Anda di halaman 1dari 8

BUBUR

JAGUNG

NAMA : AMELIA NURMALA DEWI


KELAS : XII MULTIMEDIA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Jagung merupakan salah satu tanaman serealia sebagai sumber energi kedua
setelah beras dan potensial untuk mensubstitusi beras. Banyak wilayah di Indonesia yang
berbudaya mengkonsumsi jagung diantaranya Madura,Yogyakarta, Makassar, Kendari,
Gorontalo, Jawa, NTT, Maluku (Suprapto dan Marzuki 2005). Produksi jagung yang
semakin meningkat memungkinkan adanya berbagai bentuk pengolahan untuk
memperpanjang masa simpan dengan sentuhan teknologi modern sehingga jagung dapat
diperoleh setiap saat kapan pun diinginkan.
Jagung sudah menjadi pengganti sebagian produk yang memiliki nilai gizi tinggi
yang hampir sama dengan nilai gizi produk aslinya, misalnya corn milk atau susu jagung
yang lebih sehat dan alami untuk diminum sebagai penganti susu sapi yang banyak dijual
dengan harga yang cukup mahal. Jagung dapat dimanfaatkan menjadi berbagai produk.
Beberapa makanan tradisional di Indonesia menggunakan jagung sebagai bahan bakunya,
seperti kerupuk jagung, emping jagung, cookies jagung, mie jagung, nasi jagung, bubur
jagung dan lainlain.
Produk-produk olahan ini untuk daerah tertentu memiliki ciri khas dan konsumen
yang berbeda. Di Provinsi Gorontalo contohnya, bubur jagung dikenal dengan
istilah”bubur sada” atau “bubur baalobindhe”. Bubur ini biasa sebagai pengganti bubur
beras yang dikonsumsi di pagi hari sebagai sarapan atau di sore hari. Kelompok
masyarakat yang mengkonsusmsi bubur ini biasanya orang-orang dewasa sampai manula.
Anak-anak biasanya tidak menyukai produk bubur ini karena biasanya dapat
menyebabkan BAB (buang air besar) yang terlalu sering karena kemungkinan serat
jagung yang tinggi.
Seperti halnya produk hasil olahan pangan lainnya, bubur jagung juga memiliki
nilai gizi yang bermanfaat untuk kesehatan akan tetapi nilai gizi tersebut masih terbatas
dan didominasi oleh komponen karbohidrat. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu bentuk
teknologi dan inovasi untuk memperkaya komponen gizi bubur jagung tersebut dengan
komponen gizi lainnya. Dalam ilmu pangan proses ini disebut fortifikasi.
Menurut (WHO, 2006 dalam Darlan 2012) fortifikasi adalah sebuah upaya yang
sengaja dilakukan untuk menambahkan mikronutrien yang penting, yaitu vitamin dan
mineral kedalam makanan, sehingga dapat meningkatkan kualitas nutrisi pasokan makan
dan bermanfaat bagi kesehatan masyarakat dengan resiko yang minimal untuk kesehatan.
Komponen gizi yang biasanya digunakan sebagai fortifikan antara lain protein,
vitamin, mineral bahkan antioksidan. Sumber-sumber gizi ini dapat diperoleh dari sumber
alami maupun sintesis. Bahan- bahan alami ini dapat diperoleh dari tanaman maupun dari
hewan. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai sumber fortifikan adalah kersen.
Menurut (Siddiqua et al. 2010) oleh rakyat peru direbus atau direndam dalam air
untuk mengurangi pembengkakan kelenjar prostat, sebagai obat untuk menurunkan
panas, menghilangkan sakit kepala, flu dan mengobati penyakit asam urat, selain itu juga
dapat dimanafaatkan sebagai antiseptic, antioksidan, anti mikroba, antiinflasi
(mengurangi radang), antidiabetes, dan anti tumor. Menurut Priharyanti, 2007; Zakaria,
2007) daun kersen mengandung kelompok senyawa antara lain flavonoid, tannin,
triterpene, saponin, dan polifenol yang menunjukan aktivitas antioksidatif.
Fortifikasi ekstrak daun kersen kedalam produk pangan telah sering dilakukan.
Oleh sebab itu dalam bagian ini akan di uji dalam produk bubur jagung sehingga bubur
jagung dapat berfungsi sebagai pangan fungsional.
Selain itu proses penyediaan produk bubur jagung biasanya membutuhkan waktu
yang lama untuk mematangkan grits jagung tersebut. Untuk mempersingkat proses
penyediaan bubur jagung dapat dilakukan dengan cara proses instanisasi. Pangan instant
merupakan bahan makanan yang dipekatkan atau berada dalam bentuk konsentrat. Hal ini
mengandung pengertian bahwa pada produk pangan instan terjadi proses penghilangan
air dan pemeliharaan mutu atau kualitas produk sehingga tidak mudah terkontaminasi
serta mempunyai kemudahan dalam penanganan bahan dan praktis penyajiannya. Cara
menyiapkan pangan berbentuk instan hanya dengan menambah air (panas/dingin)
sehingga siap disantap (Hartomo dan Widiatmoko, 1993).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bahan pembuatan


