipanen dari sejumlah
pohon palma yang berbeda-beda. Perbedaan proses, teknik, bahkan sumber nira yang berbagai
macam dalam pembuatannya itu memberikan kontribusi dalam menghasilkan gula merah yang
memiliki jenis warna, bau, dan rasa yang berbeda untuk setiap jenis gula merah. Sumber nira
yang banyak digunakan sebagai bahan pembuatan gula merah antara lain: Niyog / Kelapa (Cocos
nucifera L.) dan Kaong (alias Aren, Irok / Gula Aren (Arenga saccharifera).
Gula merah atau gula Jawa jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari
bunga pohon keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan. Gula merah yang dipasarkan
dalam bentuk cetakan batangan silinder, cetakan setengah bola dan bubuk curah disebut sebagai
gula semut. Gula merah adalah gula yang berwarna kekuningan atau kecoklatan. Gula ini terbuat
dari cairan nira atau legen yang dikumpulkan dari pohon kelapa, aren, lontar atau tebu. Cairan
yang dikumpulkan direbus secara perlahan sehingga mengental lalu dicetak dan didinginkan.
Setelah dingin maka gula merah siap dikonsumsi atau dijual kepada orang lain. Semua orang di
Indonesia tentu saja sangat familiar dengan gula merah karena umumnya gula ini selalu ada
dalam kehidupan masyarakat kita. Gula ini sering disebut gula jawa atau palm sugar. Gula ini
memiliki banyak sekali varian bergantung pada jenis bahan dasar yang digunakan. Meskipun
sama-sama nira atau legen, namun bisa berasal dari pohon yang berbeda-beda. Kualitas gula
yang dihasilkan serta rasanya berbeda antara satu pohon dengan pohon lainnya. Gula merah
identik dengan kue, dessert, atau minuman tradisional Indonesia.

4. Garam
Penambahan garam tersebut dapat memberikan rasa gurih atau umami pada lemet (Buda,
1981). Air ditambahkan sedikit demi sedikit kedalam adonan, air tersebut bertujuan agar adonan
menyatu dan dapat dibentuk. langkah selajutnya, ambil 3 sampai 4 sendokmakan adonan untuk
dibungkus dengan menggunakan daun pisang dan kemudiankedua ujungnya diipat rapih agar
pada saat pengukusan adonan teratur. setelahselesai di bungkus, kemudian dikukus selama
kurang lebih 35 menit. Kue lemet siap disantap selagi hangat.

5. Daun Pisang

Daun pisang yang digunakan harus dicuci bersih kemudian dibakar di atas kompor atau api untuk
menghilangkan kotoran dan kuman yang menempel. Daun pisang biasa digunakan untuk
membungkus makanan karena adanya lilin dibagian permukaan daun pisang yang
menyebabkan makanan tidak akan tumpah saat dibungkus oleh daun pisang.
Pembungkusan dengan daun pisang dapat menambah aroma sedap karena kandungan
polifenol yang dapat memberikanaroma wangi saat dikukus (Hidayat, 2014). Tujuan
dilakukannya pengukusan adalah untuk mengurangi kadar air dalam bahan baku, sehingga
tekstur bahan menjadi kompak. Suhu tinggi dan penambahan air dalam pengukusan
akan menyebabkan gelatinisasi (Sartika, 2009). Proses pengolahan dengan pengukusan memiliki
penurunan gizi yang lebih kecil (Harris dan Karmas, 1989). Hasil pengamatan daripembuatan
kue tradisional lemet adalah warna kue lemet adalah coklat. Aroma yang dihasilkan adalah
aroma khas singkong dan gula merah. Rasa yangdihasilkan adalah manis dan tekstur
dari kue lemet ini adalah lengket dan lunak. Gula menjadi sangat penting karena gula
mengandung kalori yang dibutuhkan bagi kesehatan dan gula juga digunakan sebagai bahan
pemanis utama yang digunakan oleh banyak industri makanan dan minuman (Sugiyanto, 2007).
Rasa manis akibat penggunaaan gula.

C. Bahan Kue Lemet


Bahan
 1 kg singkong
 ½ butir kelapa
 2 ons gula merah
 Daun pisang, garam secukupnya

Cara membuat

1. Kupas singkong, cuci bersih dan parut. Kelapa muda diparut, disatukan dengan
singkong dan diberi sedikit garam
2. Bungkus parutan singkong tersebut, beri isi gula ditengahnya lalu dikukus hingga
masak

D. Alat
I. Alat persiapan
 Talenan
 Pisau
 Baskom
 Parutan
 Gunting
II. Alat memasak
 Kompor
 Panci

III. Alat hidang


 Piring cekung
 Sendok
 Garpu

E. Proses pra pengolahan yang dilakukan adalah :


 Singkong dibersihkan dari kulitnya
 Kelapa dicuci lalu diparut
 Singkong dicuci, lalu diparut
 Gula merah dipotong potong
 Daun pisang dicuci lalu dipanaskan diatas kompor

F. Permasalahn yang timbul

permasalahan penyebab

Bentuk dari lemet tidak teratur Kurang kreatif dan profesional saat
membungkus adonan

I. Saran
1) Saat mencampur singkong yang sudah diparut sebaiknya beri garam yang cukup
banyak karena pada saat proses direbus garam akan menyusut dan membuat rasa
dari lemet tidak gurih.
2) Pilih kelapa yang masih muda agar rasa dari lemet semakin enak
3) Saat meletakkan gula merah pada bagian adonan sebaiknya jangan sedikit
4) Membungkus adonan dengan daun pisang harus sama agar bentuk dari kue lemet
teratur.
Daftar Pustaka

https://www.studocu.com/id/document/universitas-padjadjaran/teknologi-pengolahan-
pangan/practical/lemet-laporan-praktikum-roti-dan-kue/3771361/view

iknol.co.id/gaya-hidup/kandungan-dan-manfaat-yang-terdapat-pada-gula-merah/

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/11/05/060600820/kenali-kandungan-nutrisi-dan-
manfaat-singkong-untuk-tubuh?page=all

https://www.kompasiana.com/yulithea/5c6d779712ae940ae57e2f95/manfaat-dan-
kandungan-gizi-dari-buah-kelapa

Anda mungkin juga menyukai