Bubur jagung dibuat menggunakan tepung jagung. Bahan ini berguna sebagai
pengental dan penambah aroma khas dari jagung. Tepung jagung dihasilkan dari
pengolahan biji jagung kering dalam bentuk bubuk. Bubuk diperoleh melalui
penggilingan. Setelah berbentuk bubuk, biji jagung mudah larut dalam air.
Bahan buat bubur jagung adalah sebagai berikut :
1 kg jagung manis
1 liter santan
4 ruas jari kayu manis
4 lembar daun pandan
1 sdt garam
150 gram gula pasir (sesuai selera)
4 sdm tepung maizena, larutkan dengan air

2.2 Cara Membuat Bubur Jagung :


1. Butiran jagung diserut atau dipipil atau pake alat khusus lalu sebagiannya
diblender bersama santan secukupnya.
2. Siapkan panci, masukkan adonan jagung yang sudah diblender bersama sisa
santan.Tambahkan daun pandan, kayu manis, garam dan gula pasir.
3. Didihkan di atas api sedang sambil diaduk terus. Terakhir masukkan larutan
tepungmaizena sambil terus diaduk hingga mendidih dan matang. Angkat dan bubur
jagung siapuntuk disajikan

2.3 Jenis – Jenis Bubur Jagung


A. Bubur jagung manis
Bubur jagung manis dapat dibuat dengan menambahkan santan dan susu cair pada
bubur jagung. Pada porsi tiga mangkuk, bahan yang diperlukan untuk membuatnya
adalah jagung manis, santan, susu cair, tepung jagung, kayu manis, daun
pandan, garam dan gula pasir. Jagung manis disediakan sebanyak 2 buah. Santan
diperoleh dari 1 butir kelapa atau sebanyak 500 ml. Susu cair sebanyak 250 gram dan
gula pasir sebanyak 125 gram. Tepung jagung yang diperlukan hanya 3 sendok teh.
Sebelum digunakan, tepung jagung dilarutkan dengan sedikit susu cair. Kayu manis yang
diperlukan sebanyak dua ruas dan daun pandan sebanyak 3 helai. Garam yang diperlukan
hanya sedikit. Pembuatan bubur jagung manis diawali dengan menyisir jagung lalu dibagi
menjadi dua bagian. Bagian pertama dihaluskan menggunakan blender. Sementara bagian
kedua disimpan dalam bentuk pipil. Santan kemudian direbus bersama garam, daun
pandan dan kayu manis. Perebusan dilakukan hingga santan mendidih. Kemudian, jagung
dimasukkan bersama susu cair ke dalam bubur dan diaduk hingga merata dan mendidih
kembali. Setelah itu, ditambahkan tepung jagung dan diaduk hingga bubur menjadi
kental.

A. Kapusu
Kapusu adalah bubur jagung khas dari Sulawesi Tenggara. Pembuatannya
mencampurkan antara bubur jagung dengan kacang merah. Kapus memiliki tekstur yang
lembut. Jagung yang digunakan untuk membuat kapusu adalah jagung tua seberat 1 kg.
Bahannya dicampur dengan santan kelapa yang kental sebanyak 750 cc dan garam
secukupnya. Jagung dihaluskan dengan cara ditumbuk setelah ditambahkan air. Lalu
jagung halus direbus dan ditumbuk lagi hingga lunak. Sisa air rebusannya dibuang.
Setelah itu, santan dicampur dengan jagung lalu diaduk. Selama mengaduk, garam
ditaburkan ke bubur. Penyajian dilakukan setelah bubur mengental.

2.4 Penyajian
Bubur jagung dapat disajikan pada saat sarapan atau waktu-waktu tertentu.
Perannya sebagai pengganti bubur beras. Penyajian bubur jagung mempermudah kegiatan
memasak di pagi hari. Bubur jagung memiliki tekstur yang lembut sehingga dapat
dimakan oleh anak-anak, orang dewasa maupun orang yang telah mencapai masa tua.
Penyajian bubur jagung bersifat murah bagi kalangan masyarakat.
2.5 Nilai gizi
Nilai gizi dari bubur jagung hanya sedikit. Sebagian besar gizinya
berbentuk karbohidrat. Bubur jagung kuning juga hanya memiliki sumber vitamin
A berupa retinol dengan nilai yang sedikit. Nilainya hanya 12 IU/g. Gizi dari bubur
jagung dapat meningkat bila ditambahkan dengan daun kelor. Penambahan ini juga
mempercepat pemasakan bubur. Tambahan nilai gizi ini bermanfaat bagi penambahan
gizi pada anak-anak yang kekurangan gizi. Manfaat ini juga diperoleh oleh masyarakat
yang bekerja dengan intensitas yang tinggi.

2.6 Pemanfaatan
A. Pembuatan sari jagung

Bubur jagung manis yang telah jadi dapat dibuat lagi menjadi sari jagung. Caranya
dengan menyaring bubur jagung menggunakan kain penyaring. Syarat pembuatannya
adalah bubur jagung berjumlah 3 buah dicampur dengan 1 liter air. Bubur jagung ini juga
harus direbus selama 20 menit dengan suhu sekitar 80–95 °C.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bubur jagung adalah sumber yang kaya akan vitamin, mineral dan elemen yang
bermanfaat bagi tubuh. Konsumsi hariannya berkontribusi pada peningkatan kekebalan,
menghilangkan racun, pestisida berbahaya dan racun berbahaya dari tubuh. Bubur jagung
adalah alat yang sangat diperlukan bagi orang yang menderita gangguan saluran
pencernaan. Ini membersihkannya dari produk peluruhan, menghilangkan proses fermentasi
dan pembusukan di usus. Tepung jagung kaya akan serat, sehingga sangat dibutuhkan di
kalangan ahli gizi. Mampu meredakan rasa lapar untuk waktu yang lama dan efektif bagi
mereka yang ingin menurunkan berat badan atau menderita aktivitas fisik yang tidak aktif
(mengarah pada gaya hidup yang tidak bergerak).
Daftar pustaka

Nubatonis, L. M., Malelak, Z., dan Sesun, D. B., Nubatonis, Malelak, dan Sesun. Junedi,
Sendy, ed. "Pemanfaatan Tepung Daun Kelor dan Tepung Jagung sebagai Pangan
Fungsional Pada Produk Bubur" (PDF). Prosiding Seminar Nasional Dies Natalis Ke-56
Universitas Atma Jaya Yogyakarta “Pemenuhan Kebutuhan Pangan Melalui Eksplorasi
Sumber Daya Lokal dan Inovasi Teknologi dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat”. Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta: 193–
200. ISBN 978-623-95580-1-7.

Anda mungkin juga menyukai